BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

MAKNAASHĀB AL-A RĀFDALAM AL-QUR AN ( STUDI KOMPERATIF ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

Membahas Kitab Tafsir

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ibadah.oleh karena itu, al-quran adalah kitab suci umat Islam, secara

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Furqan Salam Dalam Perspektif Islam tentang menebarkan dan menjawab salam, keutamaan menebarkan dan menjawab salam, kemudian makna dan cara memeberika

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Bersama Orang Tua Menuju Surga

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN. umum yang perlu penjelasan dan penjabaran, oleh sebab itu tafsir. menduduki tempat yang tinggi di dalam upaya memahami al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

BAB III PENAFSIRAN AYAT-AYAT ASHᾹB AL-A RᾹF. Terhadap ayat 46 surat al-a rāf, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa semua

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Mukadimah. Pengkajian

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting untuk kehidupannya, karena dengan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. keotentikannya telah dijamin oleh Allah, dan al-qur an juga merupakan kitab

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI LUQMAN BIN ABDUL HAMID NIM:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pedoman bagi umat manusia agar tetap berada di jalan yang lurus dalam menjalani kehidupan dunia. Di dalamnya terdapat berbagai aspek hukum, kisah-kisah manusia, khabar gembira dan peringatan hari kemudian serta berbagai aspek lainnya. Namun kecenderungan manusia untuk mengkaji serta mendalami ilmu al-qur an tersebut tidak sama, sehingga apa yang di peroleh dari Kalam Ilahi tersebut berbeda antara satu dengan yang lain. 1 Oleh sebab itu, tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulisan dan bacaan sampai saat ini yang dapat menandingi al-qur an al-karim dari bentuk apapun, disebabkan kesempurnaan dan kemuliaannya. Tidak ada bacaan seperti al-qur an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan kosakatanya tetapi juga kandungan yang ada di dalamnya baik yang tersurat maupun yang tersirat, semua dituangkan dalam jutaan jilid buku dari berbagai regenerasi. 2 Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tidak pernah kering itu berbeda, sesuai dengan kemampuan dan kecenderungan orang yang mempelajarinya, namun semua mengandung kebenaran. Karena al-qur an adalah sebuah permata yang 1 Muh. Ma rufin Sudibyo, Ensiklopedia Fenomena Alam Dalam al-qur an, (Solo: Pustaka Mandiri, 2012), hal. 3 2 Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, vol I, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.1 1

memancarkan cahaya bagi siapa saja yang mau membaca dan mempelajarinya. 3 Allah SWT. telah mengungkapkan dalam al-qur an al-karim (QS. As-Syura: 17) Artinya: Allahlah yang menurunkan kitab al-qur an dengan penuh kebenaran dan keseimbangan. (QS. As-Syura:17). 4 Namun demikian, tidak semua kandungan yang termuat di dalam al-qur an tersebut dapat dipahami oleh setiap orang melainkan diperlukan adanya penjelasan dan keterangan mengenainya. Terlebih bagi kaum muslimin yang bukan merupakan orang Arab dan masih asing terhadap bahasa Arab. Bahkan orang Arab sendiri tidak sepenuhnya mampu mengerti dan memahaminya. Maka jalan yang dapat ditempuh adalah dengan menafsirkannya, dengan harapan supaya makna yang terkandung dalam al-qur an tersebut dapat dicerna oleh semua kalangan. 5 Upaya penafsiran terhadap ayat-ayat al-qur an di dalam dunia Islam terlihat seolah tidak pernah sepi dari orang-orang yang ingin terus mempelajarinya. Hal ini karena umat Islam senantiasa terus berinteraksi, mempelajari, mendalami kata demi kata yang merupakan kalam Allah tersebut. Untuk itu al-qur an selalu membuka diri untuk dianalisis dan diinterpretasikan dengan berbagai alat, metode dan pendekatan untuk menggali isinya. Al-Qur an seolah menantang dirinya untuk terus dikaji dan dipelajari. Tetapi semakin didalami ternyata semakin banyak saja hal yang belum 3 Quraish Shihab, Wawasan al-qur an, (Bandung: Mizan, 2007), cet VI, hal. 4 4 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya, ( Depok: Cahaya Qur an, 2008) QS. As-Syura: 17 5 Kadar M.Yusuf, Studi al-qur an, (Jakarta: Amzah, 2004), cet II, hal.1 2

