BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. terbukti banyak kasus yang menimpa para oknum, atau ORMAS, atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan tentang lemahnya karakter bangsa. Bukti nyata lemahnya karakter bangsa ini dapat kita saksikan di sekitar lingkungan kita, diantaranya saja seperti adanya budaya korupsi, hilangnya budaya malu, maraknya berbagai bentuk kejahatan dan pelemahan potensi pada anak generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi aib bagi pendidikan di Indonesia. Gejala kemerosotan moral saat ini sudah benar-benar mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Kemerosotan moral yang demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi, karena bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan, kedudukan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa kepada para pelajar pemuda bangsa yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan membela keadilan, kebenaran dan perdamaian masa depan. 1 Kemendiknas mengakui bahwa dikalangan pelajar dan mahasiswa, persoalan moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap terjadi pada 1 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Prenada Media, 2003, Cet. I, h. 189

2 sebagian pelajar dan mahasiswa. 2 Diantaranya seperti tawuran pelajar, maraknya peredaran narkoba di kalangan siswa, adanya siswa yang terlibat dalam tindakan kriminal, pergaulan bebas dan tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya merupakan tugas dan menjadi kewajiban bangsa untuk memperbaikinya. Peristiwa ini tidak hanya terjadi di kalangan remaja saja, secara umum bangsa Indonesia memang sedang dihadapkan berbagai masalah serius dan krisis kebangsaan. Jika hal ini tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka masalah dan krisis itu bisa mengarah pada bergesernya karakter (jati diri) bangsa ini, dari karakter baik kepada yang tidak baik. Perihal ini tentunya sangat bertentangan dengan keyakinan kita selama ini bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalan untuk memanusiakan manusia. Dalam konteks ini, pendidikan dipandang mampu untuk membentuk manusia seutuhnya yang menyadari keberadaan dirinya, lingkungannya dan juga Tuhannya. Namun, kepercayaan terhadap pandangan ini mungkin saja akan hilang sejalan dengan tudingan terhadap pendidikan yang gagal mencetak anak bangsa yang berbudaya dan berkarakter unggul. Pendidikan di Indonesia mendapat tantangan besar untuk kembali meluruskan berbagai penyimpangan budaya yang saat ini terjadi. Indonesia memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah dan mutu yang maksimal sebagai pendukung utama pembangunan nasional. Untuk memenuhi SDM tersebut, pendidikan berperan sangat penting, sesuai dengan 2 Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, Bandung : PT.Refika Aditama, 2012, h. 27-29

3 UU. No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dimana Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Salah satu upaya menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia seperti disinggung dengan menerapkan pendidikan karakter. Upaya ini merupakan amanat yang telah digariskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan permasalahan-permasalah di atas, pendidikan hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga pendidikan itu, benarbenar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya dikemudian hari. 4 Selain itu pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang tidak hanya cerdas saja (kognitif), tetapi juga dapat berperilaku baik. Menjadi manusia yang tidak hanya mengasah kecerdasan otak kiri saja, tetapi juga menempatkan dirinya pada posisi yang benar, dalam artian bahwa tidak hanya mengandalkan pemikirannya saja, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan kehidupan sehari-harinya. Kualitas 3 Sofan Amri dkk, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h.30 4 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1996, h. 107

4 moral sangat penting untuk dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan manusia, terutama dalam pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mewujudkan manusia yang baik (berkarakter baik). Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan di sekolah, semua komponen harus terlibat, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. 5 Manusia pada dasarnya memiliki potensi (nilai dalam diri) berupa fitrah sejak awal kehidupannya di dunia. Yang mana potensi tersebut sebenarnya mengarah pada kebaikan (tindakan positif). Namun, bersamaan dengan waktu, banyak hal yang dapat mempengaruhi potensi tersebut. Manusia adalah ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi kelengkapan-kelengkapan psikologis dan fisik yang memiliki kecenderungan ke arah yang baik dan buruk. Sesuai firman Allah SWT dalam Q,S. Asy-Syams (91:7-10) : 5 Muhammad Rohman, Kurikulum Berkarakter, Jakarta : Prestasi Pusaka, 2012, h. 65-66

5 Artinya: Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. 6 Dari Ayat tersebut kaitannya dalam pendidikan karakter adalah berfungsi untuk tetap menjaga kesempurnaan jiwa agar tetap pada fitrah yang baik. Pendidikan karakter di sekolah bukan merupakan mata pelajaran baru yang berdiri sendiri, bukan pula di masukkan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar baru, tetapi memasukkan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri dan budaya sekolah serta muatan lokal. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu memasukkan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter ke dalam kurikulum, silabus, dan rencana program pembelajaran yang sudah ada. 7 Oleh karena itu guru pendidikan agama Islam, dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, wajib mendasari langkah-langkahnya dengan sumber ajaran agama Islam. Terlebih dalam mendidik karakter harus memperhatikan perkembangan jiwa keagamaan pada anak didik seperti perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir anak didik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa permasalahan peserta didik yang ada dilapangan tepatnya di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara masih ada peserta didik yang kurangnya kesadaran terhadap 6 As- Syams:[91]: 7-10 7 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter; Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta : kencana, 2001, h. 137-138

6 lingkungan seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, kurangnya disiplin, terlambat masuk kelas, berbicara dengan teman pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 8 Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa masih ada siswa yang melakukan pelanggaran seperti membawa telepon genggam, tidak menggunakn sepatu kesekolah, serta merokok di sekolah. 9 Dapat disimpulkan bahwa perilaku tersebut kurang mencerminkan karakter sebagai seorang peserta didik. Dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang penulis beri judul PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERILAKU SISWA KELAS VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa poin yang penulis rumuskan sebagai agenda penelitian yang akan dikaji yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam serta implementasinya pada siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara? 8 Observasi Awal di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara pada 15 Desember 2014 pukul 08.30 WIB 9 Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Mentaya Hilir Utara pada 15 Desember 2014 pukul 09.15 WIB

7 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Penerapan Pendidikan Karakter Melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementainya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara 2. Untuk Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat Penerapan Pendidikan Karakter Melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Dunia akademik ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan Pendidikan Agama Islam. Khusunya di Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Instutut Agama Islam Negeri Palangka Raya (IAIN PalangkaRaya). 2. Ilmu Sosial praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku baik siswa. b. Menjadi acuan selanjutnya bagi guru/ pendidik untuk lebih menekankan pada pembelajaran karakter terhadap siswa.

8 c. Dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah, sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama dilembaga pendidikan. d. Dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi referensi dan pedoman untuk penelitian selanjutnya. E. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan diperlukan dalam rangka mengarahkan pembahasan agar sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga dapat mempermudah memahami kandungan dari penelitian ini. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini memaparkan tentang, Pertama, Hasil penelitian yang relevan/sebelumnya. Kedua, deskripsi teoritik tentang pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, nilai- nilai pendidikan karakter, pendidikan agama Islam, makna pendidikan, tujuan pendidikan, agama Islam, serta tujuan pendidikan agama Islam. Ketiga,kerangka pikir dan pertanyaan penelitian. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini memaparkan tentang alasan menggunakan metode kualitatif, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, tekhnik pengumpulan data, pengabsahan data, serta tekhnik analisis data.

9 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini memaparkan tentang: Pertama, gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari profil, visi dan misi, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan sarana dan prasarana SMPN 3 Mentaya Hilir Utara. Kedua, penyajian data dan analisis data penelitian tentang pendidikan karakter dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara. Bab V Penutup, pada bab ini berisikan tentang penarikan kesimpulan yang diambil berdasarkan data hasil penelitian, dan saran- saran yang merupakan rekomendasi penulis. Pada bagian akhir dari skripsi ini, memuat daftar pustaka yakni literatur- literatur yang digunakan sebagai rujukan teori dalam penelitian, dan lampiran-lampiran yang terkait dalam penelitian ini.