PERBEDAAN DIALEK BAHASA MINANGKABAU KENAGARIAN PADANG AIR DINGIN DENGAN KENAGARIAN LUBUK MALAKO KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

FM-UDINUS-BM-08-05/R1

BAB 1 PENDAHULUAN. kajian yang luas. Salah satu bidang kajian tersebut merupakan variasi fonologis. Penelitianpenelitian

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA LIMA TAHUN; STUDI KASUS TERHADAP ANAK (KAJIAN FONOLOGI) ARTIKEL ILMIAH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KANAGARIAN SIMARASOK KECAMATAN BASO

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

VARIASI BAHASA MINANGKABAU DIALEK TANSI DURIAN 1, KECAMATAN BARANGIN, KOTA SAWAHLUNTO

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN PADANG LAWEH KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Fonologi DR 411. Dr. Yayat Sudaryat, M.Hum. Hernawan, S.Pd., M.Pd.

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG


Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DI NAGARI LUBUK BUNTA, KECAMATAN SILAUT, KABUPATEN PESISIR SELATAN.

13ILMU. Modul Perkuliahan XIII. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Etnografi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa

ABSTRACT

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA

ANALISIS REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA DALAM DIALEK BAHASA MELAYU DESA PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik)

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

BAB III METODE PENELITIAN

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

MEDAN MAKNA GERAK ORGAN TUBUH BAGIAN KEPALA MANUSIA DALAM BAHASA GORONTALO

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemikiran Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

ANALISIS BENTUK-BENTUK DIKSI DIALEK MELAYU MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

FONOLOGI GENERATIF OLEH MOH. FATAH YASIN. Pendahuluan

INTERFERENSI FONOLOGI DIALEK SOLO DALAM BAHASA INDONESIA PADA PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN JOKO WIDODO ARTIKEL ILMIAH TRI TEDI MAEDISON NPM:

PERBEDAAN FONETIK BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINURUIK DAN KENAGARIAN KAJAI KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

ANIS SILVIA

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

PENGENALAN INOVASI LEKSIKAL BAHASA MELAYU RIAU PADA MASYARAKAT LIMBUNGAN KECAMATAN RUMBAI PESISIR

LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan

Transkripsi:

