BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. 1. Menurut kurikulum 2006 salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di SD/

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wira Suwasti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

I. PENDAHULUAN. selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini dimasudkan agar dapat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Lapono (2009: 122)

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering. kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ilmu tentang pola dan hubungan, dan ilmu tentang cara berpikir untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR AND SHARE

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, hal ini sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu cara yang digunakan meningkatkan kualitas pendidikan. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. 1 Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di SD/MI. Menurut kurikulum 2006 salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di SD/ MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep 1 Suriansyah, Ahmad, dkk. Strategi Pembelajaran, (Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat, 2009), h. 5 1

2 atau alogaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2 Anak sering sekali menganggap matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari, membosankan, tidak menyenangkan serta gurunya sangat menakutkan. Anggapan inilah yang menyebabkan anak semakin tidak berminat untuk belajar matematika sehingga mengakibatkan prestasi belajar matematika mereka menjadi rendah atau menurun. Padahal matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di dalam kurikulum. Kenyataan dilapangan pada pembelajaran matematika khususnya di kelas III MI Baru Hulu Kecamatan Sungai Raya, terhadap materi penjumlahan dan pengurangan, sebagian besar siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung seperti penjumlahan dan pengurangan. Hal ini disebabkan oleh guru yang belum menggunakan model pembelajaran dan masih menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang monoton tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran tersebut. Akibatnya membuat pembelajaran tidak efektif dan kurang menyenangkan sehingga siswa kurang merespon serta sulit memahami konsep terhadap pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di MI Baru Hulu dengan rata-rata yang diperoleh hanya mencapai 49,25 pada tahun ajaran 2011/2012. Nilai ratarata ini jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum yakni 2 Depdiknas, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, (Jakarta: BP.Dharma Bhakti, 2006), h. 30

3 sebesar 70,00 atau 70 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada di bawah standar ketuntasan yang diharapkan. Nilai rata-rata matematika tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain. Sebagaimana firman Allah dalam quran surah Ar-Rahman yang berbunyi: Kaitannya ayat ar-rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut : Kata ar-rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan al-quran kepada Nabi-NYA. Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional) Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan. Piaget mengatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara bertahap yaitu sensori motor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun),

4 operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional 11 tahun). Teori ini merekomendasikan perlunya mengamati tingkatan perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan. 3 Perkembangan kognitif anak-anak sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap operasi kongkrit dan oleh karena itu lemah dalam berfikir abstrak. Ini berarti bahwa pengajaran di kelas-kelas sekolah dasar hendaknya sekongkrit mungkin dan sebanyak mungkin melibatkan pengalaman-pengalaman fisik. Pelajaran matematika hendaknya menggunakan objek-objek kongkrit untuk menunjukkan prinsip-prinsip dan operasi-operasi matematis. 4 Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat apabila dibiarkan berlarut-larut akan berdampak kurang baik yaitu siswa cenderung tidak aktif, tidak termotivasi dan cepat bosan karena belajar matematika tidak menarik dan tidak bermakna bagi anak. Upaya mengatasi permasalahan ini salah satunya yang dapat dilakukan guru adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar melalui penggunaan pendekatan dan model pembelajaran. Salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu pendekatan kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam review berbagai materi yang h. 1.9 3 Muhsetyo, Gatot, dkk, Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 4 Suriansyah, Ahmad, dkk. Strategi Pembelajaran, (Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat, 2009), h. 70

5 dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu (Arends, 2008: 16). Kelebihannya dari model Numbered Heads Together (NHT) adalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar serta dapat mengembangkan sikap positif siswa. 5 Berdasarksan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Siswa Kelas III MI Baruh Hulu Kabupaten Hulu Sungai Selatan. B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah aktivitas siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di kelas III MI Baru Hulu dapat meningkat? b. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di kelas III MI Baru Hulu? 2. Pemecahan Masalah 5 http://iqbalali.com/2010/01/02/nht-numbered-heads-together/

6 Alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas III MI Baru Hulu adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pemecahan masalah melalui model pembelajaran ini diharapkan dimasa mendatang akan berdampak positif pada siswa, karena siswa dapat belajar bersama secara berkelompok, membuat siswa aktif, terlibat langsung dalam pembelajaran serta siswa terbantu dalam memahami konsep yang sulit dan komplek sehingga dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir dan memecahkan masalah. Hal ini merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, di mana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, secara psikologis siswa membutuhkan bantuan guru dan juga teman kelompok sebayanya dalam kegiatan pembelajaran. Upaya memecahkan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus dengan empat kali pertemuan. Tahap perencanaan yang akan dilakukan adalah : a) Menyusun skenario pembelajaran berdasarakan kurikulum pembelajaran Matematika SD/MI dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. b) Membuat lembar observasi, baik untuk guru maupun siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). c) Mempersiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan menyiapkan lembar kerja kelompok sesuai dengan materi.

7 d) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa berupa tes tertulis pada akhir pembelajaran. Adapun langkah-langkah pada pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang akan dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu: a. Penomoran (Numbering) Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda. b. Pengajuan Pertanyaan (Questioning) Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. c. Berpikir Bersama (Head Together) Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. d. Pemberian Jawaban (Answering) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas 6. C. Tujuan Penelitian 6 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 368

8 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan aktivitas siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di kelas III MI Baru Hulu Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di kelas III MI Baru Hulu Kabupaten Hulu Sungai Selatan. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru, diharapkan bermanfaat sebagai acuan untuk menerapkan pendekatan kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pengalaman dalam memilih model pembelajaran, media serta merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. 2. Siswa, diharapkan bermanfaat sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar siswa dan dapat memudahkan pemahaman tentang konsep pembelajaran matematika. 3. Kepala Sekolah, diharapkan bermanfaat sebagai masukan terhadap upaya perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran matematika. 4. Peneliti, diharapkan bermanfaat sebagai tambahan wawasan pengetahuan menjadi calon guru yang dituntut untuk inovatif dan kreatif.

9 E. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) maka : 1. Aktivitas siswa dikelas III MI Baru Hulu akan meningkat 2. Hasil belajar siswa kelas III MI Baru Hulu akan meningkat