BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SORONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR : 4 TAHUN 2011 PENGELOLAAN SAMPAH WALIKOTA MAKASSAR,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 6

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB 5 KONDISI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DKI JAKARTA TAHUN

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 3 SERI E

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI WONOSOBO, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2012

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Transkripsi:

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup / pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya pula volume dan jenis sampah (limbah); b. bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan tehnik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan; c. bahwa dalam rangka mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan aman dari sampah, perlu dilakukan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir; d. bahwa dalam pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu, diperlukan kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah peran serta masyarakat dan dunia usaha secara propersional efektif dan efisien; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan peraturan Bupati Trenggalek tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Trenggalek; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

- 2 - Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52340); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor Nomor 6 Tahun 1993 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Lingkungan dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Trenggalek (Lembaran Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 1993 Nomor 9 Seri B); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TRENGGALEK TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Trenggalek. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Trenggalek. 3. Bupati adalah Bupati Trenggalek. 4. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat yang terdiri dari atas sampah rumah tangga maupun sampah sejenis sampah rumah tangga. 5. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan seharihari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri dari sampah organik, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. 6. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasal dari rumah tangga dan berasal dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan atau fasilitas lainnya. 7. Kawasan permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk kluster, apartemen, kondominium, asrama dan sejenisnya.

- 3-8. Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan usaha perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, perkantoran, restoran, dan tempat hiburan dan atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang. 9. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang. 10. Kawasan khusus adalah wilayah yang bersifat khusus yang digunakan untuk kepentingan nasional / berskala nasional. 11. Fasilitas sosial adalah merupakan fasilitas untuk kepentingan sosial, misalnya rumah ibadah, panti sosial dan panti asuhan. 12. Fasilitas umum adalah merupakan fasilitas untuk kepentingan umum, misal, jalan,, terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut dan udara, taman dan trotoar. 13. Fasilitas lain adalah fasilitas yang tidak termasuk kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum antara lain rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, klinik, pusat kesehatan masyarakat, kawasan pendidikan, kawasan pariwisata, kawasan berikan dan pusat kegiatan olah raga. 14. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah. 15. Penghasil sampah adalah setiap orang dan / atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah. 16. Tempat sampah rumah tangga adalah wadah penampungan sampah yang berupa bak/bin/tong/kantong/keranjang sampah. 17. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan dan penanganan sampah. 18. Tempat penampungan sementara, yang selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendaur ulang, pengolahan, dan atau tempat pengolahan sampah terpadu. 19. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang, pendauran ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. 20. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya di singkat TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. 21. Kompensasi adalah bentuk pertanggung jawaban pemerintah terhadap pengelolaan sampah ditempat pemrosesan akhir yang berdampak negatif terhadap orang. 22. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan atau badan hukum. 23. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan dibidang persampahan di daerah. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Sampah yang dikelola berdasarkan Peraturan Bupati ini terdiri atas : a. sampah rumah tangga. b. sampah sejenis sampah rumah tangga. (2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

- 4 - (3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagimana dimaksud ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan atau fasilitas lainnya. BAB III ASAS DAN TUJUAN Pasal 3 Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomis. Pasal 4 Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. BAB IV TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH Bagian Kesatu Tugas Pasal 5 Pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Pasal 6 Tugas Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 terdiri atas : a. menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi, pengurangan dan penanganan sampah; c. memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah; d. melaksanakan pengolahan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengolahan sampah; e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah; f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah. Bagian Kedua Wewenang Pemerintah Kabupaten Pasal 7 (1) Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan : a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

- 5 - b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten sesuai dengan norma, stándar, prosedur, kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah; c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain; d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu dan / atau tempat pemrosesan akhir sampah; e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangan. (2) Penerapan lokasi tempat pengelolaan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah daerah. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak Pasal 8 Setiap orang berhak : a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari pemerintah dan atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu; b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah; c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah; d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan. Bagian Kedua Kewajiban Pasal 9 Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Pasal 10 Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah. Pasal 11 Setiap produsen harus mencantumkan label atau tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau produknya.

- 6 - Pasal 12 Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. BAB VI KERJASAMA DAN KEMITRAAN Bagian Kesatu Kerjasam Antar Daerah Pasal 13 (1) Pemerintah daerah dapat melakukan kerjasama antar pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama dan/atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah. (3) Lingkup kerjasama bidang pengelolan sampah mencakup ; a. penyediaan dan pembangunan tpa; b. sarana dan prasarana TPA; c. pengangkutan sampah dari TPS / TPST ke TPA; d. pengelolaan TPA; dan/atau e. pengolahan sampah menjadi produk lainnya yang ramah lingkungan Bagian Kedua Kemitraan Pasal 14 (1) Pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam penyelenggara pengelolaan sampah. (2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk perjanjian antara pemerintah daerah dan badan usaha yang bersangkutan. (3) Lingkup dalam pengelolahan sampah antara lain a. penarikan retribusi pelayanan persampahan ; b. penyedian/pembangunan TPS atau TPST, TPA serta sarana dan prasaranan pendukungnya c. pengankutan sampah dari TPS/TPST ke TPA; d. pengolahantpa;dan/atau ; e. pengolahan produk olahan lainnya; BAB VII PERAN MASYARAKAT Pasal 15 (1) Pemerintah daerah meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah. (2) Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. (3) Bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan sampah meliputi :

- 7 - a. menjaga kebersihan. b. aktif dalam kegiatan pengurangan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pengolahan sampah. c. pemberian saran, usul, pengaduan, pertimbangan, dan pendapat dalam upaya peningkatan pengelolaan sampah. (4) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilaksanakan dengan cara : a. sosialisasi b. mobilisasi c. kegiatan d. pemberian insentif (5) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilaksanakan dengan cara a. mengembangkan informasi peluang usaha dibidang persampahan dan atau b. pemberian insentif. (6) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dilaksanakan dengan cara : a. penyediaan media komunikasi; b. aktif dan secara tepat memberikan tanggapan; dan atau c. melakukan jaring pendapat aspirasi masyarakat. BAB VIII PENGELOLAAN SAMPAH Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 16 (1) Dalam pengelolaan sampah pemerintah daerah menyusun rencana pengurangan dan penanganan sampah yang dituangkan dalam Rencana Strategi dan Rencana Kerja tahuan SKPD (2) Rencana pengurangan dan penanggan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-sekurangnya memuat : a. target pengurangan sampah b. target penyediaan sarana dan pra sarana pengurangan dan penangan sampah mulai di sumber sampah sampai dengan TPA ; c. pola pengembangan kerjasama antar daerah, kemitranan dan pratisipasi masyarakat ; d. kebutuhan penyediaan pembiayan yang di tanggun oleh pemerintah daerah, masysrakat danpelaku usaha ; e. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur ulang dan penanggan akhri sampah Bagian Kedua Pelaksanan Pengurangan dan Penangan Sampah Pengurangan Sampah Pasal 17 (1) Pelaksanan pengelolaan sampah berupa pengurangan sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, pelaku usaha dan masyarakat.

- 8 - (2) Pengurangan sampah yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat dengan cara: a. pembatasan timbulan sampah ; b. pendaur ulang sampah; dan/atau c. pemanfaatan kembali sampah (3) Pengurangan sampah yang di lakukan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui kegiatan : a. pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana pemanfaatan bahan produksi ramah lingkungan oleh pelaku usaha; dan b. fasilitas pada masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur ulang, dan guna ulang sampah. (4) Pengurangan sampah yang di lakukan oleh pelaku usaha sebagaimana di maksud pada ayat (2) dilakukan melalui kegiatan : a. menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sedikit mungkin; b. mengunakan bahan dan hasil produksi yang dapat diguna ulang; c. menghasilkan produksi yang dapat di daur ulang; dan / atau d. menghasilkan produksi yang mudah di urai oleh proses alam (5) Pengurangan sampah yang di lakukan oelh masyarakat sebagaimana di maksud pada ayat (2) dilakukan melalui kegiatan : a. mengunakan bahan yang dapat di guna ulang; b. mengunakan bahan yang dapat di daur ulang; dan/atau c. mengunakan bahan yang dapat di urai oleh proses alam. Bagian Ketiga Penangan Sampah Pasal 18 Penangan sampah yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat dengan cara : a. pemilahan, dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah; b. pengumpulan, dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ketempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ketempat pemrosesan akhir; d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah; dan/atau e. pemrosesan akhir sampah, dalam bentuk pengembalian sampah dan / atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Pasal 19 (1) Pemilahan sampah yang dilakukan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a dilakukan dengan cara pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai janis, sumber dan/atau sifat sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga ditempat penampungan

- 9 - sementara,tempat pengolahan sampag terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah. (2) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara memfasilitasi dan/atau menjadikan fasilitas tempat sampah organik dan organik dan/atau tempat sampah basah dan kering di rumah tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. (3) Pemilahan sampah yang dilakukan oleh usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a dilakukan dengan cara pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai jenis, jumlah dan/atau sifat sampah sejenis sampah sejenis sampah rumah tangga, permukiman, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. (4) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara memfasilitasi dan/atau menjadikan fasilitas tempat sampah organik dan organik dan/atau tempat sampah basah dan kering di kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industria, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. (5) Pemilahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a dilakukan dengan cara pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai jenis dan sifat sampah rumah tangga dan sampah di setiap rumah tangga di kawasanpermukiman,kawasan komersial,fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. (6) Pemilahan sampah sebagaimana di maksud dalam ayat (5) dilakukan dengan cara menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan anorganik dan / atau tempat sampah basah dan kering disetiap rumah tangga menyediakan dan memfasilitasi tersedianyan tempat sampah organik dan nonorganik dan / atau tempat sampah basah dan kering kawasan permukiman, kawasan komersial, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. Pasal 20 Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b dilakukan sejak pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lain ke TPS TPST sampai ke TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah. Pasal 21 (1) Pengangkutan sampah yang dilakukan pemerintah,sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c meliputi : a. pengangkutan sampah dari TPS / TPST ke TPA. b. pengangkutan sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dari sumber sampah dan / atau dari TPS / TPST sampai ke TPA. (2) Pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pelaku usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, meliputi pengangkutan sampah kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, dan kawasan khusus dari sumber sampah sampai ke TPS / TPST dan / atau TPA.

