DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTATARAKAN,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DEPOK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SEGAH KABUPATEN BERAU

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JEPARA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014

WALIKOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTO PANGURIPAN KABUPATEN KENDAL

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH PURWA AKSARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011

BUPATI INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA DARMA AYU KABUPATEN INDRAMAYU

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KHATULISTIWA DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BREBES KABUPATEN BREBES

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JOMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

RPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2012 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM

Transkripsi:

WALIKOTATARAKAN PROVINSI KALIMANTANUTARA PERATURAN WALIKOTAKOTA TARAKAN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA PENGANGKATAN,PEMBERHENTIAN DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA ALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTATARAKAN, Menimbang:. bahwa dalam rangka pembinaan karir direksi, dewan pengawas dan pegawai atas dasar kinerja, dipandang perlu menetapkan ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhentian dewan pengawas, direksi dan pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Alam Kota Tarakan dalam suatu Peraturan Walikota. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah: 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; 4. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Tarakan; 5. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2008 ten tang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan; 6. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tarakan. 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALlKOTA TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DEWAN PENGAWAS DIREKSI DAN KEPEGAWAIANPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTATARAKAN. BAB I KETENTUANUMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Tarakan. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai un sur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Walikota adalah Walikota Tarakan. 4. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Alam yang selanjutnya disingkat PDAM Tirta Alam adalah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Alam Kota Tarakan. 5. Dewan Pengawas adalah organ PDAM yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan PDAM. 6. Direksi adalah organ PDAM yang bertanggung jawab atas pengurusan PDAM untuk kepentingan dan tujuan PDAM, serta mewakili PDAM baik di dalam maupun di luar pengadilan. 7. Pegawai adalah Pegawai PDAM Kota Tarakan. (1) PDAM yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah didukung dengan organ dan kepegawaian. (2) Organ PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Walikota selaku pemilik modal; b. Dewan Pengawas: dan c. Direksi. BAB II ORGANPDAM Pasa12 BAB III DEWAN PENGAWAS Bagian Kesatu Pengangkatan Pasal3 (1) Dewan Pengawas berasal dari unsur pejabat Pemerintah Daerah, profesional dan/ atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh 2

--------------~~~~- ------- Walikota. (2) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun. Pasa14 (1) Calon anggota DewanPengawas yang akan diangkat harus memenuhi persyaratan: a. menguasai manajemen PDAM; b. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;dan c. tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota/WakilWalikota atau Dewan Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan rpar. (2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota. Pasal5 (1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumlah pelanggan dengan ketentuan : a. paling banyak 3 (tiga)orang untuk jumlah pelanggan sampai dengan 30.000; b. paling banyak 5 (lima) orang untuk jumlah pelanggan diatas 30.000. (2) Penentuan jumlah Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dilakukan berdasarkan asas efisiensi pengawasan dan efektivitas pengambilan keputusan. (3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat seorang sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris merangkap anggota oleh Walikota. Pasal 6 (1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (2) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat. (3) Tata cara penilaian kinerja Dewan Pengawas diatur oleh Walikota. Bagian Kedua Penghasilan dan Jasa Pengabdian Pasa17 (1) Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa: 3

a. Uang jasa ;dan b. Jasa produksi. (2) Uang jasa untuk ketua Dewan Pengawas merangkap anggota paling banyak 45% (empatpuluh lima perseratus) dari gaji Direksi atau Direktur Utama. (3) Uang jasa untuk sekretaris Dewan Pengawas merangkapanggota paling banyak 40% (empatpuluh per seratus) dari gaji Direksi atau Direktur Utama. (4) Uang jasa untuk masing-masing anggota Dewan Pengawas paling banyak 35% (tiga puluh lima perseratus) dari gaji Direksi atau Direktur Utama. (5) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh bagian dan jasa produksi secere proporsional dengan berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ayat (3)dan ayat (4). (6) Besarnya uang jasa dan jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota dengan memperhatikan kemampuan PDAM. (1) Pada akhir masajabatannya, Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Walikota dengan memperhatikan kemampuan PDAM. (2) Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir, mendapat uangjasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun. (3).Besamya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan uangjasa bulanterakhir. (1) AnggotaDewan Pengawas berhenti karena: a. masa jabatannya berakhir; dan b. meninggaldunia. (2) AnggotaDewan Pengawas diberhentikan karena: a. permintaan sendiri; b. reorganisasi; Pasal8 Bagian Ketiga Pemberhentian Pasal9 c. kedudukan sebagai pejabat daerah telah berakhir; d. mencapai batas usia 65 (enampuluh lima) tahun; e. tidak dapat melaksanakan tugas; f. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;dan g. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara; (3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada 4

