K3LH. Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan pegangan pokok.

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

TENTANG KESELAMATAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa. pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II LANDASAN TEORI

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

K3 Konstruksi Bangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

SANITASI DAN KEAMANAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang : Keselamatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

Analisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

MATERI PELAJARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TENAGA KERJA ASING - BIDANG KONSTRUKSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

1. Metoda Penilaian Pengetahuan. a. Tes Tertulis. b. Tes Wawancara BAB I KONSEP PENILAIAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

3. Bagaimanakah pelaksanaan kerja lembur: a. Pada hari kerja biasa b. Pada hari istirahat mingguan c. Pada hari libur nasional d. Apakah ada surat per

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KONSEP PENILAIAN

pemeriksaan kesehatan tenaga kerja telah digunakan sebagai titik awal bagi upaya perlindungan keselamatan kerja dari aspek kesehatan tenaga kerja.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Namun pada Tahun 2013 PT. Fetty Mina Jaya yang di bawah naungan monrad grup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

K3LH I. Pengertian kesehatan, keselamatan dan keamanan ( k3) 1. Pengertian kesehatan Istilah kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Menurut uu no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bab i pasal 1, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya. Sedangkan kesehatan kerja ( occupational health ) atau sering disebut dengan kesehatan industri ( industrial hygiene ) pada bab v pasal 23 merupakan upaya kesehatan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyaakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja dan setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Untukmewujudkan produktifitas kerja diperlukan upaya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya. Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan social tenaga kerja dan mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun psikis sesuai dengan jenis pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja. Tempat kerja menurut uu no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Tempat kerja yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai karyawan paling sedikit 10 (sepuluh) orang. 2. Pengertian keselamatan. Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Menurut kamus bahasa indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat, kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya. Jadi keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cidera. Pekerja atau tenaga kerja menurut uu no. 14 tahun 1969 adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasil barang dan/atau jasa baik untuk memnuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan bagi tenaga kerja meliputi : a. Norma keselamatan kerja; b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan; c. Norma kerja; d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja. Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan pegangan pokok. Norma keselamatan kerja meliputi : keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk pencegahan penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja. Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban sosial/kemasyrakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang

menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit akibat pekerjaan berhak atas/ganti kerugian perawatan dan rehabilitasi. Dalam hal seorang tenaga kerja meninggal dunia akibat kecelakaan dan/atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak menerima ganti kerugian. Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja : 1. Setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan. 2. Setiap orang yang berada ditempat kerja harus dijamin keselamatannya. 3. Tempat kerja harus selalu dijamin dalam keadaan aman. 3. Pengertian keamanan Menurut kamus bahasa indonesia keadaan aman, ketentraman, menjaga (memelihara) ketertiban. Keamanan nasional : kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman eksternal. Keamanan perusahaan : melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang tidak syah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau melaksanakan penugasan pekerjaan. II. Sejarah perkembang kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja. 1. Jaman purbakala Sejak jaman purba manusia bekerja telah mengenal kecelakaan dan dari pengalamannya kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang bagaimana agar kecelakaan tidak menimpa dirinya atau tidak terulang kembali. 2. Jaman modern Perubahan besar yang terjadi setelah terjadi revolusi industry pada abad 18, dimana muncul bentuk maupun jenis kecelakaan yang sangat beragam. Diantaranya kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan mesin, listrik, bahan bakar, nuklir, pemakaian bahan kimia dan sebagainya. III. Sejarah peraturan keselamatan kerja. 1. Tahun 1802 penerapan uu tentang perawatan kesehatan dan moral pekerja. 2. Tahun 1833 ditambah dengan adanya pengawasan dari pemerintah. 3. Tahun 1844 penambahan uu tentang kewajiban pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan melaporkan terjadinya kecelakaan. Di perancis : 1. Tahun 1841 dikeluarkan peraturan tentang perlindungan tenaga kerja anak dalam industri 2. Tahun 1893 dikeluarkan uu yang tegas mengatur keselamatan kerja. Di rusia : 1. Tahun 1845 dikeluarkan surat edaran pengawasan kesehatan kerja di pabrik 2. Tahun 1853 dikeluarkan ketentuan yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja 3. Tahun 1869 dikeluarkan ketentuan umum tentang perlindungan tenaga kerja terhadap kecelakaan dan industri dan penyakit akibat kerja. 4. Tahun 1872 dikeluarkan sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ( negara bagian saxon & badem ) 5. Tahun 1884 dikeluarkan peraturan tentang asuransi kecelakaan kerja. Di belgia : K3 sudah ada sejak raja napoleon. Di denmark dan swiss: K3 ada sejak tahun 1840 tapi baru efektif di denmark 1873. Di as : Massachusset ( 1867 ) merupakan negara bagian yang pertama kali mempunyai uu k3 baru kemudian winconsin ( 1885 ), new york ( 1866 ), ohio ( 1888 ), messouri ( 1891 ), rhode island (1896). Di indonesia : Dimulai tahun 1847 sejak dipakainya mesin-mesin industri oleh pemerintah hindia belanda.

Penanganannya oleh dieust van het stoomwezen. Tahun 1912 untuk kepentingan pendidikan pada bagian penyelidikan bahan diserahkan ke sekolah tinggi teknik di bandung. Tahun 1905 pemerintah mengeluarkan staatsbad no. 521, yaitu peraturan keselamatan kerja yang disebut dengan veiligheidsreglement (vr) Tahun 1910 diperbaruhi dengan staatsbad no. 406 yang pengawasannya dilakukan oleh dinas stoomwezen. Tahun 1925 dienst van het stoomwezen diganti dengan dienst van het veiligheidstozight (vt) atau pengawasan keselamatan kerja. Tahun 1930 pemerintah mengeluarkan stoomordonantie dan stoom verordening dengan staanstbad no. 225 dan nomor 339. Tahun 1931 pengawasan bahan beracun ( pabrik cat, accu, percetakan dll )dengan loodwit ordonantie, staanstbad no. 509 Tahun 1932 & 1933 uu dan peraturan petasan staanstbad no. 143 dan 10 Tahun 1938 &1939 pengawasan terhadap jalan rel kereta api loko dan gerbongnya yang digunakan sebagai alat pengangkutan diperusahaan pertanian, kehutanan, pertambangan dan sebagainya, selain dari jalan kereta api perumka, yaitu melalui industrieboan ordonantie dan industrieboan verordenieng, staatsblad nomor 595 dab nomor 29. Tahun 1940 pengawasan dilakukan oleh dinas pengawasan keselamatan kerja dan para pengusaha ditarik restribusi. Staanstbad no. 424 dan 425. Kemudian muncul peraturan perundangan sebagai berikut : 1. Uu no. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja 2. Uu no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja 3. Uu no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan 4. Uu no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan 5. Konvensi ilo tahun 1981 c 155 tentang keselamatan dan kesehatan IV. Upaya upaya perlindungan tenaga kerja. Ruang lingkup yang merupakan ketentuan pokok dibidang k3 adalah : 1. Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum republik indonesia. 2. Ketentuan yang berlaku ditempat kerja adalah : a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan; b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi; c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan. d. Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan; e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batubatuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan; f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara; g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang; h. Dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air; i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan; j. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting; l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang; m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran; n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah; o. Dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon; p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis; q. Dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air; r. Diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

