RANCANG BANGUN PENDETEKSI KESADAHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

dokumen-dokumen yang mirip
MENDETEKSI KESADAHAN AIR ISI ULANG DENGAN MIKROKONTROLLER

MENDETEKSI KESADAHAN AIR ISI ULANG DENGAN MIKROKONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK PADA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

ABSTRAK. Kata kunci : pendeteksi, alkohol, al. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB IV DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUKUR KADAR GULA DALAM MINUMAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN TAMPILAN LCD

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KOMBINASI ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI KARANGTENGAH WERU KABUPATEN SUKOHARJO

PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA PENGEMUDI MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2620 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

REALISASI ALAT UKUR PH DAN TDS AIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SIMULASI ROBOT PENDETEKSI MANUSIA

MONITORING KETINGGIAN DAN ALIRAN AIR PADA SISTEM IRIGASI TANAMAN PADI BERBASIS ATMEGA16 MENGGUNAKAN KOMUNIKASI GSM

TDS SEBAGAI INDIKATOR SOLENOID VALVE UNTUK SIMULATOR INSTRUMEN PENGOLAH AIR KETEL BERBASIS ARDUINO

RANCANG BANGUN ALAT PEMBASMI HAMA WERENG BEBAS INSEKTISIDA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 DENGAN MENGGUNAKAN PANEL SURYA SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019

Perancangan Alat Peraga Papan Catur pada Layar Monitor. Samuel Setiawan /

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

ANALISIS KADAR KESADAHAN TOTAL PADA AIR SUMUR DI PADUKUHAN BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PENGENDALI PENYARINGAN AIR BERDASARKAN TINGKAT KEKERUHAN AIR. Disusun Oleh : Nama : Rico Teja Nrp :

BAB III. Perencanaan Alat

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ALAT UJI KELAYAKAN AIR MINUM DENGAN PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGUKUR SUHU DELAPAN RUANGAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

ROBOT PEMINDAH BARANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 32

Perancangan Persistence of Vision Display Dengan Masukan Secara Real Time

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RANCANG BANGUN BACKUP POWER PADA SPEAKER MULTIMEDIA BERBASIS MIKROKONTOLER ATMEGA16

PEMBUATAN ALAT UKUR KELEMBABAN TANAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MEDIA FILTER PASIR DAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN PADA AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI

Rancang Bangun Alat Penuang Susu Otomatis Menggunakan Sensor PING Berbasis Mikrokontroler ATMega16

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Gunungkidul merupakan daerah dengan batu kapur yang

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

PROTOTIPE ALAT PENJERNIH AIR SUMUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN DAN REALISASI APLIKASI BARCODE PADA KUNCI PINTU LOKER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TESTER IC DIGITAL BERBASIS AVR ATMEGA 8535

Perancangan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Design of LPG Gas Leak Detectors Based on ATMega16 Microcontroller

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI SUHU PADA BODY TRAFO DISTRIBUSI GARDU PLN BERBASIS SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Prototipe Pengendali Kualitas (Raden Apriliansyah) 1 PROTOTIPE PENGENDALI KUALITAS UDARA INDOOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328P

APLIKASI SENSOR PHOTODIODA SEBAGAI INPUT PENGGERAK MOTOR PADA COCONUT MILK AUTO MACHINE

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PENURUNAN KESADAHAN DENGAN PENDIDIHAN PADA AIR SUMUR GALI DI DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN BUNGAH, GRESIK ABSTRACT

LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DENYUT NADI DENGAN PENYAMPAIAN DATA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

PENDETEKSI KADAR ALKOHOL

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

RANCANG BANGUN DIGITAL EQUALIZER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535

ALAT PENGGOLONGAN DARAH ABO METODE SLIDE BERBASIS ATMEGA16 ABO BLOOD GROUPING SLIDE METHOD TOOL BASED ON ATMEGA16

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT MONITORING CURAH HUJAN, KECEPATAN ANGIN, TEMPERATUR UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

SISTEM PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG PADA TABUNG GAS SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Skripsi

