BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Purwadany Samuel Pouw, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak. Sedangkan secara

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terbesar di

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

PENDAHULUAN. dan km2 Lautan. NTT sebagai salah satu provinsi kepulauan, memiliki potensi yang cukup besar dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alamnya, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ataupun sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumberdaya alam memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam kehidupan sehari-hari sampai yang berhubungan dengan kestabilan suatu negara. Salah satu sumberdaya alam yang dapat menunjang pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut. Indonesia merupakan kawasan kepulauan (insuler regions) yang paling besar didunia, memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa lautan. Perairan yang cukup luas ini memiliki potensi yang besar, tetapi pemanfaatannya masih sangat kurang. Sumberdaya yang dapat dimanfaatkan diperairan adalah sumberdaya perikanan yang dibagi menjadi dua sektor yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Untuk sektor perikanan tangkap produksinya diperoleh dari penangkapan langsung di laut lepas, sedangkan sektor perikanan budidaya produksinya diperoleh dengan membudidaya ikan dan udang di tambak.

2 Kelompok manusia yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi yang mengandalkan laut sebagai tempat mata pencahariannya disebut dengan masyaraka nelayan. Dalam buku Statistik Perikanan Indonesia (2000:27) disebutkan nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Masyarakat nelayan merupakan bagian dari masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Wilayah pesisir diketahui memiliki karakteristik yang unik dan memiliki keragaman potensi sumberdaya alam, baik hayati maupun non-hayati yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, laju pertambahan jumlah nelayan di Indonesia sangat pesat. Hal ini disebabkan, hasil perikanan laut merupakan sumberdaya yang besar. Banyak ragam bentuk ikan, udang, rajungan, rumput laut, kerang dan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Namun banyak kendala yang dialami oleh para nelayan, sehingga hasil tangkapan yang di dapat hanya sedikit. Kondisi seperti ini yang mengakibatkan nelayan menjadi miskin. Kusnadi (2002:19) menyatakan kemiskinan yang diderita oleh masyarakat nelayan bersumber dari faktor-faktor sebagai berikut : (1) faktor alamiah, yakni yang berkaitan dengan fluktuasi musimmusim penangkapan dan struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa; (2) faktor non-alamiah, yakni berhubungan dengan keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan, ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja yang pasti, lemahnya penguasaan jaringan pemasaran dan belum berfungsinya lembaga koperasi nelayan yang ada serta dampak negatif kebijakan moderenisasi perikanan yang telah berlangsung sejak seperempat abad terakhir. Banyak masalah yang dihadapi oleh para nelayan, bukan saja masalah struktural yang dihadapi tetapi masalah kultural juga menjadi kendala para nelayan seperti gaya hidup yang tidak produktif dan tidak efisien. Selain itu, kompleksnya

3 permasalahan kemiskinan masyarakat nelayan terjadi disebabkan masyarakat nelayan selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya karena musim paceklik yang selalu datang tiap tahunnya dan kondisi cuaca yang tidak menentu saat berada di laut seperti kecepatan angin yang sering berubah-ubah, ombak yang tinggi dan suhu udara yang dingin. Kondisi seperti ini yang menyebabkan nelayan menjadi tidak sejahtera dalam menjalani hidupnya, selalu diliputi rasa kekurangan. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada di Indonesia, diperlukannya indikator yang dapat memberikan gambaran secara jelas dan tepat. Indikator dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai aspek sosial maupun ekonomi, karena kesejahteraan dapat dilihat dari kedua aspek tersebut. Masalah kesejahteraan selalu berhubungan dengan konsep kebutuhan, masyarakat nelayan/rumah tangga nelayan akan memenuhi kebutuhannya sampai terpenuhi maka barulah mereka sejahtera. Kusnadi (2002:2) menyatakan kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Adapun faktor-faktornya sebagai berikut : Faktor internal, yakni (1) keterbatasan kualitas sumberdaya manusia; (2) keterbatasan kemampuan modal usaha dan teknologi penangkapan; (3) hubungan kerja dalam organisasi penangkapan yang seringkali kurang menguntungkan buruh; (4) kesulitan melakukan deversifikasi usaha penangkapan; (5) ketergantungan yang sangat tinggi terhadap okupasi melaut; (6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi ke masa depan. Sedangkan, faktor eksternal yakni : (1) kebijakan pembangunan perikanan yang lebih berorientasi kepada produktifitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan parsial; (2) sistem hasil pemasaran hasil perikanan yang lebih menguntungkan pedagang perantara; (3) kerusakan akan ekosistem pesisir dan laut karena pencemaran dari wilayah darat, praktek

4 penangkapan ikan dengan bahan kimia, perusakan terumbu karang dan konservasi kawasan hutan bakau diwilayah pesisir; (4) penggunaan peralatan tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan; (5) penegakan hukum yang lemah terhadap perusakan lingkungan; (6) terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen; (7) terbatasnya peluang kerja disktor perikanan yang tersedia di desa nelayan; (8) kondisi alam dan fluktuasi musim yang tidak memungkinkan nelayan melaut sepanjang tahun; (9) isolasi geografis desa nelayan yang mengganggu mobilitas barang, jasa, modal dan manusia. Kabupaten Cirebon memiliki berbagai potensi unggulan. Umumnya potensi tersebut dalam bidang industri yaitu industri bersekala kecil dan industri bersekala menengah. Kabupaten Cirebon merupakan suatu wilayah yang mempunyai potensi produksi perikanan laut yang cukup besar. Banyak sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan, namun kondisi sosial ekonomi di Kabupaten Cirebon ini masih tergolong rendah dengan UMK yang hanya Rp. 957.000,-. Pendapatan yang hanya mencukupi untuk makan sehari-hari, menyebabkan masyarakat banyak yang tidak sejahtera termasuk pada tahap keluarga prasejahtera, berikut data tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cirebon pada tahun 2011 : Table 1.1 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat No Tingkat Kesejahteraan Jumlah 1 Keluarga Prasejahtera 176.856 keluarga 2 Keluarga Sejahtera Tahap I 159.681 keluarga 3 Keluarga Sejahtera Tahap II 142.659 keluarga 4 Keluarga Sejahtera Tahap III 80.706 keluarga 5 Keluarga Sejahtera Tahap III Plus 12.155 keluarga Sumber : Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2011 Kecamatan Mundu secara administrasi terletak di Kabupaten Cirebon. Kecamatan Mundu terdiri atas 12 desa, yang 4 desa diantaranya

