2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan permasalahan sosial merupakan tanggung jawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 "... yang melindungi

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

17. Keputusan Menteri...

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

PELAKSANAAN SISTEM PEMIDAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

PELAKSANAAN TUGAS INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

Rencana Kerja dan Sinkronisasi Pusat Daerah Bidang Rehabilitasi BNN. Deputi Rehabilitasi BNN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2


BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba singkatan dari NARkotika, PsiKotropika dan Bahan Adiktif

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

Kementerian Sosial RI

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

2012, No.1156

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

2013, No

3 Badan Narkotika Provinsi Sulut, Op Cit, h.43 4 Pasal 1 angka 16 UU No 35 tahun 2009 tentang

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masyarakat lambat laun berkembang, di mana perkembangan itu selalu diikuti proses penyesuaian diri yang kadang-kadang proses tersebut terjadi secara tidak seimbang. Pelanggaran terhadap normanorma tersebut semakin sering terjadi kejahatan semakin bertambah, baik jenis maupun bentuk polanya semakin kompleks. Perkembangan masyarakat itu disebabkan karena ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat yang semakin maju. Masyarakat berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang namun kemajuan teknologi tidak selalu berdampak positif, bahkan ada kalanya berdampak negatif. Kemajuan teknologi juga ada peningkatan dalam masalah kejahatan dengan menggunakan teknologi yang canggih. Hal tersebut merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum untuk mampu menciptakan penanggulannya, khususnya dalam kasus NAPZA terlarang. Penyalagunaan narkoba merupakan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Saat ini penyalagunaan narkoba melingkupi semua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Nisya Alviah Nuzullul (2009, hlm 9) mengungkapan perkembangan prilaku manusia, yang menekankan suatu pandangan, holistik, manusia dengan timbul balik pengaruh lingkungan, termasuk pengaruhpengaruh sosial, psikologis, ekonomik, dan budaya. Penyalahgunaan narkotika dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang akhirnya merugikan kaderkader penerus bangsa. Hasil survei yang dilakukan oleh BNN sejak tahun 2009. Prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2009 adalah 1,99 persen atau sekitar 3,6 juta orang. Pada tahun 2010, prevalensi penyalagunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalagunaan meningkat menjadi 2,8 persen atau

2 sekitar 5 juta orang. Pada 2012, prevalensi penyalagunaan meningkat menjadi 2,98 persen atau setara dengan 5,8 juta penduduk dan di rehabilitas pasien hanya 6% hingga 20%. Seiring dengan perkembangannya, pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika. Undang-Undang ini disebutkan bahwa setiap pengguna narkoba yang setelah di vonis pengadilan terbukti tidak mengedarkan atau memproduksi narkotika, dalam hal ini mereka hanya sebatas pengguna saja, maka mereka berhak mengajukan untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi. Melihat hal tersebut, Undang-Undang ini memberikan kesempatan bagi para pecandu yang sudah terjerumus dalam penyalahgunan narkotika agar dapat terbebas daari kondisi tersebut dan dapat kembali melanjutkan hidupnya secara sehat dan normal. Adiksi merupakan chronicle relapsing disease (penyakit kronis yang gampang kambuh), contoh pecandu narkoba yang masih aktif memakai narkoba dalam jumlah dosis yang cukup tinggi. Adiksi pulih adalah pecandu narkoba yang telah pulih, namun pecandu yang pulih tidak menutup kemungkinan akan memakai narkoba kembali, karena adiksi pulih atau pecandu jika sudah pulih akan mempunyai hasrat yang lebih tinggi untuk memakai narkoba kembali, maka dari itu adiksi tidak akan pernah memakai kata sembuh melainkan pulih. Salah satu tujuan dari pelaksanaan rehabilitasi sosial tercantum dalam profil Rumah Cemara didirikan pada 1 Januari 2003 oleh lima orang pecandu narkoba yang sedang pada masa pemulihan yang meyakini bahwa jika perubahan terjadi pada masyarakat. Rumah Cemara menjadi institusi legal sebagai organisasi berbasis komunitas di Jawa Barat. Pusat rehabilitasi mencoba untuk membantu menyembuhkan para pecandu narkoba menggunakan metode ke keluargaan, di mana kami memperlakukan para pasien kami seperti keluarga kami sendiri dan memberikan penyuluhan kepada mereka agar mereka tidak kembali lagi setelah sembuh nanti. Realisasi dari tujuan rehabilitasi tersebut diwujudkan dalam bentuk mengetahui pendapat adiksi pulih tentang rehabilitasi sosial di Rumah

3 Cemara. Rumah Cemara adalah rehabilitasi Sosial yang menanggulangi permasalaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) dan ODHA Orang dengan HIV AIDS, dalam penanggulangan korban NAPZA dan ODHA Rumah Cemara mempunyai program-program pelayanan meliputi: Pelayanan Sebaya (Peer Service), Pusat Perawatan (Drug Addicition Tretment Center), Penjangkuan Komunitas (Community Outreach), Klinik Keliling, Unit Kewirausahaan, Kampanye For Life (For Life Campaign) dan Solusi Bagi Perubahan Sosial. Pelayanan rehabilitasi sosial korban napza adalah pelayanan yang dimaksudkan pada adiksi rehabilitasi untuk dapat kembali aktif bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di lingkungan rumah, sekolah atau kampus dan tempat kerja. Program Rehabilitasi sosial merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat (rentry program), karena itu mereka perlu dibekali dengan pendidikan dan keterampilan misalnya berbagai kursus ataupun balai latihan yang di sediakan rehabilitasi. Mereka bila telah selesai menjalani program rehabilitasi sosial dapat melanjutkan kembali sekolah atau kuliah dan bekerja. Rehabilitasi Rumah Cemara tidak memaksa adiksi untuk di rehabilitasi jika adiksi tersebut tidak mau, walaupun desakan dari keluarga, karena pihak rehabilitasi Rumah Cemara ingin kesadaraan dari adiksi tersebut untuk pulih. Peneliti sebagai calon pekerja sosial mengacu pada uraian di atas, merasa tertarik untuk meneliti dengan mengungkap lebih jauh tentang pendapat peserta adiksi pulih tentang pelayanan dan rehabilitasi sosial di Rumah Cemara melalui penelitian ini. B. Identifikasi Masalah Penelitian Latar belakang masalah penelitian uang telah diuraikan di atas, menjadi dasar untuk identifikasi masalah dalam penelitian ini. Masalah penelitian dapat di identifikasi di antaranya sebagai berikut: a. Gambaran pelayanan dan rehabilitasi sosial penyalagunaan narkoba di Rumah Cemara perlu disosialisasikan pada masyarakat.

4 b. Pendapat adiksi yang sudah direhabilitasi hanya bisa pulih 6% sampai dengan 20%, perlu di ungkap jauh melalui suatu penelitian. C. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan, dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana Pendapat Peserta Adiksi Pulih Tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di Rumah Cemara? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui pendapat peserta adiksi pulih tentang pelayanan dan rehabilitasi sosial di Rumah Cemara. 2. Tujuan khusus Secara khusus tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data: a. Pendapat peserta adiksi pulih tentang pelayanan yang meliputi pemberian informasi, pelayanan administrasi, sarana prasarana dan pemenuhan kebutuhan di Rumah Cemara. b. Pendapat peserta adiksi pulih tentang rehabilitasi sosial yang meliputi asesmen, bimbingan mental dan sosial, bimbingan keluarga, resosialisasi, bimbingan lanjut dan terminasi di Rumah Cemara. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baiklangsung maupun tidak langsung. Secara khusus penelitian ini memberikan: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber acuan dalam mengembangan program-program yang berada di rehabilitasi Rumah Cemara. 2. Manfaat Praktis bagi : a. Rumah Cemara Penelitian ini sebagai baha dalam pengembangan program-program rehabilitasi sosial yang sudah berjalan.

5 b. Pekerja sosial Memperluas pengetahuan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba khususnya di rehabilitasi Rumah Cemara. c. Masyarakat Penelitian ini bisa memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang penyalahgunaan narkoba dan penanggulangan pada korban narkoba. F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masala, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat/signifikan penelitian, struktur organisasi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti dan asumsi. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian termasuk lokasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang pengolahan data dan analisis data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang saran dan rekomendasi yang di tulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijakan dan para untuk peneliti selanjutnya.