PERBEDAAN DIALEK BAHASA MINANGKABAU KENAGARIAN PADANG AIR DINGIN DENGAN KENAGARIAN LUBUK MALAKO KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN NENGSI FITRIANA ZULFIKARNI, S.Pd., M.Pd DIAN SHAUMIA, S.Pd., M.Pd ABSTRACT This study aims to describe differences Kenagarian Padang Minangkabau dialect Cold Water Kenagarian Malako Lubuk Sangir Jujuan Solok District South ( review phonology ). This study considered a qualitative study using descriptive methods. Results of this study concluded that found that two transcription phonetic transcriptions and phonetic at Padang Kenagarian Cold Water and Kenagarian Lubuk Malako District Sangir Jujuan South Solok. Between the transcription second dialect differences Kenagarian society Padang Cold Water District Kenagarian Lubuk Malako Sangir Jujuan South Solok, which is as follows : ( a) articulatory phonetics, articulatory phonetics difference Kenagarian Cold Water Padang Kenagarian Lubuk Malako is, at Padang Air Kenagarian cold phonetic artikulatorisnya contained in the word and the word cabiak dakdo, whereas the phonetic Malako Lubuk Kenagarian artikulatorisnya cobiak contained in the word and the word bakpo. ( b ) acoustic phonetics, acoustic phonetics difference Kenagarian Cold Water Padang Kenagarian Lubuk Malako is, at Padang Kenagarian acoustic phonetics Cold Water contained in the word and the word kambiu tabau, while the acoustic phonetic Kenagarian Lubuk Malako kombiu contained in the word and the word juwau. ( c ) vocal, vocal differences between Padang Kenagarian Cold Air Kenagarian Lubuk Malako is Kenagarian Padang Cold Water wears many vowels / a /, while Kenagarian Lubuk Malako much wear vowel / o / when they speak. For example at the Padang Kenagarian predicted in Cold Water, in Kenagarian Lubuk Malako godang, and said dapek in Padang Kenagarian Cold Water, in Kenagarian Lubuk Malako dopek. ( d ) a diphthong, the community of Cold Water Kenagarian Padang much wear diphthong / ua /, for example, the word panua, kumua, and sumua. whereas many people Kenagarian Lubuk Malako wear diphthong / au /, for example the word tadongau, pogau, and sombau. ( e ) consonants, Kenagarian Padang Cold Water and Kenagarian Lubuk Malako use the same consonant / k /, the consonant dorsovelar. Although both are equally Kenagarian using dorsovelar consonant [ k ], but there is a difference in the sound of the second Kenagarian. Example the word Lalok in Padang Kenagarian Cold Water, lolok in Kenagarian Lubuk Malako. 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan perasaan kepada orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, dialek, tetapi antar nagari dan bahkan antar jorong pun memiliki perbedaan dialek. Chambers dan Trudgill (dalam Nadra, 2006:29), mengatakan bahwa dialek adalah suatu bentuk bahasa yang berada di bawah standar, statusnya lebih rendah, sering dianggap sebagai bentuk bahasa yang kasar, secara umum dikelompokkan sebagai bahasa kaum tani, kelas pekerja, atau kelompok-kelompok lain yang kurang berprestise. bermacam-macam bahasa yang digunakan Perbedaan dialek tersebut bisa oleh masyarakat untuk berkomunikasi dilihat dari tinjauan fonologi, semantik, seperti, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Minang, dan bahasa-bahasa dari daerah lainnya. Setiap daerah pasti memiliki bahasa yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan karena letak wilayah dan letak daerah yang berbeda-beda pula. Perbedaan bahasa tersebut menunjukkan adanya perbedaan dialek dari masing-masing daerah. Bukan hanya antar daerah saja yang memiliki perbedaan dan morfologi. Perbedaan dialek dari tinjauan fonologi adalah perbedaan dialek yang terjadi pada bunyi bahasa, perbedaan dialek dari tinjauan semantik adalah perbedaan dialek yang terjadi pada makna kata, dan perbedaan dialek dari tinjauan morfologi adalah perbedaan dialek yang terjadi pada bentuk kata. Berikut ini akan digambarkan bentuk perbedaan dialek bahasa 2

Minangkabau Kenagarian Padang Air kedua nagari tersebut hanya perbedaan Dingin dengan dialek bahasa Kenagarian Lubuk Malako. No 1 2 3 4 5 Kata Marah Pergi Besar Malas Takut Padang Air Dingin Bangi Payi Gadang Male Takuik Lubuk Malako Bongi Poyi Godang Mole Tokuik Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan (tinjauan fonologi). Alasan peneliti memilih judul tersebut adalah peneliti sendiri merupakan penduduk asli Kenagarian Padang Air Dingin, dan peneliti ingin mengetahui seperti apa perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako dari tinjauan fonologi. Alasan peneliti memilih dari tinjauan fonologi karena dari bunyi dialek nya saja yang berbeda. Untuk itulah peneliti tertarik untuk menelitinya. 2. KAJIAN TEORI 2.1.Hakikat Bahasa Bahasa adalah suatu ujaran yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Menurut Kencono (1991:2), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Hal senada juga disebutkan oleh Maksan (1994:2), bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi suara yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (dalam Maksan, 1994:1), bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vokal yang arbitrer, yang dapat diperbuat dengan gerak-gerak badaniah yang nyata. Lambang bunyi 3

bahasa itu bersifat arbitrer artinya, hubungan antara lambang yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah (Chaer, 2004:12). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahasa adalah suatu bunyi bahasa yang bersifat arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. 2.2.Pengertian Masyarakat Abdulsyani, (1994:39) menjelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyawarak (Arab) yang artinya sama-sama kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan, dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapat kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia). Masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka, yang artinya ikut serta, berperan serta, jadi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi (Koentjaraningrat, 1996:199). Setiadi, (2005:74) mengatakan bahwa istilah masyarakat dalam bahasa Inggris society, sedangkan istilah komunitas dalam bahasa Ingris community, dalam konteks kesehariannya, seringkali terjadi kesalahpahaman antara society dan community, dua konsep tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya, society atau masyarakat berbeda dengan komunitas (community) atau (masyarakat setempat). Menurut Comte (dalam Abdulsyani, 1994:31), masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas yang baru, yang berkembang menurut hukumhukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang saling berhubungan dalam kehidupan dengan realitas-realitas baru yang 4