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PENDETEKSI KESADAHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Sy. Syahrorini *1, Dwi Hadidjaja *2 1,2 Program Studi Teknik Elektrok, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1,2 *1 syahrorinimulyadi@yahoo.co.id, *2 hadidjajadwi@ymail.com ABSTRAK Kesadahan air merupakan air yang mengandung kadar zat kapur tinggi. Air dikatakan sebagai air sadah apabila terdapat kandungan zat kapur sebesar 500 mg/liter sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Dengan mengkonsumsi air yang mengandung kadar kesadahan melebihi 500 mg/liter menyebabkan timbulnya penyakit salah satunya batu ginjal. Selain itu, air yang mengandung kesadahan tinggi merugikan industri, karena kadar kesadahan dalam air menyebabkan pengendapan pada kran-kran air dan sabun tidak berbusa. Persyaratan air sehat harus memenuhi persyaratan fisik, persyaratan biologis dan persyaratan kimia. Persyaratan kesehatan air bersih aman untuk dikonsumsi dan tidak menyebabkan penyakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Rancang bangun pendeteksi kesadahan air berbasis mikrokontroller Atmega8535, pendeteksinya menggunakan metal keping dari bahan perak sebagai pendeteksi perubahan resistansi. keluaran metal keping menjadi masukan bagi ADC. Hasil pengujian diperoleh bahwa air sesudah dimasak mengandung kadar kesadahan maximum 96 ppm, sedangkan air sebelum dimasak mengandung kadar kesadahan maximum 98 ppm. Hasil penelitian air yang sudah dimasak kadar kesadahan turun sehingga layak untuk dikonsumsi. Kata Kunci : Mikrokontroller ATMEGA8535, Kesadahan THE ABSTRACT The hardnes of water is water that contains high calcium. According to the Regulation of Health Minister of Republic Indonesia (No.429/MENKES/PER/IV/2010) about drinking water quality requirements, water can be said in hardnes condition if it has 500 mg/liter of calcium. If someone consume some water with the hardnes more than 500 mg/liter, it may creates problems of health, one of them is kidney stone. In addition, this kind of water can harm the industry because it causes precipitation of its taps and unlather soaps. Healthy water must fulfil the physical, biological & chemical requirements. It means, this water is safe for consumption & doesn t impact to humani s health as the government s restriction and can be drunk after it is boiled. The design of detection of the hardness of water can use a microcontroller based Atmega8535. The detector uses a piece of metal from silver to detect the changes of its resitance. The output of metal pieces voltage is the input of ADC. The experiment shows that cooked water s hardnes maximum point is 96 ppm, while uncooked water can reach the maximum point in 98 ppm. The result of the research proves that the level of hardnes in the water descents after the process of boiling so it is safe to be comsumed. Keyword : ATMega8535 microcontroller, Hardness of the water 1

1. Pendahuluan Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan oleh suatu unsur yang disebut air. Pengolahan dan pengembangan sumber daya air yang konsisten merupakan dasar peradapan manusia[1]. Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kebutuhan air, terutama dalam kebutuhan air minum selain air yang digunakan untuk mandi, mencuci dan memasak. Berdasarkan kesehatan setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang berada dalam makanan[2]. Persyaratan air sehat harus memenuhi persyaratan fisik, persyaratan biologis dan persyaratan kimia. Persyaratan kimia salah satunya yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia adalah kesadahan[2]. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MEN- KES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, kadar maksimum kesadahan yang diperbolehkan adalah 500 mg/l. Disamping dapat menimbulkan suatu penyakit pada manusia air yang mempunyai tingkat kesadahan tinggi dapat juga menyebabkan timbulnya kerak pada peralatan masak, menimbulkan endapan berwarna putih, menyebabkan sabun kurang membusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun, menimbulkan korosi pada peralatan yang terbuat dari besi. Penyumbatan pipa logam karena endapan CaCO 3, menyebabkan pengerakan pada peralatan logam untuk memasak sehingga penggunaan energi menjadi boros. Rancang bangun pendeteksi kesadahan air berbasis mikrokontroller Atmega8535, pendeteksinya menggunakan metal keping dari bahan perak sebagai pendeteksi perubahan resistansi. yang keluar dari metal keping ini kemudian menjadi masukan bagi ADC. Untuk penghitungan digunakan mikrokontroler ATMEGA 8535 dan hasilnya ditampilkan pada LCD. Hasil pengukuran kesadahan ditampilkan di LCD pada saat alat mendeteksi kesadahan air. Kesadahan air adalah hasil ukur kandungan kadar zat kapur (CaCO 3 ) dalam satuan ppm dan kondisi keadaan air tersebut. 2. Metodologi Penelitian Untuk memecahkan permasalahan penelitian ini dapat dilihat pada flowchart pemecahan masalah seperti pada Gambar 1. Gbr. 1. Flowchart Pemecahan Masalah 2

