BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat, khususnya kasus-kasus

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, tawuran antarpelajar, kriminalitas, dan aneka perilaku kurang terpuji lainnya. Tidak sedikit remaja yang gagal menampilkan akhlak terpuji sesuai harapan orangtua. Kesopanan, sifat-sifat ramah, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas sosial, dan sebagainya yang merupakan jati diri bangsa yang berabadabad seolah-olah kurang begitu melekat secara kuat dalam pribadi mereka. Pada intinya kemerosotan nilai karakter yang terjadi sehingga meresahkan banyak pihak. Tanda-tanda kehancuran suatu bangsa yang berdampak pada karakter peserta didik, antara lain meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, pengaruh peer (kawan sebaya) group yang kuat dalam tindakan kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, seks bebas, dan lain-lain, pedoman moral baik dan buruk semakin kabur, etos kerja menurun, rasa hormat kepada orangtua dan guru semakin rendah, rasa tanggung jawab individu dan warga negara semakin rendah, ketidakjujuran yang semakin membudaya, adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama. 1

2 Oleh karena itu perlu adanya pengendali yang dapat menanggulangi masalah ini. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya pembelajaran agama dalam pembentukan karakter. Pembentukan karakter remaja dapat dilakukan dengan memadukan dan mengoptimalkan kegiatan informal lingkungan keluarga dan pendidikan formal di sekolah. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 2 Adapun yang dimaksud pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani maupun rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. 3 Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa; Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Untuk itulah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang pada intinya 2 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm 3. 3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1998),, hlm 10. 4 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm 7.

3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter. Maka dapat dilakukan pendidikan formal di sekolah. Untuk mengembangkan karakter peserta didik tidak cukup hanya diberikan materi yang terdapat dalam kurikulum yang ada dan berlaku di sekolah, melainkan juga perlu adanya kegiatan-kegiatan tambahan di luar kurikulum pelajaran. Kegiatan tambahan tersebut dikemas dalam sebuah program yang dapat menunjang pengembangan karakter peserta didik. Salah satu wadah pengembangan karakter peserta didik di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan kegiatan yang tidak asing lagi, apabila kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dimaksudkan untuk membentuk akhlak peserta didik dan mengembangkan karakter peserta didik sebagai tambahan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah pendidikan formal. SMP Negeri 1 Ngantru merupakan salah satu SMP di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. SMP Negeri 1 Ngantru di tengah-tengah masyarakat mempunyai peran penting. SMP ini memasukkan pendidikan agama dan umum sehingga terciptalah generasi-generasi yang beriman dan berwawasan luas. 32. 5 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hlm

4 Di lapangan telah ditemukan bahwa peserta didik SMP Negeri 1 Ngantru memiliki karakter yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan disiplin, religius, banyak siswi yang sudah mengenakan jilbab, pakaian peserta didik yang sudah menutup aurat, santun, sopan, dan lain-lain. Meskipun ada beberapa peserta didik yang belum memiliki karakter yang baik misalnya ada yang membolos pelajaran, sering terlambat, dan terlibat perkelahian. Tetapi sebagian besar peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru sudah memiliki karakter yang cukup baik. SMP Negeri 1 Ngantru memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Ada 3 bentuk kegiatan yang dilakukan di sekolah ini yaitu Kegiatan Rohani Islam (Rohis), Kegiatan Pembiasaan, dan Kegiatan Rebana/Hadrah. Kegiatan ini dilakukan di Masjid dan Aula SMP N 1 Ngantru bagi peserta didik kelas VII, VIII, dan IX. Kegiatan Rohis yang rutin dilaksanakan memberikan andil yang positif guna membentuk karakter Islami peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum shalat Jum at, Dzuhur dan Asar, dilaksanakan secara bergiliran dalam bentuk pengajian, pematerinya adalah guru PAI kelas VII, VIII, dan IX, serta Pembina Kegiatan Rohis ini. Pada hari Jum at, siswa putra berada di Musholla Al Mubarokah SMP Negeri 1 Ngantru, untuk siswi putri berada di Aula SMP Negeri 1 Ngantru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan karakter, bakat, minat dan potensi perserta didik terhadap agama Islam. Kegiatan keagamaan ini juga bertujuan untuk membentengi peserta didik selama belajar di SMP Negeri 1 Ngantru agar keimanan kepada Allah SWT selalu bertambah sehingga dalam belajar selalu terfokus pada pembelajaran dan juga terhindar dari hal-hal yang