V. Prosedur kerja Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri dalam suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan. Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai dengan harapan dari pekerja juga perusahaan itu sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan prosedur kerja yang aman dan tertib. Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan : 1. Menetapkan standar k3 2. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi. 3. Menetapkan peraturan-peraturan. Dalam menentukan standar k3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan atau kapasitas yang ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional. Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan peraturan yang berlaku di perusahaan yang biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja. Dengan adanya tata tertib dan peraturan yang dibuat diharapkan para pegawai mentaatinya, sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja. VI. Prosedur pencegahan gangguan k3 Prosedur pencegahan gangguan k3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ; 1. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat. 2. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien. 3. Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu. Langkah langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi kecelakaan kerja antara lain : 1. Menurut ilo ( intenarnational labour organization ). a. Peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan k3 yang selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (up to date); penerapan ketentuan dan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan diberlakukan sejak tahap rekayasa; pengawasan dan pemantauan pelaksanaan k3 langsung ditempat kerja. b. Standarisasi Baik buruknya k3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar k3. c. Inspeksi Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, alat dan instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan persyaratan k3. d. Riset. Riset yang dapat dilakukan antara lain : teknis, medis, psychologis, dan statistic untuk menunjang tingkat kemajuan di bidang k3 sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. e. Pendidikan dan latihan Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya k3 disamping untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan k3. f. Persuasi Merupakan suatu cara pendekatan k3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-sangsi. g. Asuransi Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan k3 dan tingkat keparahan dan sering terjadinya kecelakaan yang kecil. h. Penerapan k3 ditempat kerja 2. Konsep yang lain sering juga diterapkan dipeusahaan antara lain : a. Penaturan jam kerja. Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur dengan shift dan kerja lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan perlindungan khusus misalnya gaji ekstra, bonus dan sebagainya. b. Daya tahan tubuh pekerja. Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan yang baik, gerak badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar badan dan pikiran menjadi efisien dan produktif. c. Pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaaan kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi dengan pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental. d. Pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah factor-faktor penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh pekerja atau tidak. e. Pendidikan tentang k3 Pendidikan k3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan. f. Memberikan informasi/penerangan sebelum bekerja. Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap hati-hati. g. Pakaian pelindung. Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya terhadap tubuh. Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian khusus dll. h. Isolasi. Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising, pencampuran bahan kimia, dll. i. Ventilasi setempat Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu tempat bisa dialirkan keluar. j. Ventilasi umum. Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah dari nilai ambang batas (nab) k. Substitusi Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya. 3. Pencegahan terjadinya kecelakaan merupakan langkah yang efektif. Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : a. Perilaku yang tidak aman, antara lain : 1. Sembrono dan tidak hati hati 2. Tidak mematuhi peraturan 3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja. 4. Tidak memakai alat pelindung diri 5. Kondisi badan yang lemah b. Kondisi lingkungan yang tidak aman Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Jenis kecelakaan dan bidang industry : Manufaktur (termasuk elektronik, Produksi metal dan lain-lain) Elektronik (manufaktur) Produksi (manufaktur) metal Petrokimia(minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi 2. Teriris, terpotong 3. Jatuh terpeleset 4. Tindakan yg tidak benar 5. Tertabrak 6. Berkontak dengan bahan yang berbahaya 7. Terjatuh, terguling 8. Kejatuhan barang dari atas 9. Terkena benturan keras 10. Terkena barang yang runtuh, roboh 1. Teriris, terpotong 2. Terlindas, tertabrak 3. Berkontak dengan bahan kimia 4. Kebocoran gas 5. Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan 2. Tertusuk, terpotong, tergores 3. Jatuh terpeleset 2. Teriris, terpotong, tergores 3. Jatuh terpeleset 4. Tindakan yang tidak benar

