BAB I PENDAHULUAN. terbukti banyak kasus yang menimpa para oknum, atau ORMAS, atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang serba modern dan canggih ini, dimana perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dengan indeks sumber daya manusia (SDM). SDM disisni adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

PENDIDIKAN KARAKTER. (Muhammad Anwar)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini masyarakat sedang dilanda krisis multi dimensi yang telah memberi dampak sangat besar dalam berbagai tatanan kehidupan bangsa. Banyak masyarakat mengeluh terkait krisis multi dimensi tersebut terutama pada aspek moral bangsa. Karena tindakan amoral tersebut sudah mengusik ketenangan dan kenyaman warga masyarakat. Ini terbukti banyak kasus yang menimpa para oknum, atau ORMAS, atau organisasi tertentu terlibat bentrok, melakukan tindakan kriminal, pencurian, penodongan, penyimpangan seksual (menurut data survey menunjukan 63% remaja indonesia melakukan seks bebas), hamil diluar nikah, menyalah-gunakan obat-obat terlarang. Pada kasus yang lain peredaran narkoba di kalangan remaja, peredaran foto dan video porno pada kalangan pelajar, tawuran pelajar, yang telah membuat resah masyarakat diberbagai tempat dibeberapa kota besar di indonesia. bahkan kejadian-kejadian sejenis sering kali sulit diatasi oleh pihak sekolah sendiri, sampai-sampai melibatkan aparat kepolisian dan berujung dengan pemenjaraan, karena merupakan tindakan kriminal yang bisa merenggut nyawa. Sepertinya nyawa manusia tidak ada harganya, hidup itu begitu murah dan rendah nilainya. Gejala kemerosotan moral dewasa ini sudah benar-benar mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran,

2 keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Kondisi bangsa seperti itu, yang mengabaikan pentingnya pendidikan karakter sehingga berdampak multi dimensi. Dampak multi dimensi itu menyebabkan Indeks Pembangunan Manusia, IPM (Human Development Index, HDI) indonesia akhir-akhir ini selalu berkutat di sekitar 110 dan terendah diantara negara-negara pendiri ASEAN. Jika IPM tidak naik maka Indeks Persepsi korupsi (ICP, Index of Corruption Perception, dirilis oleh Tranparency International) indonesia juga tidak turun. Jika pada tahun 2009 lalu indeksnya 2,8 pada tahun 2010 yang diumumkan tahun 2011, indeksnya juga tetap 2,8. Indeks persepsi korupsi 0 (nol) artinya negara super-korup, jika nilainya 10 bebas dari korupsi. Peringkat indonesia pada 2010 adalah 110 dari 178 negara yang disurvei. Dalam hubungan ini, harian kompas terbitan hari senin 20 juni 2011 menulis kerusakan moral mencemaskan sebagai headline yang terpampang di halaman depan. Dalam berita tersebut disampaikan sebagai ikhtisar halhal yang terkait penyelenggara negara berupa fakta: Sepanjang 2004-2011, kementerian dalam negeri mencatat sebanyak 158 kepala daerah yang terdiri dari gubernur, bupati dan wali kota tersangkut korupsi; Sedikitnya 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011; Kasus korupsi

3 terjadi disejumlah institusi seperti KPU, Ditjen Pajak, Bank Indonesia dan BKPM. Terkait penegakan hukum terungkap fakta: sepanjang 2010 Mahkamah Agung menjatuhkan sanksi kepada 107 hakim, baik berupa pemberhentian maupun teguran. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 78 hakim; selama tahun 2010 sebanyak 294 polisi dipecat dari dinas polri yang terdiri dari 18 orang perwira, 274 Orang bintara, dan 4 orang tantama. Ini menunjukan masih banyak yang perlu dibenahi dalam rangka penguatan pembangunan di bidang hukum di era reformasi saat ini. Perlu diketahui bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan yang sangat bijak dan selalu berpikir positif, siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Dari paparan di atas, kasus-kasus tersebut masih marak terjadi sampai saat ini di lingkungan sekitar kita pada khususnya, dan pada umumnya di negara indonesia. Untuk menyelamatkan karakter bangsa yang semakin lama mengalami penurunan pendidikan mempunyai peranan penting, terutama pendidikan karakter. Dunia pendidikan diharapkan mampu menjadi motor penggerak untuk menjembatani pembangunan