5 negatif. Kegiatan Pembiasaan dilaksanakan setiap hari dalam bentuk 3 S (Senyum, Salam, Sapa), Jum at Bersih, Shalat Jum at berjama ah, Shalat Dzuhur berjama ah, Shalat Asar berjama ah, yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Kegiatan PAI ini dilakukan untuk mengembangkan karakter (character building) peserta didik dan seluruh warga sekolah SMP Negeri 1 Ngantru melalui penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi peserta didik kegiatan keagaamaan ini sangatlah berguna dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena mereka bisa mengetahui dan mempraktikkan bagaimana menanamkan nilai-nilai keagamaan di dalam kehidupannya, bukan hanya mempelajari teorinya saja. Sehingga peserta didik bisa menjauhi hal-hal yang negatif dan selalu mengarah pada hal yang positif. Perilaku yang tercermin dari kegiatan ini adalah peserta didik yang selalu melakukan shalat berjamaah setiap harinya dan mengikuti kegiatan rohani islam dengan sangat antusias. Walaupun SMP Negeri 1 Ngantru adalah sekolah umum, tetapi sekolah ini tetap menjunjung tinggi ajaran Islam yang mayoritas peserta didiknya memeluk agama Islam. Peserta didik menjadi lebih berkarakter dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Ngantru ini. Berangkat dari konteks penelitian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA

6 DIDIK DI SMP NEGERI 1 NGANTRU TULUNGAGUNG B. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis memfokuskan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru? 2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru? 3. Bagaimana hasil kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian tersebut, tujuan penelitian ini ialah: 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. 3. Untuk mengetahui hasil kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

7 Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmiah mengenai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Dapat digunakan sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang kegiatan keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru, khususnya Agama Islam yang memberikan andil cukup besar dalam pengembangan karakter yang islami. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah sebagai masukan dalam merumuskan kebijakan peningkatan mutu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dapat mempengaruhi secara positif dengan pengembangan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. c. Bagi Peneliti Untuk mengetahui lebih mendalam tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu bentuk-bentuk, pelaksanaan, dan hasil kegiatan keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. E. Penegasan Istilah Skripsi ini berjudul Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dalam Mengembangkan Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 1 Ngantru

8 Tulungagung. Dari judul tersebut, secara sepintas sudah dapat dimengerti maksudnya, namun guna menghindari kesalahpahaman, maka perlu adanya penegasan istilah, antara lain: 1. Penegasan secara konseptual Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini kiranya terlebih dahulu penulis jelaskan istilah-istilah yang dipakai dalam judul sebagai berikut: a. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran; pelajaran/pendidikan tambahan di luar kurikulum. 6 b. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama. 7 c. Mengembangkan adalah usaha yang dilakukan untuk menjadikan maju agar lebih baik dan sempurna daripada sebelumnya. 8 d. Karakter adalah watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, kepribadian, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. 9 e. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis 6 Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya: Arkola, 2001), hlm 144. 7 Departemen Agama, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm 4. 8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm 414. 9 Agus Zaenul Fitri. Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm 20.

9 pendidikan tertentu.10 2. Penegasan secara operasional Berdasarkan penegasan istilah dalam judul di atas dapat disimpulkan bahwa, penelitian ini meneliti tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di bidang Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan karakter peserta didik di tingkat menengah pertama. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas serta untuk mendorong pembentukan pribadi atau karakter mereka sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Penelitian ini meneliti tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di bidang Pendidikan Agama Islam yang meliputi bentuk-bentuk, pelaksanaan, dan hasil kegiatan keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Ngantru. 10 Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.t.), hlm 31.

10 F. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah mengetahui secara keseluruhan isi penelitian ini maka disusun sistematika penelitian sebagai berikut: BAB I : Merupakan bab pendahuluan, meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penelitian. BAB II : Merupakan bab kajian pustaka yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, karakter peserta didik, bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan karakter peserta didik, hasil kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter peserta didik, penelitian terdahulu, dan paradigma penelitian. BAB III : Merupakan bab metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian. BAB IV : Merupakan bab hasil penelitian yang meliputi deskripsi data, temuan penelitian, dan analisis data. BAB V BAB VI : Merupakan bab pembahasan. : Merupakan bab penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.