BAB II TINJAUAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor SHT-11

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. beberapa komponen utama yang digunakan pada simulasi Pengendali Lampu. Jarak Jauh dan Dekat pada Kendaraan Secara Otomatis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Temperatur merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menentukan

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB 2 LANDASAN TEORI. terdiri dari modul SHT-11, power supply, sistem minimum ATmega8535, LCD

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat pengukur waktu expose. Penelitian ini bertujuan mengukur waktu expose

BAB III MIKROKONTROLER

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

MIKROKONTROLER AT89S52

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI MASALAH

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

Gambar 2.1 Tanaman Bunga Krisan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB II WATERPAS DIGITAL

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler merupakan suatu chip cerdas yang menjadi tren dalam pengendalian dan otomatisasi di zaman sekarang. Dengan banyaknya jenis, kapasitas memori dan berbagai fitur mikrokontroler menjadi pilihan dalam aplikasi prosesor mini untuk pengendalian skala kecil. Adapun nilai tambah bagi mikrokontroler adalah terdapatnya memori dan port input/output dalam suatu kemasan IC. Kemampuannya yang programmable, fitur yang lengkap seperti ADC internal, EEPROM internal, port I/O, dan komunikasi serial. Harga yang terjangkau memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem elektronik, seperti pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hingga sistem keamanan[ 2]. Sekarang ini, AVR dapat dikelompokan menjadi 6 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, keluarga AT90CAN, keluarga AT90PWM, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya, sedangkan dari segi arsitekstur dan instruksi yang digunakan, mereka hampir sama. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 5

2.1.1 Arsitektur ATMega8535 Gambar 1. Arsitektur ATMega8535[ 2] Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 6

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut: 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan PortD 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah programmable. 5. Watchdog Timer dengan oscillator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial. Mikrokontroler AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroler produksi Atmel dengan 8 Kbyte In-System Programmable-Flash, 512 EEPROM dan 512 Bytes Internal SRAM. AVR ATMega8535 memiliki seluruh fitur yang dimiliki AT90S8535. Selain itu, konfigurasi pin AVR ATMega 8535 juga kompatibel dengan AT90S8535. ATMega8535 memiliki sebuah inti prosesor (processor core) yaitu Central Processing Unit, dimana terjadi proses pengambilan instruksi (fetching) dan komputasi data. Seluruh register umum sebanyak 32 buah terhubung langsung dengan unit ALU(Arithmatic and logic Unit). Terdapat empat buah port masing-masing delapan bit difungsikan sebagai masukan maupun keluaran. Media penyimpanan program berupa Flash Memory, sedangkan penyimpanan data berupa SRAM (Static Random Access Memory) dan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikasi data tersedia fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter), serta TWI (Two-wire Serial Interface). Disamping itu terdapat fitur tambahan, antara lain Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 7

AC (Analog Comparator), 8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Cnverter), 3 buah Timer/Counter, WDT (Watching Timer), manajememn penghematan daya (Sleep Mode), serta osilator internal 8 MHz. seluruh fitur terhubung ke bus 8 bit. Unit interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam. Sebuah stack pointer selebar 16 bit dapat digunakan untuk menyimpan data sementara saat interupsi[ 3]. 2.1.2 Konfigurasi Pin ATMega8535 Gambar 2. Konfigurasi Pin ATMega8535 Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 8

Keterangan: Dilihat pada Gambar 2, ATMega8535 memiliki 40 pin dengan konfigurasi pin sebagai berikut : A. Pin 1 sampai 8 Ini adalah port B yang merupakan 8 bit port. Setiap pinnya dapat menyediakan member arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Programmable port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin- pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif seperti yang terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1. Fungsi pin pada port B Port pin Fungsi PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input PB2 AIN0 = analog comperator positif input PB3 AIN1 = Analog comperator negatif input PB4 SS = SPI slave input PB5 MOSI = SPI bus master output/ slave input PB6 MISO = SPI bus master input / slave output PB7 SCK = SPI bus serial clock B. Pin 9 Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroler ini. C. Pin 10 Merupakan positif sumber tegangan yang diberi simbol VCC. D. Pin 11 Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 9

E. Pin 12 dan 13 Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi osilator. Karenanya 12 dan 13 sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu XTAL 1 dapat juga sebagai input untuk inverting osilator amplifier dan input ke rangkaian internal clock sedangkan XTAL 2 merupakan output dari inverting oscillator amplifier. Pin ini juga sebagai masukan clock eksternal. F. Pin 14 sampai 21 Ini adalah port D yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan member arus 20 ma dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Programmable port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit -bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Fungsi pin pada port D Port pin Fungsi PD1 RDX (UART input line) PD2 TDX (UART output line) PD3 INT0 ( external interrupt 0 input ) PD4 INT1 ( external interrupt 1 input ) PD5 OC1B ( Timer / counter1 output compare B match output) PD6 OC1A ( Timer / counter1 output comparea matchoutput) PD7 ICP ( Timer / counter1 input capture pin) PD8 OC2 ( Timer / Counter2 output compare match output) Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 10

G. Pin 22 sampai 29 Ini adalah port C yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Programmable port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7 ) juga memiliki fungsi alternatif sebagai osilator untuk timer / counter 2. H. Pin 30 Merupakan masukan tegangan untuk ADC. I. Pin 31 Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND sama dengan pin 11. J. Pin 32 Adalah AREF yang merupakan masukan referensi bagi A/D converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGDN dan Avcc. K. Pin 33 sampai 40 Ini adalah port A yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit ). Output buffer port A dapat memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Programmable port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter[ 2]. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 11

2.1.3 Fitur ATMega8535 Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut: 1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16MHz. 2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte. 3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel. 4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps. 2.2 BASCOM AVR BASCOM AVR merupakan salah satu bahasa pemrograman basic berasas tinggi. Kelebihan dari bahasa berasas tinggi adalah relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan bahasa manusia sehingga mudah dimengerti dan tidak tergantung mesinnya. 2.2.1 Tipe Data Merupakan bagian program yang paling penting karena tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer seperti yang bisa dilihat pada Tabel 3[ 3]. Tabel 3. Tipe-tipe data No Tipe Jangkauan 1 2 3 4 5 6 7 8 Bit Byte Integer Word Long Single Double String 0 atau 1 0 255-32,768 32,767 0 65535-2147483648 2147483647 1.5 x 10^ 45 3.4 x 10^38 5.0 x 10^ 324 to 1.7 x 10^308 >254 byte Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 12

2.2.2 Variabel Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat menyimpan atau menampung data sementara, misalnya untuk menampung hasil perhitungan, data pembacaan programmable, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler. Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variabel : 1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter. 2. Karakter biasa berupa angka atau huruf. 3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf. 4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM sebagai perintah, pernyataan, internal programmable, dan nama operator (AND, OR, DIM, dan lain-lain). Sebelum digunakan, variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu. Ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel (data). Contoh kode pendeklarasian menggunakan DIM seperti pada Kode Program 1. Kode Program 1. Pendeklarasian DIM Dim nama as byte Dim tombol1 as integer Dim tombol2 as word 2.2.3 Konstanta Dalam BASCOM, dikenal juga konstanta. Dengan menggunakan konstanta, kode program yang dibuat akan lebih mudah dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program. Misalnya, phi lebih mudah ditulis daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Contoh kode program dapat dilihat pada table Kode Program 2 [ 2]. Kode Program 2. Pendeklarasian Konstanta Dim A As Const 5 Dim B1 As Const &B1001 Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 13

2.2.4 Operator Operator-operator yang tersedia di BASCOM berfungsi untuk menggabungkan, memodifikasi, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan. Operator yang tersedia adalah sebagai berikut: a. Operator Aritmatika Bahasa Basic menyediakan lima operator aritmatika, yaitu:.* : untuk perkalian / : untuk pembagian % : untuk sisa pembagian (modulus) + : untuk pertambahan - : untuk pengurangan b. Operator Hubungan (Perbandingan) Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan antara dua buah operand atau sebuah nilai atau variabel. Operator dalam bahasa basic: = Equality X = Y <> Inequality X <> Y < Less than X < Y > Greater than X > Y <= Less than or equal to X <= Y >= Greater than or equal to X >= Y c. Operator Logika Jika operator hubungan membandingkan hubungan antara dua buah operand, maka operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari operator-operator hubungan. Operator logika ada empat macam, yaitu : NOT Logical complement AND Conjunction OR Disjunction XOR Exclusive or Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 14

d. Operator Bitwise Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit dari data yang ada di memori. Operator bitwise dalam Bahasa Basic : Shift A, Left, 2 : Pergeseran bit ke kiri Shift A, Right, 2 : Pergeseran bit ke kanan Rotate A, Left, 2 : Putar bit ke kiri Rotate A, Riht, 2 : Putar bit ke kanan[ 3]. 2.2.5 Instruksi Dasar Instruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM AVR relatif cukup banyak dan bergantung dari tipe dan jenis AVR yang digunakan. Pada Tabel 4 bisa dilihat beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler ATMega8535[ 2]. Tabel 4. Instruksi Dasar BASCOM AVR Instruksi DO LOOP GOSUB IF THEN FOR..NEXT WAIT WAITMS WAITUS SELECT CASE Keterangan Perulangan Memanggil prosedur Percabangan Perulangan Delay atau waktu tunda detik Delay atau waktu tunda milidetik Delay atau waktu tunda mikrodetik Pencabangan Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 15