2.1. Perancangan Sistem Secara umum, prinsip kerja alat pendeteksi kesadahan air ini dapat digambarkan melalui blok diagram (Gambar 2) Gbr. 2. Blok Diagram Sistem kerja 2.2. Rangkaian Pendeteksi Kesadahan Air Rangkaian pendeteksi kesadahan air ini terdiri dari rangkaian catu daya, dan mikrocontroller a) Catu Daya Rangkaian ini berfungsi untuk menyuplai sumber tegangan DC yang diperlukan. b) Rangkaian Metal Keping Gbr. 3. Rangkaian Catu Daya Gbr. 4. Rangkaian Metal Keping Sejajar c) Mikrocontroller Mikrocontroller merupakan pusat pengendali dari bagian input dan keluaran serta pengolahan data. Mikrocontroller yang digunakan adalah Atmega8535. Gbr. 5. Rangkaian Mikrocontroller Atmega8535 Port A digunakan sebagai input dari sensor karena merupakan salah satu pin ADC, sedangkan port C digunakan sebagai pin output ke LCD. 3

2.3. Sensor Metal Keping Input metal keping sejajar ini berupa tegangan sebesar 5 volt dari rangkaian catu daya. Outputnya berupa tegangan yang kemudian akan diolah oleh ADC mikrocontroller. Spesifikasi dari metal keping sejajar adalah a) Terdiri dari dua keping kawat perak, dengan ukuran setiap kepingnya 7 cm x 1cm b) Jarak pemasangan kedua keping kawat perak adalah 3 cm. Dipilih ukuran jarak 3 cm supanya kedua keping kawat perak berada pas, jadi tidak terlalu berhimpit dan juga tidak terlalu jauh. 3 cm 7 cm Gbr. 6. Metal Keping Sejajar 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1. Pengujian Sensor Metal Keping Sejajar Pengujian metal keping sejajar untuk melihat perubahan nilai tegangan dari air yang diinginkan sebagai acuan. Gbr. 7. Konfigurasi Pengukuran Output Metal Keping Sejajar Pengujian dilakukan dengan melihat perubahan tegangan yang dideteksi oleh metal keping sejajar. Perubahan tegangan pada air akan dideteksi oleh LED yang terangnya berubah sesuai dengan banyaknya kadar zat kapur dalam air. Tabel 1. Hasil Pengujian Metal Keping Sejajar 537 2,62 515 2,51 516 2,52 518 2,53 514 2,51 514 2,51 515 2,51 517 2,52 515 2,51 515 2,51 Sensor bekerja dengan baik sesuai dengan perhitungan sebagai berikut: Ketelitian = A Vcc / Jumlah Bit = 5 /1024 = 0,00488281 Volt = 4,88281 mv 4

