BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA STRATEGI GURU DALAM MENERAPKAN DESAIN PENGELOLAAN KELAS PADA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm 104.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan Suatu Proses perencanaan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Jogjakarta, 2011, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2009, hlm. 80 Ibid, Hlm. 84

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik, diperoleh hal-hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB V PEMBAHASAN. 1. Bagaimana Langkah-langkah dalam Proses Implementasi metode diskusi. Tanggunggunung Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajarannya. Dalam mewujudkan pengajaran yang efektif, guru harus mampu menciptakan suasana kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Untuk itu guru seyogyanya memiliki kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengelola kelas. Mendapatkan pengajaran yang efektif tidak dapat terlepas dari kemahiran guru dalam menghadapi permasalahan didalam kelas. Guru selalu menerapkan berbagai macam strategi agar mampu menghilangkan ketidaknyamanan dalam kelas yang tak jarang dihadapi oleh setiap guru. Karena strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Apabila dihubungkan dengan proses belajar-mengajar, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Sehingga setiap guru yang berada didalam kelas dan mempunyai tugas dalam mengelola kelas yang baik harus juga berhati-hati dalam memilih strategi yang baik pula. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang 1

2 baik tidak selamanya dapat dipertahankan, disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang datang dengan tiba-tiba dan diluar kemampuan guru adalah kendala spontanitas dalam pengelolaan kelas. Dengan hadirnya kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang ditandai dengan pecahnya konsentrasi anak didik. Setelah peristiwa itu, tugas guru adalah bagaimana supaya anak didik kembali belajar dengan memperhatikan tugas belajar yang diberikan oleh guru serta mengembalikan situasi kelas menjadi kondusif dan anak didik kembali merasa nyaman. Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula ataupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan tingkah laku yang komplek dan para guru menggunakannya untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan secara efisien. Mengutip teori yang dikemukakan oleh Made Pidarta dalam bukunya Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem atau organisasi kelas.1 Desain ruang kelas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena akan mempengaruhi suasana pembelajaran dalam kelas. Desain ruang kelas mencakup peletakan perabotan kelas yang diatur sedemikian rupa. Dalam hal ini, yang paling penting adalah bagaimana mengatur posisi tempat duduk sesuai dengan metode dan cara pembelajaran.2 Menurut Ahmad Rohani : Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila : pertama,diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, kedua, dikenal dengan masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar, ketiga, dikuasinya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan 1 Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 2 2 Moh. Sholeh Hamid, Metode Edutainment, DIVA Press, Jogjakarta, 2011, hlm. 117

3 untuk masalah mana pendekatan digunakan. Oleh karena itu keterampilan guru untuk dapat membaca situasi kelas sangat penting agar yang dilakukan tepat guna. 3 Dalam PP RI No. 20 Th.2003 juga menerangkan tentang pengelolaan yang terdapat dalam BAB XIV Pasal 51 point 1 yang berbunyi bahwa pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabel, jaminan mutu dan evaluasi.4 Jadi pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan kata lain, pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Dalam konteks itulah, pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh pihak-pihak yang menerjunkan dirinya dalam pendidikan.5 Pendidikan Agama Islam merupakan usaha menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam melalui kegitan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. PAI yang hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya juga dimaksudkan sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun di perguruan tinggi. Jadi berbicara tentang PAI maka dapat dimaknai dalam dua pengertian, sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama islam, maupun sebagai bahan kajian yang menjadi materi proses itu sendiri. Sebagai mata pelajaran yang memiliki karakteristik untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang islam sehingga memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu saja dalam pembelajaran PAI dibutuhkan rasa nyaman dan kondisi kelas yang menyenangkan bagi peserta 3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 142-143 Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 48 dan 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Sinar Grafika, 4 Jakarta, 2008, hlm. 33 5 Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, Pustaka, Bandung, 2015, hlm. 166

