BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PROFIL SEKOLAH TAHUN 2014/201

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

YAYASAN LINTAS BATAS ENTIKONG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK/SEMEA)

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

PETUNJUK TEKNIS PPDB ONLINE 2016 KABUPATEN BULELENG Nomor : 422.1/4662/Skrt./Disdik/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB II LANDASAN TEORI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Sistem Pendidikan Nasional

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

A. Analisis Situasi 1. Analisis Situasi Sekolah a. Letak Geografis b. Profil Sekolah

BAB IV GAMBARAN UMUM. Melalui data yang diperoleh pada saat pra riset, menunjukkan bahwa terdapat 36

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PPDB ONLINE 2016 KABUPATEN BULELENG Nomor : 422.1/4662/Skrt./Disdik/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

SMK NEGERI 1 ADIWERNA dari Masa Ke Masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi dan Potensi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Keadaan Fisik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan diluar sekolah,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang mutu pendidikan, mutu dalam pendidikan bukanlah barang melainkan layanan, dimana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik. Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia. Begitu pula pengelolaan sekolah yang efektif yang berorientasi pada mutu pendidikan memerlukan suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu. Komitmen tersebut harus didukung oleh dedikasi yang tinggi terhadap mutu melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua pihak yang terlibat. Akan tetapi, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Masyarakat terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, yang cenderung mempertanyakan keberadaan sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan yang dimiliki. Wawasan Wiyata Mandala pada prinsipnya merupakan cara pandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan lingkungan pembelajaran, yang pada hakekatnya mengandung prinsip kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kelompok sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antarbangsa. Makna Wawasan Wiyata Mandala sebagai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran, mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan. Makna itu menuntut sekolah untuk : 1. Memiliki sarana dan prasarana yang mencukupi 2. Memiliki tenaga edukatif berpribadi teladan, terampil serta berpengalaman/berwawasan luas 3. Terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar 4. Tumbuhnya partisipasi, kerjasama, dan dukungan masyarakat sekitar 1

5. Adanya hubungan harmonis secara timbal balik antara orang tua dengan para warga sekolah 6. Terciptanya disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah 7. Adanya hubungan kekeluargaan para warga sekolah yang akrab dan harmonis 8. Tumbuhnya semangat peserta untuk maju dan bekerja keras. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengandung satu pengertian pokok bahwa sekolah mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses/kegiatan pendidikan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur sehingga usaha untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil yang senantiasa di perlukan bagi pelaksanaan pembangunan dapat terwujud. Dalam Pembukaan Undang undang Dasar 1945 alinea keempat ditegaskan Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dari kutipan kalimat dalam pembukaan UUD 1945 tersebut terkandung makna bahwa kemajuan pendidikan bagi bangsa Indonesia sangatlah penting. Untuk mencapai kemajuan di bidang pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah banyak membuat kebijakan berupa undang undang maupun peraturan pemerintah yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Berkenaan dengan itu, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pada pasal 1(1) dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan pada bab VI dijelaskan pula bahwa jalur pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. PP. No. 19 Tahun 2005 pasal 2 (1) menyatakan lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar 2

pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dikemukakan pada hakekatnya menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan. Dengan kata lain, Standar Nasional Pendidikan harus menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dan untuk menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik dan profesional serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Kepmendiknas nomor 053/V/2001, tentang pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah). Standar kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai PP No. 19, pasal 26 ayat 3 tahun 2005 adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dengan Peraturan Pemerintah ini, lulusan SMK ditekankan untuk memiliki kecerdasan, kecerdasan inteligensi maupun kecerdasan emosional, yang dilandasi oleh akhlak mulia untuk mengembangkan dan mengamalkan kompetensi yang dimilikinya untuk hidup mandiri, serta dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Selain itu pada Bab III pasal 4 UU SISDIKNAS dinyatakan pula bahwa, prinsip-prinsip penyelengaraan pendidikan adalah demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultur dan kemajemukan bangsa, yang merupakan satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat serta memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, memberdayakan semua komponen masyarakat. Berkaitan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan, keberhasilan pendidikan menengah kejuruan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain berupa ketersediaan sarana prasarana, kurikulum, kualitas tenaga pendidik, dan keterlaksanaan proses belajar mengajar. Sedangkan faktor eksternal antara lain keterlibatan dunia usaha dan dunia industri, lingkungan sekolah, keterlibatan orang tua dan masyarakat terhadap kegiatan belajar mengajar. Kehadiran tenaga pendidik yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Tenaga pendidik yang baik dan kreatif dapat meminimalkan akibat dari segala 3