2.3 Bluetooth Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatanperalatan. Pada tahun 1994, di kota Lund Swedia, Ericsson mempelopori interkoneksi wireless yang lebih canggih dibandingkan dengan solusi infra merah pada waktu itu. Teknologi yang diberi nama Bluetooth ini kemudian dikembangkan secara bersama-sama dalam sebuah konsorsium yaitu Bluetooth Special Interest Group (SIG). Dengan Bluetooth, perpindahan data antara device tidak lagi harus tertahan pada bidang datar saja. Dengan Bluetooth juga, masalah jarak pada infra merah dapat dengan mudah dipecahkan karena cakupan jarak interkoneksi Bluetooth yang dapat mencapai hingga sepuluh meter[ 10]. 2.3.1 Metode Kerja Bluetooth bekerja dengan cara mengirimkan data melalui sinyal radio pada frekuensi 2,4GHz. Rentang frekuensi ini telah digunakan sebagai standar dari Industrial, Scientific, and Medical devices (ISM). Bluetooth tidak sendirian dalam rentang sinyal ISM ini. Bahkan pesawat telepon wireless generasi terbarujuga menggunakan frekuensi ini. Untuk menghindari terjadinya sambungan silang dengan device lain pada frekuensi yang sama, Bluetooth bekerja dengan cara spread spectrum frequency hopping (SSFH). Frequency hopping adalah istilah yang menjabarkan bahwa selama Bluetooth aktif, maka device tersebut akan selalu berpindah frekuensi dalam rentang 2,42-2,48 GHz sebanyak 1.600 kali per detik. Untuk membantu menghindari terjadinya sambungan silang, sinyal yang digunakan oleh Bluetooth hanya sebesar 1 miliwatt[ 10]. 2.3.2 Sistem Operasi Sistem Operasi yang digunakan pada Bluetooth berupa radio transceiver, baseband link controller dan link manager. Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa karaketristik radio Bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG[ 8]. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 16

Tabel 5. sistem Operasi Bluetooth Parameter Spesifikasi Transmitter Frekuensi ISM band, 2400-2483.5MHz (mayoritas), spasi kanal 1MHz Maksimum output power Power class 1 : 100mW (20dBm) Power class 2 : 2.5mW (4dBm) Power class 3 : 1mW (0dBm) Modulasi GFSK (Gaussian Frequency Shift Keying), Bandwidth Time : 0,5; Modulation Index : 0.28 sampai dengan 0.35. Out of band Spurious Emission 30MHz - 1GHz : -36 dbm (operation mode), -57dBm (idle mode)1ghz 12.75GHz: - 30dBm (operation mode), - 47dBm (idle mode)1.8ghz 1.9GHz: -47dBm (operation mode), -47dBm (idle mode) 5.15GHz 5.3GHz: -47dBm (operation mode), -47dBm (idle mode) Receiver Actual Sensitivity Level -70 dbm pada BER 0,1%. Spurious Emission 30 MHz - 1 GHz : -57dBm 1GHz 12.75GHz : -47dBm Max. Usable Level -20dBm, BER : 0,1% 2.3.3 Modul Bluetooth V3 Modul Bluetooth V3 merupakan modul keluaran DF-Robot yang bekerja pada frekuensi 2,4-2,48GHz dengan modulasi GFSK (Gaussian Frequency Shift Keying). Bentuk fisik Bluetooth V3 bisa dilihat pada Gambar 3. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 17

Gambar 3. Modul Bluetooth V3 Bluetooth V3 mempunyai dua input power yang berbeda yaitu 3,5-8V DC dan 3,3V DC. Dalam penggunanaanya, input power yang digunakan hanya satu dan bisa dipilih sesuai kebutuhan. 2.4 Relay Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik. Elektromagnet ini kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka kontak Normally- Closed (NC). Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus atau tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus atau tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya[ 9]. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 18

2.5 Solenoida AC Solenoida AC merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis yang linier dengan apabila diberikan sumber tegangan AC. Solenoida jenis tarik dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini. (a) (b) Gambar 4. (a) Jenis Solenoida Tarik, (b) Camsco Tas-5 cont AC 220V 50-60Hz 1Kg 15m/n Didalam Solenoida terdapat kawat melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik melalui kawat, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang bisa mendrong inti besi. Poros dalam dari solenoida adalah piston seperti silinder terbuat dari besi atau baja yang disebut plunger (setara dengan sebuah dimano). Medan magnet kemudian menerapkan kekuatan untuk plunger ini, baik menarik atau pun repeling (kembali posisi). Ketika medan magnet dimatikan, pegas plunger kemudian kembali ke keadaan semula[ 11]. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 19

2.6 LCD 2x16 LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena mempunyai tampilan yang menarik seperti pada Gambar 5. Modul LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroller seperti ATMega8535. Gambar 5. Bentuk Fisik LCD 2x16[ 7] LCD memanfaatkan silikon gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempengan kaca bagian depan. Beberapa keuntungan dari LCD adalah sebagai berikut: 1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat mudah untuk membuat program tampilan 2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya menggunakan 8 bit data dan 3 bit kontrol 3. Ukuran modul yang proporsional 4. Daya yang digunakan relatif sangat kecil[ 6]. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 20

LCD 2x16 mempunyai 16 buah pin dimana didalamnya terdapat 8 buah data bus. Tabel 6 merupakan data pin dan fungsi dari LCD 2X16. Tabel 6. Pin dan Fungsi PIN Name Function 1 VSS Ground voltage 2 VCC +5V 3 VEE Contrast voltage 4 RS Register Select 0 = Instruction Register 1 = Data Register 5 R/W Read/ Write, to choose write or read mode 0 = Write mode 1 = Read mode 6 E Enable 0 = Start to lacht data to LCD character 1= Disable 7 DB0 Data bit 0 (LSB) 8 DB1 Data bit 0 9 DB2 Data bit 0 10 DB3 Data bit 0 11 DB4 Data bit 0 12 DB5 Data bit 0 13 DB6 Data bit 0 14 DB7 Data bit 0 (MSB) 15 BPL Back Plane Light 16 GND Ground voltage Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 21

2.7 Keypad 4x4 Keypad matriks umumnya terdiri dari tombol / Push Button NO (Normally Open) yang dirangkai dengan susunan baris dan kolom sehingga membentuk matriks. Susunan matriks ini menyebabkan banyak tombol dengan mengunakan sedikit pin mikrokontroller. Jika susunan matriks 4 baris dan 4 kolom maka banyak tombol yang dicapai adalah 16 buah seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Contoh scanning keypad Pada Gambar 6, tombol yang ditekan adalah tombol 5. B2 bernilai nol, sedangkan B1, B3, dan B4 adalah satu. Kemudian umpan-balik terdeteksi pada K2, maka dapat disimpulkan bahwa tombol yang ditekan adalah tombol 5 [ 5]. Metode scanning keypad adalah mendeteksi hubungan pin baris dan kolom karena tombol ditekan, secara berurutan, bergantian dan satu-persatu. Lebih jelasnya sebagai berikut : Scanning output pin dimulai dari kolom 1 lalu deteksi : Jika input baris 1 = 0 maka karakter 1, Jika input baris 2 = 0 maka karakter 4, Jika input baris 3 = 0 maka karakter 7, Jika input baris 4 = 0 maka karakter *. Setelah scanning kolom 1 selesai dilanjutkan ke kolom 2, lalu deteksi: Jika input baris 1 = 0 maka karakter 2, Jika input baris 2 = 0 maka karakter 5, Jika input baris 3 = 0 maka karakter 8, Jika input baris 4 = 0 maka karakter 0. Setelah scanning kolom 2 selesai dilanjutkan ke kolom 3, lalu detekdi Jika input baris 1 = 0 maka karakter 3, Jika input baris 2 = 0 maka karakter 6, Jika input baris 3 = 0 maka karakter 9 Jika input baris 4 = 0 maka karakter #. Setelah scanning kolom 3 selesai dilanjutkan ke kolom 4, lalu deteksi: Jika input baris 1 = 0 maka karakter A, Jika input baris 2 = 0 maka karakter B, Jika input baris 3 = 0 maka karakter C, Jika input baris 4 = 0 maka karakter D. Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064 22