4 didik agar selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tentu saja menjadi tugas guru dalam mengelola kelas yang efektif sesuai dengan yang diharapkan. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya pengelolaan kelas maka proses belajar mengajar lebih kondusif dan efisien serta membuat siswa lebih senang, nyaman dan tidak cepat merasa bosan dengan materi yang diajarkan. Dalam mengelola kelas khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) sangat sulit sekali. Karena pembelajarannya itu tidak menarik dan begitu membosankan bagi siswa. Dari sini bagaimana seorang guru pendidikan agama Islam (PAI) bisa menjadikan kelas itu hidup dan tidak membosankan. Menurut hasil pengamatan awal, ditemukan, bahwa di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati, dalam pembelajaran PAI masih ditemukan hambatan-hambatan, sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan, padahal mereka mengharapkan agar siswa mampu mencapai tujuan yang diharapkan diataranya yaitu mampu memahami, menyenangkan serta mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Banyak diatara mereka yang masih kurang memahami dalam pembelajaran PAI karena siswa cenderung merasa jenuh dan membosankan karena kondisi kelas yang mereka menganggap hanya biasa saja setiap hari tanpa ada perubahan. Melihat kondisi yang demikian guru pada mata pelajaran PAI berinisiatif mengganti suasana kelas menjadi lebih bervariasi serta lebih menarik perhatian siswa dan membantu siswa menjadi lebih santai dan mendapatkan kenyamanan pada saat pembelajaran namun juga menyerap materi yang telah disampaikan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk bisa mengelola kelas dengan baik, karena pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya pengelolaan kelas, maka siswa akan lebih bersemangat lagi dalam mengikuti proses belajar mengajar dan juga siswa tidak akan merasa cepat bosan dan jenuh disamping itu juga dapat membantu guru dalam menerapkan berbagai

5 desain pengelolaan kelas yang sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi peserta didik. Dalam menerapkan desain pengelolaan kelas guru harus mampu memilih berbagai variasi tata ruang kelas yang sesuai pada pembelajaran. Dengan demikian dibutuhkan strategi yang efektif agar pengelolaan kelas sesuai dengan yang diharapkan. Karena strategi guru sangat dibutuhkan untuk menerapkan desain pengelolaan kelas sesuai dengan yang diharapkan peserta didik dalam pembelajaran agar mampu menghilangkan kebosanan siswa yang selama ini dihadapi. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana strategi guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas di MA Raudlatut Tholibin, sehingga peneliti mengambil judul Analisis Strategi Guru dalam Menerapkan Desain Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Mata Pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016 B. Fokus Penelitian Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seorang terhadap adanya suatu masalah dan masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus.6 Peneliti perlu membatasi masalah yang akan diteliti sehingga penelitian difokuskan pada permasalahan strategi guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI dan faktorfaktor yang mendukung dan menghambat strategi guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016 yang menjadi inti dari penelitian ini. 6 hlm. 62 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000,

6 C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas ada beberapa permasalahan yang perlu dikaji. Diantaranya adalah : 1. Bagaimana strategi guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui strategi guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati Tahun Pelajaran 2015/2016 E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan mempunyai manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, secara umum yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan namun tidak menolak kemungkinan mempunyai manfaat secara praktis, yaitu sebagai alternatif pemecahan masalah.7 Fokus dalam penelitian kali ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2000, hlm. 37

7 Secara teoritis dapat menambah khasanah keilmuan pada pembelajaran guru dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu tentang penelitian. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang bisa diambil dari penelitian ini yakni : a. Bagi lembaga pendidikan Hasil studi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkahlangkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di MA Raudlatut Tholibin Pakis Tayu Pati. b. Bagi pendidik Hasil penilitian ini diharapakan dapat bermanfaat dan sebagai masukan dalam menerapkan desain pengelolaan kelas pada pembelajaran. c. Bagi kalangan akademis Khususnya yang aktif dalam dunia pendidikan agama islam, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk bersama-sama memikirkan masa depan Pendidikan Agama Islam pada umumnya.