BAB I PENDAHULUAN. 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menerapkan corporate governance. Teori ini

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan Audit Delay laporan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. merupakan respon positif dari para investor. Beragamnya produk-produk investasi

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dari kinerja perusahaan (Hery, 2013:19). Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wujud tanggung jawab manajemen kepada investor. Investor pada

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, menuntut perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perseorangan, perseroan terbatas (PT) dan firma. PT merupakan bentuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Relevansi sebuah laporan keuangan dapat didukung oleh ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik menyatakan bahwa laporan tahunan harus telah tersedia bagi pemegang saham sebelum jangka waktu 4 bulan atau 120 hari sejak tahun tutup buku berakhir. Pada dasarnya laporan tahunan merupakan sumber informasi penting bagi pemegang saham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Laporan tahunan harus menyajikan informasi organisasi perusahaan serta laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen. Sementara itu, laporan keuangan tahunan harus dipublikasi dengan jangka waktu paling lambat 3 bulan setelah tahun tutup buku berakhir. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.ipotnews.com (Indoprimier-IPOT NEWS) menyatakan bahwa sebanyak 63 emiten belum menyampaikan laporan tahunan periode 2015 secara tepat waktu yaitu paling lambat 4 bulan setelah tahun tutup buku berakhir. Emiten-emiten tersebut kemudian diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu berupa Peringatan Tertulis 1 karena tidak mematuhi kewajiban penyampaian laporan tahunannya secara tepat waktu. Sementara, informasi lain yang diperoleh dari 1

2 Kabarbisnis (www.kabarbisnis.com) menyatakan bahwa pada Desember 2015 masih terdapat tiga emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2014. Hal ini mengakibatkan ketiga emiten tersebut berstatus diberhentikan sementara (suspense) di pasar regular dan pasar tunai. Faktafakta tersebut menunjukkan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum disiplin dalam mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangannya. Salah satu penyebab terjadinya keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan emiten adalah belum terselesaikannya proses audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Dampak yang akan ditimbulkan apabila terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan yaitu akan membuat informasi yang disajikan menjadi kurang akurat. Nilai informasi dalam laporan keuangan akan bernilai apabila disajikan dengan tepat waktu dan akurat (Puspitasari & Sari, 2012). Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan tahunan khususnya laporan keuangannya akan mengindikasi terdapat masalah di dalamnya (Aditya & Anisykulillah, 2014). Laporan keuangan berfungsi sebagai pusat informasi bagi para pihak berkepentingan, yaitu investor, kreditor, calon investor, dan calon kreditor. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa laporan keuangan harus bersifat mudah dimengerti, relevan, dipercaya/keandalan, dan dapat dibandingkan. Hal ini agar dapat digunakan secara efektif dan efisien oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Penyampaian atau pempublikasian laporan keuangan dijadikan sebagai sebuah signal yang diberikan oleh pihak

3 manajemen perusahaan kepada para investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum menginvestasikan dananya (Mulyadi, 2002). Laporan keuangan menggambarkan kondisi perusahaan yang berkaitan dengan posisi keuangan, kegiatan usaha perusahaan, serta perubahan posisi keuangan perusahaan (Wardhani & Raharja, 2013). Apabila sebuah perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu maka akan berdampak pada berkurangnya nilai informasi dari laporan keuangan tersebut (Dabor, A.O & Mohammed, F, 2015). Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidaktepatan penyampaian laporan keuangan adalah lamanya penyelesaian proses audit yang dilakukan oleh auditor independen atau biasa disebut audit report lag (Trianto, Satriawan, & Anisma, 2014). Untuk menghasilkan laporan audit yang tepat dan berkualitas, auditor independen harus bekerja penuh ketelitian dan kehati-hatian untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Seperti di sebutkan dalam surat Al Hujarat ayat 6 yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al Hujarat, 49:6) Ayat di atas menerangkan bahwa dalam menerima sebuah informasi hendaknya berhati-hati dan teliti terlebih dahulu sebelum disampaikan ke pihak lain. Hal ini agar informasi tersebut tidak merugikan pihak lain. Dalam hal ini, auditor independen harus memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan teliti agar informasi yang tersaji dalam laporan keuangan merupakan