plastik) Konstruksi Produksi alat transportasi bidang Reparasi 5. Tertabrak 6. Terkena benturan keras 1. Jatuh terpeleset 2. Kejatuhan barang dari atas 3. Terinjak 4. Terkena barang yang runtuh, roboh 5. Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin 6. Terjatuh, terguling 7. Terjepit, terlindas 8. Tertabrak 9. Tindakan yang tidak benar 10. Terkena benturan keras 2. Tertusuk, terpotong, tergores 3. Terkena ledakan Benda penyebab kecelakaan : Jenis kecelakaan Jatuh Tergencet, kejatuhan benda dari atas atau roboh Tertabrak atau terbentur Jatuh terpeleset Teriris, terpotong, luka tergores Benda Rak, tangga Mesin bermotor umum, bahan material Mesin bermotor umum, alat angkutan Peralatan konstruksi dan bangunan, alat angkutan yang memindahkan mesin, lingkungan, mesin pemindah bermotor Mesin bermotor umum, bahan material, mesin manual dan peralatan Contoh membuat laporan pelanggaran prosedur Jenis kecelakaan Judul kasus Korban Tugas kerja Waktu Tempat kejadian Peralatan atau benda yang menyebabkan terjadinya kecelakaan Urutan kejadian : Tertabrak : Kasus kematian pekerja karena ditabrak kendaraan Seorang pekerja Membantu mengarahkan kendaraan pengaduk beton Bulan maret tahun x, sekitar jam 12.15 am Di area pembangunan ; korban berada di belakang kendaraan pengaduk beton Kendaraan pengaduk beton Pekerja a di lokasi perencanaan jalan sedang membantu mengarahkan kendaraan pengaduk beton (gambar 2.1) untuk mundur, seharusnya berdiri di depan jalan masuk ruang bawah tanah untuk mengatur mengendalikan kendaraan yang keluar masuk ke ruang bawah tanah, tetapi malah lari ke belakang kendaraan pengaduk beton, perusahaan kendaraan pengaduk beton telah menggunakan seorang asisten pengatur kendaraan tersebut, pekerja c pada saat kecelakaan itu keluar dari jalan masuk ruang bawah tanah dan menyaksikan korban setelah tertabrak dan jatuh, helm yang dipakainya terlepas dan jatuh ke tanah, setelah itu merangkak bangun menjauhi bagian belakang kendaraan pengaduk beton, dan segera lari ke bagian samping kendaraan memakai aba-aba tangan agar pengemudi berhenti memundur -kan kendaraan. Mungkin komunikasi pengemudi akan aba-aba tangan itu tidak berjalan baik, sehingga kendaraan mundur sekali lagi, ban bagian dalam sebelah kanan kendaraan melindas kepala korban, mengakibatkan dia tewas di tempat.

Analisis : Tahapan penyebab Penyebab umum Penyebab terperinci Penyebab pokok Keterangan Komunikasi melalui aba-aba tangan antara pengemudi dan asisten tidak berjalan dengan baik, pengemudi mengambil langkah yang salah akibatnya terjadi tabrakan dan menyebabkan kematian. 1) Pada saat kendaraan besar mundur, karena sudut penglihatan pengemudi relatif lebih luas, sebaiknya tidak berdiri di belakang kendaraan atau di jalur mundur (area yang tidak aman) 2) Pekerja a tidak mengenakan helm dengan tepat, tidak benarbenar mengencangkan kaitan, sehingga pada saat tertabrak kendaraan, helm itu langsung jatuh terlepas, sehingga tidak memiliki fungsi perlindungan (perilaku yang tidak aman). 1) Karena sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relative lebih luas, hendaknya di bagian depan dan belakang masing-masing ditempatkan seorang asisten. Apabila area tersebut terlalu bising, hendaknya dilengkapi dengan alat elektronik yang membantu mengarahkan kendaraan, aba aba tangan cenderung membingungkan. Selain itu, asisten hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan area sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area berbahaya tersebut. 2) Pekerja hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan benar. Organisasi / lembaga sosial sebaiknya menekankan pentingnya pemakaian helm yang benar. Contohnya memasang poster propaganda, membagikan iklan propaganda untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja, bahkan kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja angkuh hingga tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar, maka pihak perusahaan hendaknya menambah propaganda, contohnya memberitahukan akibat yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar. Strategi pengendalian : 1. Karena sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relative lebih luas, hendaknya di bagian depan dan belakang masing-masing ditempatkan seorang asisten. Apabila area tersebut terlalu bising, hendaknya dilengkapi dengan alat elektronik yang membantu mengarahkan kendaraan, aba aba tangan cenderung membingungkan. Selain itu, asisten hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan area sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area berbahaya tersebut. 2. Pekerja hendaknya memakai dan menggunakan helm denganbenar. Organisasi / lembaga sosial sebaiknya menekankan pentingnya pemakaian helm yang benar. Contohnya memasang poster propaganda, membagikan iklan propaganda untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja, bahkan kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja angkuh hingga tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar, maka pihak perusahaan hendaknya menambah propaganda, contohnya memberitahukan akibat yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar.