Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

Gravitasi Vol.13 No.1 ISSN:

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Gravitasi Vol. 14 No.2 (Juli-Desember 2015) ISSN:

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.

Unnes Physics Journal

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

Oleh : Dwi Wahyu Pujomiarto. Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Abstrak

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29

Unnes Physics Journal

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

KARAKTERISTIK TAHANAN JENIS DAN INTERPRETASI SATUAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

IDENTIFIKASI BATUPASIR SEBAGAI AKUIFER DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DI KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP, dan ABSTRACT

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

PEMETAAN POTENSI AIR-TANAH (AQUIFER) BERDASARKAN INTERPRETASI DATA RESISTIVITAS WENNER SOUNDING

Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

*

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

Studi Kasus Penyebaran Panas Bumi Non Vulkanik Sekitar Sumber Air Panas Hantakan, Kalimantan Selatan

INTERPRETASI LAPISAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN ANALISIS DATA GEOLISTRIK

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Transkripsi:

IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI DESA OU KECAMATAN SOJOL IDENTIFICATION GROUNDWATER AQUIFERS METHOD USING GEOELECTRIC DISTRICT IN THE VILLAGE OU SOJOL Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia hartito_p@yahoo.co.id 082293852509 ABSTRAK Penelitian dilakukan menggunakan geolistrik untuk mengidentifikasi lapisan dan kedalaman akuifer airtanah yang berada di bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas menggunakan metode Vertical Electrical Sounding (VES) dengan konfigurasi Schlumberger. Pemodelan di lakukan menggunakan program IPI2WIN kemudian di atur berdasarkan nilai hambatan jenisnya. Diperolehnya lapisan - lapisan dan kedalaman yang dapat meloloskan air yang diduga sebagai akuifer airtanah yang berada pada titik duga 2, 4, 5 dan 6 dengan nilai hambatan jenis 31,5 Ωm 92,4 Ωm dengan kedalaman mencapai 47,4 m bmt yang terdiri dari pasir lempung, batu pasir, batu gamping dan konglomerat. Kata Kunci: Geolistrik, resitivitas, IPI2WIN, lapisan dan kedalaman, akuifer dan airtanah. ABSTRACT The study was conducted using geoelectric to identify the layers and depth of the groundwater aquifer located below the surface resistivity value based method of Vertical Electrical Sounding (VES) with Schlumberger configuration. Modelling was performed using the IPI2WIN program then governed by the resistance value type. Obtaining layers - layers and depth to pass water suspected of groundwater aquifers are at the point of guessing 2, 4, 5 and 6 with the resistance value types Ωm 31.5-92.4 Ωm with a depth of 47.4 m bmt comprising of sand clay, sandstone, limestone and conglomerate. Keywords: Geoelectric, resitivitas, IPI2WIN, layers and depth, groundwater aquifers. 1

1. PENDAHULUAN Airtanah merupakan salah satu sumber kebutuhan bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Usaha memanfaatkan dan mengembangkan airtanah telah dilakukan sejak jaman kuno dimulai menggunakan timba yang ujungnya diikat pada bambu kemudian dilengkapi dengan pemberat (sistem pegas). Penggunaan timba ini juga dilakukan oleh masyarakat di Desa ou. Desa Ou merupakan salah satu desa di Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah yang terletak kurang lebih 250 km dari Kota Palu. Desa Ou memiliki beberapa bak penampungan air bersih untuk dialirkan ke rumah masyarakat. Menurut masyarakat sekitar bahwa, saat terjadinya hujan aliran air yang dialirkan ke rumah masyarakat air tersebut keruh. Kondisi inilah yang menjadi masalah utama yang dihadapi oleh penduduk di desa tersebut dalam memenuhi kebutuhan air. Sumber air sangat penting untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan sehingga diperlukan penyelesaian berupa pencarian sumber-sumber airtanah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mencegah atau mengurangi dampak tersebut, perlu diketahui kondisi lapisan akuifer airtanah yang ada di desa ini kemudian dapat dilakukan pengelolaan yang optimal. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi lapisan bawah permukaan yang mengandung airtanah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi lapisan batuan bawah permukaan yang mengandung airtanah adalah metode geolistrik hambatan jenis. Metode geolistrik hambatan jenis merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Nilai hambatan jenis setiap lapisan batuan ditentukan oleh faktor jenis material penyusunnya, kandungan air dalam batuan, sifat kimia air dan porositas batuan. Metode hambatan jenis merupakan salah satu metode yang cukup baik untuk menentukan zona basah (aquifer) bawah permukaan secara akurat dan murah (Raynolds, 1997). Lapisan akuifer dicirikan dengan adanya pori-pori dan permeabilitas (hubungan antar pori) yang besar pada batuan, sehingga air tertampung dan dapat mengalir di dalamnya. Adanya kandungan air pada lapisan akuifer menjadikan lapisan ini sebagai zona basah dan konduktif sehingga membedakan dengan lapisan lainnya. Metode Geolistrik Hambatan Jenis Metoda geolistrik hambatan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik dalam batuan di bawah permukaan bumi. Pembahasan tentang kelistrikan bumi, sesuai dengan sifatnya cenderung membahas sifat-sifat kelistrikan bumi. Metode geolistrik hambatan jenis merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat hambatan jenis dari lapisan batuan di dalam bumi (Telford, 1990). Gambar 1. Bentuk susunan elektroda pada survey geolistrik hambatan jenis (Telford, 1990). faktor geometris K, dapat dijabarkan sebagai berikut : 2 K (1/ AM 1/ BM 1/ AN 1/ BN ) (1) Dimana hambatan jenisnya : V 2. (1/ AM 1/ BM 1/ AN 1/ BN ) I (2) 2

Konfigurasi Schlumberger Prinsip metoda geolistrik adalah pengukuran respon terhadap arus listrik yang diinjeksikan kedalam bumi. Pada Konfigurasi Sclumberger elektroda arus dan elektroda potensial diletakkan seperti Gambar 2 di bawah ini : Gambar 2. Konfigurasi elektroda schlumberger (Santoso, 2002). Metode ini digunakan untuk penyelidikan perubahan resistivitas bawah permukaan ke arah vertikal. Pada titik ukur yang tetap, jarak elektroda arus dan tegangan diubah/divariasi. Metoda yang umum digunakan antara lain Vertical Electrical Sounding (VES). Teknik pengukurannya adalah pengaturan elektroda dilakukan dengan jarak spasi elektroda diubahubah secara gradual untuk titik yang diamati, sedangkan elektroda potensial (M dan N) dibuat tetap. Dimana hambatan jenisnya diberikan oleh persamaan : 2 2 ( L I ) V = 2I I V K (3) I Faktor geometri untuk Konfigurasi Kchlumberger adalah : ( L 2 2 l ) K (4) 2l 2. METODE Penelitian geolistrik hambatan jenis dilakukan di Desa Ou Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Akuisisi Data Akuisisi data lapangan dilakukan menggunakan alat Supersting R8IP dengan metode geolistrik hambatan jenis konfigurasi dipole-dipole. Akuisisi data dilakukan sebanyak 6 lintasan. Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Persamaan (3) diperoleh hasil perhitungan hambatan jenis kemudian diolah dengan program IP2WIN. Hasil dari program tersebut, diperoleh berbagai variasi nilai hambatan jenis kedalaman dan ketebalan lapisan tiap titik duga. Hasil pengukuran dari berbagai titik duga, kemudian dikorelasikan nilai-nilai hambatan jenis pada setiap titik duga. 3

Interpretasi Data Dalam menginterpretasikan hasil pengolahan data di daerah penelitian yaitu nilai hambatan jenis setiap titik duga dan kondisi geologi batuan bawah permukaan. Selanjutnya hasil dari 6 titik duga, dimodelkan ke dalam bentuk penampang. Model penampang tersebut dikorelasikan berdasarkan susunan lapisan dan posisi titik duga yang berdekatan. Dari hasil pengolahan data pengukuran geolistrik diperoleh nilai hambatan jenis, kemudian dibandingkan dengan data geologi setempat sehingga dapat dianalisa struktur dan perlapisan bawah permukaan, khususnya keberadaan akuifer airtanah Gambar 4. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 1 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data VES dengan menggunakan program inverse IP2WIN, digunakan untuk semua titik duga. Dari pengolahan data tersebut menghasilkan distribusi nilai hambatan jenis ( ), nilai ketebalan (h) dan nilai kedalaman (d) lapisan bawah permukaan pada setiap titik duga. Gambaran penampang akuifer air tanah di lokasi penelitian, dapat ditampilkan hasil pengolahan data VES titik duga. Gambar 5. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 2 Hasil Pegolahan Data Vertical Elektrical Sounding (VES) Gambar 6. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 3 4

Gambar 7. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 4 Gambar 9. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 6 Menurut peta geologi lembar Toli-toli, Sulawesi Tengah (Ratman, 1976) bahwa penyusun batuan di Wilayah Sojol terdiri atas formasi batuan Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin serta alluvium dan endapan pantai. Khususnya pada daerah penelitian, formasi batuan terdiri dari Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin. Hasil pengolahan data dengan program IPI2Win digunakan sebagai bahan acuan untuk membuat model penampang batuan bawah permukaan. Hasil nilai hambatan jenis yang diperoleh dapat diinterpretasikan sebagai berikut Gambar 8. Hasil Pengolahan Data VES Titik Duga 5 1. Lapisan dengan hambatan jenis antara 10,2 Ωm sampai dengan 29,2 Ωm dengan kedalaman mencapai 33 m diduga lapisan lempung pasiran. 2. Lapisan dengan nilai hambatan Jenis 31,5 Ωm sampai dengan 39 Ωm. Lapisan ini diduga sebagai lapisan akuifer permeabel yang terdiri dari pasir lempung. 3. Lapisan dengan nilai hambatan Jenis 43,2 Ωm sampai dengan 92,4 Ωm. Lapisan ini diduga sebagai lapisan permeabel yang terdiri dari batu gamping. 5

4. Lapisan dengan hambatan jenis lebih dari > 100 Ωm, diduga lapisan batuan kelompok granit yang bersifat impermeabel sebagai kedap air (soil). Diduga adanya kelompok granit di atas permukaan. Untuk mendapakan gambaran bawah permukaan tentang susunan lapisan tiap titik duga dari 6 titik dikorelasikan dalam 2 buah penampang berdasarkan hambatan jenis dan faktor formasi batuan daerah penelitian. Hasil korelasi dari titik 1 dan titik 3 menunjukan 5 lapisan batuan yang terletak pada ketinggian yang berbeda ditunjukan pada Gambar 10. Jarak antara titik 1 dan titik 3 berkisar antara 1200 m. Ketingian titik 1 adalah 100 m, titik 3 adalah 44 m dpl. 1. Lapisan dengan hambatan jenis > 100 Ωm diinterpretasikan atau diduga kelompok granit bersifat impermeabel yang berfungsi sebagai kedap air (soil). 2. Lapisan dengan nilai hambatan jenis 11, 5 Ωm 29,2 Ωm diduga lempung pasiran atau impermeabel sebagai kedap air (soil) Gambar 10. Penampang hambatan jenis hubungan titik duga 1 dan titik duga 3. Penentuan dengan menghubungkan titik duga 2 ke titik duga 4. Bentangan ini adalah hasil korelasi dari 2 titik yang berada pada ketinggian sama 100 meter dpl. Model penampang susunan susunan tiap lapisan dari titik bentangan dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Lapisan dengan nilai resistivitas hambatan jenis 43,2 Ωm kedalaman 4,11 diduga sebagai lapisan penutup yang terdiri sebagai pasir lempung, diduga sebagai akuifer semi permeabel yang berfungsi sebagai airtana bebas, hal ini diduga bahwa airtanah tersebut berasal dari sisa pembuangan air. 2. Lapisan dengan kedalaman lapisan mencapai 0,815 m dengan nilai resistivitas hambatan jenis >100 Ωm diduga merupakan batuan kelompok granit. 3. Lapisan hambatan jenis dengan nilai resistivitas 17,8 Ωm sampai dengan 26,9 Ωm dengan kedalaman sampai 14,8 m. Pada lapisan ini diduga lempung pasiran. Lapisan ini sebagai lapisan yang bersifat impermeabel sehingga sulit untuk meloloskan air. 4. Lapisan 3 hambatan jenis dengan nilai resistivitasnya adalah 63,3 Ωm dengan kedalaman mancapai 10 m ketebalan mencapai 3,37 m, diduga terdiri dari batu pasir dan batu gamping. 5. Lapisan 4 dengan nilai hambatan jenis 37,2 Ωm sampai 40,1 Ωm dengan kedalaman 31,8 m dan ketebalan mencapai 27,1 m diduga sebagai pasir lempung. Lapisan ini diduga sebagai lapisan akuifer. 6. Lapisan dengan nilai hambatan jenis 65,2 Ωm sampai dengan 92,4 Ωm dengan kedalaman dan ketebalan tidak terdeteksi diduga batu pasir, batu gamping dan konglomerat. Diduga sebagai lapisan akufer. 6

3. Lapisan hambatan jenis dengan nilai 102 Ωm diduga terdiri dari kelompok granit yang berfungsi impermeabel. 4. Lapisan hambatan jenis dengan nilai resistivitas 10,2 Ωm sampai dengan 17,6 Ωm dengan kedalaman sampai 26,2 m. Pada lapisan ini diduga lempung pasiran. 5. Lapisan hambatan jenis dengan nilai resistivitas adalah 31,5 Ωm sampai dengan 32,5 Ωm dengan kedalaman mancapai 47,4 m diduga terdiri dari pasir lempung. Lapisan ini diduga sebagai lapisan akuifer. 6. Lapisan hambatan jenis dengan nilai resistivitas adalah 60,7 Ωm sampai dengan 82,8 Ωm dengan kedalaman mancapai 47,4 m diduga terdiri dari batu pasir, batu gamping dan konglomerat yang besifat permeabel. Gambar 11. Penampang hambatan jenis hubungan titik duga 2 dan titik duga 4 Berdasarkan hasil penampang hambatan jenis dan ketebalan titik duga dikorelasikan dan diperoleh 4 struktur perlapisan batuan yang hasil korelasi dari 2 titik yang berada pada ketinggian sama 183 meter dpl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11. Maka dapat diduga susunan susunan tiap lapisan dari titik bentangan dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Lapisan merupakan lapisan penutup dengan kedalaman lapisan mencapai 2,38 m dengan nilai hambabtan jenis 16,1 Ωm diduga sebagai lapisan penutup yang terdiri dari lempung pasiran. 2. Lapisan hambatan jenis dengan nilai resistivitas 89,1 Ωm diduga sebagai batu pasir, batu gamping dan konglomerat yang fungsi permeabel dan sebagai airtanah bebas. Hal ini menguatkan dugaan sesuai kondisi lapangan bahwa airtanah bebas tersebut adanya genangan air dilokasi penelitian. Gambar 12. Penampang hambatan jenis hubungan titik duga 5 dan titik duga 6. 7

DAFTAR PUSTAKA Ratman, N, 1976, Peta Geologi Lembar Toli- Toli, Sulawesih Utara. Raynolds, 1997, An introduction to Applied and Environmental Geophysics, Jhon Wiley & Sons Ltd, New York. Santoso, D, 2002, Pengantar Teknik Geofisika, ITB, Bandung. Telford W.M, Geldart L.P dan Sheriff R.E., 1990, Applied Geophysics, Second Edition, New York: Cambridge Univ ersity Press. 8