BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dilakukannya upaya pengembangan dan peningkatan baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan diluar sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Human Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensi, memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolah, sehingga apa yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa: Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Makna yang terkandung dalam fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan. Melalui pendidikan kepribadian, kecerdasan, keterampilan serta wawasan menjadi lebih luas sehingga lebih dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi diri pribadi. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi (1998; 346) bahwa Erat hubungan antara kualitas kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. 1

2 Dalam hal ini kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya menurut Mulyasa (2006: 89) bahwa Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2002) dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial kepala sekolah paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan, yaitu technical, human dan conceptual. Dari ketiga keterampilan ini human skills merupakan keterampilan yang memerlukan perhatian khusus dari kepala sekolah, sebab melalui human skills seorang kepala sekolah dapat memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa orang lain tersebut berkata dan berperilaku. Berkaitan dengan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru, Suwoko (2007), hasil penelitiannya tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Kota Malang, menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru; kinerja guru berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar siswa SMK di Kota Malang; pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap kinerja guru lebih besar daripada pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa SMK di Kota Malang; dan secara bersama-sama kinerja kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar siswa SMK di Kota Malang.

3 Hasil penelitian Hasanah (2008) tentang Produktivitas Manajemen Sekolah (Studi Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Kinerja guru terhadap Produktivitas Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung) juga ditemukan bahwa: Ada pengaruh yang siginifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan kinerja guru secara simultan berkontribusi signifikan terhadap produktivitas sekolah. Suryawati (2008) tentang Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan Mutu Lulusan di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta, juga ditemukan bahwa kinerja kepala sekolah dan kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta baik secara parsial maupun simultan berhubungan signifikan dengan mutu lulusan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah (2008) dalam hasil penelitiannya tentang Kontribusi Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru SD Swasta di Kabupaten Purwakarta, ditemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja secara parsial maupun secara simultan berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SD swasta di Kabupaten Purwakarta. Hubungannya dengan kinerja guru, bahwa dengan adanya program sertifikasi guru yang telah diberlakukan sejak tahun 2006 setidaknya membantu kinerja guru maupun mempengaruhi fungsi kepemimpinan kepala sekolah. Setidaknya pemerintah telah berupaya memperhatikan nasib guru, meringankan biaya pendidikan yang ditanggung orangtua/wali siswa, memberikan bantuan sarana/prasarana sekolah, pemberian dana BOS, maupun pembinaan terhadap kepala sekolah, maka sudah seharusnya kualitas maupun kuantitas lulusan

4 meningkat. Namun belakangan ini mutu pendidikan khususnya di Kota Batu menunjukkan sesuatu yang kurang menggembirakan, setidaknya hal itu dibuktikan dengan hasil Ujian Nasonal yang kurang menggembirakan bagi berbagai kalangan, utamanya bagi pihak sekolah, siswa, maupun orangtua/wali siswa. Misalnya pada tahun pelajaran 2008/2009 hasil UN di tingkat, Kota Batu menduduki peringkat terbawah dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Jawa Timur, walaupun termasuk kategori putih artinya pelaksanaan UN tingkat untuk Kota Batu relatif jujur, baik dari sisi pesertanya maupun penyelenggaraannya. Adakah sesuatu yang salah atau kurang dalam pengelolaan pendidikan yang dilakukan oleh guru-guru ataupun kepala sekolah. Apakah karena guruguru kurang melaksanakan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dengan baik, ataukah fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang salah atau tidak mampu dilaksanakan oleh guru-guru. Dengan diketahui penyebabnya peneliti berharap agar angka ketidaklulusan kedepan setidaknya dapat ditekan hingga nol persen. Karena setidaknya angka ketidaklulusan dijadikan cermin bagi kinerja guru, ataupun kepemimpinan kepala sekolah tersebut dimata masyarakat. Beberapa tahun yang lalu pada saat PT. Wastra Indah masih beroperasi di Kecamatan Batu, bagian dari Kabupaten Malang (kini Kota Batu) sering muncul sinyalemen negatif atau rasa pesimistis (antipati) bagi sebagian masyarakat pedesaan khususnya, yang menganggap pendidikan itu tidak penting, buat apa sekolah toh pada akhirnya paling-paling sebagai buruh pabrik kain PT. Wastra Indah. Dicontohkan orangtuanya walaupun tidak tamat SD toh hidupnya enak lebih-lebih sebagai petani apel. Namun ditahun 2011 ini, PT. Wastra Indah yang

