I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

I. PENDAHULUAN. cukup tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan


BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 9% orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas pada tahun DM

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dibutuhkan atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus adalah penyakit yang sering diderita masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus diseluruh dunia antara 1-5% dari total penduduk dunia (Susztak et al., 2006). Jumlah total pasien diabetes di dunia meningkat dari 171 juta di tahun 2000 menjadi 177 juta di tahun 2002 dan menjadi 334 juta di tahun 2003 (Wild et al., 2004). Pada tahun 2011 tercatat di seluruh dunia terdapat peningkatan yang tinggi hingga mencapai 366 juta orang, pada tahun 2012 meningkat kembali menjadi lebih dari 371 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 meningkat menjadi 552 juta orang (IDF, 2012). Sedikitnya 350 juta orang di seluruh dunia akan menderita diabetes melitus tipe 2 pada tahun 2030 (Perkeni, 2011). Pada tahun 2011 diabetes menyebabkan kematian pada 4,6 juta orang di seluruh dunia dan pada tahun 2012 meningkat menjadi lebih dari 4,8 juta orang. Tingginya angka kejadian diabetes di dunia menghabiskan biaya sekitar 465 juta USD di tahun 2011 dan meningkat hingga 471 juta USD di tahun 2012 untuk pengobatan dan perawatan (IDF, 2012).

2 Indonesia pada tahun 2011 merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes melitus ke-10 terbanyak di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Jepang, Mexico, Bangladesh dan Mesir yaitu sebesar 7,3 juta orang dan di tahun 2012 naik peringkat menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes ke-7 setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Mexico yaitu sebesar 7,6 juta orang. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia menempati peringkat ke-9 di dunia dengan jumlah penderita sebanyak 11,8 juta orang (IDF, 2012). Menurut WHO, Indonesia akan menduduki peringkat ke-3 pada tahun 2030 dengan jumlah penderita sebanyak 21,3 juta. Prevalensi nasional Diabetes Melitus (berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur > 15 tahun bertempat tinggal di perkotaan) adalah 5,7% (Riskesdas, 2007). Provinsi Lampung memiliki angka prevalensi diabetes melitus diatas angka prevalensi nasional yaitu 6,2% (Riskesdas, 2007). Provinsi lain sebagai perbandingan yang memiliki angka prevalensi diatas angka prevalensi nasional adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Riau (Riskesdas, 2007). Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat bahwa pada tahun 2005-2006 jumlah penderita diabetes melitus mengalami peningkatan 12% dari periode sebelumnya yaitu sebanyak 6.256 penderita (Dinkes Lampung, 2008). Angka kejadian diabetes melitus di provinsi Lampung untuk rawat jalan pada tahun 2009 per bulan rata-rata

3 mencapai 365 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 1103 orang (Dinkes Lampung, 2011). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2007 menunjukkan prevalensi diabetes di Provinsi Lampung paling tinggi terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,9% dan terendah di Lampung Utara 0,1%, baik berdasarkan diagnosis maupun gejala. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek adalah rumah sakit yang menerima rujukan dari berbagai daerah di Provinsi Lampung. Setiap bulannya jumlah pasien yang berkunjung ke RSUD Abdul Moeloek khususnya di Laboratorium Rawat Jalan kurang lebih mencapai 1000 orang yang terdiri dari pasien askes dan umum. Hasil dari survey pendahuluan didapatkan penderita diabetes melitus pada poli penyakit dalam pada tahun 2010 tercatat terdapat 18453 orang dan meningkat di tahun 2011 penderita diabetes melitus pada poli penyakit dalam mencapai 19750 orang. Pada tahun 2012 sampai bulan September didapatkan penderita diabetes mencapai 18201 orang yang tidak menutup kemungkinan sampai akhir tahun akan melebihi tahun sebelumnya. Total kematian karena diabetes diperhitungkan akan meningkat lebih dari 50% di 10 tahun yang akan datang (WHO, 2011). Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang paling sering dijumpai. Jumlah penderita diabetes tipe 2 tercatat sekitar 90% dari total keseluruhan penderita diabetes di seluruh

