PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

SKRIPSI. Disusun oleh DANANG A DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun FARIDA TRIASTUTI A 310060166 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap telah belajar. Siswa dikatakan telah belajar apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat dikuasai siswa. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya keterampilan menulis, dimana siswa dilatih untuk mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2001: 296). Menulis dapat disimpulkan suatu keterampilan berbahasa yang berbentuk tulis berfungsi menyampaikan pesan secara jelas dan pesan tersebut dapat mempengaruhi pembaca. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pembelajaran 1

menulis di sekolah sebagai wadah untuk mengembangkan potensi siswa dalam hal tulis-menulis. Guru mempunyai andil yang cukup besar dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi tulis-menulis pada diri siswa. Guru dalam hal ini tidak saja berperan untuk mentransmisikan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga nilai yang berkenaan dengan keterampilan menulis serta menumbuhkan budaya tulismenulis pada diri siswa. Kreativitas siswa dalam keterampilan menulis dapat terwujud manakala guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu secara alamiah, memotivasi, dan memancing siswa untuk mengekspresikan bentuk kreativitasnya dalam wujud nyata. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan, dan fungsinya dalam proses belajar-mengajar sangatlah penting (Sadiman dkk, 2002: 4). Guru hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini menggunkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak hanya sebagai informator melainkan sebagai fasilitator bagi siswa. Jadi, siswa sebagai subjek didik yang aktif sedangkan guru hanya memfasilitasi dan mendampingi, hal tersebut akan menciptakan proses kegiatan belajar-mengajar lebih efektif dan menyenangkan. Proses belajar-mengajar dapat terjadi adanya interaksi individu dengan lingkungan. Nurgiyantoro (2001: 296) berpendapat tulis-menulis siswa dapat dituangkan dalam bentuk karangan. Karangan adalah suatu bentuk sistem 2

komunikasi lambang visual. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Siswa biasanya tertarik menulis karangan yang mengambarkan atau medeskripsikan pengalaman yang dialami. Siswa ketika mengarang sering mengalami kesulitan baik memilih kata, menyusun kalimat, dan ejaan. Siswa ketika mengarang narasi memerlukan pemikiran yang runtut sehingga mereka kurang tertarik untuk mengarang narasi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang menceritakan sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu atau kurun waktu tetentu. Karangan narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan sedangkan unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku (Rani dkk, 2006: 45). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan narasi merupakan tulisan yang isinya menceritakan suatu hal yang mencakup unsur waktu, tokoh atau pelaku, dan peristiwa. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan berurutan sehingga membentuk karangan narasi yang padu. Guru sebagai instruktur kegiatan belajar mengajar hendaknya menggunakan teknik pengajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dalam tulis-menulis dan tidak merasa jenuh mengikuti pelajaran. Teknik yaitu prosedur rutin atau acuan untuk menggunakan alat, bahan, orang, dan lingkungan untuk menyajikan pesan (Sadiman dkk, 2002: 5). Teknik yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi siswa 3

dapat digunakan teknik reka cerita gambar. Teknik tersebut salah satu teknik mengarang yang menggunakan beberapa media yakni media gambar berupa gambar berseri dan bagan. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran (Sudjana dan Rivai, 2009: 2). Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Media gambar yang dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menulis karangan. Media gambar dan gambar berseri melatih dan mempertajam daya imajinasis siswa, tetapi media gambar berseri memerlukan pemikiran yang tepat untuk mendeskripsikan pesan yang dimaksud dalam gambar tersebut sedangkan media bagan dapat menyajikan pesan secara bertahap sehingga siswa lebih mudah menyajikan dan mengidentifikasi ide. Kedua media tersebut sebagai strategi merangsang kemauan siswa dalam hal tulis-menulis. Menulis salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Pada jenjang SMA/MA kelas X kegiatan tersebut diwujudkan dengan standar kompetensi yang berbunyi: Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskripsi, eksposisi). Adapun kompetensi dasarnya, Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi. 4

Guru ketika proses pembelajaran menulis paragraf narasi belum memunculkan variasi metode, dimana siswa selama proses pembelajaran berlangsung hanya diberi teori sesudah itu siswa disuruh membuat paragraf narasi. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar menulis menjadi membosankan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga belum mampu mengambarkan pikirannya menjadi rangkaian gagasan yang menarik. Kenyataan ini terjadi pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangdowo, setelah penulis melakukan observasi dalam pembelajaran menulis paragraf narasi diketahui bahwa kompetensi menulis paragraf narasi rendah. Hal ini ditandai dengan nilai menulis paragraf narasi terendah 44. Nilai tersebut jauh dari batas ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 66. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis paragraf narasi. Kesulitan tersebut dapat diklasifikasikan. 1. Adanya minat dan motivasi siswa masih rendah Rendahnya minat dan motivasi siswa disebabkan teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran, siswa yang tanggap terhadap metode yang digunakan guru 2 siswa dan siswa yang merespon tugas yang diberikan guru 2 siswa. 2. Siswa belum mampu dalam menuangkan gagasan yang baik Gagasan yang baik adanya kesatuan pikiran antara kalimat satu dengan kalimat lain. Berdasarkan observasi, siswa yang mampu 5

mengembangkan gagasan dengan baik 2 siswa sedangkan siswa yang lain dalam menuangkan gagasan masih terdapat ide lain dalam karangan. 3. Siswa kesulitan dalam menggunakan kata yang tepat Kata yang digunakan siswa masih umum belum menimbulkan arti sehingga makna dalam karangan menjadi kabur dan siswa sering menggulang kata yang sudah dipakai. Hal ini terlihat dari hasil karya siswa, belum ada siswa yang tepat memilih kata-kata dalam karangannya. 4. Siswa kesulitan dalam penggunaan ejaan Tulisan yang baik hendaknya sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Ejaan salah satu aturan yang harus digunakan dalam kegiatan menulis. Berdasarkan observasi penulis, siswa belum ada yang tepat dalam penggunaan ejaan, misalnya penggunaan tanda baca dan kata depan. Teknik reka cerita gambar adalah suatu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dimana siswa mengira-ngirakan cerita dalam sebuah gambar. Siswa dituntut untuk mengamati dengan cermat gambar yang disajikan oleh guru sehingga siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan guru. Teknik ini menggunakan media gambar yang diharapkan menjadi alternatif pemecahan masalah yang ada. Teknik ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengungkapkan imajinasi pikiran atau gagasan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, masalah yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi dengan Teknik Reka 6

Cerita Gambar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten Tahun Ajaran 2009/2010. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang perlu dibahas. 1. Apakah teknik reka cerita gambar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis paragraf narasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo? 2. Apakah teknik reka cerita gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo? C. Tujuan Penelitian Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis paragraf narasi dengan teknik reka cerita gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo. 2. Mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf narasi dengan teknik reka cerita gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo. D. Indikator Penelitian Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian dirumuskan indikator sebagai berikut. 7

Aspek Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis Tabel 1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian Pencapaian Siklus Terakhir Keaktifan siswa meningkat mencapai 70% dalam mengikuti pembelajaran menulis Cara Mengukur Diamati saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran Kemampuan siswa dalam menulis Ketuntasan hasil belajar menulis Nilai rata-rata siswa untuk kemampuan menulis mencapai 70% Lebih dari 70% siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) Diukur dari nilai rata-rata kemampuan menulis siswa dari 36 siswa yang hadir mengikuti pembelajaran menulis Dihitung dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) menulis, yaitu 67 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada pembelajaran bahasa. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini, memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya mengenai teknik reka cerita gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa, membantu mengatasi masalah dalam menulis narasi. b. Bagi guru, memberikan wawasan baru tentang teknik pembelajaran menulis dan mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. 8