4 karakter. Sehingga tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undangundang RI Nomor 20 tahun 2003, pasal 1 ayat 1 bisa tercapai yaitu untuk mewujudkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan agama dan pendidikan akhlak seharusnya mendapatkan tempat yang pertama. Karena pendidikan pada hakekatnya adalah usaha memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan untuk meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara. Pada dasarnya kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain. Menurut Ali Ibrahim Akbar (dalam Sudrajat, 2010) bahwa berdasarkan penelitain di Harvard University Amerika serikat kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) dan sisanya 80 % oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain(soft skill). Bahkan orang-orang sukses di dunia

5 lebih banyak didukung kemampuan mengelola diri dari pada mengandalkan pengetahuan dan kemampuan teknisnya. Hal ini menunjukan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk di kembangkan atau ditingkatkan. Kaitannya dengan hal tersebut, pembentukan karakter harus dimulai sejak dini. Karena anak-anak adalah generasi masa depan bangsa. Pembentukan karakter sejak dini sangat mempengaruhi karakter masa depan bangsa ini. Pembentukan karakter akan tumbuh dengan baik, jika dalam proses pertumbuhannya mereka mendapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tua dan sekolah. Untuk pembentukan karakter ini, sekolah juga sangat berperan setelah orang tua. Sekolah juga perlu menciptakan suasana yang mendukung pembentukan karakter siswa siswinya termasuk di dalamnya seluruh sumber daya manusia. Menciptakan budaya karakter yang ramah dalam proses belajar mengajar. Menyediakan sarana prasarana yang lengkap seperti; ruang kelas yang nyaman, lapangan olah raga, laboratorium, perpustakaan. Dalam upaya pembentukan karakter, guru melakukan proses pembelajaran yang bernilai karakter di sekolah, sejumlah komponen mau tidak mau harus ada dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Sebagai pendidikan tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda memegang peran penting dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik, baik yang bersifat internal,

6 eksternal, dan suprainternal (bagaimana mempersepsi dan menyikapi tuhannya sebagai ciptaan-nya). Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang adalah salah satu sekolah yang mempunyai ciri khas islami dan di sekolah ini mengintegrasikan antara pelajaran umum dengan pelajaran agama. B. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus kepada pengelolaan pendidikan karakter siswa MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang. Fokus penelitian dirinci menjadi tiga subfokus, yaitu: 1. Penerapan pendidikan karakter siswa MI Al- Huda Durenombo Kabupaten Batang. 2. Metode pembelajaran karakter siswa MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakter siswa MI Al- Huda Durenombo Kabupaten Batang. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan mampu memberi jawaban atas permasalahan yang tertuang pada rumusan masalah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter siswa MI Al- Huda Durenombo Kabupaten Batang. 2. Untuk mendeskripsikan metode pembelajaran karakter yang diterapkan kepada siswa MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang. 3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi karakter siswa MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi yang ilmiah dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengelolaan pendidikan karakter. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pendidikan karakter di MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang.

8 b. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang tentang pendidikan karakter. c. Bagi Sekolah Diharapkan menjadi bahan masukan secara obyektif bagi MI Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang untuk lebih meningkatkan dalam pengelolaan pendidikan karakter. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan adalah proses yang terorganisasi yang memberikan bantuan kepada proses pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mewujudkan berbagai sasaran dan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan. 2. Pendidikan Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

9 3. Karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. 4. MI Al-Huda adalah nama sekolah pada tingkat dasar, yang berstatus swasta. Yang berlokasi di Dukuh Gepret Desa Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang, yang merupakan sekolah rintisan baru.