4 dunia. Pada tahun 2004, di kalkulasikan 3,4 juta orang meninggal akibat tingginya kadar gula darah. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 juga menyatakan bahwa proporsi penyebab kematian akibat diabetes pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2 yaitu 14,7%. Dan di daerah pedesaan, Diabetes melitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Tingginya angka penderita diabetes disebabkan karena kegagalan pasien dalam mempertahankan kadar glukosa darah tetap dalam keadaan terkontrol. Pengendalian kadar glukosa dapat dilakukan dengan menjalani pilar-pilar pengelolaan Diabetes Melitus. Pilar pengelolaan Diabetes Melitus terdiri dari 4 pilar, yaitu penyuluhan, edukasi perencanaan makan, aktivitas fisik, dan intervensi farmakologis (Yunir,2006). Hal yang terpenting dari penyakit Diabetes Melitus adalah memperhatikan bahan makanan yang dianjurkan oleh dokter. Selain bahan makanan yang dianjurkan harus juga memperhatikan bahan makanan yang tidak dianjurkan, dibatasi dan dihindari (Almatsier, 2004). Berdasarkan penelitian Rusmina (2010) di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat, menyatakan bahwa dari 26 orang (86,67%) dalam menjalankan terapi diet yang tidak patuh menunjukkan kadar gula diatas normal (200mg/dl) dan sebagian responden yaitu sebanyak 19 orang (63,34%) memiliki kadar gula darah puasa terkendali.

5 Hasil penelitian dari Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) menunjukkan bahwa pengendalian Diabetes Melitus yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus antara 20-30%. Namun dari penelitian ini didapatkan 75% respondennya tidak patuh dalam hal mengatur dietnya. Padahal tujuan utama dari terapi gizi ini adalah untuk membantu penyandang Diabetes Melitus memperbaiki kebiasaan gizi dalam rangka mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik (Sukardji, 2005). Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh rendahnya pengetahuan pasien mengenai diet diabetes melitus dan rendahnya pengetahuan akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat (Notoadmojo, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap kepatuhan pasien dalam menjalani terapi diet diabetes melitus. Sehubungan dengan tingginya jumlah penderita diabetes melitus setiap tahun, tingginya angka ketidakpatuhan terhadap diet, dan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap dari peneliti terdahulu maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet diabetes melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat jalan Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan: adakah hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan mengenai diet Diabetes Melitus pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung.

7 b. Mengetahui gambaran sikap pasien mengenai diet Diabetes Melitus pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. c. Mengetahui gambaran tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. d. Mengetahui hubungan pengetahuan pasien tentang diet Diabetes Melitus terhadap tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. e. Mengetahui hubungan sikap pasien tentang diet Diabetes Melitus terhadap tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambahkan pengetahuan dan informasi bagi peneliti tentang hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus.

8 2. Bagi klinisi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan kepada para tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang diet Diabetes Melitus pada pasien, mengubah sikap pasien dan turut serta memantau tindakan pasien mengenai diet sehingga pasien-pasien tersebut mampu mengontrol kadar gula sesuai target. 3. Bagi Pasien Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber bacaan pasien sebagai sumber ilmu pengetahuan. 4. Bagi Peneliti lain Sebagai data dasar dan informasi tambahan penelitian tentang tentang hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. E. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori dari Lawrence Green dimana perilaku dibentuk dari 3 faktor yaitu faktor penguat, faktor pendukung dan faktor pendorong.

9 Faktor Penguat (Predisposing Factors): -Pengetahuan -Sikap -Kepercayaan -Keyakinan -dll Faktor Pendukung (Enabling Factors): -Ketersediaan fasilitas atau sarana-sarana kesehatan seperti puskesmas, obatobatan, peralatan kesehatan. Perilaku Kesehatan Faktor Pendorong (Reinforce Factors): -Sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat Gambar 1. Kerangka Teori berdasarkan Teori Precede Proceed (Lawrence Green, 1991) Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,keyakinan, nilai enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas, reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

10 2. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Penguat (Predisposing Factors): - Pengetahuan - Sikap Tingkat Konsumsi Energi Gambar 2. Kerangka Konsep F. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan tentang diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. 2. Ada hubungan antara sikap tentang diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung.