BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasikan ke dalam pribadinya. Masa ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 28: 3). Anak TK merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia 4-6 tahun. Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam sekitar dan lingkungan sosialnya lebih baik. Anak ingin memahami segala sesuatu yang dapat dilihat dan didengar (Hildebrand, 1986: 69). Anak TK merupakan individu yang memiliki sifat rasa ingin tahu yang 1

2 besar terhadap lingkungan sekitar. Anak selalu ingin mencoba hal-hal yang baru untuk mendapatkan pengalaman. Anak senang berinteraksi dengan orang lain baik usianya lebih muda, teman sebaya maupun dengan orang yang lebih tua. Setiap usia perkembangan anak mempunyai karakteristik tertentu. Perkembangan setiap anak tergantung usianya. Usia anak TK kelompok B antara 5-6 tahun. Karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun antara lain mulai tumbuh rasa percaya diri, minat dan motivasi belajar semakin meningkat, rasa tanggung jawabnya besar, senang mengunjungi rumah temannya, senang bermain dengan gambar, huruf, mengenal banyak warna, dapat membedakan bentuk, dan mulai menggabungkan dari fantasi ke realitas. Anak TK kelompok B diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki yaitu nilai-nilai moral dan agama, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Menurut Kemple dan Nissenberg (2000) pendidikan saat ini lebih berfokus pada aspek kognitif, emosional, sosial, pengetahuan alam, dan bahasa. Pendidikan sangat kurang dalam mengembangkan kreativitas anak didik. Hal itu dapat dilihat dari tidak dirumuskannya secara jelas dalam program pembelajaran. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya. Setiap orang mempunyai kreativitas yang berbeda-beda, karena pola pikiran dan sudut pandang orang yang

3 berbeda pula. Kreativitas anak bisa muncul jika terus diasah sejak dini. Pada anakanak, kreativitas merupakan sifat yang komplikatif yaitu seorang anak mampu berkreasi dengan spontan karena anak telah memiliki unsur pencetus kreativitas. Kreativitas anak akan mengembangkan potensi kreatif anak. Pada dasarnya kreativitas anak-anak bersifat ekspresionis, karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Ekspresi adalah ungkapan perasaan melalui mimik maupun gerak tubuh. Ekspresi anak sering timbul secara spontan, terbuka, tangkas dan sportif. Ada tiga ciri dominan pada anak yang kreatif yaitu spontan, rasa ingin tahu, dan tertarik pada hal-hal baru. Ketiga sifat tersebut merupakan bagian dari karakteristik anak pada umumnya. Sehingga semua anak pada dasarnya adalah kreatif. Faktor lingkungan di sekitar anak yang menjadikan anak tidak kreatif. Dengan demikian, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kreativitas anak (http://www.ameeratuljannah.wordpress.com/2007/07/24/menumbuh kembangkan kreativitas anak) Pengembangan kreativitas anak merupakan pangkal utama untuk mempersiapkan kehidupan anak menjadi ilmuwan, pencipta, artis, musisi, innovator, dan pemecah masalah untuk waktu yang akan datang. Kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini, karena anak usia dini masih dalam pembentukan baik dalam kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya. Guru dan orang tua diharapkan memahami hakikat kreativitas.

4 Kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing anak berbeda. Anak dianggap mempunyai kreativitas yang bagus apabila anak dapat berpikir dengan kreatif dalam menghasilkan suatu karya. Misalnya, dalam mewarnai gambar anak kreatif tidak hanya akan menggunakan satu macam warna, anak yang kreatif mampu menyusun balok menjadi suatu bentuk, ketika menggambar anak kreatif tidak hanya membuat satu gambar saja sebagai contoh bila menggambar rumah disekitarnya akan ditambah gambar orang, tanaman, hewan peliharaan dan lain-lain. Kreativitas hendaknya dikembangkan sejak anak masih usia dini, karena ketika anak masih dini banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengasah kreativitas. Guru terkadang mengeluh untuk melakukan pembelajaran dalam rangka mengembangkan kreativitas anak. Masalah yang dihadapi antara lain, kurangnya alat permainan edukatif yang sesuai dengan perkembangan anak, guru yang pemarah, kondisi lingkungan yang tidak kondusif dan anak kurang mendapat asupan gizi yang baik. Dalam pembelajaran yang dilakukan bagi anak sebaiknya guru mengenal karakteristik anak dan juga memahami prinsip belajar pada anak TK diantaranya yaitu pembelajaran berpusat pada anak, belajar dilakukan dengan bermain dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. Menurut Suyanto (2005: 76) karakteristik dari anak TK yang kreatif adalah senang bereksperimen, bereksplorasi, rasa ingin tahunya tinggi, bersifat spontan dalam menyatakan pikirannya, suka berpetualang, jarang merasa bosan dan mempunyai daya

5 imajinasi yang tinggi. Guru sebaiknya menghindari perkataan dan perilaku yang membuat anak terhambat dalam mengungkapkan ide kreativitasnya. Misalnya guru sebaiknya jangan mengucapkan kata anak bodoh, anak nakal dan tidak boleh. Ketika anak mewarnai suatu gambar misalnya warna kuning pada daun, guru jangan langsung melarang dengan kata daun itu warnanya hijau, ketika anak bernyanyi dengan suara yang lantang jangan dikatakan bahwa anak berisik dan biarkan anak bermain untuk menuangkan kreativitasnya selama hal tersebut tidak berbahaya bagi anak, guru dan orang tua cukup menjadi fasilitator dan motivator bagi anak. Kreativitas anak akan timbul ketika anak melakukan kegiatan melalui bermain, baik itu dilakukan sendiri maupun bermain bersama atau kelompok. Salah satunya dengan menggunakan bermain assosiatif. Dengan bermain assosiatif diharapkan anak akan menimbulkan ide yang beranekaragam. Sehingga ide-ide tersebut digabungkan untuk menghasilkan hasil karya yang lebih kreatif. Bermain assosiatif merupakan kegiatan yang bersifat sosial dimana anak diajak untuk bisa bekerjasama dengan temannya. Ada beberapa kelebihan menggunakan teknik bermain assosiatif salah satunya adalah dapat mempererat atau memperkuat jalinan solidaritas kelompok. Anak-anak yang terlibat dalam kerjasama dapat saling mengerti ide-ide temannya sehingga dapat mengurangi sifat egoisentris anak. TK Bulakrejo III merupakan lembaga pendidikan dimana anak didiknya masih mempunyai kreativitas yang rendah. Hal itu dapat dilihat ketika anak

6 diminta untuk mewarnai gambar anak menunggu guru untuk mewarnai contoh gambar kemudian setelah guru mewarnai anak akan meniru warna persis seperti yang dilakukan guru dan ketika diberi kaleng bekas anak hanya diam bingung mau melakukan apa. Kreativitas anak rendah dikarenakan kurangnya sarana salah satunya adalah alat permainan edukatif yang sangat sedikit, pembelajaran bersifat klasik yaitu berpusat pada guru, dan pembelajaran yang kurang menarik membuat anak cepat bosan. Rendahnya kreativitas anak merupakan petunjuk bahwa rangsangan yang diberikan kepada anak masih kurang. Rangsangan yang diberikan salah satunya menggunakan alat permainan edukatif yang dapat berupa balok, boneka tangan, APE yang terbuat dari barang-barang bekas dan aman bagi anak, kartu bergambar dan lain-lain. Selain itu pembelajaran yang menyenangkan juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak salah satunya melalui bermain assosiatif. Anak diajak untuk bermain bersama temannya untuk menggabungkan ide-ide anak dengan temannya untuk dituangkan dalam suatu hasil karya. Kreativitas anak jangan dinilai hanya dari hasilnya tetapi lebih ditekankan pada proses selama kegiatan berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebaiknya tidak bersifat monoton dan dapat membuat anak untuk menghasilkan suatu ide. Lingkungan tempat terjadinya pembelajaran nyaman dan kondusif, sehingga anak tidak merasa tertekan. Kondisi anak yang merasa tertekan akan menghambat keluarnya suatu ide atau gagasan ketika melakukan kegiatan.

7 Kreativitas anak juga dapat tumbuh apabila terdapat sarana pendukung salah satunya adalah alat permainan. Alat permainan yang dapat digunakan menarik dan tidak berbahaya bagi anak. Alat permainan dapat diperoleh dari lingkungan disekitar anak. Orang tua dan guru hendaknya mengetahui kesesuaian alat permainan dengan tingkat usia dan peralatan yang tidak berbahaya bagi anak yang akan digunakan dalam bermain dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di TK Bulakrejo III lebih sering dilakukan di dalam kelas padahal ruangan kelas tidak begitu kondusif untuk menghasilkan suatu kreativitas. Penulis akan mencoba melakukan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas sehingga kreativitas anak dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Selain lingkungan yang kondusif penulis juga menggunakan alat permainan edukatif dari kaleng bekas untuk pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas membuat penulis mengambil judul Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Bermain Assosiatif B. Pembatasaan Masalah Permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini sangat sederhana. Penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Penulis mengambil kelas TK B untuk dijadikan tempat penelitian. 2. Alat permainan edukatif yang digunakan terbuat dari kaleng bekas. 3. Metode pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknik bermain assosiatif.

8 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah bermain assosiatif dapat meningkatkan kreativitas anak TK Bulakrejo III? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak di TK Bulakrejo III Kelompok B Desa Setran, Kelurahan Bulakrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo melalui bermain assosiatif dengan alat permainan edukatif dari kaleng bekas. 2. Tujuan khusus Mengetahui peningkatan kreativitas anak di TK Bulakrejo III Kelompok B Desa Setran, Kelurahan Bulakrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo melalui bermain assosiatif dengan menggunakan alat permainan edukatif dari kaleng bekas. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan tentang peningkatan kreativitas anak melalui bermain assosiatif

9 b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin mendapatkan bahan dalam melakukan penelitian tentang kreativitas dan bermain assosiatif. 2. Manfaat Praktis a. Guru TK 1) Memahami tahap perkembangan anak sehingga tidak salah dalam memberikan rangsangan yang berhubungan dengan kreativitas anak. 2) Meningkatkan kreativitas anak melalui alat permainan edukatif. 3) Menjadi fasilitator anak dalam kegiatan bermain assosiatif. b. Orangtua Memberikan rangsangan kepada anak dengan memperhatikan pola berpikir anak untuk menumbuhkan kreativitas melalui bermain assosiatif dengan alat permainan edukatif. c. Anak Anak dapat berekspresi dan mengeluarkan ide-idenya melalui bermain assosiatif dengan menggunakan alat permainan edukatif dari kaleng bekas. d. Penulis Menambah wawasan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak melalui bermain assosiatif dengan menggunakan alat permainan edukatif dari kaleng bekas. e. Sekolah Menyediakan alat permainan edukatif yang sesuai dalam rangka untuk meningkatkan kreativitas anak didik.