BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk. meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM)

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Rasio likuiditas pada penelitian ini diproksikan dengan variabl current ratio.

: Fernando Saroinsong NPM : : Bambang Darmadi, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB II URAIAN TEORITIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan bagi perusahaan agar terus melakukan pengembangan-pengembangan usaha, dimana pengembangan tersebut merupakan salah satu cara agar perusahaan dapat bertahan dan memiliki daya saing dalam menjalankan tujuan bisnisnya. Salah satu usaha yang dilakukan agar perusahaan dapat menjadi besar dan kuat yaitu dengan ekspansi (Payamta : 2004). Ekspansi terbagi menjadi dua yaitu ekspansi internal dan ekspansi eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisidivisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui capital budgeting, sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain (PSAK No.22 Paragraf 08 : 1999). Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger dan akuisisi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usahanya dengan bantuan kerjasama dengan perusahaan lain dan

2 selanjutnya untuk saling bersinergi dalam mencapai tujuan tertentu. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan untuk memperkuat posisi perusahaan. Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengambil-alih mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Arti dari merger dan akuisisi memang berbeda, namun pada prinsipnya sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha (business combination) sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan dapat dipertukarkan (interchangeable). Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya. Merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No.27/1998 mengenai Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 28/1999 mengenai Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Untuk Perusahaan Terbuka, merger diatur dalam peraturan Bapepam No. IX. G.1 mengenai Penggabungan dan Peleburan usaha Perusahaan Public atau Emiten. Alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai (value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri dari perusahaanperusahaan yang bergabung (merger). Alasan, motif, dan tujuan merger sangar bervariatif dan tergantung dari kebutuhan perusahaan-perusahaan yang melakukannya namun yang paling umum digunakan adalah sinergi, perpajakan

3 dan ekspansi. Keputusan merger dan akuisisi dianggap cepat dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang belum tercapai dikarenakan perusahaan tidak perlu memulai bisnis baru, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki dan peningkatan kondisi perusahaan terutama dalam financial performance serta posisi keuangan mengalami perubahan (Tri Andy Kurniawan : 2011). Aksi korporasi merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi kinerja perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi meningkatkan laba. Dalam hal manajerial, sinergi ada ketika para manajer menemukan cara bagi perusahaan untuk menciptakan nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai total yang diciptakan saat beroperasi sebagai entitas independen, sedangkan bagi pemegang saham sinergi bila mereka bisa mendapatkan keuntungan yang tidak bisa mereka peroleh melalui keputusan diversifikasi portofolio mereka sendiri. Kemudian, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi dapat dilihat dengan melakukan perbandingan dari laporan keuangannya. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan perlu mengadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial dari suatu perusahaan dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang paling sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio keuangan

4 diklasifikasikan menjadi 4 macam diantaranya, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (Kasmir : 2008). Dari beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan, ternyata hasil tidak selalu sejalan dan konsisten. Seperti yang dilakukan Tri Andi Kurniawan (2011) yang melakukan penelitian terhadap 14 perusahaan pada periode 2003-2007. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dari 5 rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam mengukur kinerja keuangan diantaranya rasio CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), TATO (Total Asset Turn Over Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE (Return on Equity) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk semua rasio setelah merger dan akuisisi pada semua periode pengamatan dan pengujian. Hanya pada periode 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengalami peningkatan, namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akusisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dyasa (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan EPS, NPM, ROE dan ROA untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi,

5 rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2008) yang memberikan hasil adanya perbedaan yang positive signifikan pada rasio keuangan setelah merger dan akuisisi. Perbedaan penelitian yang dihasilkan oleh Tri Andi Kurniawan (2011) yang menunjukkan tidak ada sinergi setelah dilakukannya merger dan akuisisi, sedangkan penelitian yang berlawanan yaitu Dyasa (2006), dan Yulianto (2008) yang menyatakan adanya sinergi setelah melakukan merger dan akuisisi yang dilihat dari kinerja keuangan yang diproyeksikan oleh rasio keuangan. Perbedaan dari beberapa penelitian yang disebutkan diatas maka tema ini menarik untuk diuji kembali dengan judul penelitian ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH AKUISISI (Pada Perusahaan Pengakuisisi Periode 2008, Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI) pada penyusunan Tugas Akhir penulis. 1.2 Identifikasi Masalah Penggabungan usaha khususnya akuisisi yang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan anak (subsidiaries) yang perusahaan induknya mempunyai pengendalian suara (voting control) atas perusahaan anak (Handono Mardianto : 2009). Dalam hal ini terdapat perusahaan induk yang bertindak sebagai pihak pengakusisi dan perusahaan anak sebagai pihak yang diakuisisi. Praktik penggabungan usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar

6 di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapat perhatian banyak publik karena menyangkut kepentingan yang berbeda dari banyak pihak, diantaranya pemerintah, pemegang saham, calon investor, kreditur dan masyarakat umum. Manfaat merger dan akuisisi dapat dilihat baik dari segi ekonomi maupun manfaat non ekonomi. Selain itu, merger dan akuisisi juga diharapkan mendatangkan sinergi bagi perusahaan yang melakukannya atau pihak pengakuisisi, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan sesuai ekspektasi perusahaan (Muhamad Aji Nugroho : 2010). Maka dari itu, Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian disini yaitu perusahaan yang melakukan akuisisi dimana untuk mengetahui apakah akuisisi yang dilakukan berhasil atau tidak dengan melihat indikator berupa rasio keuangan, karena pada dasarnya pihak inilah yang melakukan pengorbanan dengan membeli sejumlah aktiva atau sejumlah saham. penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan uji beda? Untuk periode penelitian yang dilakukan yaitu selama 2 tahun, karena penelitian ini berupa uji beda maka 2 tahun tersebut yaitu 2 tahun sebelum dan

7 setelah akuisisi. Akuisisi yang dilakukan perusahaan pada tahun 2008, maka 2 tahun sebelum akuisisi yaitu tahun 2006 dan 2007 sedangkan 2 tahun setelah akuisisi yaitu tahun 2009 dan 2010. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Periode pengujian dalam penelitian ini yaitu 2 tahun dan lebih ditekankan kepada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi 2. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini ada 8, yaitu CR, CsR, DAR, DER, ROE, ROA, TATO dan ITO. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan selama 2 tahun sebelum dan sesudah melakukan akuisisi dengan menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan uji beda 1.3.2 Manfaat Penelitian Bagi penulis 1. Menerapkan materi atau mata kuliah yang telah dipelajari khususnya dalam bidang Manajemen Keuangan

8 2. Untuk memperluas pengetahuan penulis dalam hal memperbandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi 3. Sebagai salah satu syarat kelulusan D3 Jurusan Akuntansi Program Studi Keuangan dan Perbankan Politeknik Negeri Bandung. Bagi Perusahaan 1. Sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai penggabungan usaha berupa akuisisi dalam hal pengembangan usaha. Bagi Lembaga Pendidikan 1. Menambah perbendaharaan di perpustakaan Politeknik Negeri Bandung yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai literatur penulis lain baik digunakan sebagai referensi ataupun bahan pembanding. 1.4 Kerangka Pemikiran Akuisisi atau pengambilalihan perusahaan adalah mengambil alih kepentingan pengontrol terhadap suatu perusahaan yang dilakukan biasanya dengan mengambil alih mayoritas saham atau mengambil alih sebagian besar asetaset perusahaan (Munir, 2008). Alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha karena hal tersebut dianggap sebagai jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Penggabungan usaha juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai

9 keseluruhan perusahaan setelah penggabungan usaha yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum penggabungan usaha (Muhammad Aji Nugroho : 2010). Akuisisi adalah suatu tindakan dari perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam akuisisi dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan perlu mengadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial yang tercermin dalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Rasio keuangan diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, dan Cash Ratio (Csr) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajibannya. Rasio Solvabilitas (Leverage) menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain menunjukkan proporsi atas

10 penggunaan utang untuk membiayai investasinya perusahaan. Tingkat solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, dapat diukur pula dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara utang (debt) dengan modal (equity). Rasio profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Tujuan dari dilakukannya penggabungan usaha berupa merger dan akuisis yaitu adanya suatu sinergi yang baik khususnya dalam tingkat profitabilitas perusahaan. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik sebelum melakukan penggabungan usaha. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Dengan kata lain rasio ini bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini dapat diukur

11 dengan Total Assets Turn Over (TATO dan Inventory Turn Over (ITO). TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva, sedangkan ITO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Dengan penggabungan usaha maka sharing tentang efektivitas perusahaan dapat dilakukan sehingga dapat meningkatkan keefektifitasan perusahaan dapat terjadi. Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio keuangan yang terditi dari rasio likuiditas (Current Ratio) dan (Cash Ratio), rasio solvabilitas (DAR, DER), rasio profitabilitas (ROA, ROE), dan rasio aktivitas (TATO, ITO), variabel penelitian yang mencerminkan perbedaan setelah melakukan akuisisi dalam penelitian ini. Uraian diatas dapat disederhanakan sebagaimana model kerangaka pemikiran teoritis sebagai berikut :

