BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu predisposisi terjadinya kanker kolon (Popivanova et

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN DIARE PADA MENCIT MODEL KOLITIS YANG DIINDUKSI DSS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var botrytis) TERHADAP GEJALA KLINIK PADA MENCIT MODEL KOLITIS ULSERATIVA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK EFEK SARI BUAH MERAH

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-1 PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

ABSTRAK. Lius Hariman, Pembimbing I : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak. Pembimbing II : Khie Khiong, M.Si., M.Pharm.Sc., Ph.

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah. inflamasi kronik yang dimediasi oleh imun pada traktus

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu. penyakit peradangan idiopatik pada traktus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. EFEK PEMBERIAN SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PENURUNAN KADAR IFN- SERUM MENCIT GALUR Balb/C MODEL KANKER KOLOREKTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. EFEK SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP EKPRESI SIKLOOKSIGENASE-2 (COX-2) PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

ABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Hipotesis... 36

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

ABSTRACT. THE EFFECT OF RED FRUIT OIL (Pandanus conoideus Lam.) TOWARDS CYCLOOXYGENASE-2 (COX-2) GENE EXPRESSION IN ULCERATIVE COLITIS MICE MODEL

ABSTRAK. Charles, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M. Kes., PA(K). Pembimbing II : Daniel Wirawan Purwadisastra, dr., PA.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB I. PENDAHULUAN. orang pada tahun 2030 (Patel et al., 2012). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati. memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk lansia diakibatkan oleh penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. Brokoli (Brassica oleracea var. italica) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflammatory bowel disease (IBD) adalah suatu kelompok heterogen penyakit pada saluran pencernaan yang ditandai dengan respons imun mukosa yang berlebihan dan bersifat destruktif. Insidensi IBD relatif tinggi di negara maju seperti Eropa atau Amerika, sedangkan di negara berkembang angka kejadian penyakit tersebut relatif lebih rendah. Penyebab penyakit IBD masih belum jelas, tetapi berhubungan dengan beberapa hal seperti faktor genetik dan faktor lingkungan. Dua penyakit utama IBD adalah crohn s disease (CD) dan ulcerative colitis (UC). Colitis Ulcerative yang mengenai seluruh kolon selama lebih dari 10 tahun merupakan salah satu predisposisi terjadinya kanker kolon (Popivanova et al., 2008; Burstein and Fearon, 2008; Robbins, 2007; Abdullah, 2009). Kanker kolorektal adalah keganasan polip adenomatosa yang menyerang sel epitel kolon atau rektum. Kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbanyak dari seluruh pasien kanker di Amerika Serikat dan lebih dari 150.000 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya (Abdullah, 2009). Rata-rata angka kejadian kanker kolorektal meningkat setelah usia 50 tahun. Prognosis penyakit ini tergantung pada tingkat metastase dan invasi tumor. Lokasi dan besarnya kanker kolorektal akan memengaruhi gejala yang ditimbulkannya. Lokasi tersering pada kanker kolorektal adalah kolon sigmoid dengan gejala klinik seperti diare bercampur berdarah (hematochezia), perut kembung (tenesmus), diameter feses yang mengecil dan perdarahan rektum (Mayer, 2008). Menurut beberapa hasil penelitian, tanaman golongan suku kubiskubisan (Brassicaceae) atau Cruciferae mempunyai efek yang alami sebagai proteksi terhadap penyakit keganasan. Brokoli (Brassica olearacea 1

