FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

Penyebaran Kuisioner

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analytic Hierarchy Process

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR PEMILIHAN APLIKASI CHATTING PARA PENGGUNA SMARTPHONE ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

III. METODE PENELITIAN

AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mohammad Agung Saryatmo, Ahmad dan Inge Elsera Kristian Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER (PEMASOK) SKRIPSI RIMBUN D.R. SIAHAAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN RANGKING KABUPATEN PROPINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN NILAI INFRASTRUKTUR DENGAN METODE ANALITIC HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 8 No

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA MEDAN SKRIPSI

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

EVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG.

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

Rici Efrianda ( )

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

Transkripsi:

JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 160-171) ISSN : 2450 766X FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) E. Salim 1, S. Musdalifah 2, A. Sahari 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia emil.gilardino.eg@gmail.com, selvymusdalifah@yahoo.com, agus_sh@yahoo.com ABSTRACT Work has a very important role in everyday life. Before entering the world of work, students must know what they will face and what they will get. Consideration in the determination of the workplace will require several factors. The purpose of this study is to get the most influential factor in the selection of the workplace through the Analytic Hierarchy Process (AHP) based on priority or ranking. Factor variable used in the study is salary, work environment, job placement and location. Workplace variable used in the research is BadanPerencanaan Pembangunan Daerah, BadanKetahananPangan Daerah, DinasPekerjaanUmum, Bank Indonesia, BadanPusatStatistikdanBadanPemeriksaKeuangan. The result showed that the most influential factor in the selection of students in the workplace based on priority or ranking is salary by 30.6% and most work places are most influential in the selection of students in the workplace is Bank Indonesia with 23.8% Keywords : AHP, Faktor, Students, Workplace ABSTRAK Pekerjaan mempunyai peranan yang sangat penting di kehidupan sehari-hari. Sebelum memasuki dunia kerja, mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui apa yang akan mereka hadapi dan apa yang akan mereka dapatkan. Pertimbangan dalam penentuan tempat kerja akan membutuhkan beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan tempat kerja melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP) berdasarkan skala prioritas atau ranking.variabel faktor yang digunakan dalam penelitian adalah gaji, lingkungan kerja, penempatan dan lokasi kerja. Sedangkan variabel tempat kerja yang digunakan dalam penelitian adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Ketahanan Pangan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dari hasil penelitian, diperoleh faktor yang paling berpengaruh pada mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja berdasarkan skala prioritas atau ranking yaitu gaji dengan bobot 30.6 % dan tempat kerja yang paling yang paling berpengaruh pada mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja adalah Bank Indonesia dengan bobot 23.8 %. Kata kunci : AHP, Faktor, Mahasiswa, Tempat Kerja 160

I. PENDAHULUAN Setiap orang pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.di masa sulit seperti sekarang ini, untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan layak bukanlah suatu hal yang mudah.dibutuhkan kualitas dan kemampuan yang lebih unggul untuk dapat bersaing di dunia kerja. Menurut Sinaga J. (2009), bekerja di sebuah kantor atau dinas umumnya merupakan keinginan sebagian besar mahasiswa yang sedang mencari pekerjaan. Apalagi jika kantor dinas itu terletak di sekitar tempat tinggal. Keinginan dan kesesuaian minat mahasiswa terhadap memilih tempat kerja disebabkan oleh beberapa faktor. Nitisemito (1996), mengemukakan bahwa untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja dilakukan dengan pemberian gaji yang cukup, memperhatikan kebutuhan rohani, menciptakan suasana kerja santai, memperhatikan harga diri, menempatkan karyawan pada posisi yang tepat, memberikan kesempatan untuk maju, memberikan rasa aman untuk masa depan, mengusahakan karyawan memiliki loyalitas, mengajak karyawan berunding, memberikan insentif yang terarah, dan memberikan fasilitas yang menyenangkan. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Menurut pengamatan penulis, proses selama mengenyam pembelajaran dan pengalaman mengikuti kuliah lapang dalam pengenalan dunia kerja merupakan salah satu pertimbangan dalam menentukan tempat kerja yang diinginkan. Kegiatan dan komunikasi selama proses tersebut akan memunculkan persepsi atau gambaran secara umum terhadap pemilihan tempat kerja. II. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada responden (mahasiswa). 161

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNTAD yang telah menyelesaikan mata kuliah lapang (magang).dalam pengambilan sampel, ukuran sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000:96) sebagai berikut : n = dimana : N 1+Ne 2... (1) n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = taraf kesalahan 10% Sedangkan untuk prosedur pada penelitian ini adalah : 1. Memulai penelitian. 5. Hasil dan pembahasan. 2. Studi literatur 6. Menyimpulkan hasil penelitian. 3. Mengambil data. 7. Selesai. 4. Menggunakan metode Analiytic Hierarchy Process (AHP). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Setelah mendefinisikan masalah yang akan diteliti dan menentukan solusi yang diinginkan kemudian membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum yaitu menentukan bobot dari faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat kerja dan alternatif yang ingin dirangking. Adapun kriteria yang dimaksud adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKP-D), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sedangkan untuk alternatif adalah : 1. Gaji. 2. Lingkungan Kerja. 3. Penempatan. 4. Lokasi Kerja. 162

Adapun gambar struktur hieraki dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Struktur Hirarki Faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja 3.2. Perhitungan Faktor Pembobotan Hierarki Untuk Semua Kriteria Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus (1) diperoleh jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 43 responden. Adapun Hasil analisis preferensi gabungan dari 43 responden dapat dilihat dari matriks gabungan dibawah ini. Tabel 1 : Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Pembobotan untuk semua kriteria BAP BKP-D PU BI BPS BPK BAP 1.000 1.359 0.935 0.666 0.798 0.816 BKP-D 0.736 1.000 0.882 0.358 0.682 0.697 PU 1.070 1.134 1.000 0.762 1.035 0.879 BI 1.501 2.794 1.312 1.000 1.516 1.156 BPS 1.253 1.466 0.966 0.659 1.000 0.902 BPK 1.225 1.435 1.137 0.865 1.109 1.000 163

3.3. Vektor Eigen dan Vektor Prioritas Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk menyelaraskan pilihan dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hierarki terendah sampaii pencapaian tujuan. Rumus vektor eigennya, yaitu : n n VE = Π i,j=1 a ij... (2) berdasarkan rumus (2), diperoleh masing-masing nilainya adalah 0.991; 0.966; 0.997; 1.036; 1.001; dan 1.010. Dan jumlah nilai vektor eigennya adalah 6.001. Maka, Rumus Vektor prioritasnya, yaitu : VP = VE n n Π i,j=1 a ij... (3) berdasarkan rumus (3), diperoleh masing-masing nilainya adalah 0.165; 0.161; 0.166; 0.173; 0.167; dan 0.168. 3.4. Evaluasi Inkonsistensi untuk Seluruh Kriteria Tabel 2 : Matriks Perbandingan Berpasangan BAP BKP-D PU BI BPS BPK Faktor Bobot BAP 0.147 0.148 0.150 0.155 0.130 0.150 0.147 BKP-D 0.108 0.109 0.142 0.083 0.111 0.128 0.113 PU 0.158 0.123 0.160 0.177 0.169 0.161 0.158 BI 0.221 0.304 0.211 0.232 0.247 0.212 0.238 BPS 0.185 0.160 0.155 0.153 0.163 0.166 0.164 BPK 0.181 0.156 0.182 0.201 0.181 0.183 0.181 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaksimum) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks yang dinormalisasi. Nilai eigen maksimum yang diperoleh λmaks= 6.039485. Karena matriks berordo 6, artinya terdapat 6 kriteria yang dibandingkan maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh : CI = λ max n n 1... (4) 164

berdasarkan rumus (4), maka diperoleh CI = 0.007897. Untuk n = 6 nilai RI = 1.240 (tabel Saaty), maka : CR = CI... (5) RI berdasarkan rumus (5), maka diperoleh CR = 0.00636854 < 0.100. Karena CR < 0,100 berartii preferensi responden adalah konsisten. 3.5. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari 43 responden dengan menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria Bappeda: Tabel 3 : Matriks Evaluasi untuk Kriteria Bappeda yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata-rata GAJI 0.391 0.333 0.389 0.404 0.379 LINGKER 0.286 0.243 0.353 0.120 0.251 PNMPTN 0.177 0.121 0.176 0.325 0.200 LOKKER 0.146 0.303 0.082 0.151 0.170 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks yang dinormalisasi. Nilai eigen maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 4.2679755. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.0893251666666667. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.0992501851851852 < 0.100.Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.6. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari 43 responden dengan menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria BKPD : 165

Tabel 4 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria BKPD yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata Rata GAJI 0.143 0.125 0.168 0.121 0.139 LINGKER 0.431 0.379 0.414 0.242 0.367 PNMPTN 0.289 0.312 0.341 0.520 0.366 LOKKER 0.138 0.183 0.077 0.117 0.129 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks ternormalisasi. Nilai eigen maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 9.108. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif) ), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.0386620833333333. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.0429578703703704 < 0.100. Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.7. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dinas Pekerjaan Umum (PU) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari 43 responden dengan menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria PU. Tabel 5 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria PU yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata-Rata GAJI 0.305 0.389 0.325 0.161 0.295 LINGKER 0.192 0.244 0.332 0.190 0.240 PNMPTN 0.258 0.202 0.275 0.520 0.314 LOKKER 0.245 0.166 0.068 0.129 0.152 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks ternormalisasi. Nilai eigen 166

maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 4.2674615. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.0891538333333333. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.0990598148148148 < 0.100, Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.8. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Bank Indonesia (BI) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari 43 responden dengan menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria BI : Tabel 6 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria BI yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata-Rata GAJI 0.311 0.358 0.276 0.239 0.296 LINGKER 0.304 0.350 0.415 0.345 0.353 PNMPTN 0.284 0.213 0.252 0.339 0.272 LOKKER 0.102 0.080 0.058 0.078 0.079 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks ternormalisasi. Nilai eigen maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 4.060402. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.020134. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.0223711111111111 < 0.100. Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.9. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari gabungan 43 responden menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria BPS : 167