12 Gambar 1.1 Gambaran Kerangka Pemikiran Penelitian PENGGABUNGAN USAHA KINERJA KEUANGAN SEBELUM SETELAH DIBANDINGKAN / UJI BEDA CR, CsR, DAR, DER, ROE, ROA, TATO, ITO 1.5 Hipotesis Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan kajian kepustakaan yang dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha maka penulis merumuskan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

13 Ha1 : Terdapat perbedaan Current Ratio antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha2 : Terdapat perbedaan Cash Ratio antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha3 : Terdapat perbedaan Debt to Asset Ratio antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha4 : Terdapat perbedaan Debt to Equity Ratio antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha5 : Terdapat perbedaan Return on Asset antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha6 : Terdapat perbedaan Return on Equity antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha7 : Terdapat perbedaan Total Asset TurnOver antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha8 : Terdapat perbedaan Inventory TurnOver antara sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha (Akuisisi)

14 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah proses akuisisi yang dihitung dari data-data yang diambil dari laporan keuangan perusahaan. Gambaran perkembangan kinerja finansial suatu perusahaan tercermin dari laporan keuangan. Ukuran yang digunakan dalam analisa finansial yaitu rasio. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : a. Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang bersifat jangka pendek. Rasio yang digunakan adalah Current Ratio (CR), yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto : 2001), dan Cash Ratio (CsR) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajibannya (Kasmir : 2008). b. Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, khususnya kewajiban jangka panjang. Tingkat solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur

15 dengan Debt to Asset Ratio (DAR) atau rasio utang dan Debt to Equity Ratio (DER). c. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir : 2008). Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas, namun dari ke empat rasio profitabilitas ada dua rasio yang berkaitan dengan investasi yakni Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Maka, dalam penelititan ini hanya menggunakan dua rasio tersebut. d. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio yang digunakan yaitu: 1. Total Assets Turn Over (TATO) 2. Inventory Turn Over (ITO) 1.6.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat karya tulis dengan cara mengumpulkan data untuk kemudian

16 dianalisa untuk dibuat suatu kesimpulan. Data yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisa dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari. 1.6.3 Data Penelitian 1.6.3.1 Jenis Data Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang kemudian diolah dengan beberapa metode yang telah diuraikan di atas untuk menjawab hipotesis penelitian. 1.6.3.2 Sumber Data Sumber data dalam Tugas Akhir ini berupa data sekunder, yang diperoleh dengan menggunakan perolehan pihak lain atau data yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini melalui perantara dalam suatu organisasi yaitu KSEP ITB (Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar - Pojok Bursa ITB). 1.6.3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Browsing internet dengan mengakses situs-situs (seperti www.idx.com) b. Studi pustaka (Library research) Metode ini diperlukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penggabungan usaha berupa merger dan akuisisi

17 beserta analisis kinerja keuangan perusahaan yang tertuang dalam tugas akhir ini dengan cara : a. Quotasi yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis seperti aslinya. b. Phrase yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis sendiri. c. Summary yaitu mengambil atau menerangkan intisari dari sumber pustaka. 1.6.4 Alat Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan uji perbedaan dengan alat analisis menggunakan Paired Sample T-test dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) versi 16.0. 1. Analisis Data Deskriptif Analisis data deskriptif dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio keuangan berupa likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. 2. Uji Paired sample T-Test Uji Paired sample t test adalah teknik analisa statistik yang dipakai untuk melihat ada tidaknya perbedaan dari dua kelompok sampel. Dimana sampelnya berasal dari distribusi sampel yang sama.

18 Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Yang dimaksud dengan sampel berpasangan ialah menggunakan sampel yang sama, tetapi pengujian dilakukan terhadap sampel tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan menggunakan interval waktu tertentu dengan memberikan suatu perlakuan khusus. Dengan teknik analisa ini dapat diketahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah dilakukannya akuisisi. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penulis melakukan penelitian yaitu pada perusahaanperusahaan go public (Studi kasus pada perusahaan sektor pertambangan) yang melakukan akuisisi pada tahun 2008. Untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012.