BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

BAB IV. only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek

BAB 3 METODE PENELITIAN. desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA

Transkripsi:

36 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek penelitian. Terdapat empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3) dengan pembagian sebagai berikut : K : Kelompok mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid dengan DMBA dan TPA dan timbul benjolan. P1 : Kelompok perlakuan 1, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan mendapat Phaleria macrocarpa 0,0715 mg (0,36 ml/hari). P2 : Kelompok perlakuan 2, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan mendapat kemoterapi Paclitaxel 175 mg/m 2 dan Cysplatin 50 mg/m 2. P3 : Kelompok perlakuan 3, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan mendapat kombinasi kemoterapi Paclitaxel 175 mg/m 2 dan Cysplatin 50 mg/m 2 dan dengan ekstrak Phaleria macrocarpa 0,0715 mg (0,36 ml/hari).

37 Skema penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: - Dikeluarkan Perlakuan 9 minggu Induksi tumor P1 Mencit Swiss + P2 P3 K Gambar 5. Skema penelitian 4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah mencit jantan strain Swiss dengan umur 8-9 minggu, strain ini dipilih karena selain sudah sering digunakan untuk penelitian kanker juga dapat diamati respon imunologiknya. Digunakan mencit jantan. Penggunaan mencit umur 8-9 minggu oleh karena dalam umur tersebut mencit mengalami fase istirahat dalam pertumbuhan rambutnya. Digunakan mencit jantan untuk menghindari faktor hormonal, terdapat faktor protektif pada estrogen endogen terhadap paparan zat kimia yang dapat menginduksi terjadinya karsinoma epidermoid kulit. (50)

38 4.2.2. Sampel Penelitian Hewan coba adalah mencit jantan strain Swiss yang diperoleh dari laboratorium LPPT (Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kriteria inklusi : 1. Mencit jantan strain Swiss. 2. Tidak ada abnormalitas anatomis yang tampak. 3. Berat badan 20 30 gram setelah aklimatisasi. 4. Umur 8 9 minggu. 5. Tumbuh tumor setelah dilakukan induksi karsinoma epidermoid. Kriteria eksklusi : 1. Tidak tumbuh tumor setelah dilakukan induksi karsinoma epidermoid. Besar sampel menurut WHO tiap kelompok minimal 5 ekor, dengan cadangan 10% (1 ekor). Jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok yaitu 6 ekor mencit. Sebelum digunakan dalam penelitian, 24 ekor mencit diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu. Selama dalam pemeliharaan mencit diberi makan dan minum secara ad libitum. Untuk menghindari bias terhadap berat badan maka dilakukan penimbangan mencit sebelum mendapat perlakuan. Selanjutnya mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, masingmasing terdiri dari 6 ekor yaitu : Kelompok K : 6 mencit

39 Kelompok P1 Kelompok P2 Kelompok P3 : 6 mencit : 6 mencit : 6 mencit 4.3. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan, induksi tumor kurang lebih 26 minggu, dilakukan biopsi, kemudian perlakuan sesuai siklus kemoterapi selama tiga siklus dengan interval siklus tiga minggu. Kemoterapi dan pemberian ekstrak Phaleria macrocarpa dilakukan di laboratorium LPPT (Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, proses pembuatan blok parafin dan pewarnaan IHC, pengukuran kadar sel TCD4 + tumor di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 4.4.1 Variabel penelitian A. Variabel bebas : 1. Pemberian ekstrak Phaleria macrocarpa 2. Pemberian kemoterapi Paclitaxel-Cysplatin 3. Pemberian terapi kombinasi antara ekstrak Phaleria macrocarpa dan kemoterapi Paclitaxel-Cysplatin. B. Variabel tergantung : 1. Kadar sel T CD4 tumor

40 4.4.2 Definisi operasional - Ekstrak Phaleria macrocarpa adalah ekstrak yang berasal dari daging buah kering, yang diektraksi dengan pelarut etanol dengan menggunakan metoda sokletasi, dengan konsentrasi larutan hasil ekstrak 0,2 mg/ml. Ekstrak tersebut diencerkan sehingga didapatkan kadar Phaleria macrocarpa 0,0715mg/0,5ml dan diberikan sebanyak 0,5ml melalui sonde setiap hari selama 9 minggu. - Kemoterapi Paclitaxel-cysplatin diberikan dengan dosis Paclitaxel 175 mg/m 2 dan Cysplatin 50 mg/m 2 dengan BSA 0,024. Hasil tersebut dikonversi dengan dikalikan 0,0026. Sehingga didapatkan kebutuhan Paclitaxel 0,01 mg dan Cysplatin 0,003mg. Keduanya diencerkan dalam 100 ml NaCl 0,9 %, kemudian disuntikkan melalui IV. Dari 1 vial Paclitaxel diambil 1 ml sebanding dengan 0,01 mg dimasukkan kedalam 100 ml NaCl 0,9 % yang telah dibuang 1 ml. Dari 1 vial Cysplatin diambil 1 ml sebanding dengan 0,003 mg dimasukkan kedalam 100 ml NaCl 0,9 % yang telah dibuang 1 ml. Kemudian masing-masing dari kedua rejimen tersebut diambil sebanyak 0,17 ml Paclitaxel dan 0,3 ml Cysplatin dari masing-masing NaCl 0,9% 100 ml dan disuntikkan secara IV pada ekor mencit Swiss.