berkembang dengan kelompok manusia yang telah bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus bisa menjalin hubungan yang saling bekerjasama, agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram. 2.3.Dialek Mailet (dalam pateda, 1987:53) menyatakan dialek adalah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masingmasing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama dan tidak harus mengambil semua bentuk ujaran sebuah pedalaman sebagai golongan bukan terpelajar Iskandar (dalam Nadra, 2006:29). Senada dengan itu, Chambers dan Trudgill (dalam Nadra, 2006:29) mengatakan bahwa dialek adalah suatu bentuk bahasa yang berada di bawah standar, statusnya lebih rendah, sering dianggap sebagai bentuk bahasa yang kasar, secara umum dikelompokkan sebagai bahasa kaum tani, kelas pekerja, atau kelompok-kelompok lain yang kurang berprestise. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu bahasa. Secara etimologis istilah dialek waktu (Chaer, 1994:55). Berdasarkan berasal dari bahasa yunani dialektos, yang dipadankan dengan bahasa Indonesia dengan kata logat, kata serapan logat pun bersumber dari bahasa Arab yaitu lughab, yang bermakna denotasi bahasa, sedangkan dialek secara umum diartikan sebagai bahasa lisan atau ujaran yang pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan dialek adalah satu bentuk bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat yang berstatus rendah, dan bersifat kedesaan, rata-rata ia dikaitkan dengan masyarakat tani, kelas pekerja atau golongan lain yang tidak bertaraf tinggi. diucapkan oleh orang-orang dari 5

Nadra (2006:3) mengelompokkan dialek menjadi tiga jenis, yaitu: a. Dialek regional, yaitu variasi bahasa yang berdasarkan perbedaan lokal (tempat) dalam suatu bahasa. b. Dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh golongan tertentu atau kelompok bahasawan tertentu. c. Dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok bahasawan yang hidup pada waktu tertentu. 2.4.Kajian Fonologi Fonologi sebagai salah satu ilmu bahasa merupakan gabungan kata fon dan kata logi. Kata fon berarti bunyi dan kata logi berarti ilmu. Dilihat dari asal usulnya kata fonologi dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata phonology. Kata phonology berasal dari gabungan kata phone dan kata logic. Kata phone berarti bunyi bahasa sedangkan kata logic berarti ilmu sebagai bidang ilmu linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Selain itu ada pula ahli yang mengatakan bahwa fonologi adalah salah satu cabang ilmu bahasa umum (linguistik) yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa baik bahasa masyarakat yang sudah maju maupun masyarakat yang masih primitif dalam segala bentuk dan aspeknya (Amril, 2007:8). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan fonologi adalah salah satu ilmu bahasa yang secara khusus membicarakan dan mengkaji persoalan bunyi-bunyi bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari adalah bunyi-bunyi bahasa yang terdapat dalam bahasa tertentu dan menjelaskan bagaimana pembentukan bunyi bahasa itu. Jadi, kajian terhadap alat ucap yang menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam bahasa tertentu harus dilakukan. pengetahuan. Fonologi dimaksudkan 6

3.METODE DAN JENIS PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. 3.1.Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti a. Latar Penelitian ini dilakukan di Kenagarian Padang Air Dingin dan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan. b. Entri Entri dalam penelitian ini adalah dialek masyarakat Jorong Koto Japang di Nagari Padang Air Dingin dan Jorong Koto Gadang di Nagari Lubuk Malako. c. Kehadiran Peneliti Peneliti di lapangan bertindak sebagai pendengar dan tanpa sepengetahuan mereka peneliti merekam setiap tuturan yang diucapkannya. 3.2.Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah lima orang informan dari masingmasing daerah pengamatan. Salah satu dari mereka menjadi informan pertama dan yang lainnya sebagai informan pendamping. 3.3.Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang diucapkan oleh masyarakat itu sendiri, sedangkan sumber data pada penelitian ini adalah masyarakat Jorong Koto Japang dan masyarakat Jorong Koto Gadang. 3.4.Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dan dilengkapi dengan alat perekam, lembaran pengamatan yang digunakan untuk mencatat tuturan masyarakat tersebut, serta lembaran wawancara. 3.5.Teknik Pengumpulan Data Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. 7