- 10 - (3) Pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan oleh pengelola kawasan dan/atau lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh pengelola sampah. (4) Pengangkutan sampah yang di lakukan oleh masyarakat sebagaimana di maksud dalam pasal 18 huruf c, meliputi ; a. sampah rumah tangga ke TPS/TPST; b. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dari sumber sampah ke TPS/TPST. (5) Pengangkutan sampah sebagaimana di maksud pada ayat (4) dapat di lakukan oleh pengelola kawasan dan / atau lembaga pengelola sampah yang di bentuk oleh RT/ RW. (6) Pelaksanan pengangkutan sampah sebagaimana di maksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah. (7) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan kesehatan lingkungan, kenyaman dan kebersihan. Pasal 22 (1) Pengolahan sampah sebagaimana di maksud dalam pasal 18 huruf d dilakuan dengan mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST dan TPA. (2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan. Pasal 23 Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf e dilakukan dengan pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan ke media lingkungan secara aman. Pasal 24 (1) Pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat menyediakan TPS/TPST sesuai kebutuhan. (2) Pemerintah daerah selain menyediakan sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib menyediakan TPA sesuai dengan kebutuhan. (3) Penyediaan TPS/TPST dan TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memenuhi persyaratan teknis pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penyediaan TPS/TPST dan TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Pasal 25 (1) Pemerintah daerah memfasilitasi pelaku usaha dan atau pengelola kawasan untuk menyediakan TPS/TPST dikawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri dan kawasan khusus.

- 11 - (2) Penyediaan TPS/TPST sebagimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Penyediaan TPS/TPST sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan rencana tata ruang kawasan. Bagian Keempat Lembaga Pengelola Pasal 26 Pemerintah daerah bersama pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dan pasal 18 dapat membentuk lembaga pengelola sampah didesa/kelurahan, kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya sesuai dengan kebutuhan. Pasal 27 (1) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 di tingkat rukun tetangga (RT) mempunyai tugas : a. memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga dimasing-masing rumah tangga dan alat angkut dari tempat sampah rumah tangga ke TPS; dan b. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah dimasing-masing rumah tangga. (2) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ditingkat rukun warga (RW) mempunyai tugas : a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun warga; dan b. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara ke kepala desa /lurah. (3) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 di tingkat desa / kelurahan mempunyai tugas : a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun warga; b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari tingkat rukun tetangga sampai rukun warga; dan c. mengusulkan tempat penampungan sementara dan tempat pengolahan sampah terpadu ke camat. (4) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 di tingkat keamanan mempunyai tugas : a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat desa/kelurahan; b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari tingkat rukun warga sampai desa dan / atau kelurahan dan lingkungan kawasan; dan c. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan tempat pengolahan sampah terpadu ke SKPD yang membidangi persampahan. Pasal 28 Lembaga pengelola sampah sebagimana dimaksud dalam pasal 26 pada kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya mempunyai tugas :

- 12 - a. menyediakan tempat sampah rumah tangga di masing-masing kawasan; b. mengangkut sampah dari sumber ke TPS/TPST atau ke TPA; dan c. menjamin terwujudnya pemilahan sampah. Bagian Kelima Insentif dan Disinsentif Pasal 29 (1) Pemerintah daerah dapat memberikan insentif dan/atau penghargaan kepada lembaga, badan usaha, masyarakat dan/atau perseorangan yang melalui : a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah; b. pengurangan timbulan sampah; dan c. tertib penanganan sampah. (2) Pemerintah daerah memberikan disinsentif kepada lembaga, badan usaha dan perseorangan yang melakukan : a. pelanggaran terhadap larangan; dan b. pelanggaran tertib penanganan sampah. BAB IX KOMPENSASI Pasal 30 Pemerintah memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh penanganan sampah ditempat pemrosesan akhir sampah. BAB X PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 31 (1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah di kabupaten. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan oleh SKPD yang melaksanakan urusan bidang kebersihan dan persampahan. (3) Bupati melakukan pembinaan pengelolaan sampah di kabupaten. (4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan oleh SKPD yang melaksanakan urusan bidang kebersihan dan persampahan. (5) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi perencanaan, penelitian, pembangunan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan sampah. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 32 Pengelolaan sampah di Kabupaten Trenggalek dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Trenggalek dan / atau pembiayaan lainnya yang syah dan tidak mengikat.

- 13 - BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Trenggalek. Ditetapkan di Trenggalek pada tanggal Nopember 2011 BUPATI TRENGGALEK, TTD Diundangkan di Trenggalek pada tanggal 10 Nopember 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK, MULYADI WR TTD SUKIMAN BERITA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2011 NOMOR 92 SERI A

- 14 -