BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bangsa Indonesia. Hal ini tertulis pada tujuan dan fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna menggali dan mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Melalui pendidikan, masyarakat Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari, di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada ayat 3 yang menyatakan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada standar isi dikemukakan pula bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Dinyatakan bahwa menurut pedoman kurikulum 2006 mata pelajaran PPKn dalam commit (Abdul to Aziz user dan Sapriya, 2013: 315) 1

Secara rinci mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta antikorupsi; 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tercapainya tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan di atas dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat oleh siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam tercapainya tujuan dari suatu pembelajaran. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktifitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan. Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdapat materi yang penting karena berkaitan dengan kedudukan sebagai warga negara yaitu materi menghargai persamaan kedudukan warga negara, dengan mempelajari materi siswa mendapatkan pengetahuan yang luas tentang kedudukan warga negara di Indonesia, materi ini sangat penting bagi siswa karena siswa akan menjadi dapat menghargai hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara Indonesia. Pencapaian kompetensi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum sesuai dengan apa yang diharapkan antara lain penggunaan model pembelajaran di SMPN 14 Surakarta tidak bervariasi, materi yang disampaikan luas akan tetapi hanya menggunakan model pembelajaran yang pasif dan tidak kooperatif. Guru masih model pembelajaran lama, selain itu guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran dan menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Siswa menjadi pasif dan menyebabkan kurangnya keterampilan partisipasipatoris (partipatory skill) siswa. Keterampilan partisipasipatoris (partipatory skill) adalah dilihat dari bagaimana kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan dan mengambil keputusan memalui kerjasama pihak 2

3 lain, mampu memberikan penjelasan sehingga suatu masalah yang dipaparkan dapat diketahui oleh pembuat kebijakan keputusan, kemudian mengelola konflik dimanapun individu tersebut berada. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada saat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama tiga bulan di SMP Negeri 14 Surakarta Tahun ajaran 2015/2016 yaitu pada kelas VII D dan VII E penulis menemukan bahwa kurangnya kompetensi penguasaan participatory skill siswa dikelas VII disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, hampir tidak ada siswa yang berinisiatif bertanya saat proses pembelajaran dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan ketika guru memberikan waktu untuk bertanya siswa tidak merespon dan jika diberi pertanyaan oleh guru juga tidak ada yang merespon. Kedua, siswa hanya terpaku pada kegiatan mencatat. Ketiga, sumber dan media pembelajaran hanya terpaku pada LKS, hanya beberapa siswa saja yang mempunyai buku pendamping. Keempat, siswa memiliki partisipasi yang kurang, hal ini disebabkan ketidakpahaman siswa mengenai suatu hal yang bersifat publik yang dikarenakan mereka memiliki minat baca yang rendah, sehingga berdampak kurangnya implementasi pembelajaran PPKn pada kehidupan sehari-hari siswa. Kelima, Pembelajaran PPKn di sekolah hanya berorientasi pada pemahaman civic knowledge dan guru hanya mengajarkan sebatas konsep keilmuan PPKn yang bersifat hafalan. Masalah tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dibuktikan saat siswa diberikan tugas kelompok membuat kliping terkait penerapkan norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, siswa belum mampu menguraikan secara baik. Hasil dari tugas kelompok tersebut diperoleh data nilai kelas VII E yaitu terdapat 18 siswa dari 32 siswa atau 56,2% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (Tidak Tuntas). Sedangkan batas tuntas nilai pelajaran PKn di SMPN 14 Surakarta adalah 75. Guru perlu menggunakan model pembelajaran yang kooperatif yang dapat meningkatkan keterampilan partisipatoris (participatory skill). Pembelajaran kooperatif juga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan. commit Hal to user ini membuat peneliti tertarik untuk