5 berbatasan langsung dengan pantai yaitu Desa Mundu Pesisir, Desa Bandengan, Desa Citemu, dan Desa Waruduwur. Dilihat dari kondisi fisik daerahnya, Kecamatan Mundu merupakan kawasan pesisir yang berbatasan langsung dengan laut jawa. Kondisi iklim di Kecamatan Mundu yaitu iklim tropis dengan suhu rata-rata 28-32,50 0 C dengan kelembapan udara berkisar ± 48-93%. Rata-rata curah hujan tahunan di daerah ini 1.250 3.500 mm/tahun dengan jumlah hari hujan ± 150 hari. Topografi kecamatan ini merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0 300 mdpl, dan kemiringan lereng antara 0 30 0. Jenis tanah yang tersebar di Kecamatan Mundu yaitu alluvial kelabu tua. Dari kondisi sosial di Kecamatan Mundu memiliki 73.572 jiwa yang terdiri dari 37.522 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan 36.050 jiwa jumlah perempuan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui sex ratio penduduknya lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Dari jumlah tersebut sekitar 80% penduduknya berada pada usia produktif dan dapat menjadi potensi sumber daya manusia. Lingkungan masyarakat di 4 desa ini berada di kawasan pesisir, sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat di kecamatan ini umumnya adalah nelayan rajungan. Kegiatan nelayan ini dijadikan sumber peningkatan kesejahteraan penduduk dari generasi ke generasi selanjutnya. Secara langsung ataupun tidak langsung kegiatan nelayan ini telah merubah keadaan kesejahteraan nelayan seperti pendapatan, tingkat pendidikan, biaya

6 sehari-hari yang dikeluarkan, kondisi rumah, sehingga merubah tatanan kehidupan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu. Kebanyakan nelayan di Kecamatan Mundu adalah nelayan tradisional, dan hanya sedikit nelayan modern di kecamatan ini. Perahu dan peralatan tangkap ikan yang digunakan nelayan tradisional untuk menangkap ikan masih sangat terbatas maka hasil tangkapannya menjadi lebih sedikit, sehingga tidak dapat memberikan jaminan hidup bagi rumah tangganya. Nelayan di Kecamatan Mundu bukan ikan yang menjadi tangkapan utama, tetapi rajungan. Jangkauan nelayan mencari rajungan sangat luas, dari perairan Cirebon, Indramayu, Jakarta bahkan sampai keluar pulau Jawa. Nelayan sudah terbebani dengan biaya operasional yang besar, ditambah dengan para tengkulak yang selalu membeli hasil tangkapan dengan harga yang murah. Nelayan di Kecamatan Mundu selalu menjual hasil tangkapan rajungan kepada tengkulak, karena tengkulak selalu membantu para nelayan dalam setiap masalah keuangan. Ada banyak penyebab terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan yaitu seperti kurangnya akses kepada sumber-sumber modal, akses terhadap teknologi, dan akses terhadap pasar. Maka dari latar belakang di atas peneliti mencoba meneliti bagaimana tingkat kesejahteraan nelayan, dan menghubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarklan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui berbagai aspek yang ada, baik yang mendukung maupun yang menjadi kendala sehingga

7 penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon? 3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 3. Untuk menganalisis upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. D. Manfaat Penelitian

8 Selain dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan bagi penulis, penulis juga berharap penelitian ini bias bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya sebagai berikut : 1. Teridentifikasinya tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, sebagai dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan dalam rangka mensejahterakan masyarakat nelayan. 2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 3. Memberikan informasi mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 4. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam pengembangan perekonomian masyarakat nelayan. 5. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi bagi penelitian selanjutnya. E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam rangka membatasi ruang lingkup permasalahan terhadap judul skripsi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon sebagai berikut: 1. Kesejahteraan

9 Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (dalam Rinawati 2011:9) menjelaskan pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Dalam penelitian ini faktor kesejahteraan yang digunakan antara lain: tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, pendapatan, pola konsumsi dan kepemilikan fasilitas rumah. Menurut Badan Pusat Statistika tingkat kesejahteraan diantaranya tingkat kesejahteraan tinggi, tingkat kesejahteraan sedang dan tingkat kesejahteraan rendah. 2. Masyarakat Nelayan Masyarakat berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan. Menurut kamus bahasa Indonesia (1990:612) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama membentuk sutu kesatuan sosial. Sedangkan menurut Koendjaraningrat (1985:149) pengertian masyarakat sebagai berikut : Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Adapun arti nelayan dari Bidan Pusat Statistika (2000:27) disebutkan nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Jadi masyarakat

10 nelayan adalah kelompok manusia yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi yang mengandalkan laut sebagai tempat mata pencahariannya. Jadi judul dalam penelitian ini akan membahas tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dan upaya untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat nelayan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon sehingga masyarakat nelayan ini dapat hidup sejahtera.