BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA Oleh Prof. Dr. Ir. H. Bachtiar Hasan, MSIE. Jalur-jalur Diklat Kejuruan yang Permeabel dan Fleksibel

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

PEMETAAN KOMPETENSI-KOMPETENSI DI DUNIA KERJA BIDANG MEKANIK OTOMOTIF RODA DUA. Bambang Pr.*, Herman Saputro **, C. Sudibyo***

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizkika Fitri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mufti Ghaffar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan yang diselenggarakan pemerintah salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah lama dilakukan dengan melaksanakan inovasi pada program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, keterbukaan bursa kerja di tingkat nasional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

STUDI PEMETAAN KOMPETENSI PROFESIMEKANIK OTOMOTIF RODA 4 DI BENGKEL OTOMOTIF DI SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

STUDI RELEVANSI SKKNI PROFESI MEKANIK OTOMOTIF RODA 2 DI BENGKEL OTOMOTIF DI SURAKARTA. Krisnawan Suko Raharjo, Bambang Prawiro, & C.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4 Salah satu kebijakan pemerintah tentang sekolah menengah adalah penggalakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan sampai saat ini pemerintah terus gencar dalam meningkatkan SMK baik secara jumlah maupun kualitasnya. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga yang berpotensi untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang dapat diserap oleh dunia kerja, karena materi baik teori dan praktek yang bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyebutkan Bahwa: Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Sehingga pendidikan kejuruan mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu bidang pekerjaan seperti bidang otomotif, industri, pertanian, perkantoran dll. Hal ini menjadikan SMK menjadi bagian yang sangat strategis untuk mencetak tenaga kerja yang lebih berkompeten dalam bidangnya. Setragisnya SMK dalam mencetak tenaga kerja yang berkompeten dan siap kerja ternyata belum di ikuti oleh kondisi nyata yang terjadi saat ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di Indonesia tercatat 117,4 juta pengangguran pada Agustus 2011 (BPS, 2011). Justru angka pengangguran tertinggi berdasarkan pendidikan didominasi oleh lulusan SMK, bahwa : Pengangguran terbuka didominasi lulusan SMK sebesar 10,43 %, SMA 10,66 %, Perguruan Tinggi 8,02 %, diploma 7,16 %, lulusan SMP 8,37 %, dan lulusan SD 3,56 % dari jumlah penganggur. Hal ini merupakan indikator rendahnya penyerapan tenaga kerja oleh dunia kerja serta masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia khususnya SMK.

2 Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, dalam pembukaan Lomba Keterampilan Siswa SMK Tingkat Nasional XVI di Makassar (24/6/2008) menyatakan: Kebijakan pendidikan menengah diarahkan pada meningkatnya proporsi SMK dibanding SMA. Depdiknas mengharapkan perbandingan SMK dan SMA pada 2010 menjadi 50:50 dan pada 2015 rasio perbandingan SMK dengan SMA menjadi 70:30. Saat ini, rasio SMK dengan SMA masih 30:70. Seiring berjalanya waktu bemunculan sekolah-sekolah kejuruan baru dan beberapa SMA kurang dapat bersaing di rubah menjadi SMK, sengan harapan meningkatnya Sumber Daya Manusia(SDM) Indonesia. Melihat dari orientasinya, maka pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu (UUSPN 2, 1989). Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3). Salah satu teori yang mendukung keberadaan pendidikan kejuruan yaitu dengan pendekatan satu dari tiga stream arah pendidikan, yaitu education for earning money for life (Charles Prosser), aliran social efficiency ini mengarahkan para siswa yang ingin mengembangkan karier untuk bekerja setelah lulus, mempersiapkan siswa untuk bekerja setelah lulus. Selain itu tiga teori yang mendukung pembelajaran dalam pendidikan kejuruan menurut pendapat Prosser and Allen (1925), yaitu : (1) Pendidikan Kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. (2) Pendidikan Kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara langsung dan spesifik. (3) Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan. Seharusnya lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Akan tetapi, hanya 60 % dari lulusan SMK yang dapat terserap lapangan kerja (hf, 2006 : 1), lebih dilematis lagi ketika 60 % dari lulusan SMK tersebut tidak semuanya bekerja sesuai dengan jurusan yang

3 ditekuni semasa SMK. Melihat dari fenomena ini, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya adalah belum sesuainya kompetensi yang diajarkan di SMK dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja atau belum adanya link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia kerja. Belum adanya kesesuaian kompetensi dikarenakan kurikulum yang ada tidak akomodatif terhadap wacana perubahan global dan tuntutan dunia kerja. Belum adanya kesesuaian antara kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia kerja terhadap lulusan Sekolah Kejuruan dengan kondisi kebutuhan tenaga kerja dari beberapa perusahaan maupun industri merupakan suatu permasalahan tersendiri bagi SMK di kota Surakarta dan sekitarnya. Pada penelitian ini fokus masalah yang ingin dipelajari adalah pemetaan kompetensi kompetensi di dunia kerja. Hasil dari pemetaaan kompetensi tersebut selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan pengkajian, perbaikan dan penyusunan kembali kompetensi-kompetensi pada kurikulum SMK bidang teknologi, sehingga didapatkan kurikulum SMK yang sinkron dan relevan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja. Berangkat dari permasalahan pembelajaran (kompetensi) dalam pendidikan kejuruan dan besarnya pengangguran lulusan SMK, maka perlu dilakukan penelitian tentang Studi pemetaan kompetensi-kompetensi profesi mekanik otomotif roda 4 di bengkel otomotif di Surakarta. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Ketidak sesuaian antara bidang pekerjaan dengan bidang keahlian yang ditekuni siswa SMK di Surakarta. 2. Belum adanya kesesuaian antara kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia kerja terhadap lulusan SMK di Surakarta.

4 3. Rendahnya keterserapan lulusan SMK di Surakatarta di dunia kerja. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini memiliki arah dan terfokus maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut : 1. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah bengkel-bengkel otomotif roda 4 di Surakarta. 2. Materi dalam penelitian ini adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan di bengkel otomotif roda 4 di Surakarta. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana relevansi antara kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia kerja (bengkel otomotif roda 4) terhadap lulusan Sekolah Kejuruan di Surakarta? 2. Apa sajakah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan di bengkel otomotif roda 4 di Surakarta? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui relevansi antara kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia kerja (bengkel otomotif roda 4) terhadap lulusan Sekolah Kejuruan di Surakarta. 2. Mengetahui kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan di bengkel otomotif roda 4 di Surakarta. F. Manfaat Penelitian

5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat secara teoritis a. Memberikan masukan bagi guru khususnya guru otomotif bahwa pembelajaran sesuai kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja dapat digunakan sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan keterserapan lulusan di dunia kerja. b. Memberikan masukan kepada siswa SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. 2. Manfaat secara praktis a. Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterserapan siswa SMK Teknik Kendaraan Ringan di dunia kerja. b. Meningkatnya kompetensi-kompetensi siswa SMK Teknik Kendaraan Ringan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.