4 menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dan Time Token Arends pada kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah salah satu model kooperatif yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Pembelajaran ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Sedangkan untuk model pembelajaran dan Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Pembelajaran demokratis yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek. Jadi, ketika proses belajar mengajar berlangsung, siswa yang berperan aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Pola hubungan kerja dalam model pembelajaran kooperatif memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk hasil berdasarkan kemampuan dirinya sebagai individu dan berperan serta dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru melainkan juga dari pihak lain yang terlibat yaitu teman sebaya. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan dengan orang lain. Untuk mewujudkan agar siswa memiliki penguasaan yang lebih terkait materi pembelajaran yang diberikan di kelas dan dalam rangka peningkatan participatory skill siswa diperlukan model pembelajaran yang lebih kooperatif untuk memperbaiki pola pikir siswa agar aktif dalam proses pembelajaran sehingga lebih memahami materi pembelajaran yang diberikan dan siswa bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model yang bisa diterapkan yaitu model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dan model pembelajaran Time Token Arends. Kedua model pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara siswa, mengembangkan

5 ketrampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Louisell & Descamps dalam Trianto, M.Pd 2009:57). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran Course Review Horay dan Time Token Arends terhadap keterampilan partisipatoris siswa dengan judul penelitian STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) DENGAN TIME TOKEN ARENDS TERHADAP PARTICIPATORY SKILL SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, permasalahan yang dapat diidentifikasi oleh peneliti yaitu sebagai berikut : 1. Hampir tidak ada siswa yang berinisiatif bertanya saat proses pembelajaran dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan ketika ketika guru memberikan waktu untuk bertanya siswa tidak merespon dan jika diberi pertanyaan oleh guru juga tidak ada yang merespon; 2. Siswa hanya terpaku pada kegiatan mencatat; 3. Sumber dan media pembelajaran terpaku pada LKS, hanya beberapa siswa saja yang mempunyai buku pendamping 4. Siswa memiliki partisipasi yang kurang. Hal ini disebabkan pemahaman siswa mengenai suatu hal yang bersifat publik tidak maksimal, sehingga implementasi pembelajaran PKn pada kehidupan sehari-hari siswa tidak terlaksana dengan baik. 5. Pembelajaran PKn di sekolah hanya berorientasi pada pemahaman civic knowledge dan guru hanya mengajarkan sebatas konsep keilmuan PKn yang sifatnya hafalan.

6 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti akan membatasi permasalahan yang akan diteliti agar lebih mandalam. Pembatasan masalah ada pada penggunaan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dan model pembelajaran Time Token Arends pada peningkatan participatory skill siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai definisi masalah di atas yakni sebagai berikut : 1. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dan model pembelajaran Time Token Arends merupakan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini. 2. Participatory Skill yang akan diukur adalah Participatory Skill pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada ranah psikomotorik siswa. 3. Objek yang diteliti yaitu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Kompetensi Dasar Mengaktualisasikan Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggungjawab kelas VII di SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan penerapan model pembelajaran Course Review Horay dengan model Pembelajaran Time Token Arends Terhadap peningkatan participatory skill siswa? 2. Manakah yang lebih efektif antara model pembelajaran Course Review Horay dan model Pembelajaran Time Token Arends, terhadap participatory skill siswa?

7 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perbedaan penerapan model pembelajaran Course Review Horay dan model Pembelajaran Time Token Arends terhadap participatory skill siswa; 2. Mengetahui mana yang lebih efektif antara model pembelajaran Course Review Horay dan model Pembelajaran Time Token Arends, terhadap peningkatan participatory skill siswa F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai pendukung teori belajar kontruktivisme sosial Vygotsky yang menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual. Dari teori tersebut, penelitian ini dapat mendukung pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan model kooperatif dalam mendukung pengembangan pembelajaran dengan model Course Review Horay dan Time Token Arends; b. Untuk menambah wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya model yang dapat diterapkan pada pembelajaran PKn. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru PKn sebagai salah satu masukan dalam perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar, dan juga menanamkan nilai-nilai baru pada diri siswa

8 melalui model pembelajaran Course Review Horay dan Time Token Arends pada mata pelajaran PKn; b. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membuat proses pembelajaran PPKn menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa akan maksimal; c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah dan meningkatkan aspek kognitif dan asepek afektif siswa; d. Bagi peneliti lain, setelah adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi perbandingan dan referensi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dengan variabel yang berbeda.