Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

dokumen-dokumen yang mirip
Elin Haerani. Kata Kunci : Defuzzifikasi, COA (center of area), bisektor, MOM (mean of maximum) LOM

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

DENIA FADILA RUSMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

Analisis Rule Inferensi Mamdani dalam Menentukan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik ( PPA)

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

Penerapan Fuzzy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh

I. PENDAHULUAN Sebagai perusahaan yang memproduksi trafo, PT Bambang Djaja harus merencanakan dengan baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI

BAB II TEORI PENUNJANG

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

Research of Science and Informatic

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

LOGIKA FUZZY DALAM TEKNIK PERAMALAN SECARA STATISTIK

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

APLIKASI LOGIKA FUZZY UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN MATLAB

Analisis Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Status Kesehatan Tubuh Seseorang

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI PENENTUAN GURU BERPRESTASI DENGAN METODE FUZZY LOGIC MAMDANI INFERENCE MENGGUNAKAN APLIKASI MATLAB

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau Jl. H.R. Subrantas KM.15 Panam, Pekanbaru kesumaw@yahoo.com, elin_haerani@yahoo.com.sg Abstrak Saat ini pemilihan model fungsi keanggotaan untuk parameter-parameter yang digunakan dalam proses fuzzy masih belum didasarkan kepada suatu panduan. Sebagai contoh untuk parameter suhu udara dapat di gunakan berbagai model fungsi keanggotaan, misalnya kurva segitiga atau trapezium. Karena tidak adanya panduan, umumnya model fungsi keanggotaan yang dipilih adalah model fungsi keanggotaan yang paling sering digunakan. Pada penelitian ini dilakukan analisa untuk melihat pengaruh pemilihan fungsi keanggotaan pada output sistem fuzzy. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah segitiga, bahu dan trapezium dengan range nilai yang sama untuk masing-masing parameter input dan output. Studi kasus yang digunakan adalah masalah pengontrolan penyiraman tanaman. Yang menjadi komposisi penilaian adalah suhu udara, kelembaban tanah, umur tanaman sebagai masukan dan tingkat penyiraman sebagai keluaran. Komposisi penilaian inilah yang menjadi masukan (input) dan keluaran (output) untuk proses perhitungan Fuzzy dan yang diujicobakan menggunakan dua model fungsi keanggotaan yang berbeda. Model pertama yaitu bahu dan segitiga, dan model kedua adalah bahu dan trapesizium. Kesimpulan dari pengujian penelitian ini adalah tidak ada perbedaan hasil yang signifikan ketika menggunakan model yang berbeda. Keyword : Fungsi keanggotaan, Fuzzy Logic, Segitiga, Bahu, Trapezium 1. Pendahuluan Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan, seperti representasi linear, representasi kurva segitiga, representasi kurva trapesium, dan lain sebagainya. Saat ini belum ada ketetapan pemilihan model fungsi keanggotaan untuk parameter-parameter yang digunakan dalam proses fuzzy. Sebagai contoh untuk parameter suhu udara dapat digunakan dengan berbagai model, misalnya kurva segitiga atau trapezium. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pemilihan fungsi keanggotaan Fuzzy terhadap hasil akhir. Fokus penelitian ini yaitu : a. Studi kasus yang digunakan adalah masalah pengontrolan penyiraman tanaman. b. Jenis model fungsi keanggotaan yang digunakan adalah segitiga, bahu dan trapesium. c. Yang menjadi komposisi penilaian adalah suhu udara, kelembaban tanah, umur tanaman sebagai masukan dan tingkat penyiraman sebagai keluaran. Komposisi penilaian inilah yang menjadi masukan (input) dan keluaran (output) untuk proses perhitungan Fuzzy. 2. Dasar Teori 2.1 Logika Fuzzy Pada pertengahan 1960, Prof.Lotfi Zadeh dari Universitas California mengembangkan ide penggolongan set yang dinamakan set Fuzzy. Tidak seperti logika Boolean, logika Fuzzy memiliki banyak nilai, Fuzzy membaginya dalam derajat keanggotaan dan derajat kebenaran, yaitu sesuatu yang dapat menjadi sebagian benar 326

