BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : SUBIARTI A

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Hakekat Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

hidup, baik secara formal, maupun non-formal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II Kajian Pustaka

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto. dalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

Wahyu Ari Wibowo Rosalia Susila Purwanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena usaha individu yang bersangkutan. Menurut Winataputra (2008: 1.4)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Snowball Throwing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 PADANG

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOWBALL THROWING DISERTAI PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MELIHAT KEAKTIFAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kondusif agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18). Kemudian istilah IPS di Indonesia mulai dikenal dari tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975. Lingkup pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, sejarah, ekonomi, politik, dan psikologi. Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang mempelajari mengenai fenomena dan kenyataan yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat. Hakikat IPS menurut Gunawan (2011:93) adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Akbar & Sriwiyana, 2011:78). Menurut Sapriyadi (2009:194-195) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 7

8 d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan. b. Waktu, Berkelanjutan, dan Perubahan. c. Sistem Sosial dan Budaya. d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (Akbar & Sriwiyana, 2011:78). 2.1.2 Model Pembelajaran Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala, 2008: 175-176). Menurut Suprijono, (2012:45-46) model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Menurut Trianto (2010:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan dari pendapat-pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan model pembelajaran yaitu suatu pedoman yang direncanakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas 2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Sanjaya (2006:29) Cooperative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran

9 kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dengan struktur yang heterogen guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan belajar secara berkelompok diharapkan siswa dapat lebih nyaman dalam belajar dan dapat menyampaikan pendapat atau pengetahuan mereka dengan lebih leluasa. Menurut Isjoni (2011:14) pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan strategi kelompok dengan anggota kelompok yang kecil dengan kemampuan yang berbeda-beda, dimana setiap anggota bertanggung jawab atas anggota lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli mengenai pembelajaran kooperatif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif yaitu pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang menekankan adanya kelompok belajar dan pada setiap kelompok saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Karakteristik model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: 1. Pembelajaran secara tim. 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif. 3. Kemauan untuk bekerja sama. 4. Keterampilan bekerja sama (Rusman, 2010: 207) 2.1.4 Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Menurut Aqib (2013: 28) model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab secara individu dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar dapat berteriak Horay. Menurut Huda (2013: 229), model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak horee!! atau yel-yel lainnya yang disukai.

10 Berdasarkan beberapa pengertian dari ahli, peneliti menyimpulkan bahwa Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana dalam kelas menjadi meriah dan menyenangkan. Karena setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang diberikan oleh guru maka siswa dalam kelompok tersebut diwajibkan berteriak Horay!. Melalui model pembelajaran CRH siswa diharapkan dapat menjadi lebih kompak dalam menyelesaikan masalah di kelompok, namun dengan suasana yang menyenangkan atau tidak tegang. Sehingga siswa dapat meraih hasil dengan nilai yang tinggi. Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Hamid (2011: 223): 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi. 3) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angkan sesuai dengan selera masing-masing siswa. 4) Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x). 5) Siswa yang sudah mendapat tanda ( ) vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore atau yel-yel lainnya. 6) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah hore yang diperoleh. 7) Penutup. Selain menurut Hamid, berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013: 227): a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi dengan tanya jawab, c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu kelompok, d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru, e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru, f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, g. Bagi yang benar,siswa memberi bintang dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya,

11 h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay, i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay, j. Penutup. Langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat disimpulkan secara singkat yaitu dengan pemberian materi dari guru kemudian pembentukkan kelompok kecil, dan pemberian soal secara acak. Kelompok yang dapat menjawab dengan benar langsung berteriak hore, karena inilah ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini dikemas dalam suatu permainan. Setelah penjabaran tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay tentu terdapat kelebihan dan kelemahan pada model ini. Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay No. Langkah-langkah Penjelasan 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kompetensi ini disampaikan dengan maksud agar pembelajaran lebih terarah tujuannya. 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi. Siswa diberi penjelasan sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil 4-5 orang. Agar terjadi kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. 4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat tempat jawaban. Tempat jawaban disini berbentuk tabel (kotak) sesuai kebutuhan. Tabel (kotak) dapat dapat berisi 9, 16 atau 25. Banyaknya kotak tempat jawaban disesuaikan dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban diisi angka sesuai dengan selera masing-masing kelompok.

12 No. Langkah-langkah Penjelasan 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban didalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru. Soal yang telah dibacakan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x). Disini dibutuhkan kejujuran dari siswa yang telah menjawab salah ataupun benar. 6. Kelompok yang sudah mendapat tanda ( ) secara vertikal atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini adalah berteriak horay atau yel-yel lainnya, yang menandakan bahwa kelompok tersebut dapat menjawab soal dengan benar. 7. Nilai dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh. Dari nilai yang diperoleh, guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai tinggi. 8. Penutup Berupa kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dibimbing guru. Berikut merupakan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013:231): a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya. b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. c) Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan. d) Skill kerjasama antar siswa yang semakin terlatih.

