Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KETERLAKSANAAN BLENDED LEARNING PADA PROGRAM TKJ DI SMK. Aries Alfian Prasetyo, Setiadi Cahyono Putro, dan I Made Wirawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

VIRTUAL ELEARNING CLASSROOM UNTUK SEKOLAH DASAR BERBASIS MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berlangsung pesat, saat ini bermunculan istilah e-learning, online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi ironisnya sampai sekarang pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang ini tentu menuntut kita sebagai pelaksana pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek

I. PENDAHULUAN. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan pendekatan kontekstual,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : (Hal : 40 45)

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB KEPADA GURU IPA SMP KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan didesain untuk tujuan

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

Pelatihan Menggunakan E learning Bagi. Guru SMK N 4 Yogyakarta

Pelatihan Pembuatan Media Perpustakaan Elektronik Berbasis Website bagi Guru-Guru SMKN 1 Purwosari Gunung Kidul

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia

Kurikulum Berbasis TIK

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN UNTUK GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN MOODLE

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hardiyanti Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

PRAKTIKALITAS MODEL BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN JARINGAN DASAR DI SMK

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. berupa fisik dan statis, melainkan berupa digital dan mobile. Dengan berbentuk digital

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan haruslah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATERI LAJU REAKSI SISWA SMK KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, serta mengembangkan

SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. Ika Maryani 1 Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

I. PENDAHULUAN. berperan sebagai media pembelajaran maupun sebagai sumber belajar.

Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

P - 92 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

Transkripsi:

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan memasuki dunia on-line, guru dapat memperoleh berbagai informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran. Teks, foto, video, animasi, dan simulasi adalah beberapa contoh media yang tersedia di situs-situs pembelajaran. Dengan memanfaatkan berbagai media tersebut, guru dapat mempresentasikan konsepkonsep IPA dalam berbagai representasi (multiple representation) yang mempermudah siswa memahami sebuah konsep. Teknologi on-line juga memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi dan juga pengayaan. Tersedianya fasilitas E-learning juga memungkinkan siswa menerobos sekatsekat waktu dan tempat guna mengikuti course yang tersedia secara on-line. Perkembangan teknologi komputer informasi berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran IPA perlu mengantisipasi perkembangan teknologi komputer dan informasi. Secara pedagogis, ada dorongan untuk melibatkan siswa secara lebih aktif (student centered) dalam proses pembelajaran. Praktik berpusat pada guru (teacher centered) dirasakan tidak relevan lagi dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga perlu dimodifikasi. Guru perlu memberikan kesempatan pada para siswa untuk melakukan ekplorasi diantaranya dengan memanfaatkan teknologi on-line. Selain dapat meningkatkan dinamika proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dapat melatih siswa untuk belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Implementasi teknologi informasi akhirnya diharapkan dapat menginspirasi siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learning), sosok pribadi yang mampu berkembang di tengah perkembangan informasi yang pesat. Blended learning merupakan merupakan inovasi pemanfaatan teknologi komputer dan informatika. Blended learning merupakan istilah umum bagi kombinasi pemanfaatan teknologi komputer dan informasi dalam pembelajaran tatap muka (face to face teaching learning). Bentuknya dapat beragam mulai dari penggunaan komputer dalam menunjang pembelajaran sampai dengan komplemen pembelajaran tatap muka dengan E-learning. Pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran tentu saja perlu memperhatikan sumber daya alat dan sumber daya manusia yang tersedia. Makalah ini akan memaparkan blended

learning dengan terlebih dahulu mengenalkan integrasi teknologi dan komputer informasi dalam pembelajaran. Peranan Teknologi dalam Pembelajaran Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan cepat beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah tata cara manusia berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan teknologi internet misalnya, saat ini seseorang dapat dengan mudah dan murah mendapatkan informasi hanya dengan menggunakan telepon genggam (Clyde&Delohery, 2005: xi). Demikian juga dengan teknologi komputer, saat ini komputer telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Perkembangan teknologi informasi yang memiliki banyak manfaat ini belum dimanfaatkan secara optimum dalam proses pembelajaran. Seringkali teknologi informasi hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas. Upaya untuk mengintegrasikan teknologi informasi dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga dampak teknologi informasi kurang nyata. Sebagai contoh, perkembangan multimedia telah berkembang pesat di masyarakat, namun pembelajaran di kelas tetap tertinggal meskipun telah menggunakan teknologi komputer. Beberapa penyebab kurang berkembangnya pengintegrasian teknologi komputer dalam pembelajaran disebabkan antara lain; (1) Adanya asumsi bahwa komputer sebagai perangkat keras hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengindahkan upaya meningkatkan aspek afektif dan kognitifnya. (2) Karena perangkat keras dianggap sesuatu yang berbeda, teknologi ini akan dengan cepat dikenalkan dan mendapat sambutan karena sesuatu yang baru, namun karena guru kurang trampil memanfaatkan beberapa saat kemudian perangkat keras menjadi sesuatu yang biasa. (3) Guru tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan komputer dalam pembelajaran sehingga peranannya monoton dan kurang berkembang. Penggunaan berbagai teknologi dalam pembelajaran memberikan manfaat baik bagi guru, siswa, maupun masyarakat (Clyde&Dlohery, 2005: xii). Bagi guru penggunaan teknologi akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajarannya. Bagi siswa, penggunaan berbagai tenologi akan memberikan kesempatan belajar yang lebih berkualitas. Penggunaan teknologi secara umm juga akan menguntungkan masyarakat luas karena informasi akan dengan mudah disebarkan dan dinikmati oleh masyarakat.

Peranan Teknologi Komputer dalam Pembelajaran Teknologi komputer yang tersedia pada saat ini memiliki beberapa kemampuan yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran. Pertama, komputer memiliki kemampuan menyimpan data yang sangat besar. Berbagai data dalam bentuk tulisan, gambar, animasi, simulasi, audio dan gambar hidup (video) dapat disimpan dengan mudah dan ditampilkan dengan cepat oleh komputer. Hal ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi dalam pembelajaran di kelas. Kedua, komputer memiliki kecepatan kerja yang sangat tinggi. Dengan kecepatan yang sangat tinggi ini perhitungan dan siklus kerja yang panjang dapat dilakukan dengan cepat oleh komputer. Data-data pengamatan misalnya, dapat diolah dan ditampilkan dengan cepat dengan bantuan komputer. Ketiga, komputer dapat dengan mudah dihubungkan ke jaringan internet sehingga memudahkan guru menelusuri informasiinformasi yang dibutuhkan, Keempat, komputer dapat bekerja secara interaktif (Boohan ed, 2002: 211). Keuntungan lain adalah komputer juga relatif murah sehingga terjangkau oleh guru, siswa, dan sekolah. Beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Sifat interaktif, komputer dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan komputer berbeda dengan buku atau mendengarkan ceramah guru dimana siswa hanya berperan pasif (Barton, 2004: 29). (2) Perhatian individual, sebagaimana diketahui bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, kecepatan belajar yang berbeda dan minat belajar yang berbeda. Semua perbedaan yang dimiliki oleh siswa ini akan dapat diakomodasi oleh pembelajaran berbantuan komputer yang dirancang dengan baik. (3) Berkembang pesat, perkembangan komputer yang pesat menjanjikan perkembangan pembelajaran baru yang belum pernah ditemukan. Multimedia merupakan salah satu produk teknologi komputer yang memiliki manfaat tinggi dalam pembelajaran fisika. Multimedia dapat menampilkan teks, gambar, animasi, simulasi dan video klip secara interaktif. Welington (2004: 95-96) menunjukkan beberapa keuntungan penggunaan multimedia interaktif. (1) Multimedia dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa. (2) Multimedia dapat menggambarkan sesuatu yang tidak tergambarkan. Gerakan-gerakan yang kompleks yang sulit dijelaskan akan dengan mudah ditamilkan dalam multimedia. (3) Dapat menampilkan gambar-gambar dengan lebih mudah dan lebih dinamis. (4) Dapat menampilkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami. (5) Dapat menampilkan sesuatu yang terlalu kecil, terlalu cepat, dan terlalu berbahaya jika diamati secara langsung.

Meskipun memiliki berbagai kelebihan, komputer dengan multimedia hanya merupakan salah satu metode dalam pembelajaran. Komputer dan multimedia tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan proses pembelajaran. Dalam hal ini komputer dan multimedia berperan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukkan dampak penggunaan komputer dalam pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut. (1) Penggunaan komputer dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan belajar atau hasil yang sama dengan pembelajaran tradisional (Hofe, 2001). (2) Penggunaan komputer menurunkan waktu belajar jika dibandingkan dengan waktu belajar di kelas. (3) Penggunaan komputer meningkatkan sikap posiif siswa terhadap penggunaan komputer dalam belajar. (4) Pengembangan pembelajaran berbantuan komputer dengan mengikuti pedoman tertentu dapat diadopsi dan dimanfaatkan oleh guru di lain tempat. Penggunaan komputer dan teknologi informasi dalam pembelajaran juga memberikan keuntungan bagi guru. Menurut Musker (Musker, 2004: 14) keuntungan bagi guru diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. (2) Dapat mempercepat dan mempermudah tugas. (3) Dapat meningkatkan kualitas presentasi. (4) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih visual. Blended Learning Pengertian blended learning dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Beberapa kemungkinan tentang pengertian blended learning antara lain sebagai berikut. (1) Penggabungan pembelajaran berbasis teknologi internet (laboratorium virtual, modul digital, gambar, audio, dan text) untuk mencapai tujuan pembelajaran. (2) Kombinasi paradigma pembelajaran (behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik) dengan atau tanpa melibatkan teknologi. (3) Kombinasi teknologi komputer dan informasi (video, pelatihan berbasis internet, CD ROM) dengan pembelajaran tatap muka. Namun demikian, pengertian blended learning yang banyak diikuti adalah upaya mengkombinasikan pembelajaran berbasis internet (E-learning) dengan pembelajaran tatap muka (face to face). Blended learning dapat melatih kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran berbasis internet. Beberapa keuntungan pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara on-line. (2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru atau siswa lain diluar jam tatap muka. (3) Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan siswa di luar jam tatap muka dapat diadministrasikan dan dikontrol dengan baik oleh guru. (4) Guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet. (5) Guru dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran. (6) Guru dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif. (7) Siswa dapat saling berbagi file dengan siswa lain. (8) dan masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan pembelajaran berbasis internet. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa blended learning memiliki kelebihan dibandingkan dengan dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran murni E-Learning. Blended learning dapat melakukan difersivikasi pembelajaran dan memenuhi karakteristik belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang enggan berdiskusi di kelas mungkin saja akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Blended learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka maupun E-learning. Blended learning juga menyebabkan berbagai masalah terutama bagi guru. (1) Guru perlu memiliki ketrampilan dalam menyelenggarakan E- learning. (2) Guru perlu menyiapkan referensi digital yang dapat diacu oleh siswa. (3) Guru perlu merancang referensi yang sesuai atau terintegrasi dengan tatap muka. (4) Guru perlu menyiapkan waktu untuk mengelola pembelajaran berbasis internet misalnya untuk mengembangkan materi, mengembangkan instrumen asesmen dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh siswa (Kusni, 2010). Pelaksanaan blended learning tergantung pada beberapa faktor. (1) Sarana dan prasarana. Guru perlu memiliki akses terhadap jaringan internet yang cukup besar dan cepat sehingga memudahkan kerja. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga memerlukan biaya. (2) Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam bidang TIK dengan cara membaca dan berlatih mandiri maupun melalui pelatihan formal. Sekolah perlu memperhatikan hal ini sebagai salah satu pengembangan profesional. (3) Siswa perlu mendapatkan akses terhadap komputer dan internet dan memiliki kemampuan memanfaatkan E-learning. Sekolah perlu membekali siswa sebelum blended learning diterapkan. Mengingat kondisi setiap sekolah berbeda, implementasi blended learning dapat dipilih sesuai dengan kondisi persekolahan. Beberapa ragam blended learning adalah sebagaimana gambar di bawah.