ayat (1)dan ayat (2)ditetapkan oleh Walikota. (4) Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dan huruf g diberhentikan sementara oleh Walikota. (5) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Walikota. Pasall0 (1) Paling lambatl (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Walikota melaksanakan rapat yang dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan secara tetap atau direhabilitasi. (2) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Walikota belum melakukan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum. (3) Apabiladalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)anggota Dewan Pengawas tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil rapat. (4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengawas merupakan tindak pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat. BABIV DIREKSI Bagian Kesatu Pengangkatan Pasall1 (1) Direksi diangkat oleh Walikotaatas usul Dewan Pengawas. (2) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAMpada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (limapuluh)tahun. (3) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAMpada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi55 (limapuluh lima}tahun. (4) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota. (5) Jabatan Direksi berakhir pada saat bersangkutan berumur paling tinggi 60 tahun. Pasal12 (1) Calon Direksiyang akan diangkat harus memenuhi persyaratan: a. mempunyai pendidikan minimal Sarjana Strata 1 (S1); b. mempunyai pengalaman kerja 10 tahun bagi yang berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman kerja minimal 15 tahun mengelola perusahaan bagi yang bukan berasai dari PDAMyang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik; c. lulus pelatihan manajemen air minum di dalam atau luar negeri yang 5

telah terakreditasi dibuktikan dengan sertifkat atau ijazah; d. membuat dan menyajikan proposal mengenai visi dan misi PDAM; e. bersedia bekerja dengan penuh waktu; f. tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota/Wakil Walikota atau Dewan Pengawas atau Direksi lainnya sampai derajat ketiga menurut garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar; dan g. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh tim ahli yang ditunjuk oleh Walikota. (2) Ketentuan lebih Ianjut mengenai Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Walikota. Pasal13 (1) Jumlah Direksi ditetapkan berdasarkan jumlah pelanggan dengan ketentuan: a. 1 (satu) orang Direksi untuk jumlah pelanggan sampai dengan 30.000; b. paling banyak 3 (tiga) orang Direksi untuk jumlah pelanggan dari 30.001 sampai dengan 100.000;dan c. paling banyak 4 (empat) orang Direksi untuk jumlah pelanggan di atas 100.000. (2) Penentuan jumlah Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berdasarkan asas efisiensi dan efektifitas pengelolaan PDAM. (3) Apabila jumlah Direksi berjumlah paling banyak 3 (tiga) orang atau paling banyak 4 (empat) orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c salah satu dari anggota Direksi diangkat sebagai Direktur Utama berdasarkan penilaian terbaik atas hasil uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Walikotaterhadapseluruh Direksi dan Direksi lainnya diangkat sebagai Direktur Umum dan Direktur Teknik serta ditambah dengan Direktur Sumber Daya Manusia dan Keuangan jika berjumlah 4 (empat)orang. (4) Masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (ernpat) tahun dan dapat diangkat kernbali untuk 1 (satu) kali rnasa jabatan. (5) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun. (6) Apabila dalam waktu 2 (dua) tahun berturut-turut setelah diangkat Direksi tidak mampu meningkatkan kinerja perusahaan, Walikota dapat mengganti Direksi. (7) Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan berakhir, Direksi harus membuat laporan pertanggungjawaban kepada Walikota. Pasal14 (1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yaitu : a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi dan lembaga pemerintah pusat dan/ atau daerah; b. anggota direksi pada badan usaha milik daerah lainnya, badan usaha milik negara dan badan usaha swasta ; dan 6