13 Berikut merupakan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013:231): a) Antara siswa yang aktif dan pasif nilainya cenderung sama, sulit untuk memberi nilai. b) Adanya peluang untuk curang (menyontek pekerjaan teman sebelah). c) Menggangu suasana belajar kelas lain. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay yang dikutip dari Miftahul Huda, peneliti menarik kesimpulan bahwa model ini lebih menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran dan membuat interaksi antar sesama siswa lebih dekat terutama dalam bekerja sama. Meski kekelemahannya akan mengganggu suasana belajar kelas lain, dan dalam pemberian nilai karena ini dalam kelompok jadi hasil antara siswa yang aktif maupun pasif cenderung sama. 2.1.5 Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Suprijono (2011:8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan throwing. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen. Hal ini diungkapkan oleh para ahli berikut ini. Berdasarkan pengertian dari para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (melempar bola salju) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan

14 melempar bola. Bola yang dimaksut yaitu merupakan kertas yang berisi pertanyaan. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ramai. Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing menurut Riyanto (2010: 276): 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih ± 15 menit. 6) Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Evaluasi. 8) Penutup. Tabel 2.2 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing No. Langkah-langkah Penjelasan 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sedang berlangsung. 2. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil 4-5 orang. Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk maju kedepan. Dibuat berkelompok agar terjadi kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. Masing-masing ketua kelompok diberi penjelasan tentang materi.

15 No. Langkah-langkah Penjelasan 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing. Masing-masing ketua kelompok kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman-teman sekelompoknya. 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja. Lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. Seperti namanya, model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yaitu melempar bola soal. Untuk saling bertukar lembar kertas kerja (soal) yang sudah dibuat masing-masing siswa. 6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola Untuk melatih keberanian pada siswa menjawab pertanyaan secara langsung. Dan menambah wawasan bagi siswa lain. tersebut secara bergantian. 7. Penutup Berupa kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dibimbing guru. Seperti model pembelajaran kooperatif lainnya, tipe Snowball Throwing ini pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing menurut Huda (2013:227) yaitu untuk melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan. Sedangkan menurut Safitri (2011:19) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing antara lain:

16 1. Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 2. Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. 3. Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. 4. Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. 5. Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 6. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada teman maupun guru. 7. Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. 8. Murid akan memahami makna tanggung jawab. 9. Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia. 10. Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Terdapat pula kelemahan pada model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini, yaitu karena pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya berkisar pada apa yang telah diketahui siswa (Miftahul Huda, 2013:228). Berdasarkan penjelasan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat disimpulkan bahwan model ini siswa menjadi lebih berpikir kritis, memiliki tanggung jawab, melatih kerja sama, membuat pembelajaran lebih bermakna. Namun dalam penyampaian materi kurang luas. 2.1.6 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:3) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang. Hasil belajar seseorang dapat berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Menurut Arikunto (2010:133) hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Hasil belajar menurut Suprijono

17 (2009:7) adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2004:16) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli bahwa hasil belajar merupakan suatu proses pembelajaran dari pengalaman atau lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku pada individu tersebut. 2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian ini tentu tidak dapat terlepas dari penelitian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Dessy Anggraeni (2011) dengan judul, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang, menunjukkan hasil penelitian Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 44%, pada siklus II sebesar 67%, dan pada siklus III sebesar 93%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran IPS mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lita Riswati (2012) dengan judul, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Cooperative Learning Dengan Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran IPS Peserta Didik Kelas IV SD Gugus Kenanga Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, menujukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar untuk pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cooperative learning metode

18 snowball throwing dengan metode pertanyaan berantai. Hasil belajar yang cukup signifikan pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 78,71 dan 65,67 yang diketahui dari probabilitas signifikansi 0,002 < 0,005. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan cooperative learning dengan metode snowball throwing efektif dalam pembelajaran IPS peserta didik kelas IV SD Gugus Kenanga Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. 2.3 Kerangka Berpikir Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dan Snowball Throwing merupakan model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siswa. Diharapkan siswa menjadi lebih mudah memperoleh informasi dan memahaminya, karena siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui kerja sama didalam kelompok. Selain itu siswa juga dapat berbagi informasi dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lain melalui diskusi. Kelas Eksperimen Berikut ini skema dari kerangka pikir penelitian: Kelas Kontrol Pretest Tidak boleh ada perbedaan yang signifikan Pretest Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CRH Posttest Terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Posttest Gambar 2.1

19 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari perumusan masalah diatas adalah ada perbedaan keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (X 1 ) dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (X 2 ), untuk meningkatkan hasil belajar IPS (Y) siswa kelas IV SD Gugus Kartini tahun ajaran 2015/2016.