Model implementasi yang paling sederhana adalah model 5 yakni pemanfaatan bahan-bahan online tanpa harus mensyaratkan siswa untuk terhubung dengan internet. Hal ini berarti guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan kegiatan siswa yang memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di internet misalnya film, animasi, game dan sebagainya. Model implementasi berikutnya adalah model pembelajaran tatap muka dengan kegiatan siswa dan guru melakukan akses internet. Misalnya ketika berdiskusi, siswa dapat mencari bahan-bahan di internet dan mempresentasikannya di kelas. Pada model ini dibutuhkan jaringan internet di dalam dan di luar kelas. Model-model berikutnya adalah model dengan pemanfaatan internet yang intensif. Beberapa cara mengimplementasikan blended learning pada tahap permulaan diantaranya: 1. Guru mengintegrasikan teknologi komputer dan informasi dalam materi pembelajarannya. Misalnya guru mendownload video, animasi, dan simulasi yang sesuai untuk dimanfaatkan di kelas. Berbagai media ini diintegrasikan dalam pembelajaran. 2. Guru mengembangkan bahan ajar atau modul berbantuan komputer. Bahan ajar ini dapat diakses oleh siswa dan dapat dipelajari di luar jam tatap muka. Bahan ajar akan membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran tatap muka 3. Guru mengoptimalkan email dengan mengembangkan email group sebagai wahana diskusi guru-siswa-siswa. Group email juga dapat digunakan untuk berbagi file, mengumpulkan tugas dan sebagainya. 4. Guru mempelajari moodle dan memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran tatap muka. Guru memanfaatkan fitur yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tatap muka.

Guru dan sekolah dapat memilih model yang sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia, kemampuan guru, dan kesiapan siswa. Implementasi model yang sesuai akan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Daftar Rujukan Barton, R. (2004). Why use computer in practical science? Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 29). New York: Open University Press. Boohan, R. (2002). ICT and Communication. Dalam Amos, S., & Boohan, R. (eds.), Aspects of teaching secondary science (pp. 211). New York: The Open University. Clyde, W., & Delohery, A. (2005). Using Technology in Teaching. London: Yale University Press. Hofe, R. V. (2001). Investigation into student learning of application in computer-based learning environtment [versi electronik]. Teaching Mathematics and Its Applications, 20(3), 109-119 Kusni, M. (2010). Implementasi Sistem Pembelajaran Blended Learning pada Matakuliah AE3121 Getaran Mekanik di Program Aeronotika dan Astonotika, Seminar Tahunan Teknik Mesin. Musker, R. (2004). Using ICT in a secondary science department. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 19). New York: Ope University Press. Welington, J. (2004). Multimeda in science teaching. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 96). New York: Open University Press.

Nama Alamat Tempat lahir : Dr. Sentot Kusairi, M. Si. : Perum Tidar View Kav. 24 Karangbesuki, Sukun, Malang. : Malang Tanggal lahir : 28 Oktober 1967 Pengalaman Pendidikan: S1 Pendidikan Fisika IKIP Malang lulus 1992 S2 Ilmu Fisika UGM Yogyakarta lulus 1998 S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNY Yogyakarta lulus tahun 2010 Pengalaman Kerja : Dosen Prodi Pendidikan Fisika UM Dosen PGSD UMM Pengalaman Melatih : Trainer Nasional Pelatihan Berbasis Kompetensi Konsultan Pendidikan Dasar IAPBE Penasihat Pendidikan Dasar LAPIS Educational Advicer Hess Education Motto Education for better future