c. jabatan struktural atau fungsional pada partai politik yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada POAM. (2) Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi secara langsung atau tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada POAM. Bagian Kedua Penunjukan Pejabat Sementara Pasal15 (1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas dapat menunjuk atau mengangkat pejabat sementara. (2) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diambil dari direksi yang lama atau pejabat struktural PDAM. (3) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak memungkinkan, maka Walikota dapat menunjuk atau mengangkat pejabat direksi dari luar POAM. (4) Penunjukan atau pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota untuk masa berlaku paling lama 6 (enam]bulan. (5) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan. Bagian Ketiga Pemberhentian Pasal16 (1) Direksiberhenti karena: a. jabatanya berakhir ;dan b. meninggaldunia. (2) Direksidiberhentikan karena: a. permintaan sendiri; b. reorganisasi; c. mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun; d. karena kesehatan tidak dapat melaksanakan tugasnya; e. tidak melaksanakan tugasnya sesuai program kerja yang telah disetujui; f. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara;danj atau g. melakukan tindak pidana korupsi danj atau tindakan lain yang merugikan PDAM. (3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d Direksidiberhentikan dengan hormat. (4) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf e, huruf f dan huruf g Direksi diberhentikan tidak dengan hormat. 7

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan oleh Walikota atas usul Dewan Pengawas. Pasal17 (1) Untuk kelancaran pemeriksaan, Direksi yang di duga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 pada ayat (2)huruf e, huruf f dan huruf g, diberhentikan sementara. (2) Jangka waktu pemberhentian sementara Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling lama1 (satu) bulan. (3) Pemberhentian sementara Direksi ditetapkan oleh Walikota atas usul Dewan Pengawas. Pasal 18 (1) Setelah masa pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal17 pada ayat (2}, Dewan Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk mengusulkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi. (2) Dewan Pengawas melaporkan kepada Walikota hasil sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Walikota untuk memberhentikan atau merehabilitasi. (3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direksi tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil sidang Dewan Pengawas. (4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak pidana dengan putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat. Bagian Keempat Penghasilan, Jasa Pengabdian dancuti Pasal 19 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari gaji dan tunjangan. (2) Gaji Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi dua setengah kali gaji pokok pegawai tertinggi. (3) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 )terdiri dari: a. tunjangan perawatanj'kesehatan yang layak termasuk istri/suami dan anak; dan b. tunjangan lainnya. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b diatur dengan keputusan Direksi setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas. (5J Dalam hal PDAMmemperoleh keuntungan, Direksi memperoleh bagian dari jasa produksi. (6) Besarnya gaji,tunjangan, dan bagian dari jasa produksi sebagaimana di maksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Walikota setelah memperhatikan pendapat Dewan Pengawas dan kemampuan PDAM. 8

(7) Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, Penghasilan Dewan Pengawas, Penghasilan Pegawaidan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh melebihi 40% (empat puluh perseratus) dari total biaya berdasarkan realisasi anggaran perusahaan tahun yang lalu atau sesuai kemampuan keuangan PDAM. Pasa120 (1) Pada akhir masa jabatan Direksi dapat diberikan uang jasa pengabdian. (2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2)ditetapkan oleh Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas dan kemampuan PDAM. Pasa121 (1) Direksi memperoleh hak cuti yang terdiri dari: a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti karena alasan penting; e. cuti nikah; f. cuti bersalin; dan g. cuti di luar tanggungan PDAM. (2) Pada saat Direksi menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan PDAM. (3) Sebelum melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat(l)selain huruf c, Direksi harus sudah mendapatkan ijin yang diajukan kepada WaHkotarnelalui Dewan Pengawas. BABV PEGAWAI Bagian Kesatu Pasal22 (1) Pengangkatan pegawai PDAMharus memenuhi persyaratan: a. Warga Negara Republik Indonesia; b. berkelakuan baik dari Kepolisian; c. belum pernah dihukum berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; d. mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan; e. dinyatakan sehat oleh rumah sakit umum yang ditunjuk oleh Direksi; f. usia paling rendah 18 (delapan belas) tahun dan usia paling tinggi 35 (tigapuluh lima) tahun; 9

g. tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai suatu Instansi, baik Instansi Pemerintah maupun Swasta. h. lulus seleksi. (2) Pengangkatan pegawai dilakukan setelah melalui mas a percobaan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dengan ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja setiap un sur paling sedikit bernilai baik. (3) Selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan penilaian meliputi: a.loyalitas; b. kecakapan; c. kesehatan; d. kerjasama; e. kerajinan; f. pre stasi kerja;dan g. kejujuran. (4) Apabila pada akhir mas a percobaan calon pegawai tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberhentikan tanpa mendapat uang pesangon. (5) Tata cara seleksi pengangkatan pegawai diatur lebih lanjut oleh dengan Keputusan Direksi. Pasal23 (1) Direksi dapat mengangkat tenaga harian lepas atau tenaga kontrak dengan memperhatikan kemampuan PDAM dan peraturan perundangundangan bidang ketenagakerjaan. (2) Tenaga harian lepas atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperbolehkan menduduki jabatan. Pasal24 (1) Batas usia pensiun pegawai PDAM56 (lima puluh enam) tahun. (2) Pegawai yang memasuki masapensiun dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan ketentuan paling sedikit telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir. (3) Pegawai PDAMdiangkat dalam pangkat tertentu sebagaimana di maksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan Peraturan yang ditetapkan Direksi dengan mengacu peraturan perundang-undangan. BABVI PENGHASILANDANCUTI Bagian Kesatu Pasal25 (1) Pegawai PDAM berhak atas gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya yang sah sesuai dengan pangkat, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya. (2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: 10

a. tunjangan pangan; b. tunjangan kesehatan; c. tunjangan jabatan bagi yang menduduki jabatan struktural; dan d. tunjangan lainnya. (3) Tunjangan pangan dan tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b diberikan kepada pegawai beserta keluarganya yang menjadi tanggungan. (4) Tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi pengobatan dan/ atau perawatan di rumah sakit, klinik dan lain-lain yang pelaksanaannya ditetapkan Direksi dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. (5) Pemberian gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat(1) disesuaikan dengan kemampuan PDAM. Pasal26 (1) Penyusunan skala gaji pegawai PDAMmengacu kemampuan keuangan PDAMdengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. (2) Ketentuan gaji pegawai PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Pasal 27 (1) Pegawai yang beristri atau bersuami diberikan tunjangan istri atau suami paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari gaji pokok. (2) Pegawai yang mempunyai anak berumur kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, belum mempunyai penghasilan sendiri dan belum atau tidak menikah diberikan tunjangan anak sebesar 5% (lima per seratus) dari gaji pokok untuk setiap anak. (3) Tunjangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diperpanjang sampai umur 25 (dua puluh lima) tahun, dalam hal anak masih bersekolah/kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi. (4) Tunjangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan paling banyak untuk 2 ( dual orang anak. Pasal28 (1) Pegawai berhak atas jaminan hari tua yang dananya dihimpun dari usaha PDAM dan Zatau iuran pegawai PDAM yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi. (2) Besarnya tunjangan jaminan hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas perhitungan gaji. Pasal29 Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, pegawai diberikan bagian dari jasa produksi yang besarannya diatur oleh Direksi sesuai kemampuan keuangan PDAM. 11

,. Setiap pegawai wajib: Pasal31 (1) Pegawai berhak cuti yang terdiri dari: a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti karena alasan penting; e. cuti nikah; f. cuti bersalin; dan g. cuti di luar tanggungan PDAM. Pasa130 (1) Pegawai yang memiliki nilai rata-rata baik dalam daftar penilaian kerja pegawai diberikan kenaikan gaji berkala setiap 2 (dua) tahun sekali. (2) Apabila yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kenaikan gaji berkala ditunda paling lama 2 (dua) tahun. (2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan PDAM. (3) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut Direksi dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Penghargaan dan Tanda J asa Pasal32 (1) Direksi memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai mas a kerja secara terus menerus selama 10 (sepuluh) tahun, 20 (duapuluh) tahun dan 30 (tigapuluh) tahun yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan PDAM. (2) Direksi memberikan tanda jasa kepada pegawai yang telah menunjukkan pre stasi luar biasa dalam pengembangan PDAM. (3) Pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direksi. BABVII KEWAJIBANDANLARANGAN Bagian Kesatu Pasal 33 a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. mendahulukan kepentingan PDAMdi atas kepentingan pribadi; c. mematuhi dan mentaati segala peraturan PDAM dan peraturan perundang- undangan;dan d. memegang teguh rahasia PDAMdan rahasia jabatan. 12