diketahui, semakin ditela ah nampak semakin banyak pula pengetahuan baru yang didapat darinya. 6 Pada zaman yang serba maju sekarang ini, keyakinan manusia sudah banyak yang tidak sesuai terhadap ajaran al-qur an, sehingga tidak jarang kita lihat orangorang yang hidupnya hanya ingin memenuhi keinginannya saja tanpa memperdulikan apakah itu baik atau tidak menurut ajaran al-qur an. Bahkan banyak juga yang sudah tidak percaya terhadap ayat-ayat al-qur an itu sendiri, terlebih-lebih jika membahas tentang persoalan yang menyangkut terhadap kehidupan akhirat tentunya mengenai surga dan neraka yang sudah dikenal oleh setiap pemeluk ajaran agama Islam mulai dari sejak kecil, bahkan kebanyakan orang tua sudah sering sekali menyampaikan hal yang berkaitan dengannya. 7 Pada hari kiamat nanti semua manusia akan dihitung perbuatannya selama hidup di dunia, bagi orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari keburukannya maka tempat kembalinya adalah surga, sedangkan orang yang amal keburukannya lebih banyak daripada amal kebaikannya maka tempat kembalinya adalah neraka. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam (QS. al-qȏri ah ayat: 6-9) 6 Umar Shihab, Kontekstualitas al-qur an Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam al- Qur an,(jakarta: Pena madani, 2005), hal. 3 7 Quraish Shihab, Wawasan al-qur an,(penerbit Mizan: Bandung, 1997), hal. 81 3

Artinya: Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. Hal seperti ini memang banyak sekali dijumpai dalam ayat al-qur an yang seharusnya dapat menjadi motivasi bagi umat Islam agar selalu melakukan kebaikankebaikan dan sebagi motivasi untuk menjauhi semua larangan. Namun kenyataannya tidaklah demikian, padahal al-qur an adalah pedoman yang merupakan serat yang membentuk tenunan kehidupan muslimin serta benang yang menjadi rajutan jiwa. 8 Berbicara tentang surga dan neraka, dalam al-qur an sudah sangat banyak sekali dijelaskan dan umumnya kebanyakan umat Islam sudah mengetahui hal itu, namun bagaimana jika al-qur an berbicara tentang A rāf yaitu satu tempat yang berada di antara keduanya yang di atasnya ada orang-orang dan mereka itu disebut Ashāb al-a rāf. Hal ini disebutkan dalam surat al-a rāf ayat 46-48. Artinya: Dan diantara keduanya penghuni surga dan neraka itu ada pembatas dan di atas A rāf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka dan mereka menyeru penduduk surga "Salamun alaikum. Mereka belum lagi memasukinya sedang mereka ingin segera untuk memasukinya. 9 8 Husain bin Audah, Ada apa Setelah Kematian, (Dar: al-sunnah, 2013), hal. 5 9 QS. al-a raf: 46 4

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang berada di atas A rāf yang sampai saat ini masih banyak Ulama berbeda pendapat mengenai siapa sesungguhnya mereka. Menurut Ibnu Katsir Ashāb al-a rāf adalah kaum yang memiliki timbangan yang sama antara amal kebaikan dan kejelekannya. 10 Sedangkan pendapat Imam al- Zamakhsyari dalam tafsir al-kasyāf disebutkan, Ashāb al-a rāf adalah golongan orang-orang dari kaum muslimin yang paling terakhir dimasukkan kedalam surga karena sedikit sekali amal kebaikan yang mereka lakukan. 11 Kemudian pendapat Imam Ibnu al-jauzi dalam tafsirnya zad al-masīr disebutkan tentang Ashāb al-a rāf ada dua pendapat, pendapat yang pertama, mengatakan bahwa mereka adalah dari seluruh anak Adam pendapat ini yang disetujui oleh jumhur Ulama. Dan pendapat kedua disebutkan oleh Maqatil, beliau mengatakan mereka itu adalah khusus dari golongan umat Nabi Muhammad SAW. 12 Pendapat Imam al-naisaburi dalam tafsirnya juga disebutkan dua golongan, yang pertama, Ashāb al-a rāf itu adalah kaum yang mempunyai derajat yang tinggi disebabkan pahala mereka. Dalam hal ini Abu Majlaz mengatakan bahwa mereka itu adalah para malāikat dan mereka mengenal penghuni surga dan neraka. Golongan kedua, adalah orang-orang yang derajatnya rendah disisi Allah SWT. 13 10 Ibnu Katsir, Tafsir al-qur an al-adzim, (Kairo: Pustaka Imam Syafi I, 2002), Jld VIII, hal. 329 11 Abu al-qasim Mahmud bin Amru bin Ahmad al-zamakhsyari, al-kassyaf, (Maktabah al- Abikan: Riyadl Arab Saudi, 1998), hal. 234 12 Ibnu al-jauzi, Zad al-masir, Jld II, (Damaskus: Maktab al-islamiy, 1984), hal. 484 13 Abi Bakar Muhamad bin Ibrahim bin Munzir al-naisaburi, Tafsir al-naisaburi, (Dar: al- Māthirr, 2002), Jld III, (hal. 427 5