4 informasi yang valid sehingga dapat digunakan dengan baik oleh pihak kepentingan untuk pengambilan keputusannya. Auditor independen berperan untuk menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan telah di audit dengan benar dan tidak terdapat kesalahan di dalamnya. Namun tentunya dalam melaksanakan tugasnya, auditor independen terkadang menemui kerumitan dan hambatan sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses auditnya. Auditor independen dalam melakukan proses audit diharuskan untuk mengikuti standar prosedur audit yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002). Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang berdampak pada semakin lamanya waktu yang dibutuhkan auditor independen dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, semakin cepat auditor independen menyelesaikan proses auditnya terhadap laporan keuangan perusahaan, maka semakin cepat pula laporan keuangan tahunan perusahaan akan dipublikasikan kepada masyarakat (Aditya & Anisykurlillah, 2014). Audit report lag juga dapat disebabkan apabila terjadi konflik kepentingan antara auditor independen dengan pihak manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak manejemen perusahaan akan berusaha menutupi kelemahan kinerja perusahaan sementara auditor independen berusaha untuk bekerja sesuai dengan kode etik profesinya (Rianti & Sari, 2014). Untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan tersebut maka dari itu Pemerintah membuat sebuah peraturan yang mewajibkan perusahaan go public untuk merancang Good Corporate Governance (GCG) dimana implementasi dari

5 program ini adalah dibentuknya sebuah komite audit. Komite audit akan bertugas untuk membantu dewan komisaris dan sebagai penghubung antara auditor independen dengan pihak manajemen perusahaan, sehingga konflik kepentingan dapat berkurang (Wijaya, 2012). Komite audit berperan dalam membantu dewan komisaris untuk mengawasi dan memastikan bahwa laporan keuangan telah tersaji dengan wajar dan transparan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Anggiani, 2011). Hal ini di tegaskan dalam firman Allah SWT dalam Surah an-nisa ayat 135 yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah yang maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Q.S an-nisa 4:135) Ayat di atas menerangkan bahwa menegakkan keadilan dan kebenaran adalah wajib bagi orang-orang beriman. Dalam hal ini, komite audit berperan sebagai pengawas untuk menegakkan kebenaran terhadap laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga berfungsi sebagai media komunikasi bagi auditor independen dengan dewan komisaris apabila terdapat kesalahankesalahan atau hambatan dalam proses audit. Dengan kata lain, secara tidak langsung komite audit membantu auditor independen melakukan tugasnya menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga audit report lag dapat berkurang. Rianti & Sari (2014) melakukan penelitian terkait pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan

6 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Variabel independen yang digunakan antara lain kompetensi anggota komite audit, jumlah anggota komite audit, jumlah rapat komite audit, gender komite audit, dan independensi komite audit. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kompetensi komite audit, jumlah anggota komite audit, dan gender komite audit mempunyai pengaruh negatif pada audit report lag sedangkan jumlah rapat komite audit dan independensi komite audit tidak mempengaruhi audit report lag. Peneliti lain yaitu Wijaya (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Variabel independen yang digunakan antara lain independensi komite audit, rapat komite audit, kompetensi anggota komite audit, dan jumlah anggota komite audit. Berdasarkan hasil penelitiannya dinyatakan bahwa independensi dan jumlah rapat komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Sementara, kompetensi dan jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Sementara itu, Kumara (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh good corporate governance (GCG) terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit, ukuran dewan, dan komisaris independen. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ukuran komite audit dan rapat