Tabel 7 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria BPS yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata-Rata GAJI 0.332 0.536 0.258 0.214 0.335 LINGKER 0.135 0.218 0.394 0.276 0.256 PNMPTN 0.335 0.144 0.260 0.381 0.280 LOKKER 0.198 0.101 0.0875 0.128 0.129 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks ternormalisasi. Nilai eigen maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 4.25957925. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.0865264166666667. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.096140462962963 < 0.100. Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.10. Faktor Evaluasi untuk Kriteria Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Berikut matriks resiprokal hasil preferensi rata-rata dari gabungan 43 responden menggunakan rumus rata-rata geometrik untuk kriteria BPS : Tabel 8 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria BPK yang dinormalkan GAJI LINGKER PNMPTN LOKKER Nilai Rata-Rata GAJI 0.359 0.489 0.255 0.279 0.346 LINGKER 0.198 0.269 0.470 0.263 0.300 PNMPTN 0.284 0.116 0.201 0.336 0.234 LOKKER 0.159 0.126 0.074 0.123 0.120 Selanjutnya nilai eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan nilai rata-rata pada matriks ternormalisasi. Nilai eigen maksimum dapat diperoleh (λ maks ) = 4.217536. Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 168

alternatif), dan berdasarkan rumus (4), maka nilai indeks konsistensinya (CI) yang diperoleh CI = 0.072512. Untuk n = 4, RI = 0.900 (tabel skala Saaty), berdasarkan rumus (5), maka CR = 0.0805688888888889 < 0.100. Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten. 3.11. Perhitungan Total Rangking/ Prioritas Global Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap ke-6 kriteria yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKP-D), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang selanjutnya dikalikan dengan vektor prioritas. Dengan demikian kita peroleh tabell hubungan antara kriteria dengan alternatif. Tabel 9 : Matriks Faktor Evaluasi untuk Semua Kriteria Bappeda BKP-D PU BI BPS BPK GAJI 0.379 0.139 0.295 0.296 0.335 0.346 LINGKER 0.251 0.367 0.240 0.353 0.256 0.300 PNMPTN 0.200 0.366 0.314 0.272 0.280 0.234 LOKKER 0.170 0.129 0.152 0.079 0.129 0.120 Untuk mencari total rangking dari masing-masing variabel faktor-faktor yang mempengaruhii mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja adalah dengan cara mengalikan faktor evaluasi masing-masing alternatif dengan faktor bobot, maka diperoleh masing-masing adalah 0.306, 0.297, 0.273, dan 0.125. Dari hasil diatas diketahui bahwa urutan prioritas dari faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja adalah : Gaji : 30.6% Lingkungan Kerja : 29.7% Penempatan : 27.3% Lokasi Kerja : 12.5% 169

Dari hasil penelitian didapat faktor yang paling berpengaruh pada mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja berdasarkan skala prioritas atau ranking yaitu gaji dengan bobot 30.6%. 3.12. Pembahasan Dari hasil yang diperoleh pada perhitungan kriteria tempat kerja adalah kriteria Bank Indonesia (BI) dengan bobot 0.238 atau 23.8 %, kemudian kriteria Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan bobot 0.181 atau 18.1 %, kemudian kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) dengan bobot 0.164 atau 16.4 %, selanjutnya kriteria Dinas Pekerjaan Umum (PU) dengan bobot 0.158 atau 15.8 %, berikutnya kriteria Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan kriteria Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKP-D) masing-masing dengan bobot 0.147 atau 14.7% dan 0.113 atau 11.3 %. Untuk Perhitungan alternatif faktor-faktor yang telah ditentukan dimana hasil prioritas yang diperoleh adalah alternatif faktor gaji dengan bobot 0.306 atau 30.6 % sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap pemilihan tempat kerja. Kemudian alternatif lingkungan kerja dengan bobot 0.297 atau 29.7 %.Selanjutnya alternatif penempatan dan lokasi kerja dengan bobot masing-masing 0.273 atau 27.3 % dan 0.125 atau 12.5%. Untuk tempat kerja yang paling berpengaruh pada mahasiswa berdasarkan alternatif faktor prioritas utama yaitu gaji adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian, diperoleh faktor yang paling berpengaruh pada mahasiswa dalam pemilihan tempat kerja berdasarkan skala prioritas atau ranking yaitu gaji dengan bobot 30.6 %, lingkungan kerja dengan bobot 0.297 atau 29.7%, penempatan dan lokasi kerja dengan bobot masing-masing 0.273 atau 27.3 % dan 0.125 atau 12.5 % DAFTAR PUSTAKA [1]. Anoraga, P. 1995. BUMN Swasta dan Koperasi..PT. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. [2]. Budiarti, L. 2010. Penerapan Efisiensi Kerja Pada Kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. 170

[3]. Fewidarto, P.D. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process) Materi Kursus Singkat. Jurusan Tekhnologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. [4]. Mulyono, Sri. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. [5]. Nitisemito, A. S. 1996.., BPFE, Yogyakarta. [6]. Saaty, T.L. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. [7]. Sinaga, J. 2009. Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Universitas Sumatera Utara, Medan. [8]. Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 171