Nilai ketelitian tersebut dapat diketahui tegangan yang diukur. = * Ketelitian = 537 * 0,00488281 = 2,62 Perhitungan konversi kadar kesadahan air dalam satuan mililiter menjadi. Bila data ADC yang di dapat 537 maka, ppm = ( / Jumlah Bit) * max ppm ppm = 180 ppm = 94 Tabel 2. Kalibrasi sensor metal keping sejajar 3.2. Hasil Pengujian dan Analisa Sistem 537 2,62 94 515 2,51 90 516 2,52 90 518 2,53 91 514 2,51 90 514 2,51 90 515 2,51 90 517 2,52 90 515 2,51 90 515 2,51 90 a) Pengujian Pada Air Sumur Hasil pengujian Air Sumur selama 5 kali dengan volume yang berbeda 200 ml dan 150 ml, ditunjukkan pada Tabel 3, 4, 5, 6. Tabel 3. Hasil pengujian air sumur sebelum di masak dengan vol. 200 ml 539 2,63 95 541 2,64 95 542 2,64 95 551 2,69 97 555 2,70 98 Gbr. 8. Grafik hasil pengujian air sumur sebelum di masak dengan vol. 200 ml Tabel 3. Menyajikan hasil pengujian ke-1 sampai ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm, pengujian ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 97 ppm dan pengujian k-5 menunjukkan kadar zat kapur 98 ppm. Dari Gbr. 8. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumur sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. 5

Tabel 4. Hasil pengujian air sumur sebelum di masak dengan vol. 150 ml 510 2,49 90 513 2,50 90 517 2,52 91 520 2,53 91 538 2,62 95 Gbr. 9. Grafik hasil pengujian air sumur sebelum di masak dengan vol. 150 ml Tabel 4. Menyajikan hasil pengujian ke-1 dan ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 90 ppm, sedang pengujian ke-3 dan ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 91 ppm, pada pengujian ke-5 mengalami kenaikan kadar zat kapur 95 ppm. Dari Gbr. 9. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumur sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. Tabel 5. Hasil pengujian air sumur sesudah di masak dengan vol. 200 ml 532 2,59 94 536 2,61 94 539 2,63 95 541 2,64 95 546 2,66 96 Gbr. 10. Grafik hasil pengujian air sumur sesudah di masak dengan vol. 200 ml Tabel 5. Menyajikan hasil pengujian ke-1 dan ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm, pengujian ke-3 dan ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm, sedang pengujian ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 96 ppm. Dari Gbr. 10. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumur sesudah dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur lebih rendah 1-2 ppm dibandingkan sebelum dimasak, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. 6

Tabel 6. Hasil pengujian air sumur sesudah di masak dengan vol. 150 ml 531 2,59 93 531 2,59 93 531 2,59 93 533 2,6 94 535 2,61 94 Gbr. 11. Grafik hasil pengujian air sumur sesudah di masak dengan vol. 150 ml Tabel 6. Menyajikan hasil pengujian ke-1 sampai ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 93 ppm, pengujian ke-4 dan ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm. Dari Gbr. 11. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumur sesudah dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur lebih rendah 1-3 ppm dibandingkan sebelum dimasak, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. b) Pengujian Pada Air Sumber Pandaan Dari hasil pengamatan percobaan yang dilakukan pada pengujian Air Sumber Pandaan selama 5 kali dengan volume yang berbeda 200 ml dan 150 ml, ditunjukkan pada Tabel 7, 8, 9, 10. Tabel 7. Hasil pengujian air sumber pandaan sebelum di masak dengan vol. 200 ml 537 2,62 94 538 2,62 95 540 2,63 95 540 2,63 95 542 2,64 95 Gbr. 12. Grafik hasil pengujian air sumber pandaan sebelum di masak dengan vol. 200 ml Tabel 7. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm, pengujian ke-1 sampai ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm. Dari Gbr. 12. Menunjukkan grafik hasil pengujian 7

air sumber pandaan sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. Tabel 8. Hasil pengujian air sumber pandaan sebelum di masak dengan vol. 150 ml 525 2,56 92 527 2,57 93 529 2,58 93 534 2,60 94 539 2,63 95 Gbr. 13. Grafik hasil pengujian air sumber pandaan sebelum di masak dengan vol. 150 ml Tabel 8. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 92 ppm, pengujian ke-2 dan ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 93 ppm, pengujian ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm, dan pada saat pengujian ke-5 mengalami kenaikan kadar zat kapur 95 ppm. Dari Gbr. 13. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumber pandaan sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. Tabel 9. Hasil pengujian air sumber pandaan sesudah di masak dengan vol. 200 ml 535 2,61 94 537 2,62 94 539 2,63 95 543 2,65 95 546 2,66 96 Gbr. 14. Grafik hasil pengujian air sumber pandaan sesudah di masak dengan vol. 200 ml Tabel 9. Menyajikan hasil pengujian ke-1 dan ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm, pengujian ke-3 dan ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm, sedangkan pengujian ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 96 ppm. Dari Gbr. 14. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumber pandaan sesudah dimasak pada tegangan 2.64 menurun 1 ppm kadar zat kapur dibandingkan sebelum dimasak. 8

Tabel 10. Hasil pengujian air sumber pandaan sesudah di masak dengan vol. 150 ml 524 2,55 92 527 2,57 93 531 2,59 93 542 2,64 95 558 2,72 98 Gbr. 15. Grafik hasil pengujian air sumber pandaan sesudah di masak dengan vol. 150 ml Tabel 10. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 92 ppm, pengujian ke-2 dan ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 93 ppm dan pengujian ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm dan pada pengujian ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 98 ppm. Dari Gbr. 15. Menunjukkan grafik hasil pengujian air sumber pandaan sesudah dimasak mengalami kenaikan 1 3 ppm kadar zat kapur dibandingkan sebelum dimasak pada akhir pengujian. c) Pengujian Pada Air Isi Ulang Dari hasil pengamatan percobaan yang dilakukan pada pengujian Air Isi Ulang selama 5 kali dengan volume yang berbeda 200 ml dan 150 ml, ditunjukkan pada Tabel 11, 12, 13, 14. Tabel 11. Hasil pengujian air isi ulang sebelum di masak dengan vol. 200 ml 532 2,59 94 536 2,61 94 538 2,62 95 541 2,64 95 551 2,69 97 Gbr. 16. Grafik hasil pengujian air isi ulang sebelum di masak dengan vol. 200 ml Tabel 11. Menyajikan hasil pengujian ke-1 dan ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm, pengujian ke-3 dan ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm, sedang pengujian ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 97 ppm. Dari Gbr. 16. Menunjukkan grafik hasil pengujian air isi ulang sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. 9

Tabel 12. Hasil pengujian air isi ulang sebelum di masak dengan vol. 150 ml 522 2,54 92 531 2,59 93 540 2,63 95 552 2,69 95 561 2,73 97 Gbr. 17. Grafik hasil pengujian air isi ulang sebelum di masak dengan vol. 150 ml Tabel 12. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 92 ppm, pengujian ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 93 ppm, sedang pengujian ke-3 dan ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 95 ppm, pada pengujian ke-5 menunjukkan penaikan kadar zat kapur 97 ppm. Dari Gbr. 17. Menunjukkan grafik hasil pengujian air isi ulang sebelum dimasak menggambarkan menaikan kadar zat kapur, yang juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. Tabel 13. Hasil pengujian air isi ulang sesudah di masak dengan vol. 200 ml 510 2,49 90 515 2,51 91 521 2,54 92 534 2,60 94 553 2,70 97 Gbr. 18. Grafik hasil pengujian air isi ulang sesudah di masak dengan vol. 200 ml Tabel 13. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 90 ppm, pengujian ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 91 ppm, pengujian ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 92 ppm, pengujian ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 94 ppm dan pengujian k-5 menunjukkan kadar zat kapur 97 ppm. Dari Gbr. 18. Menunjukkan grafik hasil pengujian air isi ulang sesudah dimasak menggambarkan penurunan kadar zat kapur sebesar 1 4 ppm pada pengujian ke-1 sampai pengujian ke-4, sedangkan pengujian ke-5 nilai konsentrasi ppm nya sama. Juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. 10