7 komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag, sementara independensi komite audit memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag dan ukuran dewan serta komisaris independen memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Wardhani & Raharja (2013) melakukan penelitian terkait pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap audit report lag pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2011. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran komite audit, independensi komite audit, rapat komite audit, kompetensi anggota komite audit, ukuran dewan, dan komisaris independen. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ukuran dan jumlah rapat komite audit, serta komisaris independen tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Sementara itu, independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Kompetensi komite audit dan ukuran dewan juga dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag, sedangkan kompetensi anggota komite audit memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag. Selain komite audit, audit report lag juga dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor lain yang dapat menyebabkan audit report lag antara lain profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, solvabilitas, opini audit, jenis industri, leverage, ukuran perusahaan, debt to equity, audit fee, tahun tutup buku, ratio on equity, jumlah cabang perusahaan dan kompleksitas pekerjaan. Peneliti yang melakukan

8 penelitian terhadap faktor-faktor tersebut antara lain: Apriayanti & Santosa (2014); Estrini & Laksito (2013); Ayemere, I. L (2015); Trianto, Satriawan, & Anisma (2014), Wardhani & Raharja (2013), dan Kumara (2015). Apriayanti & Santosa (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh atribut perusahaan dan faktor audit terhadap audit report lag. Penelitian ini memberikan hasil yaitu ukuran perusahaan, rasio debt to equity, profitabilitas, subsidiary dari perusahaan multinasional, ukuran kantor audit, audit fees, klasifikasi industri, umur perusahaan, dan opini audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Sementara tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Estrini & Laksito (2013) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, gender auditor, dan reputasi kantor akuntan publik. Hasil dari penelitin ini membuktikan bahwa profitabilitas, gender auditor, dan reputasi kantor akuntan publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag, sementara ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Ayemere, I. L (2015) melakukan penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange tahun 2005-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, tahun tutup buku, ratio on equity, tipe perusahaan, dan jumlah cabang perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan tahun tutup buku tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

9 Sedangkan, ratio on equity, tipe perusahaan, dan jumlah cabang perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi audit report lag. Peneliti yang berbeda tentunya akan memberikan hasil yang berbeda-beda pula sehingga menimbulkan ketidakkonsistenan hasil penelitian dari masing-masing variabel yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memiliki motivasi untuk melakukan penelitian kembali untuk menguji pengaruh beberapa variabel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya terhadap audit report lag. Penelitian ini akan berfokus pada pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Karakteristik komite audit yang digunakan oleh peneliti terdiri dari kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit. Sementara itu, ukuran KAP akan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu KAP big four dan KAP non-big four, sedangkan tipe perusahaan dibedakan menjadi perusahaan keuangan dan perusahaan non-keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi dari Rianti & Sari (2014) yang meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag di seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012. Perbedaan penelitian ini dengan Rianti & Sari (2014) terletak pada tahun penelitian yang diperluas menjadi tahun 2012-2014, serta peneliti juga

10 menghapus variabel gender dan mengantinya dengan dua variabel independen lain yaitu ukuran KAP dan tipe perusahaan. Adapun kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan bukti empiris terkait pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag sehingga dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya, Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Ukuran KAP, Tipe Perusahaan, dan Karakteristik Komite Audit terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 2. Apakah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 3. Apakah rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 4. Apakah independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 5. Apakah ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 6. Apakah tipe perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag?

11 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh kompetensi komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 2. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh anggota komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 3. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh rapat komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 4. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh independensi komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 5. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 6. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh tipe perusahaan terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

12 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat di bidang teoritis a. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag. b. Bagi Akademis Penelitian ini memberikan informasi, bukti empiris dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang audit mengenai pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag. c. Bagi Penulis Mendatang Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang audit. 2. Manfaat di bidang praktik a. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebuah masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas komite audit. Hal ini agar komite audit dapat berperan aktif dalam membantu perusahaan menghasilkan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip berlaku umum, sehingga tingkat salah saji didalamnya dapat diminimalisir. Dengan kata lain, auditor independen dapat melakukan proses auditnya menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga audit report lag dapat

13 dikurangi dan laporan keuangan tahunan perusahaan dapat dipublikasikan dengan tepat waktu. b. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi auditor untuk bekerja lebih optimal dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit sehingga dapat menyelesaikan laporan auditnya dengan tepat waktu. c. Bagi Penelitian Selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan konsep audit report lag dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.