Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

ABSTRAK HUBUNGAN SARAPAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Darul Ilmi MEDAN. Oleh: DWI INDRIANI

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SD NEGERI DI KELURAHAN TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU SARAPAN PAGI PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH PONOROGO. Oleh: ALUN ALIKA NIM

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN MAKAN PAGI DAN TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN DAYA KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS KRANIUM DENGAN KAPASITAS MEMORI KERJA PADA ANAK SD DI SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

GAMBARAN ASUPAN NUTRISI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA MEDAN SAAT PERTANDINGAN TAHUN 2014 OLEH: M. IBNU KHALDUN

OLEH : DARIUS HARTANTO

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

EVALUASI PENGETAHUAN GIZI, STATUS GIZI DAN KEMAMPUAN DAYA INGAT DITINJAU DARI KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (SD) LAMPER TENGAH 01 SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

HUBUNGAN KAPASITAS MEMORI KERJA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KLECO I SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SD INPRES TALIKURAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 8,AGUSTUS 2017

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

LEMBAR PERSETUJUAN...

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

SOFIA PARAMITA R

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGUDAP DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PROGAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN SINDROM DISPEPSIA PADA REMAJA DI SMP N 16 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

HUBUNGAN KUALITAS KEBUGARAN JASMANI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES SURAKARTA

Disusun Oleh: NOVITA RIZKY NUGRAHANI J

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK PENGARUH FAKTOR KEBIASAAN PADA SISWA SD TERHADAP PREVALENSI ASCARIASIS DI DESA CANGKUANG WETAN KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR SIANG DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK PADA SISWA SDN NGORESAN SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SAMBIROTO 2 KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

HUBUNGAN NILAI TES MASUK MAHASISWA BERDASARKAN UJIAN DAN RAPOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PRODI D3 KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung Tahun 2016 Relation Of Breakfast Habits with Learning Achievement in Class 4 dan 5 Elementary School Pertiwi Bandung City 2016 1 Aulia Nur Amalia, 2 Budiman, 3 Yuke Andriane 1,2,3 Prodi PPendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 auliamalia35@gmail.com, 2 budiman5rhh@gmail.com, 3 andrianeyuke@yahoo.com Abstract. Breakfast serves as the most important eating time. It provides energy to start daily activities after around eight to ten hours of the digestive rest time during sleeping. School-age children are a group of people with high needs of energy. Breakfast for children can improve the concentration of learning, problem-solving skills, memory, and facilitate the comprehension of lessons, so they will be able to have better learning performance. The objective of this study is to determine the relation between breakfast habit and learning achievement.the research method was descriptive analytical research with cross sectional approach by using questionnaires to assess the breakfast habit and the data retrieval in the form of students score report to determine the value of learning achievement. The respondents were 112 students of 4 th and 5 th grade of Pertiwi Elementary School of Bandung. The researcher used Chi Square technique as the statistical analysis. The result confirmed that there is a significant relation (p <0.05) between breakfast habit and learning achievement. The conclusion of this research is that there is a relation between breakfast habits and learning achievement. It shows that human breakfast habit has a big influence in learning achievement which will be gained, because breakfast provides the energy required in learning activities. Breakfast can improve concentration, memory, and problem-solving skills in learning process that will ultimately affect learning achievement. Keywords: Learning Achievement, Breakfast, Elementary School, School Report Abstrak. Sarapan merupakan waktu makan paling penting. Sarapan menyediakan energi untuk memulai aktifitas setelah sekitar delapan hingga sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat selama tidur. Anak usia sekolah merupakan kelompok dengan kebutuhan energi yang tinggi. Sarapan pagi untuk anak sekolah dapat meningkatkan konsentrasi belajar, kemampuan memecahkan masalah, daya ingat, dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan kuesioner untuk mengukur kebiasaan sarapan dan pengambilan data berupa nilai rapor siswa untuk mengetahui prestasi belajar. Responden penelitian yaitu siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung yang berjumlah 112 orang. Analisis statistik menggunakan metode Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Hal ini menunjukkan kebiasaan sarapan seseorang mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan didapat, karena sarapan menyediakan energi yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Sarapan dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan memecahkan masalah dalam proses belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Sarapan, Sekolah Dasar, Nilai Rapor 919

920 Aulia Nur Amalia, et al. A. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu dimensi yang paling penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri untuk menunjang kemajuan dan perkembangan bangsa dan negara. Tercapai tidaknya tujuan tersebut salah satunya terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta didik. Dengan prestasi yang baik, kemungkinan besar peserta didik mempunyai pengetahuan yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar salah satunya adalah asupan gizi yang didapat dari makanan yang kita makan sehari-hari. Makanan merupakan sumber energi untuk melakukan segala bentuk aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan belajar di sekolah. Waktu makan yang paling penting adalah sarapan karena sarapan terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar, kemampuan memecahkan masalah, berfikir secara logika, dan memiliki memori jangka panjang yang lebih baik. (Hamdu dkk, 2016:90) Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kebiasaan sarapan siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar siswa? Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb. 1. Menilai kebiasaan sarapan siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung 2. Menilai prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung 3. Menilai apakah terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar siswa B. Landasan Teori Perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus atau rangsangan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar, (Notoatmodjo, 2007: 107 221) yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis atau biologis, yang merupakan kebutuhan pokok yang jika tidak terpenuhi akan terjadi ketidak seimbangan fisiologis, yaitu oksigen (O2), air, cairan elektrolit, makanan, dan seks. 2. Kebutuhan rasa aman 3. Kebutuhan mencintai dan dicintai 4. Kebutuhan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi diri Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada 921 Gambar 1. Hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow (Notoatmodjo, 2007: 107 221) Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Perilaku terhadap makanan, merupakan respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan pokok meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik kita terhadap makanan serta unsur yang terkandung di dalamnya, pengolahan makanan, dan sebagainya. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia. Dalam kesehariannya manusia tak lepas dari makanan. Bagi kehidupan manusia, makanan mempunyai lima fungsi pokok yaitu; memelihara pertumbuhan dan perkembangan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak, sumber energi untuk kegiatan sehari-hari, mengatur metabolisme, dan sebagai pertahanan tubuh dari berbagai penyakit. (Notoatmodjo, 2007: 107 221) Sarapan atau makan pagi adalah waktu makan pertama sebelum memulai aktivitas sehari-hari, dilakukan dalam 2 jam setelah bangun tidur biasanya tidak lebih dari jam 10.00. Kementerian Kesehatan menganjurkan sarapan dilakukan sepagi mungkin sebelum melakukan aktivitas. Waktu yang paling ideal adalah sebelum jam 09.00 karena sebagian besar masyarakat Indonesia belum sepenuhnya beraktivitas. Setelah sekitar delapan hingga sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat selama tidur, tubuh membutuhkan asupan makanan sebagai energi untuk beraktivitas kembali. Sarapan pagi bermanfaat bagi setiap orang. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat mengingkatkan konsentrasi belajar, kemampuan memecahkan masalah, daya ingat, dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik. Menurut R. Gagne (1989) belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkur aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar adalah hasil belajar. Menurut Nawawi dan K.Ibrahim, hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil yang ditampilkan merupakan suatu prestasi belajar seseorang. (Hamdu dkk, 2016:90) Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

