BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi mempengaruhi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB I PEDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya. Dalam menghadapi tantangan global, baik berupa persaingan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1. Ini merupakan pertanda baik. masalah kependudukan, seperti masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh banyaknya jumlah penduduk. Banyaknya jumlah penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat. Adanya sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berkualitas merupakan salah satu harta yang berharga bagi setiap bangsa. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam pembangunan nasional agar dapat memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal. Namun, sampai saat ini segala sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Karena masih banyak angkatan kerja yang menjadi pengangguran walaupun tidak sedikit di antara mereka merupakan orang-orang yang memiliki pendidikan cukup tinggi. Maka kebutuhan saat ini adalah memperluas lapangan pekerjaan agar dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Berdasarkan data hasil penghitungan BPS jumlah pengangguran terbuka menurut pendidikan disajikan sebagai berikut: 1

2 Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Agustus 2007 - Februari 2009 (persen) Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Agustus (2007) Februari (2008) Agustus (2008) Februari (2009) SD ke bawah 4,59 4,70 4,57 4,51 Sekolah Menengah Pertama 10,73 10,05 9,39 9,38 Sekolah Menengah Atas 16,57 13,69 14,31 12,36 Sekolah Menengah 21,00 14,80 17,26 15,69 Kejuruan Diploma I/II/III 13,26 16,35 11,21 15,38 Universitas 13,61 14,25 12,59 12,94 Total 9,11 8,46 8,39 8,14 Sumber: http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf Jumlah pengangguran pada Februari 2009 mencapai 9,26 juta orang atau 8,14 persen dari total angkatan kerja. Secara umum total tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung menurun. TPT untuk sebagian besar tingkat pendidikan mengalami penurunan, kecuali TPT untuk pendidikan diploma dan universitas yang mengalami kenaikan sebesar 4,17 persen untuk diploma I/II/III dan 0,35 persen untuk lulusan universitas. Pengangguran yang ada saat ini merupakan pengangguran terdidik yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi seperti lulusan sarjana maupun diploma. Oleh karena itu universitas berperan penting dalam mendidik para mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausaha karena setiap tahunnya terdapat ratusan mahasiswa yang lulus yang seharusnya memiliki tugas untuk membantu pemerintah dalam memecahkan masalah kesejahteraan hidup. Menurut Ciputra (http://www.ciputra.com/?url=news,2009) semangat kewirausahaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sudah menurun bahkan hilang. Tidak adanya semangat membuat para pengangguran tidak memiliki keinginan untuk

3 menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk pemikiran pengangguran untuk menjadi seorang wirausaha agar mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Kewirausahaan saat ini merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi angka pengangguran yang dihadapi oleh bangsa Indonesia (Kompas.com, 2009). Wirausahawan merupakan orang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru agar mampu menyerap tenaga kerja. Menjadi wirausaha merupakan salah satu pilihan yang tepat karena dapat menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan tidak perlu bergantung kepada orang lain. Menurut Thurow (1999 dikutip dalam Ciputra (2008), p. xviii) mengatakan bahwa tidak ada institusi pengganti untuk para agen wirausaha. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan berkuasa tetapi tanpa seorang wirausaha perekonomian menjadi miskin dan lemah. Maksud dari pendapat tersebut adalah bahwa tidak ada hal lain yang dapat menggantikan peran wirausaha dalam perekonomian yang dapat mengubah perekonomian menjadi lebih maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Intensi berwirausaha harus ditetapkan pada masyarakat agar dapat mengurangi jumlah pengangguran yang selama ini menjadi permasalahan di bangsa ini. Intensi berwirausaha merupakan pikiran seseorang yang mengarahkannya pada keinginan dan tingkah laku yang disertai dengan motivasi untuk bertindak dalam menciptakan usaha. Kesejahteraan yang kurang juga diperbaiki dengan menerapkan prinsip kewirausahaan. Sebab dari kewirausahaan itu sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi lebih berharga yang disukai oleh orang lain dan dapat menghasilkan

4 pendapatan. Menurut McClelland (dikutip dalam http://www.madani-ri.com, 2008) suatu negara akan maju jika terdapat wirausaha sedikitnya sebanyak 2% dari jumlah penduduk. Menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor, pada tahun 2005, Singapura memiliki jumlah wirausaha sebanyak 7,2% dari jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia hanya memiliki wirausaha 0,18% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data tersebut menjadi suatu pembelajaran bahwa jumlah wirausaha yang ada di Indonesia masih sangat kurang dan harus di tingkatkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mendidik para mahasiswa untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru setelah mereka lulus agar lulusan-lulusan tersebut tidak menambah jumlah pengangguran melainkan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada dengan menciptakan inkubator bisnis di dalam universitas. Kewirausahaan perlu dikembangkan karena dengan kewirausahaan pertumbuhan ekonomi dapat terdorong dan menciptakan lapangan pekerjaan baru (Shcumpeter, 1971), kreatifitas dan inovasi baru dalam teknologi dan usaha dapat dilahirkan melalui kewirausahaan (Poter, 1990), kualitas kompetisi dapat meningkat dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat (Poter 1990) dikutip dalam (Sakur, 2006). Menurut Ciputra (2008) sebuah kotoran dan rongsokan dapat berubah menjadi emas jika diolah dengan keterampilan kewirausahaan yang dimiliki oleh seseorang namun, hal yang sebaliknya dapat terjadi jika keterampilan yang dibutuhkan itu tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Meningkatnya wirausahawan dari lulusan sarjana dapat mengurangi laju pertumbuhan pengangguran di Indonesia. Wirausaha dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dengan memberikan imbalan finansial dan membantu negara dalam

5 memberikan pilihan pekerjaan pada masyarakat dan pilihan barang dan jasa pada konsumen. Salah satu pendorong pertumbuhan kewirausahaan menurut Zimmerer adalah pendidikan kewirausahaan dan harus dilakukan sejak dini, hal serupa juga dikatakan dan telah dilakukan oleh Ir. Ciputra di sekolah yang didirikannya kewirausahaan diajarkan sejak tingkat taman kanak-kanak dengan metode pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya (http://www.ciputra.com/?url=news/view/42) Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang tidak bisa dipelajari. Salah satu tempat yang tepat untuk mempelajari tentang kewirausahaan adalah universitas. Dikti menjadikan program kewirausahaan sebagai salah satu program prioritas nasional yang harus dijalankan oleh seluruh universitas di Indonesia (dikti.go.id). Universitas bertanggung jawab dalam medidik dan mengajarkan pada mahasiswanya bagaimana melihat peluang yang ada untuk dapat dikelola menjadi sebuah bisnis serta memberikan motivasi untuk menghadapi resiko yang akan dihadapi dalam menjalankan bisnis. Pihak universitas berfungsi sebagai fasilitator dalam memotivasi, mengajarkan, mendidik, mengarahkan dan pihak penyedia sarana prasarana dalam menyiapkan sarjana agar memiliki motivasi yang kuat, keberanian, dan kemampuan untuk menciptakan bisnis baru (Yohnson, 2003, p. 100). Keberhasilan yang akan diraih oleh sarjana tersebut dalam menjalankan usahanya tergantung banyaknya pengalaman dan penyerapan yang dilakukannya selama proses pembelajaran di universitas karena universitas juga tidak dapat memberikan jaminan nantinya sarjana tersebut akan meraih kesuksessan (Yohnson, 2003).

6 Dunia pendidikan harus mendidik sumberdaya manusia Indonesia agar setelah lulus mereka berani dalam menjalani tantangan hidup dan dapat menerapkan teori-teori yang selama ini dipelajari dalam dunia nyata. Keberanian sikap dan kemauan dalam mengatasi permasalahan hidup, kemampuan untuk berpikir kreatif dan berpikir untuk mencari solusi untuk mengatasi permasalahan dengan mandiri merupakan pendidikan yang dibutuhkan untuk membentuk jiwa kewirausahaan (Sutrisno, 2003). Kurangnya minat para lulusan untuk menjadi seorang wirausaha dikarenakan adanya pandangan dari masyarakat Indonesia bahwa menjadi seorang pegawai kantor memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi daripada seorang wirausaha. Adanya pemikiran tidak memerlukan sekolah yang tinggi jika nantinya hanya akan menjadi wirausaha yang identik dengan berdagang. Faktor psikologis yang membentuk adanya anggapan tersebut disebabkan karena pandangan bahwa menjadi wirausaha identik dengan sikap egois, tidak jujur, tidak memiliki penghasilan tetap, kurang terhormat, pekerjaan yang rendah dibanding seseorang yang bekerja di perusahaan dan berdasi ketika bekerja (Alma, 2009, p. 2). Sehingga keluarga mereka menjadi lebih bangga jika memiliki anggota keluarga yang berprofesi sebagai pegawai dan didikan orang tua dianggap berhasil jika anak mereka berhasil menjadi pegawai swasta maupun negeri. Sehingga cukup sulit untuk menciptakan wirausaha sebelum masyarakat merubah pandangan mereka selama ini, mereka berpandangan bahwa menjadi seorang pegawai memiliki resiko yang kecil dan cenderung ingin berada pada posisi aman dengan berprofesi sebagai pegawai dibandingkan menjadi

7 wirausaha yang harus menanggung risiko yang terkadang tidak dapat diperkirakan (Wijaya, 2008). Beberapa usaha sudah dilakukan oleh orang-orang yang tanggap terhadap permasalahan ini seperti Bank Mandiri yang menciptakan program penghargaan wirausaha muda mandiri hal ini menunjukkan kepedulian Bank Mandiri terhadap pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia, University of Ciputra Entrepeneurship Center (UCEC) yang di dirikan oleh Ir.Ciputra salah satu orang yang memberikan perhatian besar tehadap perkembangan wirausaha di Indonesia, program prioritas nasional Dikti adalah program kewirausahaan yang harus dijalankan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia langkah awal Dikti adalah dengan program Training of Trainers (TOT) pendidikan kewirausahaan bagi para dosen perguruan tinggi, Dikti akan membentuk asosiasi kewirausahan perguruan tinggi se-indonesia yang menjadi forum komunikasi kewirausahaan (dikti.go.id), pemerintah juga mengalokasikan dana yang lebih besar pada bidang kewirausahaan di universitas (http://www.binaswadaya.org/index dan http://www.wirausahamudamandiri.com/index.php), CSED (Center for Studies Entrepreneur Development) hasil kerja sama anak-anak ITB dengan Ketua Kadin dengan jalan membawa mereka ke networking business (fadelmuhammad.org).

8 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah sesuai dengan model penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut ini: 1. Bagaimana hubungan latar belakang demografis dan individu dengan need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, subjective norms, dan intensi berwirausaha? 2. Bagaimana pengaruh need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, dan subjective norms terhadap intensi berwirausaha? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini membahas mengenai kewirausahaan dengan pokok intensi berwirausaha di kalangan mahasiswa. Intensi berwirausaha di pengaruhi oleh beberapa faktor misalnya latar belakang demografis dan individu, need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, dan subjective norms. Penelitian ini menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara latar belakang demografis dan individu yang terdiri dari gender, usia, jurusan, semester, pekerjaan orang tua, suku bangsa, pengalaman bekerja terhadap need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness,dan subjective norms. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh dari need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, dan subjective norms terhadap intensi berwirausaha di kalangan mahasiswa.

9 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menguji hubungan latar belakang demografis dan individu dengan need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, subjective norms, dan intensi berwirausaha. 2. Menguji pengaruh need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness, dan subjective norms terhadap intensi berwirausaha 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi akademis dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengembangan program kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dan menghasilkan pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha atau dapat juga digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama. 2. Manfaat manajerial digunakan untuk mengetahui faktor mana yang harus diperhatikan untuk membuat mahasiswa tertarik pada wirausaha melalui penciptaan lapangan kerja yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran.

10 1.6 Sistematika Penulisan BAB I Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan. BAB II Menjelasan landasan teori dan pengembangan hipotesis yang akan digunakan untuk penelitian dengan struktur penulisan: pendahuluan, kewirausahaan, intensi berwirausaha, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha, dan hipotesis penelitian. BAB III Membahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari pendahuluan, konteks penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran variabel, definisi operasional variabel, metode pengujian instrumen, dan metode analisis data. BAB IV BAB V Membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian Membahas tentang pendahuluan, kesimpulan implikasi manajerial, dan keterbatasan penelitian.