dan sebagian salah pada waktu yang sama. Hal ini telah dibuktikan oleh Bart Kosko bahwa logika boolean adalah kasus khusus dari logika Fuzzy [4]. Gambar 1. Konsep Logika Fuzzy Dalam sistem Fuzzy dikenal beberapa fungsi keanggotaan (membership function), diantaranya ada beberapa yaitu : Fungsi keanggotaan segitiga : 0 a b c Gambar 2. Kurva dan Fungsi Segitiga [5] Fungsi keanggotaan Trapesium : 0; x a (x a) / (b a) a x b Trapesium (x; a,b,c,d) = 1; b x c (d x) / (d c) c x d 0; d x 0 a b c d Gambar 3. Kurva dan Fungsi Trapesium [5] 2.2 Sistem Fuzzy Terdapat dua sistem fuzzy yang digunakan yang biasa digunakan, yaitu sistem Fuzzy Mamdani dan sistem Fuzzy Sugeno. Perbedaan antara keduanya adalah, pada metode MAMDAMI, baik input maupun output system berupa himpunan Fuzzy, sedangkan pada metode Sugeno, output system tidak berupa himpunan Fuzzy melainkan, berupa konstanta atau persamaan linier. Suatu sistem berbasis aturan fuzzy terdiri dari 3 komponen utama, yaitu Fuzzification, Inference dan Defuzzification. Fuzzification mengubah masukan yang nilai kebenarannya bersifat pasti ke dalam bentuk fuzzy-input, yang berupa nilai linguistik yang nilai semantiknya ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan tertentu. Pada tahap Inference, dilakukan penalaran menggunakan fuzzy-input dan fuzzy rules yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy-output. Sedangkan pada tahap defuzzification, 327

dilakukan penegasan, yang akan mengubah fuzzy -output menjadi nilai crips berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan. Pada tahap defuzzifikasi, digunakan metode Center of Area (COA). Metode ini memberikan hasil terbaik dari semua metode defuzifikasi yang ada. Secara aljabar, untuk output fuzzy inference yang kontinu, metode COA dinyatakan : b μ (z ) z z i i ; z* a b μ (z ) z i i a dimana semua z є himpunan semesta output fuzzy Z 3. Metodologi Penelitian Tahapan penyelesaian penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka Dimaksudkan untuk memperoleh teori-teori dan konsep-konsep yang mendasar mengenai penelitian ini. 2. Penelitian Pendahuluan Melakukan Penelitian tahap awal untuk mencari informasi-informasi awal mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya, yang berhubungan dengan logika Fuzzy dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiraman tanaman, informasi-informasi ini akan digunakan untuk mengidentifikasi masalah. 3. Identifikasi masalah Pada penelitian ini masalah yang akan diidentifikasi adalah : Apakah ada hubungan antara model fungsi keanggotaan yang dipilih dengan output pada sistem Fuzzy. 4. Penetapan tujuan Penetepan tujuan sangat diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada. Penetapan tujuan dilakukan setelah mengidentifikasi masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apakah perbedaan model fungsi keanggotaan Fuzzy dapat mempengaruhi hasil akhir. 2. Mempelajari dan menganalisa metode Logika Fuzzy dalam menentukan model fungsi keanggotaan Fuzzy. 5. Pemilihan Metode Metode yang digunakan dalam analisa pengontrolan penyiraman tanaman ini adalah Metode Logika Fuzzy. Beberapa alasan digunakannya metode ini adalah [5] 1. Konsep logika Fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran Fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. logika Fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika Fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. logika Fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non linier yang sangat komplek 5. Logika Fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika Fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali konvensional. 7. Logika Fuzzy didasarkan pada bahasa alami. 6. Pengumpulan data Pengumpulan data diperoleh dengan mencari artikel atau informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian Propinsi Riau. Data-data yang diperlukan didapat dari pertanyaan yang akan ditanyakan kepada pihak yang bersesuaian. b. Kajian Literatur Mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat penelitian, mengenai : parameter-parameter Fuzzy yang dibutuhkan, fungsi keanggotaan yang akan digunakan, jumlah anggota himpunan, dan pengujian yang akan dipakai. c. Site visit 328