922 Aulia Nur Amalia, et al. Belajar merupakan kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kesehatan. Seorang anak dapat belajar dengan baik apabila dalam kondisi kesehatan yang baik pula. Kondisi kesehatan anak salah satunya dipengaruhi oleh asupan makanan hariannya. Pola makan ideal adalah makan pagi (sarapan), makan siang dan makan malam. Diantara ketiga waktu tersebut, waktu makan yang paling penting adalah sarapan. Anak usia sekolah merupakan kelompok dengan kebutuhan energi yang tinggi sehingga perlu dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan secara teratur. Kebiasaan melakukan sarapan merupakan salah satu perilaku kesehatan berupa respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan pokok meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik kita terhadap makanan serta unsur yang terkandung di dalamnya, pengolahan makanan, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap daya konsentrasi anak saat belajar sehingga akan memengaruhi prestasi belajarnya. Seorang anak yang tidak sarapan memungkinkan terjadinya keterlambatan asupan zat gizi sehingga dapat menurunkan konsentrasi anak sewaktu belajar. (Susanto, 2013: 1 12) C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran karakteristik subjek penelitian adalah karakteristik responden berdasarkan kebiasaan sarapan, prestasi belajar, dan jenis kelamin, Berdasarkan data yang behasil dikumpulkan, didapatkan distribusi responden berdasarkan masingmasing kriteria sebagai berikut: Tabel 1 Karakteristik Responden Kebiasaan Sarapan Tidak Teratur Teratur Jumlah % 62 50 55,4 44,6 Prestasi Belajar Kurang Baik 53 59 47,3 52,7 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 55 57 49,1 50,9 Tabel 1 menggambarkan dari 112 orang, jumlah responden dengan kebiasaan sarapan tidak teratur sedikit lebih banyak dari responden dengan kebiasaan sarapan teratur. Hal ini menunjukkan masih cukup banyak siswa yang tidak teratur dalam melakukan sarapan. Penelitian ini juga mengambil data berupa nilai rapor untuk mengetahui karakteristik prestasi belajar subjek penelitian. Tabel 4.1 menggambarkan dari 112 orang, jumlah responden dengan prestasi belajar kurang dan baik tidak memiliki perbedaan yang jauh. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden perempuan mempunyai jumlah yang sedikit lebih banyak dari responden laki-laki. Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada 923 Tabel 2 Karakteristik Kebiasaan Sarapan Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Kebiasaan Sarapan Tidak Teratur 32 (58,2) 30 (52,6) Teratur 23 (41,8) 27 (47,4) 55 (100) 57 (100) Tabel 2 menggambarkan karakteristik kebiasaan sarapan responden berdasarkan jenis kelamin. Pada tabel terlihat bahwa dari 55 orang laki-laki, 32 orang diantaranya (58,2%) tidak teratur melakukan sarapan. Pada perempuan jumlah responden dengan sarapan tidak teratur lebih sedikit dibandingkan pada laki-laki (52,6%). Tabel 3 Karakteristik Prestasi Belajar Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Prestasi Belajar Kurang 30 (54,5) 23 (40,4) Baik 25 (45,5) 34 (59,6) 55 (100) 57 (100) Tabel 3 menggambarkan prestasi belajar responden dilihat dari jenis kelamin. Prestasi belajar yang baik lebih banyak didapat oleh perempuan (59,6%). Sedangkan laki-laki lebih banyak mendapatkan prestasi belajar yang kurang (54,5%) Untuk melihat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar, maka dilakukan analisis bivariat dengan uji Chi Square (Notoatmodjo, 2010: 129 168) dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4 Karakteristik Prestasi Belajar Responden berdasarkan Jenis Kelamin Kebiasaan sarapan Tidak Teratur Teratur Prestasi Belajar Kurang 49 (79) 4 (8) Baik 13 (21) 46 (92) 62 (100) 50 (100) Nilai p PRR <0,001* 9,879 Dari tabel diatas dapat terlihat dari 62 orang dengan kebiasaan sarapan yang tidak teratur, sebagian besarnya (79%) memiliki prestasi belajar yang kurang. Dari 50 orang dengan kebiasaan sarapan yang teratur sebagian besar (92%) memiliki prestasi belajar yang baik. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai p < 0,001 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Nilai PRR 9,879 menunjukkan bahwa kemungkinan anak dengan sarapan yang tidak teratur mendapatkan prestasi yang kurang baik adalah 9,879 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang kebiasaan sarapannya teratur. Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan prestasi belajar yang bermakna Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

