I. PENDAHULUAN. Dalam organisasi-organisasi pemerintahan, isu birokrasi adalah salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam organisasi-organisasi pemerintahan, isu birokrasi adalah salah satu

I. KATA PENGATANTAR Kepemerintahan yang baik (good governance), telah menjadi wacana yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

Fungsi Pengelolaan SI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. 1

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN. madya VI no.2 Surabaya. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepegawaian yang merupakan data yang sangat penting/vital bagi sebuah instansi baik

Masukkan username dan password yang telah dimiliki serta input captcha di dalam kolom seperti contoh gambar di bawah ini :

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik maka diperlukan administrasi

Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik. Petunjuk Teknis

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penulis memakai program server web local yaitu AppServ. Di dalam aplikasi ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat ketergantungan dunia bisnis terhadap teknologi informasi

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan dan pengolahan data menjadi suatu informasi juga proses suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN APLIKASI PENILAIAN PRESTASI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

TUGAS AKHIR. Diajukan Oleh : FARIZA AYU NURDIANI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Umum antara lain adalah melayani dan memenuhi segala permintaan supplies

BAB I 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

ABSTRACT KATA PENGANTAR

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB I PENDAHULUAN. meliputi latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan Proyek

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki hampir pada semua bidang kehidupan terlebih kepada dunia bisnis,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendidikan. Komputer telah mempengaruhi kerja manusia menjadi lebih

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari perkembangan hardware dan software yang terus meningkat dalam hitungan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian dilandasi ruh yang merupakan nilai (value) dan

Pengantar Analisis Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola teknologi informasi adalah tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif organisasi.

By: SURIPTO. Peneliti Bidang Kebijakan Publik Puslitbang. SIOAN-LAN.

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI SIPP-IMTA (SISTEM PELAYANAN PERPANJANGAN IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING) imta.jeparakab.go.id

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komitmen PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kota Surabaya mulai mengimplementasikan e-government.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e-

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

dipergunakan pihak manajemen perusahaan maupun pihak-pihak lain diluar perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan. Bagi manajemen perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BAUK

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dinas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia telah memasuki era global yang identik dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi yang dihasilkan dari teknologi informasi telah merambah

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam organisasi-organisasi pemerintahan, isu birokrasi adalah salah satu perhatian utama sejak masa reformasi (Prasojo, 2007 dalam Santosa, 2007). Banyak instansi negara yang sejak masa itu giat melakukan reformasi birokrasi sebagai upaya mewujudkan good governance (Thoha, 2004). Departemen Luar Negeri Republik Indonesia (Deplu) yang merupakan fore-front negara yang mengurusi kebutuhan diplomatis Indonesia dalam berhubungan dengan negaranegara lain (Akbar, 2006; UU 37 / 1999), juga merupakan salah satu organisasi pemerintahan yang sejak masa reformasi telah memulai upaya reformasi birokrasi (Said, 2007; Tumengkol, 2007), baik birokrasi dalam pelayanannya kepada publik maupun dalam proses-proses internalnya sendiri. Birokrasi internal merupakan salah satu bentuk birokrasi yang penting karena melibatkan pertukaran informasi antar bagian-bagian dalam suatu organisasi untuk menghasilkan bermacam-macam keputusan organisasional (Sedarmayanti, 2007). Di antara keputusan-keputusan tersebut terdapat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepegawaian. Di dalam Deplu, bagian organisasi yang mengurusi kegiatan kepegawaian dan menghasilkan berbagai keputusan kepegawaian tersebut adalah Biro Kepegawaian (Deplu, 2007). Birokrasi internal Biro Kepegawaian melibatkan pertukaran informasi dan pembuatan keputusan-keputusan kepegawaian. Bila informasi kepegawaian dapat dikelola dengan cepat dan akurat, maka keputusan kepegawaian dapat dibuat lebih segera dan berdasarkan informasi yang tepat (Riswantini, 2003). Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi dan keputusan tersebut dapat melakukan