Site visit diperlukan untuk melihat jurnal-jurnal terdahulu yang telah membahas tentang pengontrolan penyiraman tanaman sebagai bahan acuan dalam membuat penelitian ini. 7. Analisa Pada tahap ini dilakukan proses analisa data dari data-data yang telah di kumpulkan dicari hasil melalui tahapan proses Fuzzy yaitu a. Fuzzifikasi : Fuzzifikasi adalah fase pertama dari perhitungan Fuzzy yaitu pengubahan nilai tegas ke nilai Fuzzy. b. Inferensi : Membuat aturan (rule based), prosesor Fuzzy menggunakan aturan linguistik untuk menentukan aksi kontrol apa yang harus dilakukan dalam merespon nilai masukan yang diberikan. Inferensi akan menggunakan model Mamdani. c. defuzzifikasi. : Menetapkan hasil (crips output) yang didapat dari hasil analisa dalam nilai Fuzzy dan mengembalikan nilai tersebut ke dalam nilai tegas. Metode yang digunakan adalah COA (centre on area). 8. Pengujian Pada tahap pengujian ini dilakukan dengan bantuan toolbox mathlab, untuk menguji kebenaran analisa. 9. Kesimpulan dan saran Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dibuat 4. Analisa Pada penelitian ini dibuat dua model himpunan Fuzzy yang berbeda. Model pertama menggunakan fungsi keanggotaan segitiga, sedangkan model kedua menggunakan fungsi keanggotaan trapesium, Fungsi keanggotaan bahu tetap digunakan pada setiap model untuk nilai-nilai awal dan akhir kategori. 4.1 Fuzzifikasi Ada empat variabel yang akan dimodelkan, dengan jumlah keanggotaannya sebagai berikut : 1. Suhu Udara; terdiri atas 5 himpunan Fuzzy, yaitu: RENDAH, AGAK RENDAH,NORMAL, AGAK TINGGI dan TINGGI 2. Kelembaban Tanah; terdiri atas 5 himpunan Fuzzy, yaitu: RENDAH, AGAK RENDAH,NORMAL, AGAK TINGGI dan TINGGI 3. Umur Tanaman; terdiri atas 5 himpunan Fuzzy, yaitu: BIBIT, AGAK BIBIT, ½ PANEN, AGAK SIAP PANEN, SIAP PANEN. 4. Tingkat Penyiraman; terdiri atas 5 himpunan Fuzzy, yaitu: SEDIKIT, AGAK SEDIKIT,SEDANG AGAK BANYAK dan BANYAK Gambar 4(a) merupakan gambar variabel suhu udara yang dimodelkan dengan kurva segitiga sedangkan 4(b) merupakan gambar variabel suhu udara yang dimodelkan dengan kurva trapesium. Gambar 4. (a) Pemodelan Suhu Udara menggunakan kurva Segitiga (b) Pemodelan Suhu Udara menggunakan kurva Trapesium 329

Gambar 5. (a) Pemodelan Kelembaban Tanah Menggunakan Kurva Segitiga (b) Pemodelan Kelembaban Tanah Menggunakan Kurva Trapesium Gambar 5(a) merupakan gambar variabel kelembaban tanah yang dimodelkan dengan kurva segitiga, sedangkan 5(b) adalah variabel kelembaban tanah yang dimodelkan dengan kurva trapesium. Gambar 6(a) merupakan gambar variabel umur tanaman yang dimodelkan dengan kurva segitiga, sedangkan 6(b) adalah variabel umur tanaman yang dimodelkan dengan kurva trapesium. Gambar 6. (a) Pemodelan Umur Tanaman Menggunakan Kurva Segitiga (b) Pemodelan Umur Tanaman Menggunakan Kurva Trapesium Gambar 7(a) merupakan gambar variabel tingkat penyiraman yang dimodelkan dengan kurva segitiga, sedangkan 7(b) adalah variabel tingkat penyiraman yang dimodelkan dengan kurva trapesium. Gambar 7. (a) Pemodelan Tingkat Penyiraman Menggunakan Kurva Segitiga (b) Pemodelan Tingkat Penyiraman Menggunakan Kurva Trapesium 4.2 Inferensi Tahap dari proses perhitungan Fuzzy berikutnya adalah tahap penalaran (inferensi). Proses ini berfungsi untuk untuk mencari suatu nilai Fuzzy output dari Fuzzy input. Prosesnya adalah sebagai berikut: suatu nilai Fuzzy input yang berasal dari proses 330