924 Aulia Nur Amalia, et al. antara siswa dengan sarapan teratur dan tidak teratur. Lebih dari 90% anak dengan kebiasaan sarapan teratur mempunyai prestasi belajar yang baik. Sebagian besar anak dengan kebiasaan sarapan tidak teratur (79%) mempunyai prestasi belajar yang kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adole dan Ware (2014: 130 137) pada anak usia 11-13 tahun di Etiopia Selatan bahwa kebiasaan sarapan sangat berpengaruh pada kemampuan kognitif anak. Penelitian yang dilakukan dengan melakukan test fungsi kognitif tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara anak dengan kebiasaan sarapan teratur dan tidak teratur. Anak dengan kebiasaan sarapan yang tidak teratur mendapatkan nilai yang lebih rendah dibanding dengan yang sarapannya teratur. Penelitian di Peru menunjukkan sarapan secara teratur dapat meningkatkan konsentrasi, kemampuan memecahkan masalah, memori jangka pendek, pemahaman materi, dan aritmatik. Saat tubuh sedang berkonsentrasi dan berusaha untuk mengingat, akan terjadi penurunan secara bertahap kadar insulin dan glukosa di dalam tubuh. Sarapan akan menyediakan glukosa yang cukup dalam tubuh sehingga tidak akan terjadi gangguan saat melakukan aktivitas belajar. (Cueto, 2008: 132 148) Sarapan yang tidak teratur pada anak dapat menimbulkan masalah yang serius pada asupan gizi hariannya. Tubuh akan kekurangan mikronutrien penting seperti zat besi dan vitamin B-12 yang memiliki pengaruh pada terhambatnya perkembangan kognitif anak. 33 Kemampuan kognitif anak sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Jika kemampuan kognitif anak rendah maka prestasi belajar yang didapatnya juga akan kurang baik.berdasarkan uraian di atas terlihat sarapan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Menurut teori Ali Khomsan (2003), hal ini dikarenakan ada dua manfaat yang bisa diambil bila siswa melakukan sarapan. Pertama, sarapan dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar glukosa. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak sehingga kadar gllukosa yang baik pada tubuh dapat meningkatkan konsentrasi saat belajar sehingga berdampak positif untuk meningkatkan prestasi belajar. Kedua, sarapan akan menyediakan beberapa zat gizi penting seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk fungsi fisiologis dalam tubuh. (Annas, 2011:192 196) D. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Kebiasaan sarapan pada siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi masih kurang baik karena dari 112 orang, lebih dari 50 % (62 orang) memiliki kebiasaan sarapan yang tidak teratur. 2. Prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi menunjukkan jumlah yang tidak jauh berbeda antara siswa dengan prestasi belajar baik (52,7%) dengan yang kurang baik (47,3%). 3. Terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar pada siswa kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung. 4. Anak dengan sarapan yang tidak teratur mendapatkan prestasi yang kurang baik adalah 9,879 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang kebiasaan sarapannya teratur. Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada 925 E. Saran Saran Teoritis Beberapa hal yang penulis sarankan untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti jenis makanan dalam sarapan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar 2. penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor internal dan eksternal lainnya yang mempengaruhi prestasi belajar. Saran Praktis Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarapan itu penting maka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sarapan penulis menyarankan beberapa hal: 1. perlu dilakukan intervensi berupa terhadap masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak tentang pentingnya melakukan sarapan. 2. perlu diadakannya program yang dapat meningkatkan perilaku sarapan pada anak sekolah seperti kampanye wajib sarapan sebelum berangkat sekolah. Daftar Pustaka Adole AA, Ware MB. 2014. Assessment of breakfast eating habits and its association with cognitive performance of early adolescents in Southern Ethiopia. Journal of Food and Nutrition Sciences. Volume 2 Nomor 4. Annas M. 2011. Hubungan kesegaran jasmani, hemoglobin, status gizi, dan makan pagi terhadap prestasi belajar. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 1 Nomor 2. Hamdu G, Agustina L. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Volume 12 Nomor 1. Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. S. Cueto, M.Chinen. 2008. Educational impact of a school breakfast programme in rural Peru. International Journal of Educational and Development. Volume 28. Susanto A. 2013. Hakikat belajar dan pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016