kekurangan, baik kekurangan sarana prasarana maupun kekurangan dukungan manajemen. Tenaga pendidik dan kependidikan meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, kepala kompetensi keahlian, pustakawan, laboran, teknisi, sumber belajar, dan tenaga administrasi sekolah. Pasal 51 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan dimulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan mengacu pada prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan. Hal ini dipertegas pula dengan dikeluarkannya PP Nomor 19 tahun 2005 Pasal 49, yang menyatakan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas serta PP Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, pada Pasal 1 yang menyatakan bahwa Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional. Ini berarti Manajemen Berbasis Sekolah memberikan banyak kewenangan kepada sekolah untuk membuat keputusan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat dan transparansi yang tinggi dalam pertukaran (sharing) informasi tentang sekolah. Masyarakat sekitar perlu berpartisipasi dalam menentukan prioritas dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengembangan sekolah. Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu: dapat diterima (akseptabilitas) oleh masyarakat, aktivitasnya dapat dipertangung jawabkan (akuntabilitas), dapat dilaksanakan dan dapat terus dikembangkan serta dinamis (sustainabilitas). Efektivitas manajemen sekolah dalam penerapan peningkatan mutu pendidikan akan menghasilkan output yang baik. Output dapat berupa kinerja dan performa personal, prestasi siswa secara akedemik dan non akedemik, dan peningkatan mutu yang dilakukan secara terus menerus. Dalam peningkatan mutu pendidikan, terkandung upaya mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun administrasi, melibatkan proses persiapan dan proses tindakan. Untuk menindaklanjutinya diperlukan partisipasi semua pihak, baik itu kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan pakar pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan di sekolah-sekolah. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran tentang betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak untuk 4

kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. SMK Negeri 3 Singaraja sebagai salah satu SMK Berprestasi yang ditetapkan oleh DITPSMK sejak bulan Juli 2013 dalam penyelenggaraan pendidikannya menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 dari PT. TUV International Indonesia pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 telah memperbaharui standarnya sebagai SMM ISO 9001:2008. Pada ISO 9001:2008 (baca: ISO 9001 versi 2008) lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000 ( ISO 9001:2000). Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 adalah lebih menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan konsep yang mempunyai nilai-nilai yang baik untuk perkembangan organisasi di semua sektor, khususnya pada tiaptiap kompetensi keahlian (Komli) yang terdiri atas: a) Teknik Gambar Bangunan (TGB), b) Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB), c) Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), d) Multi Media (MM), e) Teknik Pemesinan (TPm), f) Teknik Pengelasan (TPL), g) Teknik Kendaraan Ringan (TKR), h) Teknik Sepeda Motor (TSM), i) Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL), dan j) Teknik Audio Video (TAV). B. Sejarah SMK Negeri 3 Singaraja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Negeri 3 Singaraja) semula bernama STM (Sekolah Teknologi Menengah) Nasional Singaraja. Sekolah ini berdiri pada tahun 1980 tepatnya pada tanggal 1 Juli 1980. Pendirian sekolah ini sepenuhnya didanai dari bantuan ABD (Asian Development Bank) kepada pihak Indonesia untuk mendirikan 51 Sekolah Teknik Menengah di wilayah Indonesia, yang mana pada awal program bantuan ini didirikan 17 Sekolah Teknik Menengah (STM) yang tersebar di pelbagai provinsi di Indonesia termasuk di Bali. Pada awal berdirinya STM Nasional Singaraja masih berstatus sebagai sekolah swasta. Pada tanggal 10 Januari 1981 bertempat di hotel Singaraja, jalan Pahlawan Singaraja, STM Nasional Singaraja diresmikan menjadi sekolah negeri dan berganti nama menjadi STM Negeri Singaraja. Acara perubahan status STM Nasional Singaraja menjadi STM Negeri Singaraja tersebut dihadiri oleh Bapak Putu Legawa, B.A, yang pada saat itu 5

menjabat sebagai Kepala Bidang PMK Bali, serta Bapak Wayan Catra yang merupakan Kepala STM Nasional Singaraja yang kemudian statusnya berubah menjadi STM Negeri Singaraja. Surat Keputusan pendirian STM Negeri Singaraja dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0208/0/1980, dan keputusan tersebut berlaku mulai tanggal 1 Juli 1980. Pendirian bangunan STM Negeri Singaraja dilaksanakan dari tahun 1981 sampai 1984. Pada saat itu STM Negeri Singaraja melakukan aktivitasnya dengan meminjam gedung di ST Negeri Singaraja di Jalan Surapati No. 112 Singaraja. Selama masa itu peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran masih sangat kurang. Setelah pembangunan gedung sekolah di jalan raya Gempol selesai, seluruh aktivitas STM Negeri Singaraja dipindahkan ke gedung baru tersebut. Sejak saat itu peningkatan sarana prasarana terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dan sampai sekarang perlengkapan yang ada di sekolah ini sangat lengkap untuk menunjang proses pembelajaran tersebut. Saat ini SMK Negeri 3 Singaraja dipimpin oleh Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd selaku Kepala Sekolah terhitung sejak Tgl 26 Januari 2010. Pada tanggal 10 Oktober 2005, SMK Negeri 3 Singaraja telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi 40/BAS/LL/2005 dengan nilai akreditasi A. Kemudian pada tanggal 11 Januari 2006, SMK Negeri 3 Singaraja memperoleh sertifikat penghargaan ISO 9000-2000 dengan nomor 01 100 059064 dari TUV Rheinland Group, dan sejak tanggal 23 juli 2007 SMK Negeri 3 Singaraja berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dengan penerapan sistem manajemen mutu. Seteleh RSBI dicabut oleh DITPSMK pada bulan Juli 2013, SMK negeri 3 Singaraja dinobatkan sebagai salah satu SMK BERPRESTASI Tingkat Nasional. Selanjutnya pada tahun 2014 menjadi SMK Klaster bertugas melakukan pendampingan implementasi kurikulum 2013 ke 13 SMK. C. Prestasi Akademik dan Non-Akademik Berbagai prestasi akedemis dan non-akedemis telah diraih oleh siswa-siswi SMK Negeri 3 Singaraja pada tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Adapun rincian prestasi yang diraih sebagaimana terlampir. 6

BAB II PROFIL SEKOLAH A. Identitas Sekolah NSS : 32.122.01.00001 NPSN : 50100291 Nama Sekolah : SMK. NEGERI 3 SINGARAJA Status : Negeri PBM : Negeri Alamat : Jalan Gempol Kel. Banyuning Kec. Buleleng Kab. Buleleng Kode Pos 81151 Telepon : (0362) 24544 Email : smk3singaraja@yahoo.co.id Website : http://www.smkn3singaraja.sch.id Surat Keputusan (SK) : Pendirian Nomor : 0208/0/1980 Tanggal : 01-07-1980 Lembaga yang mengeluarkan SK : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Peralihan Nama Sekolah : Nomor SK : 0537/C.4.I/LL/1997 Tanggal : 18 Maret 1997 Lembaga yang mengeluarkan SK : Kanwil.Depdiknas.Propinsi Bali Akreditasi : Jenjang : A. Nomor : 231/BAP-SM/LLXI/2015 Tanggal : 24 Oktober 2015 Lembaga yang mengeluarkan SK : Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah Bali (BAP S/M) Kepala Sekolah : Nama : Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd. NIP : 19620306 198703 1 015 Nomor SK : 821.2/589/BKD Tanggal : 26 Januari 2010 Lembaga yang mengeluarkan SK : Bupati Buleleng Sertifikasi ISO 9001:2008 : Status : Bersertifikat Nomor : 01 100 059064 Tanggal : 26-01-2012 Lembaga yang mengeluarkan SK : TUV Rheinland Group 7

B. LOGO SEKOLAH 1 4 5 2 3 Logo sekolah ini mencerminkan Program Keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Singaraja yang di singkat BIMOE yang dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. BANGUNAN dengan Kompetensi Keahlian : a. Teknik Gambar Bangunan b. Teknik Konstruksi tbatu dan Beton 2. INFORMATIKA dengan Kompetensi Keahlian : a. Teknik Komputer dan Jaringan b. Multi Media 3. MESIN dengan Kompetensi Keahlian : a. Teknik Pemesinan b. Teknik Pengelasan 4. OTOMOTIF dengan Kompetensi Keahlian : a. Teknik Kendaraan Ringan b. Teknik Sepeda Motor 5. ELEKTRO dengan Kompetensi Keahlian : a. Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik b. Teknik Audio Video 8

C. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Singaraja, yang ditetapkan sebagai SMK BERPRESTASI oleh pemerintah pusat diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja terampil tingkat menengah untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia di tingkat global. Untuk itu, SMK Negeri 3 Singaraja secara konsisten bertekad melaksanakan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah. Visi dan Misi Sekolah Visi : Terwujudnya Tamatan yang Berkompetensi Global Berbasis Keunggulan Lokal dan Lingkungan Hidup. Misi : 1) Melaksanakan Pembelajaran yang Efektif Berstandar Kompetensi Nasional dan Global Berbasis Keunggulan Lokal. 2) Menumbuhkembangkan Semangat Berkompetisi Secara Sehat dalam prestasi akademik dan non akademik. 3) Menghasilkan Tamatan yang Kompeten dan Berbudi Pekerti Luhur. 4) Menciptakan Lingkungan Sekolah Berwawasan Wiyata Mandala. Tujuan Sekolah : Tujuan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Singaraja adalah: 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi pada kompetensi yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi. 3. Menyiapkan peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. D. Nilai-nilai Nilai nilai yang harus dipedomi dan dijadikan acuan dalam bertindak dan berprilaku oleh civitas akademika SMK Negeri 3 Singaraja dapat dijabarkan sebagai berikut. 9

1. Kebersamaan; menentukan tujuan bersama, membagi dan menyelesaikan tugas bersama, mencapai hasil dan menikmatinya bersama. 2. Saling percaya dan menghargai; seluruh warga SMK Negeri 3 Singaraja harus saling mempercayai, berfikir positif dan tidak saling mencurigai, memiliki keinginan utuk sukses bersama, saling menghargai keunggulan, keahlian dan kekurangan masingmasing, keterbukaan dan akuntabilitas. 3. Disiplin; setiap warga sekolah wajib menegakkan disiplin sesuai aturan yang berlaku. 4. Kreativitas dan Inovasi; tidak merasa puas atas prestasi yang telah dicapai, tetapi selalu mensyukurinya sebagai motivasi untuk selalu mengadakan pembaharuan agar senantiasa memiliki keunggulan 5. Pelayanan Prima; memberikan pelayanan prima kepada pelanggan internal dan eksternal, mengembangkan sikap ramah dan murah senyum, layanan cepat, tepat dan efisien. E. Sasaran Mutu Tahun Pelajaran 2016/2017 Sasaran mutu (ISO 9001:2008 klausul 5.4.1) adalah sesuatu yang dicari atau dituju berkaitan dengan mutu. Sasaran mutu termasuk yang diperlukan untuk memenuhi harapan /permintaan / tuntutan pelanggan. 1. Penanggungjawab a. Kepala sekolah bertanggungjawab atas penetapan sasaran mutu sekolah sebelum tahun pelajaran dimulai. b. Setiap kepala unit kerja bertanggungjawab atas penetapan sasaran mutu unit kerjanya masing-masing sebelum tahun pelajaran dimulai. 2. Prosedur a. Sasaran mutu sekolah dirumuskan dalam pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Sekolah dan staf pimpinan. b. Rumusan sasaran mutu sekolah diperiksa oleh WMM dengan menandatanganinya. Pemeriksaan rumusan sasaran mutu meliputi: - kespesifikannya ( merupakah hal rutin atau tidak ) - kemampuannya untuk diukur - kemampuannya untuk dicapai - keberadaan penanggungjawab kegiatan pencapaiannya - keberadaan batasan waktu pencapaian 10

c. Rumusan sasaran mutu sekolah disahkan oleh Kepala Sekolah dengan menandatanganinya. d. Rumusan sasaran mutu sekolah disosialisasikan kepada para KUK untuk dibreak down menjadi sasaran mutu unit kerja. e. Sasaran mutu unit kerja dirumuskan dalam pertemuan yang dipimpin oleh KUK terkait dan dihadiri oleh stafnya serta pihak-pihak relevan yang dipandang perlu. f. Sasaran mutu unit kerja dirumuskan oleh KUK atau staf yang ditunjuk KUK terkait. g. Rumusan sasaran mutu unit kerja diperiksa oleh WMM dengan mengacu prosedur butir b di atas. h. Rumusan sasaran mutu unit kerja disahkan oleh Kepala sekolah dengan menandatanganinya. i. Sasaran mutu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk dipahami melalui: - pemasangan / penempelan salinan terkendalinya di tempat-tempat yang sesuai - pertemuan-pertemuan j. Setiap sasaran mutu unit kerja dijabarkan dalam bentuk operation plan. k. Tahap-tahap pencapaian sasaran mutu unit kerja dipantau dan diukur setiap bulan berdasarkan operation plan-nya. 3. Dokumen Formulir Operation Plan 4. Rekaman a. Rumusan Sasaran Mutu Sekolah b. Rumusan Sasaran Mutu Unit Kerja c. Operation Plan setiap sasaran mutu d. Evaluasi pencapaian sasaran mutu 11

SASARAN MUTU Tahun Pelajaran 2016/2017 ( ISO 9001:2008 klausul 5.4.1 ) 1. Persentase kelulusan Ujian Sekolah mencapai 100%. 2. Siswa yang mengikuti Ujian Nasional 100% mencapai Nilai lebih dari atau sama dengan standar Nasional. 3. Siswa yang mengikuti uji kompetensi kejuruan nasional lulus 100% mencapai Nilai lebih dari atau sama dengan standar Nasional. 4. Sepuluh Paket keahlian 100% melaksanakan uji sertifikasi standar LSP dan atau Industri. 5. Siswa kelas X dan XI pada akhir tahun pelajaran 2016/2017, 100% naik tingkat. 6. Penggunaan IT pada proses pembelajaran mencapai 100 %. 7. Warga sekolah 100% disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. 8. Siswa yang mengikuti LKS Produktif memperoleh juara tingkat Kabupaten 80 %, tingkat Provinsi 60 %, Nasional 20% dari bidang Lomba yang diikuti. 9. Siswa yang mengikuti lomba akademik memperoleh juara tingkat Kabupaten 90 %, tingkat Provinsi 75 %, Nasional 50 %. 10. Siswa yang mengikuti Lomba non akademik memperoleh juara tingkat Kabupaten 90 %, tingkat Provinsi 85 %, Nasional 60 %. 11. Tamatan Tahun 2016 terpantau 92% keberadaannya pada akhir tahun pelajaran 2016/2017 sebagai Outcome di masyarakat. 12. Guru yang mengikuti pendidikan ke jenjang S 2 minimal 2 orang. 13. Guru 100 % mengintegrasikan materi lingkungan hidup dalam pembelajaran. 14. Warga sekolah 100% ikut memelihara lingkungan sekolah. 12

13

F. Keadaan Siswa, Guru dan Pegawai Kompetensi Keahlian yang dibuka 1. Teknik Gambar Bangunan 2. Teknik Konstruksi Batu dan Beton 3. Teknik Komputer dan Jaringan 4. Multimedia 5. Teknik Pengelasan 6. Teknik Pemesinan 7. Teknik Kendaraan Ringan 8. Teknik Sepeda Motor 9. Teknik Instalasi Tenaga Listrik 10. Teknik Audio Video Jumlah Siswa Tahun pelajaran 2016/2017 1. Kelas X 815 2. Kelas XI 834 3. Kelas XII 6729 Total Jumlah Siswa 2.378 Orang Data Siswa No KK ROMBONGAN BELAJAR KELAS X XI XII JML K E L A S JUMLAH X XI XII L P JML L P JML L P JML L P JML 1 2 3 4 5 TGB 3 3 3 9 66 25 91 74 25 99 60 34 94 200 84 284 TKBB 3 3 2 8 71 5 76 71 6 77 54 5 59 196 16 212 TKJ 4 4 4 12 92 27 119 95 31 126 82 30 112 269 88 357 MM 3 3 2 8 50 37 87 48 41 89 34 18 52 132 96 228 TPM 2 2 2 6 62 0 62 44 0 44 46 0 46 152 0 152 TL 1 1 1 3 30 0 30 31 0 31 20 0 20 81 0 81 TKR 3 3 3 9 96 0 96 101 0 101 96 0 96 293 0 293 TSM 3 3 4 10 93 0 93 108 0 108 102 0 102 303 0 303 TITL 3 3 3 9 102 0 102 92 1 93 98 0 98 292 1 293 TAV 2 2 2 6 53 6 59 60 6 66 41 9 50 154 21 175 JUMLAH 27 27 26 80 715 100 815 716 118 834 625 104 729 2072 306 2378 14

Tenaga Kependidikan NO GURU TIDAK GURU TETAP Tenaga Kependidikan TETAP L P JML L P JML L P JML KET. 1 108 48 156 Guru Tetap 2 0 8 8 Guru Kontrak 3 34 33 67 Guru Tidak Tetap 4 5 10 7 17 Pegawai Tetap 6 2 2 4 Pegawai Kontrak 7 31 13 44 Peg.Tidak Tetap 8 108 48 156 34 41 75 43 22 65 296 G. Sarana dan Prasarana Daftar Sarana dan Prasarana No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah Ruang Luas Ratarata (m2) Kondisi Saat Ini Total Luas (m2) Jumlah Baik Jumlah Rusak Sedang Jumlah Rusak Berat Jumlah ruang Kebutuhan Ruang Luas (m2) Total Luas (m2) A Ruang Pembelajaran Umum 1. Ruang Kelas 32 90,00 2610,0 32 - - - - - 2. Ruang Lab. Fisika - - - - - - - - - 3. Ruang Lab. Kimia 1 - - 1 - - - - - 4. Ruang Lab. Biologi - - - - - - - - - 5. Ruang Lab. Bahasa - - - - - - - - - 6. Ruang Lab. Komputer 16 80,00 480 16 - - - - - 7. Ruang Lab. Multimedia 2 80.00 160 2 - - - - - 8. Ruang Praktek Gambar Teknik 2 214,05 425 2 - - - - - 9. Ruang Perpustakaan Konvensional 1 400,50 400,50 1 - - - - - 10. Ruang Perpustakaan Multimedia 1 12,00 12,00 1 - - - - - B C Ruang Khusus (Praktik) 1. Ruang Praktek/Bengkel/Workshop R. Praktek Gambar Bangunan 1 1339,50 1339,50 1 - - - - - R. Praktek Bangunan Gedung 1 1339,50 1339,50 1 - - - - - R. Praktek Teknik Komputer Jaringan 1 582,40 582,40 1 - - - - - R. Praktek Multimedia 1 582,40 582,40 1 - - - - - R. Praktek Bengkel Mesin 1 1339,50 1339,50 1 - - - - - R. Praktek Bengkel Otomotif 1 582,40 582,40 1 - - - - - R. Praktek Teknik Audio Video 1 582,40 582,40 1 - - - - - R. Praktek Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 582,40 582,40 1 - - - - - Ruang Penunjang 1. Ruang Kepala Sekolah & Wakil 1 36,00 36,00 1 - - - - - 2. Ruang Guru 1 180,00 180,00 1 - - - - - 3. Ruang Pelayanan Administrasi (TU) 1 866,52 866,52 1 - - - - - 4. BP/BK 1 45,00 45,00 1 - - - - - 15

5. Ruang OSIS 1 45,00 45,00 1 - - - - - 6. Ruang Pramuka, 1 45,00 45,00 1 - - - - - 7. Koperasi, 1 45,00 45,00 1 - - - - - 8. UKS, 1 45,00 45,00 1 - - - - - 9. Ruang Ibadah 1 228,84 228,84 1 - - - - - 10. Ruang Bersama (Aula) 1 902,52 902,52 1 - - - - - 11. Ruang Kantin Sekolah 3 295,42 886,26 3 - - - - - 12. Ruang Toilet 34 157 392,5 34 - - - - - 13. Ruang Gudang - - - - - - - - - 14. Ruang Penjaga Sekolah 1 36,00 36,00 1 - - - - - 15. Ruang Unit Produksi - - - - - - - - - 16. Asrama Siswa - - - - - - - - - Status Lahan No Jenis Lahan Luas ( M 2 ) 1 Luas Lahan Bangunan 19.243 Pemerintah Status Kepemilikan Lahan Pemerintah / Lainnya (sebutkan) Yayasan Keterangan Lahan 2 Luas Lahan Tanpa Bangunan a. Taman 7.500 Pemerintah b. Lapangan Olah Raga 1.639 Pemerintah c. Lahan praktek - d. Lain-lain 11.618 Pemerintah 3 Total Luas Lahan Seluruhnya 40.000 Pemerintah 16

BAB III PENUTUP Menghadapi perkembangan yang terjadi di berbagai bidang, menjadikan tantangan bagi SMK Negeri 3 Singaraja untuk selalu melakukan pembenahan dengan memberdayakan segala potensi yang dimiliki diharapkan seluruh program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik utamanya adanya peningkatan mutu tamatan yang tersertifikasi nasional maupun internasional. Beberapa hal yang merupakan potensi SMK Negeri 3 Singaraja yang bisa menjadi bahan pertimbangan atau rujukan diikut sertakan dalam Program Benchmarking, Networking dan kerjasama Kepala Sekolah Pendidikan Menengah dengan Kepala Sekolah Internasional di Indonesia antara lain : a. SMK Negeri 3 Singaraja memiliki lahan seluas 40.000 m². b. Lokasi sekolah ini sangat strategis sebagai tempat pendidikan, karena letaknya dalam kota dan masuk kedalam dari jalan raya, sehingga terhindar dari kebisingan lalu lintas angkutan. c. Mudah dijangkau dari berbagai penjuru, karena tersedia angkutan umum dan tersedianya tempat pemondokan yang memadai di sekitar sekolah. d. Tata letak bangunan telah direncanakan dan dibangun berdasarkan analisis sekolah kejuruan, sehingga penataan semua bangunan dan pertamanan cukup memadai. e. Adanya dukungan masyarakat sekitar sekolah untuk melestarikan lingkungan sekolah ini. f. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia industri untuk pelaksanaan Prakerin dan penerima tamatan. g. Memiliki radio komunitas sebagai wahana promosi dan pengembangan bakat minat siswa. h. Memiliki tenaga pendidik S1 sebesar 176 dari 210 orang (82,4%). i. Memiliki tenaga pendidik S2 sebesar 34 orang dari 210 orang (16,2%). j. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan terakreditasi dengan nilai rata-rata 96,5 (Amat Baik). 17

TAMPILAN DEPAN SEKOLAH SITE PLAN SMK NEGERI 3 SINGARAJA 18

RUANG BENGKEL TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN RUANG BENGKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN 19

RUANG BENGKEL TEKNIK PEMESINAN RUANG BENGKEL TEKNIK GAMBAR BANGUNAN 20

RUANG BENGKEL PLUMBING TEKNIK BANGUNAN GEDUNG RUANG BENGKEL TEKNIK AUDIO VIDEO 21

RUANG BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DAN TEKNIK PENGELASAN GEDUNG RUANG TEORI 22

RADIO KOMUNITAS SUARA TEKNIKA SMKN 3 SINGARAJA TOWER AIR DAN MENARA RADIO/ICT 23

LINGKUNGAN DEPAN KANTOR LINGKUNGAN SEKITAR LAPANGAN UPACARA 24

LAPANGAN BASKET DAN LAPANGAN FOOTSAL TOWER PANJAT TEBING 25

LAPANGAN TENNIS 26

KEGIATAN PRAKTIK SISWA 1. Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan 27

2. Paket Keahlian Multimedia 28

3. Paket Keahlian Teknik Audio Video 29

4.Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor 30

5. Paket Keahlian Teknik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik 31

6. Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan 32

7. Paket Keahlian Teknik Las 33

8. Paket Keahlian Teknik Pemesinan 34

9. Paket Keahlian Teknik Kayu dan Beton 35

10. Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan 36

KEWIRAUSAHAAN ATAU TEACHING FACTORY NO KOMPETENSI KEAHLIAN KEGIATAN TEACHING FACTORY 1 Teknik Gambar Bangunan Perencanaan dan Pengawasan 2 3 4 Teknik Pengelasan, Teknik Pemesinan dan Teknik Bangunan Gedung Pembuatan Kursi dan Meja Belajar (terintegrasi) 5 Teknik Kendaraan Ringan Jasa Perbaikan dan Penjualan Spare part 6 Teknik Instalasi Tenaga Listrik Jasa Perawatan AC dan Perbaikan Alatalat Rumah Tangga 7 Teknik Audio Video Pembuatan dan Jasa Penyewaan Audio 8 Teknik Komputer dan Jaringan 9 Multimedia Pelayanan jasa Services Komputer/Laptop serta Perakitan dan Penjualan komputer/laptop. Video Shooting dan Pembuatan Company Profil 37

TEACHING FACTORY TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN 38

TEACHING FACTORY TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TEACHING FACTORY TKBB 39

TEACHING FACTORY TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 40

TEACHING FACTORY TSM DAN TKR 41

TEACHING FACTORY TEKNIK PENGELASAN 42

TEACHING FACTORY TEKNIK AUDIO VIDEO 43

TEACHING FACTORY TEKNIK PEMESINAN 44

TEACHING FACTORY TEKNIK PEMESINAN 45

TEACHING FACTORY MULTIMEDIA 46

TEACHING FECTORY TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON 47

KERJASAMA DENGAN PARTNER ASING SWISS FOUNDATION 2 48

FOTO PRESTASI SISWA Juara I LKS Tingkat Nasional jurusan TKJ dan Mesin Juara I Tingkat Nasional Jurusan TGB 49

Juara I Tingkat Nasional Jurusan TGB 50

FOTO FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN BAPAK WAKIL BUPATI BULELENG DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA KUNJUNGAN BAPAK WAKIL BUPATI BULELENG DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR 51