41 - Skor sel T CD4 dinilai dengan skor histologi dengan pemeriksaan imunohistokimia menggunakan monoklonal antibodi anti sel T CD4 dengan pewarnaan metode streptavidinbiotin pada preparat eksisi biopsi jaringan tumor pada minggu ke-9 perlakuan. Dengan mikroskop Olympus seri BX 41 yang dilengkapi kamera digital DP-70 dengan pembesaran sampai 400X. Masing-masing sediaan diteliti sebanyak lima lapang pandang dan nilai dari setiap lapang pandang yang akan dihitung sel limfosit yang tampak ekspresi coklat pada sitoplasma dan membran limfosit sebagai nilai histoskor untuk memperoleh ekspresi sel T CD4 secara kuantitas. 4.5. Bahan dan Alat Penelitian Mencit Swiss diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada. Selama penelitian, setiap mencit ditempatkan pada kandang sesuai kelompoknya. Satu kandang berisi 8 mencit. Pencahayaan, suhu serta kelembaban yang sama. Pakan yang diberikan pelet standar pakan tikus. Pakan dan minum diberikan ad libitum. Aklimatisasi untuk adaptasi sebelum perlakuan adalah selama 1 minggu. Kandang dibersihkan setiap hari dengan frekuensi dan tingkat kebersihan yang sama. Karsinoma epidermoid diinduksi pada kulit mencit dengan cara mencukur bersih rambut area interscapular dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm. Karsinogen yang digunakan adalah 9, 12-dimethyl-1,2-benzanthracene

42 (DMBA) 100 nmol (0,025 mg), yang dilarutkan dalam 0,1 ml reagen aseton per ekor mencit. DMBA dioleskan 2 kali perminggu selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan pengolesan 12-o-tetradecanoylphorbol-13- acetate (TPA) secara topikal pada regio interscapular dengan dosis 1,7 nmol (0,001 mg) dalam 0,1 ml aseton per ekor mencit 2x per minggu selama 20 minggu. Phaleria macrocarpa atau mahkota dewa: Phaleria macrocarpa yang digunakan adalah ekstrak Phaleria macrocarpa, diperoleh dengan cara : a) 1 kg daging buah Phaleria macrocarpa yang telah dikeringkan ditumbuk halus, kemudian serbuk dimasukkan ke dalam alat soklet (kapasitas 50 mg) dan dilakukan ekstraksi dengan cara sokletasi menggunakan pelarut etanol dengan siklus 8 10 kali. b) Hasil ekstrak dimasukkan ke dalam labu rotary evaporator dan dilakukan destilasi vakum hingga menjadi pekat (suhu 40ºC) sampai diperoleh crude ekstrak. c) Didapatkan hasil 5,5 mg ekstrak pada setiap 1 kg bahan (0,55 %) dan hasil ekstrak diencerkan dengan Aquabidest sampai tercapai konsentrasi 0,2 mg/ml d) Dosis yang digunakan adalah dosis pada manusia yaitu dari serbuk daging buah 5 gram 1 x sehari, dikalikan konstanta uji terapi pada hewan coba (mencit) yaitu 0,0026 dikalikan konstanta hasil ekstrak 0,0055 sehingga dosis yang diberikan adalah 5000 x 0,0026 x 0,0055 = 0,0715 mg/hari (0,36 ml).