3.6.Teknik Analis Data Langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk menganalisis data adalah : 1. Mentranskripsikan data hasil rekaman. 2. Mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan format satu dan dua di bawah ini dapat lihat perbedaan dialek masyarakat tersebut. 3. Menganalisis data berdasarkan logat (dialek). 4. Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. 3.7.Teknik Uji Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria standar kredibilitas. Dengan melakukan upaya-upaya seperti: a. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data. b. Melakukan observasi secara terusmenerus dan sungguh-sungguh. c. Menggunakan tekhnik triangulasi sehingga memungkinkan diperoleh variasi informasi selengkaplengkapnya. d. Melibatkan teman sejawat, yaitu Surpeni, Spd. e. Melakukan analisis atau kajian kasus negatif yang dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding terhadap hasil penelitian. f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh melalui perekaman, pengamatan, dan penyimakan, dapat dijelaskan tentang perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako. Daerah Kenagarian Padang Air Dingin terdapat dua transkripsi dalam tuturan, yaitu fonetik dan fonemik dalam 131 tuturan. Fonetik terbagi menjadi tiga bagian, (1) fonetik artikulatoris jumlah sebanyak 75 tuturan, (2) fonetik akustik jumlah sebanyak 33 8

tuturan, dan (3) fonetik audiotoris jumlah tuturan sebanyak 0 tuturan. Fonemik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, (1) vokal jumlah tuturan sebanyak 5 tuturan, (2) diftong jumlah tuturan sebanyak 10 tuturan, dan (3) konsonan jumlah tuturan sebanyak 8 tuturan, sedangkan Kenagarian Lubuk Malako juga terdapat dua transkripsi dalam tuturan yaitu fonetik dan fonemik dalam 143 tuturan. Fonetik terbagi menjadi tiga bagian, (1) fonetik artikulatoris jumlah sebanyak 88 tuturan, (2) fonetik akustik jumlah sebanyak 34 tuturan, dan (3) fonetik audiotoris jumlah sebanyak 0 tuturan. Fonemik juga terbagi menjadi tiga bagian yaitu, (1) vokal jumlah tuturan sebanyak 5 tuturan, (2) diftong jumlah tuturan sebanyak 8 tuturan, dan (3) konsonan jumlah tuturan sebanyak 8 tuturan. Hasil yang terdapat pada masyarakat tersebut adalah ditemukan terdapatnya dialek regional antara ke dua variasi bahasa yang berdasarkan perbedaan lokal (tempat) dalam suatu bahasa. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian dan analisis data dengan uraian di atas, memperlihatkan tuturan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan dan keberagaman dari masing-masing daerah. Perbedaan tersebut menyangkut pada transkripsi fonetik dan fonemik. Fonetik artikulatoris, fonetik akustik, vokal, diftong, dan konsonan. Semua itu pembagian dari fonetik dan fonemik. Pembagian tersebut ada yang tidak diucapkan atau digunakan dalam bertutur. Berdasarkan analisis data dapat dilihat bahwa tuturan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari masih ada yang tidak diucapkan dalam bertutur, hal ini disebabkan oleh faktor alat bicara, disamping itu fonetik artikulatoris yang banyak diucapkan atau dipergunakan dalam bertutur. kenagarian tersebut. Dialek regional adalah 9

5. KESIMPULAN Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan adalah terdapatnya perbedaan dialek regional antara ke dua kenagarian tersebut, Perbedaan yang paling dominan terdapat pada bunyi vokal antara kedua kenagarian tersebut. Kenagarian Padang Air Dingin banyak menggunakan vokal [a], sedangkan Kenagarian Lubuk Malako banyak menggunakan vokal [o] ketika bertutur DAFTAR RUJUKAN Abdulsyani. 1994. Sosiologi. Jakarta: Bumi Aksara. Amril dan Ermanto. 2007. Fonologi Bahasa Indonesia. Padang: UNP Press. Chaer, Abdul dan Leoni Agustin. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Kencono, Djoko. 1991. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press. Nadra. 2006. Rekontruksi Bahasa Minangkabau. Padang: Andalas University Press. Pateda, Munsoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa Bandung. Setiadi, Elly dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung atau berbicara. 10