FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI NEONATORUM DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARULAHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG MEDICAL RECORD RSUD PARIAMAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG. Enderia Sari 1), Mardalena 2)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN KONTRAKSI DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN PERSALINAN PREMATUR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA PADA BERAT BADAN LAHIR RENDAH CAUSE FACTORS OF ASPHYXIA IN LOW BIRTH WEIGHT

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM

Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA TAHUN 2014 ABSTRAK

HAMIL GANDA PENYEBAB BERMAKNA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI BPM NY.DIAH COLTINA, KENDAL. ARTIKEL

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI NEONATORUM DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 Siti Nur Hidayati*), Rosalina**), Yuliaji Siswanto***) *) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Komplikasi yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita salah satunya adalah infeksi. Infeksi neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Tujuan peneliti adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014. Studi dilakukan adalah survei analitik dengan pendekatan case control sebagai populasi keseluruhan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 589 bayi. Sebagai sampelnya kasus 65 bayi menggunakan purposive sampling dan sampel kontrol 65 bayi menggunakan simple random sampling. Data diperoleh dari data sekunder catatan rekam medik. Hasil penelitian di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang berdasarkan uji Chi Square diperoleh p-value 0,034 < α (0,05), ada hubungan antara BBLR dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Diperoleh p-value 0,039 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan antara persalinan lama dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Diperoleh p-value = 0,014 < α (0,05), bahwa ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya upaya, meningkatkan mutu pelayanan asuhan bayi baru lahir sehingga kasus infeksi neonatorum dapat dideteksi secara dini dan mendapatkan penanganan yang tepat. Kata kunci: Infeksi neonatorum, BBLR, Persalinan lama, KPD

ABSTRACT Complications that the cause of death of infants and toddlers one of which is an infection. Neonatal infection is an infection that occurs in infants in the first 28 days after birth. The purpose of this study was to find the factors related to the incidences of neonatal infections at Ungaran Public Hospital in 2014. This was an analytical survey study with case control approach. The population in this study was all newborns hospitalized in Ungaran Public Hospital Semarang Regency in January-December 2014 as many as 589 infants. The samples in this study were 65 respondents as the case group sampled by using purposive sampling technique and 65 respondents the as control group sampled by using simple random sampling technique. The data were obtained from secondary data of medical records. The data analysis used chi square test. The results of this study based on the chi square test obtained that p-value of 0.034 < α (0.05), which meant a correlation between low birth weight and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospital Semarang Regency. There was a correlation between prolonged labor and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospital Semarang Regency, with p-value of 0.039 < α (0.05). There was a correlation between premature rupture of membranes and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospitals Semarang Regency with p-value of 0.014 < α (0.05). Based on the results of research it should make the efforts to improve the service quality of newborn care so that the cases of neonatal infections can be detected earlier and get the proper treatments. Keywords: Neonatal infection, LBW, Prolonged labor, Premature ruptures of membrane PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2012 yaitu 13,20/1000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada Tahun 2013 yaitu 11,95/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi Kabupaten Semarang pada tahun 2013 mencapai 1014 kasus (17,29%) dan Kabupaten Semarang termasuk dari 18 kabupaten yang menempati posisi tertinggi untuk Angka Kematian Bayi yaitu sebesar 19,95 % (Dinkes Jateng, 2013). Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Sebesar 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah bayi berat lahir rendah, asfiksia dan infeksi. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani. Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Infeksi neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran (Mochtar, 2005). Infeksi pada bayi baru lahir mempunyai tanda khas yaitu malas minum, gelisah, frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun, muntah, diare, suhu tubuh dapat meninggi serta menurun dan pergerakan kurang. (Saifuddin, 2010). KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda tanda persalinan. KPD dapat meningkatkan komplikasi kehamilan pada ibu maupun bayi terutama infeksi. Dengan pecahnya selaput ketuban, mikro-organisme dalam vagina atau 2 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014