Selanjutnya M. Quraish Shihab menjelaskan dalam tafsir al-misbah, tidaklah termasuk hal yang sangat penting untuk dibahas mengenai siapa sesungguhnya Ashāb al-a rāf itu, cukuplah diyakini saja bahwa kelak di hari kemudian ada sekelompok makhluk Allah yang ditempatkan sementara di antara surga dan neraka, apakah dalam rangka menyiksa dengan meresahkan hati mereka untuk sementara waktu, ataukah memberikan mereka penghormatan. 14 Nama al-a rāf telah dikenal sejak masa Nabi SAW. Pakar hadis Imam an- Nasā i meriwayatkan, bahwa Urwah Ibnu Zaid Ibnu Tsābit berkata kepada Marwan Ibnu al-hakam: Mengapa saya melihat anda membaca surat-surat pendek pada waktu maghrib, sedang saya melihat Rasulullah SAW. membaca yang terpanjang dari dua surat yang panjang? Marwan bertanya: Apakah surat terpanjang dari dua surat terpanjang? Urwah menjawab: al-a rāf. Aisyah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. membaca surat al-a rāf ketika shalat maghrib, beliau membagi bacaannya dalam dua rakaat. (HR. an-nasā i). Sedangkan penamaan surat ini dengan al-a rāf karena kata tersebut hanya terdapat dalam surahnya dan merupakan kata satu-satunya dalam al-qur an. 15 Demikianlah al-qur an menjelaskan tentang Ashāb al-a rāf, namun di kalangan umat Islam masih sedikit yang paham terhadap makna Ashāb al-a rāf yang telah disebutkan di dalam al-qur an al-karim dan pemaknaannya juga belum jelas 14 Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur an, ( Penerbit Lentera Hati: Tangerang, 2006), hal. 108 15 Quraish Shihab, Ibid. 6

dikalangan masyarakat Islam sebagaimana para mufassirin memperdebatkan hal itu. Adapun istilah Ashāb al-a rāf hanya disebut dua kali saja dalam al-qur an pada surat al-a rāf ayat: 46 dan 48. 16 Berlandaskan kepada masalah yang telah dipaparkan, maka penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang makna Ashāb al-a rāf serta mencari pendapat yang lebih kuat di antara pendapat para ulama dan diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul MAKNA ASHᾹB AL-A RᾹF DALAM AL- QUR AN (STUDI KOMPERATIF) B. Alasan Pemilihan Judul Adapun alasan yang mendorong penulis untuk membahas masalah ini antara lain adalah: 1. Karena masih sangat perlu untuk mengetahui makna Ashāb al-a rāf yang ada di dalam al-quran. Mengingat redaksi ayat al-qur an yang berbicara tentang Ashāb al-a rāf ulama masih berbeda pendapat. 2. Untuk mencari pendapat yang paling kuat dari perbedaan pendapat mufassirin tentang siapa sesungguhnya Ashāb al-a rāf itu. 3. Menyadari pentingnya masalah ini, yang berkaitan dengan keimanan ummat Islam. Apalagi dalam konteks bermasyarakat, yang kurang pemahaman terhadap al-qur an dan semoga nanti dengan pembahasan ini 16 Muhammad Fu ad Abdul Baqi, Mu jam al-mufahharas Li al-fazi al-qur an, (Dar: al- Hadis,1364), bab. Hamzah. 7

khususnya umat Islam dapat memahami siapa sesungguhnya Ashāb al- A rāf yang disebutkan di dalam al-qur an. C. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dan supaya para pembaca mudah untuk memahaminya, maka judul tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut: Makna: Adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata baik ditinjau dari segi bahasa maupun dari konteks penggunanya dalam sebuah redaksi kalimat. 17 Ashāb al-a rāf: Dalam al-qur an sudah ada disebutkan istilah اصحاب الاعراف pada surat al-a raf ayat 46 dan 48, yaitu orang-orang yang tinggal di suatu tempat yang tinggi di antara surga dan neraka, dikatakan tempat yang tinggi karena kata al-a rāf adalah jamk dari kata urfun yang artinya setiap tanah yang tinggi menurut orang Arab disebut A rāfun (jamak taksir dari kata urfun). Seperti jengger ayam dinamakan dengan urfun karena berada ditempat yang paling tinggi dari bagian tubuhnya. 18 Al-Qur an: Menurut bahasa adalah kata mashdar dari qarā yang berarti talā atau jama a maka yang pertama ( talā) bermakna isim maf ul yaitu matlū (yang dibaca) dan yang kedua jam un adalah isim mashdar yang bermakna isim fa il yaitu mengumpulkan kabar-kabar dan hukum-hukum. Sedangkan menurut istilah al-qur an adalah perkataan Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 17 Poerwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 737 18 Ibni Mandzur,Op. Cit, hal.14 8

sebagai Rasul dan penutup para sekalian Nabi, yang diawali dengan surat al-fātihah dan diakhiri dengan surat al-nās. 19 D. Batasan dan Rumusan Masalah Untuk menghindari agar pembahasan ini tidak meluas, maka penulis akan membuat batasan yang akan dikaji oleh peneliti, yakni tentang makna Ashāb al-a rāf dalam al-qur an. Kata Ashāb al-a rāf yang berkenaan secara langsung hanya dua kali saja disebutkan di dalam al-qur an pada surat yang sama. Sedangkan yang berkenaan secara tidak langsung banyak sekali, namun penulis hanya mencantumkan tiga saja. Adapun ayat-ayat yang dimaksudkan adalah: 1. Surat al-a rāf ayat: 46 2. Surat al-a rāf ayat: 48 3. Surat al-a rāf ayat: 47 4. Surat al-a rāf ayat: 49 5. Al-Hadid ayat: 13 Dalam hal ini penulis akan merujuk kepada kitab-kitab tafsir seperti: Tafsir Ibnu Katsir, Zad al-masir, Al-Naisaburi, Al-Kasyāf dan Al-Misbah. Adapun yang menjadi alasan penulis untuk memilih kitab-kitab tafsir ini karena penulis ingin mengungkap bagaimana pandangan ulama tafsir klasik seperti Ibnu Katsȋr, serta bagaimana pula pandangan ulama kontemporer. 19 Muhammad Shalih al-utsaimin, Ushul Fi at-tafsir, (Dammam: Dar Ibnu al-jauzi,1937), hal. 7 9

Berhubung al-qur an sangat penting dalam kehidupan umat manusia, apalagi penafsiran terhadap ayat al-qur an sering menjadi polemik ditengah masyarakat, maka perlu adanya pemahaman yang konfrehensif terhadap ayat al-qur an. Karena kesalahan dalam memahami kandungan al-qur an sering sekali menjadi penyebab terjadinya konflik dikalangan umat Islam sendiri maupun antara umat beragama. Inilah yang menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengangkat tema Makna Ashāb al- A rāf Dalam al-qur an (Studi Komperatif). Karena ayat al-qur an tidak bisa serta merta mudah dipahami dan terbatasnya kemampuan yang dimiliki penulis untuk menela ah serta memahaminya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang Ashāb al-a rāf? 2. Bagaimana eksistensi Ashāb al-a rāf? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui penafsiran ulama terhadap ayat-ayat tentang Ashāb al- A rāf. 2. Untuk mengetahui eksistensi Ashāb al-a rāf. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 10

1. Penelitian ini merupakan langkah awal secara teoritis dalam mengkaji ilmuilmu al-qur an dan sebagai upaya untuk mengembangkan kajian terhadap tafsir al-qur an. 2. Diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan jadi motivasi bagi penulis agar lebih giat dalam mengkaji ilmu tafsir al-qur an. 3. Guna memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar sarjana jurusan Tafsir Hadits di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA RIAU). F. Tinjauan Kepustakaan Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan informasi yang digunakan melalui khazanah keilmuan terutama dengan tema yang berkaitan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kajian terhadap al-qur an sungguh sudah tidak bisa terhitung lagi jumlahnya. Berbagai metodologi telah diterapkan para ilmuan al-qur an. Walaupun demikian kajian terhadap ayat-ayat Al-Qur an tidak akan pernah kehabisan tema sampai kapanpun. Karena al-qur an itu adalah lautan ilmu bagi manusia. Jadi fungsi al-qur an sangat penting bagi manusia di dunia ini untuk menuntun hidup mereka kejalan yang benar demi memperoleh kebahagia an yang abadi kelak di akhirat. Penyebutan kata Ashāb al-a rāf yang berkenaan secara langsung terdapat di dalam al-qur an sebanyak dua kali saja dalam satu surat. Dan sejauh ini penulis 11

belum ada menemukan literatur yang membahasnya secara utuh dalam bentuk karya ilmiah. Agar dapat mencapai tujuan maka perlu dilakukan tinjauan pustaka untuk memperoleh hasil sebagimana yang diharapkan. G. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan ( library research) yaitu dengan mengadakan penelitian dari berbagai literatur yang erat hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Proses analisa data tentang masalah Ashāb al-a rāf dengan menggunakan metode tafsir muqaran (Studi Komperatif). Kemudian untuk penelitian ini dilakukan beberapa hal berikut: 1. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini meliputi dua kategori, pertama: data primer, yaitu al-qur an, Hadis dan kitab-kitab tafsir yang terdiri dari: Tafsir Ibnu Katsīr, Zad al-masīr, Al-Kasyāf, al-misbah dan al- Naisaburi. Sedangkan data skundernya terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan, serta buku apa saja yang dapat mendukung penelitian ini. 2. Teknik Pengumpulan Data 12

Keseluruhan data diteliti dan dikumpulkan melalui beberapa tahap yaitu: Pertama, mengumpulkan data dan buku-buku literature, kedua, mengklasifikasikan buku-buku tersebut, ketiga, membaca, memahmi dan mengutip apa yang di anggap perlu baik secara langsung atau tidak. Dalam melacak ayat penulis menggunakan Mu jam al-mufahras Li al-fazhi al- Qur an al-karim karya Muhammad Fu ad Abdul Baqi. Kemudian data yang sudah terkumpul tersebut dianalisa dengan cara pendekatan tafsir muqaran (Studi Komperatif) dengan menggunakan beberapa kitab tafsir yaitu: Ibnu Katsīr, Zad al-masīr, al-kasyāf, al-naisaburi dan al-misbah serta buku-buku yang berkenaan dengan penelitian ini. 3. Teknik penyajian dan analisa data Setelah data-data berhasil dikumpulkan, maka data tersebut disajikan secara sistematis dengan menggunakan tekhnik analisa isi dengan pendekatan tafsir muqaran (Studi Komperatif). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Menetapkan permasalahan yang akan dikaji, dalam hal ini adalah makna Ashāb al-a rāf Dalam al-qur an (Studi Komperatif). 2. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan kajian ini, dalam hal ini penulis menggunakan Mu jam al-mufahharas Li al-fazhi al-qur an al-karīm karya Muhammad Fu ad Abdul Baqi. 3. Menyusun ayat-ayat tersebut secara berurutan. 13

4. Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis dan utuh (out line). 5. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadis apabila dianggap perlu, sehingga pembahasan semakin sempurna dan lebih jelas. 6. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan, dengan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. H. Sistematika Penulisan Dalam pembahasan penelitian ini akan dituangkan dalam lima bab, di antara masing-masing bab mempunyai sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Merupakan Pendahuluan yang terdiri dari: Latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Merupakan Kajian umum mengenai makna Ashāb al-a rāf yang meliputi: Pengertian Ashāb al-a rāf menurut bahasa dan istilah, ayat-ayat tentang Ashāb al-a rāf dan kisah Ashāb al-a rāf di dalam al-qur an. Bab III Merupakan Penafsiran ayat-ayat tentang Ashāb al-a rāf dalam al- Qur an antara lain: Surat al-a rāf ayat 46, 47, 48, 49 dan surat al-hadīd ayat 13. Bab IV Merupakan Analisa tentang eksistensi Ashāb al-a rāf: Amalan mereka serta pelajaran atau hikmah yang dapat diambil dari Ashāb al-a rāf. 14

Bab V Penutup yang merupakan hasil kajian secara keseluruhan dalam bentuk kesimpulan dan saran-saran. 15