43 Kemoterapi Paclitaxel-Cysplatin diberikan dengan dosis Paclitaxel 175 mg/m 2 dan Cysplatin 50 mg/m 2 dengan BSA 0,024. Hasil tersebut dikonversi dengan dikalikan 0,0026. Sehingga didapatkan kebutuhan Paclitaxel 0,01mg dan Cysplatin 0,003mg. Keduanya diencerkan dalam 100ml NaCl 0,9%, kemudian disuntikkan melalui IV. Dari 1 vial Paclitaxel diambil 1 ml sebanding dengan 0,01mg dimasukkan kedalam 100ml NaCl 0,9% yang telah dibuang 1ml. Dari 1 vial Cysplatin diambil 1 ml sebanding dengan 0,003 mg dimasukkan kedalam 100ml NaCl 0,9% yang telah dibuang 1 ml. Kemudian masing-masing dari kedua rejimen tersebut diambil sebanyak 0,17 ml Paclitaxel dan 0,3 ml Cysplatin dari masing-masing NaCl 0,9% 100ml dan disuntikkan secara IV pada ekor mencit Swiss. Bahan untuk pemeriksaan pengecatan Sel T CD4. 1. Polinized slide 2. Xylol 3. Alkohol absolut 4. Tris Hcl ( ph 7,6 ) 5. Periodic acid 0,5 % 6. 0,3 % H2O2 dalam metanol 7. Blok 1 % BSA PBS 8. Biotinylated Rabbit anti Mouse 9. Ab Sekunder 10. DAB

44 11. Sel T CD4 mouse Ab 12. Hematoksilin 13. Entelan 4.6. Prosedur Pemeriksaan Tumor 1. Tumor diletakkan di cawan petri kecil yang terlebih dahulu dicuci dengan garam fisiologis dan diletakkan di atas es. 2. Amati bentuk dan keadaan tumor, kemudian ambil jaringan tumor yang masih baik yaitu bagian yang tanpa nekrosis (biasanya di daerah tepi jika tumor besar) sebanyak kira kira yang dapat menghasilkan bubur tumor paling sedikit 1 ml dan taruh di cawan petri kecil lainnya. 3. Fiksasi: potongan tumor dimasukkan ke dalam larutan Formalin Buffer (larutan formalin 10 % dalam buffer natrium asetat sampai mencapai ph 7) selama 18-24 jam. Kemudian jaringan dimasukkan ke dalam Aquadest selama 1 jam untuk proses penghilangan larutan fiksasi. 4. Dehidrasi: potongan karsinoma epidermoid dimasukkan ke dalam larutan alkohol-xylol selama 1 jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2x2 jam. 5. Impregnasi: jaringan dimasukkan dalam parafin cair selama 2x2 jam. 6. Embedding - C, ditunggu sampai parafin padat. Jaringan dalam parafin dipotong setebal 4 mikron dengan mikrotom. Poton

45 - C sampai parafin mencair. 7. Pewarnaan jaringan dengan IHC (imunohistokimia)/ pengecatan sel T CD4 8. Pemeriksaan dibawah mikroskop untuk menghitung jumlah sel TCD4 4.7. Alur Kerja 24 ekor Mencit Swiss Adaptasi 1 minggu Induksi Tumor (Evaluasi 3 bulan) Random Alokasi Berhasil Gagal Eksklusi K (6 ekor) P1 (6 ekor) P2 (6 ekor) P3 (6 ekor) PM Pacli-Cys PM Pacli-Cys 9 minggu Terminasi dan pengambilan jaringan tumor Pembuatan blok parafin Pemeriksaan jumlah TCD4+ Gambar 6. Alur Penelitian

46 4.8. Analisis Data Setelah data terkumpul dilakukan data cleaning, coding dan tabulasi. Analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisa deskriptif kadar sel TCD4 tumor epidermoid disajikan dalam bentuk tabel rerata, SD, median dan grafik garis. Syarat dari uji parametrik adalah (1) Masalah skala pengukuran variabel harus numerik, (2) Distribusi data harus normal dan (3) Varians data wajib sama pada > 2 kelompok tidak berpasangan. Untuk mengetahui normalitas data dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk test. Hasil uji Shapiro-Wilk menghasilkan p>0.05 maka distribusi data yang didapat adalah normal. Untuk mengetahui 4 kelompok data mempunyai varian yang sama atau tidak dilakukan Uji varians levene s test. Hasil uji varian bila menghasilkan p > 0.05 maka varian dari data yang diuji adalah sama. Untuk analisa komparatif antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat dilakukan uji one way ANOVA (jika syarat analisis parametrik terpenuhi) atau uji Kruskal-Wallis (jika syarat analisis parametrik tidak terpenuhi), dan jika hasil dari uji one way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil p<0.05 maka untuk mengetahui besarnya perbedaan masing-masing kelompok perlakuan dianalisis lebih lanjut dengan Post Hoc Test. Batas derajat kemaknaan apabila P 0.05 dengan 95 % interval kepercayaan. Analisa data dilakukan dengan software SPSS Ver. 18 for Windows.

47 4.9. Persyaratan etik Penelitian mengikuti animal ethics dalam mengelola hewan coba. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, dimintakan persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Seluruh hewan coba dirawat sesuai standar pemeliharaan binatang.