bakteri patogen lainnya secara asenden dapat mencapai cairan amnion dan janin. Hal ini memungkinkan terjadinya khorioamnionitis atau cairan amnion yang telah terinfeksi teraspirasi oleh janin atau neonatus (Pusponegoro, 2000). Angka kematian infeksi neonatorum karena masih tinggi, tindakan pencegahan pada masa antenatal dilakukan pemeriksaan ANC seperti pengukuran TFU dan tafsiran berat badan janin untuk mengantisipasi bayi berat badan lahir rendah. Pada saat persalinan dilakukan pengawasan keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan untuk mengantisipasi terjadinya persalinan lama dan Ketuban Pecah Dini untuk dilakukan rujukan secepatnya bila diperlukan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ungaran Semarang didapatkan adanya kenaikan jumlah bayi yang mengalami infeksi neonatorum tahun 2013 sebanyak 47 (6,71%) dari 700 bayi baru lahir dan tahun 2014 sebanyak 79 (13,41%) bayi yang mengalami infeksi neonatorum dari 589 bayi baru lahir. Rumusan Masalah Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah yang ada, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Faktor faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014?. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui hubungan BBLR terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014; 2) Mengetahui hubungan persalinan lama terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014; 3) Mengetahui hubungan KPD terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014. Manfaat Penulisan Bagi RSUD Ungaran, dapat menjadi sumber informasi tentang faktor resiko yang menyebabkan infeksi neonatorum sehingga bisa dilakukan pencegahan dan penanganan terhadap kejadian infeksi neonatorum. Bagi Institusi STIKES Ngudi Waluyo, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan menggunakan metode case control dimana peneliti mengidentifikasi kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan, dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Ungaran pada tanggal 8-12 Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 589 bayi. Populasi kasus adalah neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 yang mengalami infeksi neonatorum sejumlah 79 dan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 yang tidak mengalami infeksi neonatorum sejumlah 510 sebagai populasi kontrol. Sampel terdiri dari 2 kelompok yaitu kasus dan kontrol. Sampel kasus pada penelitian ini adalah neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran yang mengalami infeksi neonatorum pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 65 bayi. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sampel kontrol yaitu neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran yang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014 3

tidak mengalami infeksi neonatorum pada Bulan Januari-Desember 2014. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dapat terpenuhi yaitu sejumlah 65 bayi dari sejumlah 109. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi. Dalam analisis univariat, data-data akan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat dengan Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Infeksi Neonatorum pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Infeksi Neonatorum f (%) Ya Tidak 65 65 50,0 50,0 Jumlah 130 100,0 BBLR Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian BBLR pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 BBLR Kasus Kontrol f % f % BBLR 25 38,5 13 20,0 Tidak BBLR 40 61,5 52 80,0 Jumlah 65 100,0 65 100,0 Persalinan Lama Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persalinan Lama pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Persalinan Kasus Kontrol Lama f % f % Ya 27 41,5 15 23,1 Tidak 38 58,5 50 76,9 Jumlah 65 100,0 65 100,0 Ketuban Pecah Dini (KPD) Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 KPD Kasus Kontrol f % f % Ya 39 60,0 24 36,9 Tidak 26 40,0 41 63,1 Jumlah 65 100,0 65 100,0 Analisis Bivariat Hubungan BBLR dengan Tabel 5 Hubungan BBLR dengan pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Total BBLR Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % BBLR 25 38,5 13 20,0 38 29,2 0,034 2,500 Tidak BBLR 40 61,5 52 80,0 92 70,8 Jumlah 65 100 65 100 130 100 4 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014

Hubungan Persalinan Lama dengan Tabel 6 Hubungan Persalinan Lama dengan pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Total Persalinan Lama Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % Ya 27 41,5 15 23,1 42 32,3 0,039 2,368 Tidak 38 58,5 50 76,9 88 67,7 Jumlah 65 100 65 100 130 100 Hubungan KPD dengan Tabel 7 Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Total KPD Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % KPD 39 60,0 24 36,9 63 48,5 0,014 2,563 Tidak KPD 26 40,0 41 63,1 67 51,5 Jumlah 65 100 65 100 130 100 PEMBAHASAN Analisis Bivariat Hubungan BBLR dengan Kejadian Infeksi Neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014 Bayi BBLR yang dialami kelompok kasus (38,5%), hal ini dikarenakan bayi yang mengalami BBLR akan memiliki kekebalan tubuh yang kurang dan organorgan tubuh yang kurang matang sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam bakteri yang ada di lingkungan sekitar dan orang yang merawat mereka adalah sumber utama infeksi, sehingga bayi dengan BBLR memerlukan perawatan yang lebih seperti mempertahankan suhu tubuh optimal, pengawasan nutrisi/asi, memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi dan cara perawatan tali pusat. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 13 bayi (20,0%) yang BBLR yang dialami kelompok kontrol hal ini dapat dikarenakan berbagai faktor salah satunya perawatan yang baik dengan selalu memperhatikan sterilitas serta pemberian ASI sehingga walaupun bayi BBLR dapat terhindar dari komplikasi. Hal ini sesuai dengan teori pencegahan infeksi neonatus setelah persalinan antara lain pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, perawatan luka umbilikus secara steril. (Rahayu, 2009). Hubungan Persalinan Lama dengan di RSUD Ungaran Tahun 2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bayi yang tidak mengalami persalinan lama yang dialami kelompok kasus (58,5%). Hal ini dikarenakan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi infeksi neonatorum selain partus lama seperti BBLR, persalinan dengan KPD, ibu dengan infeksi saat kehamilan dimana kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus dan ketika lahir bayi akan terinfeksi, serta perawatan bayi baru lahir yang kurang tepat, kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril, faktor lingkungan atau perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014 5

dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial. Hubungan KPD dengan Kejadian Infeksi Neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014 Bila ketuban pecah lebih dari 24 jam, bakteri vagina dapat bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan inflamasi pada membran janin, tali pusat, dan plasenta yang dapat mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan, atau sepsis neonatal. Organisme yang paling sering ditemukan dari air ketuban yang terinfeksi adalah bakteri anaerobik, streptokokus kelompok B, Eschericia coli, dan mikoplasma daerah genital (Kosim, 2009). Ketuban pecah dini, partus lama dan manipulasi obstetris dapat meningkatkan risiko infeksi neonatus. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 24 bayi (36,9%) yang mengalami KPD yang dialami kelompok kontrol. Hal ini dapat dikarenakan berbagai faktor salah satunya penanganan yang tepat pada KPD yaitu dengan memberikan antibiotic sesuai anjuran, pemantauan yang tepat dan melakukan tindakan dengan steril. (Mochtar, 2005). Keterbatasan penelitian Penelitian ini dengan menggunakan data sekunder yang ada dari rekam medik dimana terkadang peneliti menemukan catatan rekam medik di Rumah Sakit yang kurang lengkap serta tulisan pada rekam medik yang kurang jelas dan diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan kelengkapan pengisiannya sehingga akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. KESIMPULAN Ada hubungan BBLR dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,034, OR = 2,500). Ada hubungan persalinan lama dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,039, OR = 2,368). Ada hubungan KPD dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,014, OR = 2,368). Saran Bagi RSUD Ungaran, diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan bayi baru lahir sehingga kasus infeksi neonatorum dapat dideteksi secara dini dan mendapatkan penganganan yang tepat. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai infeksi neonatorum dengan faktor resiko lain yang dapat meningkatkan insiden infeksi neonatorum seperti: infeksi pada ibu selama kehamilan antara lain TORCH, ibu menderita eklampsia, ibu dengan diabetes mellitus, ibu mempunyai penyakit bawaan. DAFTAR PUSTAKA [1] Arief, Z. (2009). Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. [2] Atikah, P. dan Cahyo I. 2010. Berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha Medika [3] Dahlan, Sopiyudin. (2012). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. [4] Denny Indrawarman. (2012). Hubungan antara Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Surakarta: UMS. [5] Dinkes Jateng. (2013). Angka Kematian Bayi. www.dinkesjatengprov.go.id/. Diakses tanggal 25 Maret 2015. [6] Hidayat, Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik 6 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014

Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. [7] Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta. [8] Manuaba, I. B. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. [9] Marmi, Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [10] Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC. [11] Mulyanto, Wahyustin. (2010). Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di RSUD Ungaran tahun 2009. Skripsi. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo. [12] Notoatmodjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. [13] Nugroho, S. (2011). Ginekologi dan Obstetri. Yogyakarta: Nuha medika. [14] Oxorn, Harry. (2010). Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and Birth. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. [15] Pusponegoro S. Titut. (2008). Infeksi atau Sepsis pada Neonatus (Sepsis Neonatal, Vol. 2. Jakarta: Sari Pediatri. [16] Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. [17] Rahayu, Sri. (2009). Buku Ajar Bidan Ed 14. Jakarta: EGC [18] Saifuddin A. B. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina. [19] Saryono dan Ari Setiawan. (2011). Metodelogi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. [20] Sudarti. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. [21] Sugiyono, B. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika. [22] Surasmi A. Handayani. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC. [23] Wahyunti, Sri. (2012). Gambaran Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Karakteristik Ibu Di Puskesmas Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2011. Skripsi. FKM UI. [24] Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Di RSUD Ungaran Tahun 2014 7