5 sudah pailit, buah apel juga tidak banyak menjanjikan lagi bagi petani apel khususnya, sebagaimana saat jaya-jayanya petani apel tahun 1990-an. Apakah dunia pendidikan di Kota Batu saat ini sama keadaannya seperti masa lalu sebagaimana yang Peneliti paparkan di atas. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun, program beasiswa, dana BOS, dan lain sebagainya tentu semuanya itu Peneliti harapkan adanya perubahan kearah yang lebih baik, khususnya pada dunia pendidikan di Kota Batu. Islam 1 Batu, yang Peneliti jadikan sebagai salah satu swasta tempat penelitian, sekolah ini telah lama berdiri yaitu sejak tahun 1953. yang terletak di jantung Kota Batu ini, guru-gurunya pun hampir semuanya telah memiliki masa kerja yang cukup lama, banyak yang telah bersatus PNS, berijazah rata-rata S.1 bahkan ada yang sudah S.2 atau sedang menempuh S.2, dan S.3, serta tidak sedikit yang sudah memiliki sertifikat pendidik ada yang melalui jalur Portofolio dan sebagian besar melalui jalur PLPG. Kepala sekolahnya pun memiliki masa kerja yang cukup lama atau sangat berpengalaman dalam mengelola sekolah. Tempat penelitian yang kedua adalah K Widyatama Batu merupakan swasta tertua di Kota Batu, yakni berdiri dan mulai beroperasi sejak tahun 1949, dibawah naungan Yayasan Karmel. Letaknya pun strategis, berada di selatan jalur besar, Jalan Panglima Sudirman No. 59 Kota Batu, berhadaphadapan dengan pom bensin. Sekolahnya nyaman, rindang, asri dan tanahnya cukup luas (6.590 M 2 ) Sarana dan prasarananya memadai. Kepala sekolah dan guru-gurunya cukup berpengalaman dalam bidangnya, rata-rata memiliki masa

6 kerja yang cukup lama, tingkat pendidikannya pun hampir semuanya S.1 bahkan ada yang sudah S.2. Tempat penelitian yang ketiga adalah PGRI 1 Batu, beralamatkan di Jalan Arjuno 40 E, Kota Batu. swasta yang memiliki visi Sekolah Bermutu, Berwawasan Sosial dan Relegius ini juga telah lama berdiri, di bawah naungan Yayasan PGRI. Kepala sekolah dan guru-gurunya juga telah berpengalaman, memiliki masa kerja yang cukup lama, rata-rata berstatus PNS dan berijazah S.1. ini letaknya memang agak masuk ke dalam (di tengahtengah kampong), namun terkenal dengan sekolah gratis, bebas uang pangkal dan memberi beasiswa. Sekolah yang memiliki gedung sendiri, sarana dan prasaranya memadai, juga cukup asri, tenang, rindang dan nyaman. Terlepas dari kriteria kelulusan yang ditentukan, dengan sarana dan prasarana memadai yang dimiliki, kepala sekolah yang cukup berpengalaman dalam mengelola sekolah, serta guru-guru berkopeten dalam bidangnya, seharusnya mutu lulusan ataupun prosentase kelulusannya seharusnya tinggi, namun kenyataannya masih belum menggembirakan. Jika hal ini dibiarkan tanpa adanya langkah nyata dari pihak yang berwenang tentu lambat laun tingkat kepercayaan terhadap - swasta khususnya di Kota Batu akan hilang. Peran kepala sekolah dan guru sebagai ujung tombak suksesnya pendidikan di sekolah tentunya sangat dibutuhkan. Peneliti tertarik melakukan penelitian pada tiga swasta tersebut dengan alasan bahwa PGRI 1 Batu Peneliti kategorikan sebagai kecil mewakili swasta nasional atau umum, disamping PGRI Batu satusatunya yang berani tidak memungut biaya kepada peserta didiknya.

7 swasta non Islam kategori sedang, diwakili oleh K Widyatama Batu, dengan alasan Widya Tama Batu merupakan sekolah swasta yang tertua di kota Batu, tentunya sudah banyak pengalaman. Sedangkan swasta kategori besar nuansa agama Islam diwakili oleh Islam 1 Batu. Itu artinya data yang diperoleh diharapkan akan lebih akurat, karena perpaduan antara swasta nasional atau umum ( PGRI 1 Batu), swasta non Islam (K Widyatama Batu), dan swasta Islam ( Islam 1 Batu). Berangkat dari data awal tentang angka ketidaklulusan yang Peneliti peroleh di tiga swasta Kota Batu tersebut sebelum melakukan penelitian lebih lanjut ke lapangan, dapat Peneliti sajikan pada tabel berikut : Tahun Pelajaran Islam Tabel 1.1 Data Jumlah Peserta UN dan Tingkat Ketidaklulusan swasta Batu Empat Tahun Terakhir Jumlah Peserta Jumlah Lulus Jml. Tidak Lulus (%) K PGRI Islam K PGRI Islam K PGRI 2006/2007 272 153 55 264 150 50 8 (2,95) 3 (1,96) 5 (9,09) 4,67 2007/2008 296 127 76 284 121 72 12 (4,06) 6 (4,72) 4 (5,26) 4,68 % Rata Rata 2008/20090 280 144 85 250 135 73 30 (10,72) 9 (6,29) 12 (14,12) 10,37 2009/2010 189 137 115 126 132 90 63 (33,33) 5 (3,63) 25 (21,74) 19,57 Sumber data : BK swasta Batu per 2 Mei 2011 Data di atas memberikan gambaran bahwa swasta tersebut, setiap tahun prosentase rata-rata angka ketidaklulusannya cenderung meningkat yang cukup signifikan. Prosentase rata-rata ketidaklulusan tertinggi terjadi pada tahun pelajaran 2009/2010, sebesar 19,57. Kecenderungan semakin naiknya angka ketidaklulusan inilah Peneliti angkat sebagai latar belakang masalah dengan menyoroti utamanya terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru. Peneliti menduga mungkin ada sesuatu yang kurang terhadap kepemimpinan

8 kepala sekolah dan kinerja guru dalam melaksanakan perannya masing-masing, yang diantaranya tercermin dalam hasil ujian nasional yang tidak memuaskan. Padahal sekolah harus menjaga citranya di masyarakat, lebih-lebih sebagai sekolah swasta banyaknya ketidaklulusan sedikit banyak membawa pengaruh bagi masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Zainuddin Maliki (2010:276) bahwa secara eksternal sekolah haruslah memperhitungkan reputasi dan legitimasinya yang bagus agar mudah meraih dukungan dari masyarakat. Disamping masalah tingginya angka ketidaklulusan, masalah lain adalah masih dijumpainya beberapa guru yang kinerjanya tidak sesuai dengan harapan, yaitu kurangnya semangat atau motivasi untuk maju mengikuti perkembangan zaman; tidak memanfaatkan IT secara maksimal; kurangnya penguasaan metode pembelajaran yang efektif; serta masih adanya sebagian guru yang tidak membuat perangkat pembelajaran. Di sisi lain dalam menerapkan kepemimpinan, kepala sekolah jarang melakukan supervisi kelas, akibatnya banyak guru yang tidak bekerja secara maksimal atau kurang menerapkan kompetensi pedagogic secara baik. Dari permasalahan tersebut di atas, yaitu dengan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, maka Peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul : Analisis Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru di Swasta Kota Batu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka Peneliti dapat menarik suatu rumusan masalah yaitu : 1. Bagainmana fungsi kepemimpinan kepala sekolah di swasta Kota Batu? 2. Bagaimana kinerja guru di swasta Kota Batu?

9 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan fungsi kepemimpinan kepala sekolah di swasta Kota Batu. 2. Mendiskripsikan kinerja guru di swasta Kota Batu. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi empiris dalam upaya meningkatkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru di swasta Kota Batu. 2. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru-guru di swasta Kota Batu. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan terutama dalam hal peningkatan fungsi kepeimpinan kepala sekolah dan kinerja guru di swasata Kota Batu, serta sekaligus sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian di masa yang akan datang sekalipun dari sudut pandang yang berbeda. 4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti lain, utamanya yang berkaitan dengan analisis fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru di swasta Kota Batu. 5. Sebagai bahan informasi atau bahan dokumentasi dan menambah perbendaharaan karya ilmiah Universitas Muhammadiyah Malang pada khususnya, dan dunia pendidikan pada umumnya.

10 1.5 Batasan Masalah Agar lebih fokus ataupun mengacu pada permasalahan yang ada, serta dengan adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian ini dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan di atas akan diteliti. Untuk itu sengaja Peneliti batasi hanya meneliti masalah fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru di swasta Kota Batu. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang dibahas hanya tujuh fungsi kepemimpinan saja (sesuai Permen Diknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah). Demikian juga dari empat kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial) Peneliti batasi hanya membahas masalah kompetensi pedagogic saja. Sedangkan untuk sumber data atau objek penelitian, Peneliti batasi hanya beberapa kepala dan guru swasta saja, yaitu swasta dengan kategori kecil dan nasional atau umum diwakili oleh PGRI 1 Batu, swasta non Islam kategori sedang, diwakili oleh K Widyatama Batu, sedangkan swasta besar diwakili oleh Islam 1 Batu. Itu artinya data yang diperoleh akan lebih akurat, karena perpaduan antara swasta nasional ( PGRI 1 Batu), swasta non Islam (K Widyatama Batu), dan swasta Islam ( Islam 1 Batu). Selanjutnya mengapa hanya dibatasi pada kepala dan guru-guru swasta saja dan tidak termasuk - negeri, Peneliti beranggapan bahwa hirarki secara keorganisasian antara - negeri terhadap pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan kiranya sudah jelas dan tentu sudah ada dasar hukum atau undang-undangnya. Sedangkan kalau - swasta yang

11 dinaungi oleh yayasan tentu punya kebijakan atau aturan rumah tangga dengan karakteristiknya masing-masing. 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu adanya definisi operasional yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini. Adapun istilah yang perlu Peneliti jelaskan adalah sebagai berikut : 1. Analisis: dimaksudkan di sini adalah penyelidikan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya berupa penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 2. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah : dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala swasta Kota Batu, dalam melaksanakan fungsinya sebagai 1) educator; 2) manajer; 3) administrator; 4) supervisor; 5) leader; 6) innovator; dan 7) motivator bagi guru. 3. Kinerja guru : dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat profesional guru dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan berupa kompetensi pedagogik yang terdiri dari 30 aspek. 4. swasta Kota Batu : adalah swasta yang dinaungi oleh yayasan pengelolanya yang berlokasi di wilayah kerja pemerintahan Kota Batu. -=oo min Oo=-