L. var italica) adalah jenis tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae dan juga termasuk dalam golongan Cruciferae (Watson dan Victor, 2009). Brokoli sangat mudah didapat dan banyak digunakan sebagai bahan pangan oleh masyarakat. Sayuran ini memiliki nutrisi dan mikronutrien seperti protein, vitamin, flavonoid, mineral seperti kalsium, kalium, zat besi, dan selenium dengan kadar tinggi dan memiliki kandungan yang unik yaitu glucosinolate yang dapat menurunkan risiko kanker (Hwang & Lim, 2014). Glucosinolate yang penting pada brokoli yaitu glucoraphanin, yang kemudian dihidrolisis oleh enzim mirosinase yang terdapat di dalam tumbuhan pada saat dipotong, dimasak atau dikunyah menjadi sulforaphane (isothiosianat) (Mueller et al., 2013; Lin et al., 2008). Sulforaphane akan memproduksi enzim fase II yaitu glutathion S-transferase (GST), sufotransferase, N-acetyl transferase. Substansi ini berperan sebagai antioksidan, menekan reaksi inflamasi, dan antikanker (Lempe et al., 2002). Penelitian terdahulu oleh Giaviany 2015 menunjukkan sari kukusan brokoli efektif menurunkan derajat diare pada mencit model kolitis yang diinduksi dengan DSS 2,5%. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat efektivitas sari kukusan brokoli dalam mengurangi reaksi inflamasi pada mencit kodel kanker kolorektal. Reaksi inflamasi yang berkurang dapat menurunkan derajat diare yang merupakan gejala klinik kanker kolorektal. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah: Apakah sari kukusan brokoli (Brassica oleracea L. var italica) dapat menurunkan derajat diare pada mencit model kanker kolorektal? 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan sari kukusan brokoli terhadap reaksi inflamasi pada kanker kolorektal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sari kukusan brokoli dapat menurunkan derajat diare pada mencit model kanker kolorektal. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang farmakologi terutama mengenai pengaruh brokoli (Brassica oleracea L. var italica) terhadap derajat penurunan diare pada mencit model kanker kolorektal. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai manfaat brokoli sebagai antiinflamasi sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghambat perkembangan kanker kolorektal. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Ulcerative colitis (UC) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronik yang termasuk dalam inflammatory bowel disease (IBD) yang menyebabkan inflamasi pada lapisan mukosa usus dan bisa menyebabkan kerusakan pada DNA sel, sehingga dalam jangka panjang inflamasi kronik dapat berubah menjadi keganasan (Popivanova et al., 2008). 3

Pemberian Dextran Sulfate Sodium (DSS) pada mencit dapat menyebabkan erosi dari mukosa kolon yang akan menyebabkan adanya peningkatan permeabilitas epitel pada mukosa kolon sehingga dapat memungkinkan masuknya mikroflora usus yang menyebabkan respons inflamasi dan meningkatkan sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α. Pemberian DSS dalam jangka lama akan mengaktivasi nuclear faktor kb (NF-κB) pada sel epitel kolon. Aktivasi nuclear factor kb (NF-κB) tersebut akan meningkatkan pengeluaran sitokin pro-inflamasi seperti IL-1 dan TNFα yang akan merangsang produksi sitokin seperti IL-6 oleh sel-sel imun yang akan menyebabkan keganasan (Brustein & Fearon, 2008; Meira et al., 2008 ; Stevceva et al., 2001). Azoxymethane (AOM) merupakan senyawa prokarsinogen yang dapat menginduksi tumor pada kolon dan rectum. AOM dapat merusak DNA dengan pembentukan O 6 -methylguanine, dimana terjadi transisi G-A setelah replikasi. Transisi tersebut akan menginduksi tumor kolon distal pada rodentia (Meira et al., 2008). Pada penelitian sebelumnya, dengan menggunakan hewan coba mencit yang diinduksi Azoxymethane (AOM) suatu prokarsinogen kolon sebanyak 12 mg/kg berat badan dosis tunggal dan DSS 3 siklus selama 5 hari, dapat meningkatkan insidensi kolitis menuju ke arah keganasan (Okayasu et al., 1996; Popivanova et al., 2008). Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) mengandung glucosinolate sebagai antioksidan yang sama seperti suku Brassica lainnya tetapi, berbeda dalam hal hidrolisisnya. Glucosinolate dalam brokoli diubah menjadi glucoraphanin kemudian dihidrolisis oleh enzim mirosinase menjadi sulforaphane (isothiosianat). Enzim mirosinase dikeluarkan saat sel tanaman terganggu seperti dimasak, dikunyah, dipotong (Mueller et al., 2013; Lin et al., 2008). Sulforafan mengaktivasi Nrf2-ARE (antioxidant respons element) yang meningkatkan fase II/ defense enzymes HO-1, GST, Quinone Reductase (QR), Glucorosyl Transferase (GT), yang menginhibisi 4

sitokin dan mediator pro-inflamasi yaitu TNF-α, interleukin-1, interleukin-6, COX-2 dan inos dan mencegah perubahan DNA selama fase inisiasi kanker sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan tumor (Lin et al., 2008; Jeffery dan Araya, 2009; Anonimous, 2010). Ulcerative colitis merupakan inflamasi kronis yang dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker kolorektal yang salah satu gejala klinik dari kanker kolorektal adalah diare. Sari kukusan brokoli mempunyai efek antiinflamasi, sehingga pada penelitian ini akan dilihat efektivitas sari kukusan brokoli dalam menghambat perkembangan sel-sel kolon dan rektum ke arah kanker kolorektal dengan menilai penurunan derajat diare. 1.5.2 Hipotesis Sari kukusan brokoli menurunkan derajat diare pada mencit model kanker kolorektal. 5