Setiap pegawai dilarang: (1) Pegawai PDAMdapat dikenakan hukuman. (2) Jenis hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. penundaan kenaikan gaji berkala; d. penundaan kenaikan pangkat; e. penurunan pangkat; f. pembebasan jabatan; g. pemberhentian sementara; Pasal 34 a. melakukan kegiatan yang merugikan PDAM,Daerah dan/ atau Negara; b. menggunakan kedudukannya/ menyalahgunakan wewenangnya untuk memberikan keuntungan bagi diri sendiri dan/ atau orang lain yang merugikan PDAM;dan c. mencemarkan nama baik PDAM,Daerah dan/ atau Negara. d. menjadi pengurus atau anggota partai politik. e. suami istri bekerja pada tempat / perusahaan PDAMsarna. Bagian Kedua Pelanggaran dan Pemberhentian Pasal 35 h. pemberhentian dengan hormat;dan 1. pemberhentian tidak dengan hormat. (3) Pelaksanaan pengenaan hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat( 2) huruf a sampai dengan huruf f ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Pasal 36 (1) Pegawai PDAM diberhentikan sementara apabila diduga telah melakukan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 darr/atau sedang dalam pemeriksaan pihak berwajib atas tindak pidana. (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) bulan atau sampai dengan adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas dugaan tindak pidana yang dilakukan. Pasal 37 (1) Pegawai PDAM yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, mulai bulan berikutnya diberikan 50% ( limapuluh per seratus) dari gaji. (2) Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terbukti bersalah, pegawai yang bersangkutan harus 13

dipekerjakan kembali dalam jabatan yang sama dan berhak menerima sisa penghasilan yang be1um diterima. (3) Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti bersalah, pegawai yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat. (1) Pegawai di berhentikan dengan hormat,karena: a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; c. tidak dapat melaksanakan tugas; d. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; e. telah mencapai usia pensiun.dan Zatau f. reorgamsasi. (1) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat, karena: a. melanggar sumpah pegawai dan / atau sumpah jabatan; b. dihukum berdasarkan putusan pengadilan dalam perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan.' atau c. merugikan keuangan PDAM. Pasal38 (2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat diberikan pesangon yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan. Pasal39 (2) Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat tidak diberikan pesangon Pasal40 (1) Status gaji, pensiun dan tunjangan serta penghasilan lain Pegawai PDAM diatur tersendiri dalam Peraturan Direksi yang mengacu pada peraturan perundang- undangan. (2) Direksi berwenang menerima, mengangkat menaikkan pangkat, menetapkan gaji berkala, menjatuhkan hukuman dan memberhentikan pegawai PDAM menurut peraturan kepegawaian PDAM dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal41 (1) Dewan Pengawas yang ada tetap menjalankan tugas sampai dengan berakhir masa jabatannya. (2) Direksi yang ada pada saat ditetapkannya Peraturan Walikota ini tetap menjalankan tugas sampai dengan berakhir masa jabatannya. (3) Pegawai yang ada saat ini tetap menjadi Pegawai PDAMsesuai Peraturan Walikota ini. 14

(4) Tenaga kontrak yang ada pada saat ditetapkannya Peraturan Walikota ini tetap menjadi tenaga kontrak dan selanjutnya dapat diangkat menjadi Pegawai PDAMsesuai dengan peraturan perundang-undangan. (5) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Walikota ini, semua Peraturan dan ketentuan yang ada tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Walikota ini. BABIX KETENTUANPENUTUP Pasa 42 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tarakan. No. Nama Jabatao 2014 Diundangkan di Tarakan Padatanggal 4 November 2014 BERITADAERAHKOTATARAKANTAHUN2014 NOMOR 31 15