pekerjaannya dengan lancar sehingga akan berpengaruh pula pada kinerja kerjanya. Menurut Kasubag Data Kepegawaian, F. Hasan (Wawancara, 2008), tuntutan kecepatan dan ketepatan dalam mengelola informasi kepegawaian tersebut adalah salah satu alasan yang mendorong Biro Kepegawaian Deplu untuk mengimplementasikan Sistem Informasi (SI) dalam sistem pengelolaan informasi kepegawaian. Penerapan SI tersebut juga sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang sedang terjadi dalam tubuh pemerintahan saat ini dimana pemanfaataan Teknologi Informasi (TI) dipercaya pemerintah dapat mempercepat proses birokrasi (Sedarmayanti, 2007). Pegawai Deplu serta data dan informasi yang ada cukup banyak dan pada tahun 2003 Sub-Bag Data Kepegawaian diberikan tanggung jawab untuk membuat suatu SI berbasis komputer yang dapat membantu pengelolaan informasi kepegawaian. Suatu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) lalu dikembangkan secara inhouse dan berfungsi pada awalnya untuk merekam data-data kepegawaian dalam bentuk elektronik. SIMPEG ini kemudian dikembangkan sehingga memiliki modul yang mampu mengolah data dan informasi kepegawaian yang berhubungan dengan prestasi dan kinerja pegawai dan dinamakan modul/sub-sistem DPKP atau Data Prestasi dan Kinerja Pegawai. DPKP ini mendukung Biro Kepegawaian saat membutuhkan informasi historis pegawai sebelum mengeluarkan keputusan maupun membuat laporan yang berkaitan dengan kepegawaian, seperti pengangkatan, pemindahan, dan penarikan pegawai. Cara ini berbeda dengan masa sebelum Biro Kepegawaian memakai SI berbasis komputer. Penggunaan sistem manajemen informasi secara manual membuat pengambilan data dan 2

informasi serta analisisnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan adanya DPKP, Biro Kepegawaian Deplu mampu mengelola informasi kepegawaian dengan lebih cepat dan keputusan-keputusan kepegawaian tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Ini berarti penghematan waktu untuk berbagai kegiatan birokrasi internal yang berhubungan dengan kepegawaian. Data dan informasi kepegawaian yang lebih mendetil juga dapat disimpan, diolah, dan dilihat kembali, sehingga keputusan yang membutuhkan informasi komprehensif mengenai pegawai-pegawai tertentu dapat dibuat. Dalam wawancara dengan F. Hasan (2008), tujuan awal Deplu menerapkan DPKP adalah untuk menghemat waktu dan tenaga dalam pencarian informasi kepegawaian untuk kepentingan internal organisasi. Bila melihat potensi teknologi yang sebenarnya dimiliki sebuah modul pengelolaan administrasi data kepegawaian, sebenarnya modul seperti DPKP juga seharusnya mampu menghemat waktu dan tenaga saat data kepegawaian dimasukan, di-edit ulang, dan disebarkan (IMA, 2006). Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada pegawai untuk dapat melihat, menginput, dan mengedit sebagian informasi kepegawaian secara perorangan maupun dibantu oleh asisten (bawahan). Ini disebut juga dengan konsep Employee Self Service (ESS). ESS juga dapat lebih menyingkat jalur pelayanan kepegawaian yang melalui Biro Kepegawaian. Pelayanan kepegawaian seperti pengajuan kenaikan pangkat, pengajuan pemindahan, pengajuan cuti, pemeriksaan rincian tunjangan dapat saja dilakukan melalui ESS oleh pegawai yang berkepentingan melalui komputer kantor. Menurut F. Hasan (Wawancara, 2008) walaupun DPKP sudah 3

dikembangkan menggunakan basis web, tetapi dalam penerapannya, Deplu masih belum mengaktifkan konsep ESS ini, sehingga sampai saat ini, alur data dan informasi harus melalui Sub-Bag Data Kepegawaian sebelum dapat dipergunakan atau diolah dan disimpan. Selama ini pelayanan kepegawaian dilakukan melalui bagian-bagian yang berkepentingan dalam Biro Kepegawaian yang kemudian meneruskan bagian-bagian tertentu melalui bagian Sub-Bag Data kepegawaian. Penggunaan ESS dapat mempersingkat alur tersebut. Agar manfaat-manfaat ESS dapat dinikmati para pegawai Deplu, harus dilakukan beragam perubahan pada SI yang ada saat ini, khususnya yang berkaitan dengan sub-sistem DPKP. Tetapi sebelum melakukan perubahan, perlu dikaji terlebih dahulu apakah organisasi telah siap menerapkan suatu perubahan sistem. Dengan menggunakan Cobit atau Control Objectives for Information Technologies, dapat dilakukan pengkajian terhadap kesiapan implementasi SI yang mendukung pengelola SI menerapkan perubahan, yaitu dengan menggunakan salah satu proses SI dalam Cobit yang disebut proses AI6: Manage Change. Proses ini membahas kondisi-implementasi SI ideal apa saja yang diperlukan untuk mendukung organisasi (khususnya pengelola SI) melakukan perubahan. Di dalam proses ini terdapat beberapa elemen pengkajian yang dapat dipakai, yaitu: Tingkat Kinerja, Penugasan Aktifitas, Ketersediaan dan Pengadaan Dokumen, dan Maturity Model. Sayangnya, seperti proses-proses Cobit lainnya, proses ini lebih merupakan alat pendukung bagi organisasi untuk melaksanakan berbagai aktifitas pengelolaan perubahan secara terarah, sehingga hanya memperlihatkan kondisi-implementasi SI yang mendukung pelaksanaan perubahan. Proses Cobit ini belum sampai memperlihatkan kondisi kesiapan 4

organisasi (khususnya pengguna akhir SI) dalam menerima perubahan-perubahan tersebut. Karena penerapan ESS juga mempengaruhi pola kerja para pengguna akhir dan tidak setiap perubahan menimbulkan reaksi yang positif, maka suatu perubahan pada sistem SI seperti penerapan ESS dihadapkan pada resistensi atau penolakan dari para pegawai yang memiliki persepsi negatif ataupun kecenderungan perilaku yang tidak siap terhadap perubahan. Maka untuk melengkapi pengkajian tingkat kesiapan implementasi SI, penelitian ini juga melakukan pengukuran tingkat persepsi resistensi pegawai serta pengukuran kecenderungan perilaku kesiapan pegawai terhadap perubahan, khususnya yang berhubungan dengan penerapan ESS. Lalu untuk melihat hasil keseluruhan pengkajian tingkat implementasi SI (pengelola dan end-user) yang mendukung pelaksanaan perubahan, digunakan pembobotan untuk menggabungkan nilai-nilai pengkajian sebelumnya menjadi peringkat implementasi SI saat ini (Maturity Level) yang berguna sebagai referensi dalam pelaksanaan perubahan. Dengan melakukan pengkajian tingkat kesiapan implementasi SI menggunakan Cobit dan melengkapinya dengan pengukuran persepsi resistensi dan perilaku kesiapan, diharapkan Deplu dapat melihat implementasi SI yang perlu diperbaiki untuk mendukung perubahan sekaligus melihat potensi rintangan kepegawaian yang akan dihadapi organisasi, sebelum menerapkan perubahan. 1.2. Rumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan berbagai perubahan SI pada sub-sistem DPKP supaya dapat mendukung konsep ESS, bagaimanakah tingkat 5

kesiapan implementasi SI Deplu yang mendukung pengelola SI melaksanakan berbagai perubahan tersebut? 2. Karena perubahan SI pada sub-sistem DPKP juga menyangkut perubahan yang mempengaruhi pengguna akhir DPKP, bagaimanakah tingkat kesiapan pegawai dalam menerima perubahan-perubahan yang dapat terjadi akibat berbagai perubahan tersebut? 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menggunakan salah satu proses Cobit untuk melakukan penilaian tingkat kesiapan terhadap implementasi SI Deplu yang mendukung pengelola SI melaksanakan berbagai perubahan yang diperlukan sehingga sub-sistem DPKP dapat diakses oleh setiap pegawai. 2. Melengkapi hasil penilaian Cobit pada tujuan pertama dengan melakukan penilaian tingkat kesiapan pegawai dalam menerima perubahan-perubahan yang dapat terjadi bila masing-masing pegawai nantinya diharuskan mengakses sub-sistem DPKP untuk memperoleh data dan layanan kepegawaian. 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagai input bagi Biro Kepegawaian Deplu mengenai tingkat kesiapan implementasi SI dan tingkat resistensi pegawai menghadapi suatu wacana perubahan sub-sistem DPKP yang menggunakan konsep ESS. 6

2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mempraktekan teori-teori yang diperoleh pada perkuliahan serta memperkaya wawasan dan pengalaman dalam bidang SI, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Manajemen Perubahan. 3. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Sistem Informasi Kepegawaian. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian 1. Karena Cobit tidak menyediakan sistem pembobotan terhadap hasil penilaian, maka suatu pembobotan sederhana dengan skala antara 1 s/d 5 diberikan untuk hasil-hasil tersebut (Simonsson, 2008) untuk menggambarkan kondisi tingkatan yang diukur. 2. Hasil penilaian kesiapan persepsi dan perilaku diberi pembobotan sederhana dengan skala antara 1 s/d 5 untuk memperjelas kecenderungan persepsi dan perilaku secara sederhana. 3. Pengguna akhir dibatasi pada pegawai Biro Kepegawaian Deplu yang bertangggung jawab terhadap penggunaan data dan informasi kepegawaian. 4. Tingkat kesiapan implementasi SI keseluruhan dibatasi pada kesiapan proses manajemen perubahan sistem dan kesiapan persepsi dan kecenderungan perilaku pengguna akhir sistem 5. Tingkat kesiapan kondisi TI dan SI yang ada saat ini dianggap sudah cukup baik untuk diimplementasikan perubahan berupa ESS. 7

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB