LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PT. BANK LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, investasi Pemerintah Daerah dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri; d. bahwa sehubungan maksud huruf a tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Lampung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4.Undang...
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah sebanyak dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 754); 13.Peraturan...
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 14. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Lampung menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Lampung (Lembaran Daerah Provinsi Tingkat I Lampung Tahun 1999, Nomor 3 Seri D); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 136); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PT. BANK LAMPUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Way Kanan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Way Kanan. 3. Bupati adalah Bupati Way Kanan 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Way Kanan. 6.Satuan...
6. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Way Kanan. 7. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lainnya yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang memiliki nilai ekonomis. 8. Modal Pemerintah Daerah adalah kekayaan daerah yang belum dipisahkan baik berwujud uang maupun barang yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya. 9. Investasi Langsung adalah penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman oleh pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan usaha. 10. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, menjadi kekayaan Daerah yang dipisahkan, untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha atau badan hukum lainnya. 11. Bank adalah PT. Bank Lampung. 12. Laba adalah Laba usaha PT. Bank Lampung. 13. Deviden adalah bagian Laba yang diterima oleh Pemerintah Daerah dari PT. Bank Lampung. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Way Kanan. 15. Perjanjian Investasi adalah kesepakatan tertulis dalam rangka investasi surat berharga dan investasi barang antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Daerah Lainnya, badan usaha dan masyarakat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Penyertaan modal Pemerintah Daerah dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya. (2) Manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu berupa deviden, bunga dan pertumbuhan nilai Perusahaan Daerah yang mendapatkan investasi pemerintah daerah; b. peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu;
c.peningkatan... c. peningkatan penerimaan daerah dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; d. peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; dan e. peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai akibat dari investasi pemerintah daerah. Pasal 3 Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah untuk: a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; dan b. meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat. BAB III SUMBER DANA Pasal 4 Sumber dana penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat berasal dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Keuntungan hasil usaha/laba terdahulu; dan/atau c. Sumber-sumber lainnya yang sah. BAB IV PENGELOLAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH Pasal 5 Lingkup pengelolaan penyertaan modal Pemerintah Daerah meliputi: a. Perencanaan; b. Pelaksanaan; c. Penatausahaan dan pertanggungjawaban; d. Pembinaan dan pengawasan. Bagian...
Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 6 Perencanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah meliputi: a. Perencanaan penyertaan modal pemerintah daerah diusulkan oleh SKPKD pada saat penyusunan perencanaan dan penganggaran; b. Perencanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah dari APBD dalam hal besaran jumlah penganggaran setiap tahunnya, selain memperhatikan usulan dari SKPKD yang mengusulkan juga harus memperhatikan kemampuan keuangan Daerah. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 7 (1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah diberikan kepada PT. Bank Lampung dengan besaran jumlah Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah). (2) Besaran jumlah penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah termasuk jumlah penyertaan modal Pemerintah Daerah yang telah dilakukan pada saat sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan. (3) Pelaksanaan Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan periode tahun anggaran: a. Akumulasi sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp. 4.500.000.000,00 (empat milyar lima ratus juta rupiah); b. Tahun 2014 sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh c. Tahun 2015 sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh d. Tahun 2016 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus e. Tahun 2017 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus f. Tahun 2018 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus g. Tahun 2019 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus Tahun...
h. Tahun 2020 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus i. Tahun 2021 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus j. Tahun 2022 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus dan k. Tahun 2023 sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus (4) Pelaksanaan penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam perjanjian investasi antara SKPKD dengan PT. Bank Lampung. (5) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pengelolaan penyertaan modal kepada SKPKD dan diatur dalam Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pasal 8 (1) SKPKD wajib menatausahakan dan memelihara dokumen pengelolaan penyertaan modal sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. (2) SKPKD menyusun laporan kegiatan penyertaan modal terdiri atas: a. laporan posisi portofolio penyertaan modal; dan b. laporan hasil penyertaan modal. (3) Laporan atas pelaksanaan penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bupati. Bagian Keempat Pengawasan Pasal 9 (1) Bupati berwenang melakukan pengawasan terhadap penyertaan modal Pemerintah Daerah. (2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menunjuk SKPKD yang membidangi pengawasan untuk melakukan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan penyertaan modal. BAB V...
BAB V HASIL USAHA Pasal 10 Hasil usaha/bagian laba atas penyertaan modal Pemerintah Daerah menjadi pendapatan asli daerah yang disetorkan ke kas daerah dan dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB VI PENUTUP Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan. Ditetapkan di Blambangan Umpu pada tanggal 18 September 2014 BUPATI WAY KANAN, Dto, BUSTAMI ZAINUDIN Diundangkan di Blambangan Umpu pada tanggal 18 September 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAY KANAN, Dto, BUSTAM HADORI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG: 3/WK/2014
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PT. BANK LAMPUNG I. UMUM Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengamanatkan pemerintah untuk melakukan investasi dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomi, manfaat sosial, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi. Investasi tersebut merupakan wujud dari peran pemerintah dalam rangka memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 41 ayat (5) Undang -Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, mengamanatkan bahwa penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan daerah, sehingga dengan demikian diharapkan dapat menjamin terlaksananya tertib administrasi dan pengelolaan penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT. Bank Lampung. Disamping itu untuk memperluas Investasi Pemerintahan Daerah khususnya dalam bentuk Investasi Langsung yaitu melalui penyertaan modal daerah, dan memberikan peluang kerjasama dalam berinvestasi, serta menjamin Badan Usaha dalam bekerjasama berinvestasi disadari perlunya membentuk Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. Penyertaan Modal Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut: a. asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang Investasi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Bupati, Sekretaris Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. b. asas kepastian hukum, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku. c. asas efisiensi, yaitu penyertaan modal diarahkan agar dana penyertaan modal digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal. d. asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyertaan modal daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
e. asas kepastian nilai, yaitu penyertaan modal daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai yang disertakan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana dan penyusunan laporan keuangan Pemerintahan Daerah. Penyertaan modal daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dan juga salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian penetapan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah ini dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi, sosial, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah melakukan upaya dalam pengelolaan dan mendayagunakan aset daerah berupa kekayaan daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian serta pembangunan daerah. Salah satu upaya mendorong pembangunan daerah tersebut perlu didukung dengan sumber pembiayaan daerah melalui ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, yaitu dari hasil kegiatan pengelolaan kekayaan daerah atau investasi melalui penyertaan modal pemerintah kepada Badan Usaha dan/atau Badan Hukum lainnya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 153