fuzzification kemudian dimasukkan ke dalam sebuah aturan yang telah dibuat untuk dijadikan sebuah Fuzzy output. Aturan-aturan dibentuk sesuai dengan data-data yang didapat, untuk kedua model terdapat terdapat 125 aturan yang berguna untuk proses aplikasi operator Fuzzy. Karena sistem terdiri dari beberapa aturan, maka penalaran (inferensi) diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Metode yang akan digunakan dalam melakukan proses aplikasi operator Fuzzy adalah metode MIN. Dari aturan yang ada, data yang telah dimasukkan sebagai input data pada komposisi penilaian pada tahap sebelumnya setelah dilakukan proses aplikasi operator Fuzzy termasuk ke dalam beberapa bagian aturan. Sebagai bahan uji coba, data masukan ke sistem Fuzzy ini adalah suhu udara = 24 C, Kelembaban tanah = 42 C dan umur tanaman = 7 minggu. Pada tahap Fuzzifikasi, untuk kedua model, nilai crips tersebut direpresentasikan pada nilai linguistik. Kemudian dicari nilai untuk masing-masing kategori yang mungkin. Hasil tahap fuzzifikasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel1. Representasi Nilai Linguistik Data Masukan Data Masukan Nilai Model 1 Model 2 Suhu Udara 24 C Normal, = 0,67 Normal, = 1 Kelembaban Tanah 42 C Agak Tinggi, = 0,67 Agak Tinggi, = 1 Umur tanamaman 7 minggu ½ Panen, = 0 Agak Siap Panen, = 1 ½ Panen, = 0 Agak Siap Panen, = 1 Setelah diketahui nilai ini maka dilakukan proses Inferensi. Prosesnya dapat dilihat sebagai berikut : 1. Aggregation Model 1 Aturan ke-68 [R. 68] IF Suhu Udara NORMAL AND Kelembaban Tanah AGAK TINGGI AND Umur Tanaman 1/2 PANEN THEN Tingkat Penyiraman SEDANG 68 = PredikatR68 = min ( SUNormal [24], KTAgakTinggi[42], UT1/2Panen [7]) = min (0,67;0,67;0) = 0 Aturan ke-69 [R. 69] IF Suhu Udara NORMAL AND Kelembaban Tanah AGAK TINGGI AND Umur Tanaman AGAK SIAP PANEN THEN Tingkat Penyiraman SEDANG 19 = PredikatR69 = min ( SUNormal [24], KTAgakTinggi [42], UTSiapPanen [7]) = min (0,67;0,67;1) = 0,67 2. Aggregation Model 2 Aturan ke-68 [R. 68] IF Suhu Udara NORMAL AND Kelembaban Tanah AGAK TINGGI AND Umur Tanaman 1/2 PANEN THEN Tingkat Penyiraman SEDANG 68 = PredikatR68 = min ( SUNormal [24], KTAgakTinggi[42], UT1/2Panen [7]) = min (1,1,0) = 0 Aturan ke-69 [R. 69] IF Suhu Udara NORMAL AND Kelembaban Tanah AGAK TINGGI AND Umur Tanaman AGAK SIAP PANEN THEN Tingkat Penyiraman SEDANG 19 = PredikatR69 = min ( SUNormal [24], KTAgakTinggi [42], UTSiapPanen [7]) = min (1,1,1) = 1 331