Tabel 14. Hasil pengujian air isi ulang sesudah di masak dengan vol. 150 ml 507 2,47 89 510 2,49 90 515 2,51 91 525 2,56 92 547 2,67 96 Gbr. 19. Grafik hasil pengujian air isi ulang sesudah di masak dengan vol. 150 ml Tabel 14. Menyajikan hasil pengujian ke-1 menunjukkan kadar zat kapur 96 ppm, pengujian ke-2 menunjukkan kadar zat kapur 92 ppm, pengujian ke-3 menunjukkan kadar zat kapur 91 ppm, pengujian ke-4 menunjukkan kadar zat kapur 90 ppm, dan pengujian ke-5 menunjukkan kadar zat kapur 89 ppm. Dari Gbr. 19. Menunjukkan grafik hasil pengujian air isi ulang sesudah dimasak menggambarkan penurunan kadar zat kapur sebesar 1 4 ppm, juga diikuti kenaikan tegangan pada saat pengujian. d) Analisa Sistem Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa volume air mempengaruhi jumlah kadar zat kapur. Karena semakin banyak volume yang digunakan maka semakin banyak pula kadar zat kapur yang dikandung. Dari hasil pengamatan dapat dilihat setiap pengujian kadar zat kapur mengalami kenaikan sekitar 1-4 ppm pada setiap bahan uji. Dari hasil pengujian juga disertai terjadi perubahan tegangan pada kadar zat kapur untuk setiap pengujian. Setiap air memiliki resistansi yang tinggi dan akan berkurang jika terkandung sejumlah zat kapur ke dalam air. 4. Kesimpulan Setelah dilakukan proses pengujian kadar zat kapur pada air yang berbeda maka secara keseluruhan dapat disimpulkan, a) Dari setiap hasil pengujian air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bahwa kadar zat kapur yang terkandung masih dibawah standart ketetuan air minum yaitu 120 ppm. b) Performansi alat yang dipergunakan dipengaruhi beberapa faktor antara lain ada tidaknya kandungan zat kapur di dalam air, kepekaan keping metal yang digunakan. 5. Saran Dengan hasil yang dicapai maka diharapkan pengembangan dengan memperbaiki range kemampuan sensor atau menggunakan sensor lain yang mempunyai range kepekaan yang lebih baik. 11

Daftar Pustaka [1] Sutrisno, Totok, 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta [2] Suripin, 2006. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta. Andi [3] Rizvi, S. A. H. The Management of Stone Disease. BJU Int, 2002, 89 (1): 62-8 [4] Muslim, R. Obat Murah Saluran Kemih Ditemukan. Suara Merdeka 2004. http://www.merdeka.co.id [5] Siener, R, Jahnen, A dan Hessa, A. (2004). Influence of A Mineral Water Rich in Calcium, Magnesium and Bicarbonate on Urine Composition and Risk of Calcium Oxalate CrystallZation. Original Communication Eur. J. Clin Nutr, 2004:58:270-76 [6] M Dody Izhar, Haripurnomo. K, Suhardi Darmoatmodjo. Hubungan antara Kesadahan Air Minum, Kadar Kalsium dan Sedimen Kalsium Oksalat Urin pada Anak Usia Sekolah Dasar. Berita Kedokteran Masyarakat, vol 23, No. 4. Desember 2007. [7] Nana Ristiana, Dwi Astuti, Tri Puji Kurniawan. Keefektifan Ketebalan Kombinasi Zeolit Dengan Arang Aktif Dalam Menurunkan Kadar Kesadahan Air Sumur Di KarangTengah Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 2, No. 1. Juni 2009 hal 91-102 [8] Hefni Effendi. Telaah Kualitas Air Bersih. Yogyakarta Kanisius. [9] Sutrisno T, Eni, S. 2006. Teknologi Persediaan Air Bersih. Jakarta Rineka Cipta [10] V Ramya, B. Balani appan. Embedded ph Data Acquisition and Logging. Advanced Computing An Internasional Journal (ACU), Vol. 3 No. 1, Januari 2012. [11] Heryanto ST, M Ary. 2008. Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroler ATMega8535. Andi.Yogyakarta. [12] Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Penerbit Andi.Yogyakarta. [13] www.alldatasheet.com, Senin 04 Maret 2013 12