Untuk melakukan proses komposisi semua output Fuzzy dilakukan dengan menggunakan metode MAX. 1. Komposisi Model 1 Dari contoh di atas, terdapat dua aturan : aturan 68, µ=0 dan aturan 69, µ=0,67. Dengan aturan MAX diperoleh dari aturan 69, sehingga untuk model 1 diperoleh nilai µ=0,67. 2. Komposisi Model 2 Untuk model 2, terdapat 2 aturan 68 µ=0 dan aturan 69, µ=1. Dengan aturan MAX diperoleh dari aturan 69, sehingga untuk model 1 diperoleh nilai µ=1. 4.3 Defuzzifikasi Metode deffuzifikasi pada kasus ini dilakukan dengan menggunakan metode COA (centre of area) untuk menentukan nilai crisp x, didapat dari fungsi keanggotaan yang terbentuk dari proses komposisi semua output. 1. Coa Model 1 COA = (6+8+10)x0,67 0,67+0,67+0,67 = 16,08 / 2.01 = 8 2. Coa Model 2 COA = (6 x 1)+(7 x 1)+ (8 x 1)+(8 x 1)+(9 x 1) 1 +1 +1 +1 = 30/4 = 7,5 Dari hasil analisa di atas, menunjukkan bahwa pada hasil model1 lamanya penyiraman tanaman sekitar 8 menit. Pada model2 lamanya penyiraman tanaman sekitar 7,5 menit 5. Pengujian Beberapa pengujian dilakukan untuk menguji model 1 dan model 2. Pengujian dilakukan menggunakan toolbox matlab. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2. Percobaan hasil Tingkat Penyiraman NO INPUT NILAI MODEL 1 MODEL 2 1 38 46 8 13,7 13,8 2 10 20 2 2,86 2,72 3 44 10 8 13,7 13,8 4 35 22 8 13,7 13,8 5 26 45 9 9,5 9,5 Dari pengujian di atas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara model 1 dan model 2. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan jika kita memilih model 1 atau model 2 untuk kasus penyiraman tanaman. 6. Penutup 6.1 Kesimpulan 1. Metode logika Fuzzy dapat diterapkan pada analisa pengaruh penentuan jumlah himpunan Fuzzy untuk kasus pengontrolan penyiraman tanaman 2. Masing-masing tahapan yaitu : pada tahap analisa dan tahap pengujian mendapatkan hasil yang sesuai antara analisa dan pengujian, sehingga dapat disimpulkan analisa yang telah dilakukan berhasil. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil selama range nilai masingmasing model sama. 4. Analisa yang dilakukan mudah untuk dikembangkan, ditambah, maupun digunakan pada analisa pengontrolan yang lain dengan menambahkan komposisi penilaian yang baru. 332

6.2. Saran Hasil penelitian tugas akhir ini masih perlu perbaikan untuk pengembangan dan kesempurnaan. Hal-hal yang disarankan untuk pengembangan lebih lanjut adalah : 1. Pengembangan dapat dicoba pada perbedaan model fungsi keanggotaan dengan range yang berbeda. 2. Pengembangan dari hasil analisa dapat ditambah penggunaanya dengan menggunakan suatu alat pengontrol yang terdapat pada alat penyiraman, sehingga lebih mempermudah dalam penggunaannya. Pengontrol dapat dilakukan dengan beberapa pengontrol yang bisa dibuat yaitu dapat menggunakan pengontrol PID, PID yang digabung dengan Fuzzy gain scheduling (self-tuning) dan pengontrolan Fuzzy. 3. Komposisi penilaian dapat ditambah dalam analisa pengontrolan sehingga analisa dapat dikembangkan lagi menjadi ke scope yang lebih luas. Daftar Pustaka [1] A Sofwan, Penerapan Fuzzy Logic Pada Sistem Pengaturan Jumlah Air Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6 [2] Darmawijaya, M.I. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia Jenis-jenis Tanah Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press, 1986. [3] Jogiyanto, HM. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Edisi ke-2 Andi Jl. Beo 38-40, 1999. [4] Kusumadewi, Sri., dan Hari Purnomo. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2004. [5] Kusumadewi, Sri, Artificial Intelligence (teknik dan aplikasinya). Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003. [6] Liman, Johansah, Ir. M.T. 2002. Pengenalan Logika Fuzzy. Available www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita / 2004/ artikel 4, february 9, 2005 [7] Lina Zhou, Menemukan Aturan untuk Pelanggan 'Memprediksi Sikap Terhadap Internet, Journal of Electronic Commerce Research, VOL. 5, NO.4, 2004http://www.csulb.edu/journals/jecr/issues/20044/Paper2.pdf [8] Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Yogyakarta : Penerbit PPBS, 1992 Wang, Li Xin. A Course in Fuzzy System and Control. New Jersey : Prentice Hall, 1997 333