1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan dan inovasi. Salah satu bentuk perubahan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa dapat dilihat dari peran serta pendidikan. Melalui pendidikan dapat tercipta sumber daya manusia (SDM) yang handal, berdaya saing tinggi, dan kompeten terhadap perubahan dan perkembangan global. Untuk itulah daya kreativitas dan inovasi diperlukan sebagai sarana peningkatan kemajuan suatu bangsa. Dalam mencapai kemajuan suatu bangsa diperlukan kesadaran akan arti strategis pendidikan yang merupakan modal dari pembangunan. Kesadaran bangsa Indonesia diwujudkan dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mana pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sejalan dengan visi, misi, dan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK merupakan sekolah yang memiliki peran untuk mempersiapkan siswa agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Agar`proses pembelajaran di SMK mampu melahirkan lulusan yang memiliki perilaku wirausaha, maka diperlukan model manajemen pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat berwirausaha dipengaruhi oleh masing masing individu (Wafa N, Ahmed A and Tania S, 2011: 16). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh faktor resiko dan inovasi. Selain itu penelitian David P.J dan Fatima Addiyeva (2012 : 55 ) menyebutkan bahwa 60 responden yang terdiri dari 32 pria dan 28 1
2 wanita mengatakan perbedaan yang signifikan antara pengalaman dan motivasi dalam menumbuhkan niat berwirausaha. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hussain D.M, Bhuiyan B.A, dan Bakar Rosni (2014) menyatakan bahwa motivasi dan keterampilan adalah pendorong penting dari perilaku kewirausahaan dan pengusaha yang membutuhkan keahlian tertentu untuk mempertahankan usahanya. Dampak kebudayaan adalah hal yang cukup besar untuk pengembangan kewirausahaan. Di sisi lain, tingkat inovasi adalah berkaitan dengan tingkat pendidikan pengusaha; Selain itu, ukuran perusahaan dan keterlibatan yang positif berkaitan dengan inovasi. Pengusaha telah memperkenalkan inovasi dalam berbagai produk, Layanan, proses produksi, praktik kerja dan pemasaran yang telah membawa manfaat untuk perusahaan mereka. Kewirausahaan dan manajemen sumber daya manusia yang terbukti paling signifikan sebagai inovasi dan nilai pelanggan. Interaksi kewirausahaan dan orientasi pasar terintegrasi serta praktik sumber daya manusia memiliki dampak signifikan pada nilai pelanggan dan inovasi masing-masing. Peningkatan motivasi dan niat berwirausaha siswa dapat dilatih melalui peningkatan dalam mengembangkan Bussines Center. Secara umum pengembangan Bussines Center diarahkan pada: 1) Penyediaan sarana prasarana Bussines Center yang layak sebagai tempat dan wahana belajar sambil berbuat (learning by doing); 2) Pengembangan pola manajemen Bisnis Center yang terintegrasi dengan proses pembelajaran. Kegiatan Bussines Center, bukan sesuatu hal yang baru di lingkungan SMK lingkup Bisnis dan Manajemen. Tetapi belum banyak SMK yang memberikan perhatian secara khusus untuk pengembangan lebih lanjut. Kondisi saat ini pelaksanaan Bussines Center di SMK pada umumnya berjalan apa adanya dan belum disentuh dengan teknologi dan manajemen yang memadai. Bahkan masih banyak SMK sejenis lainnya yang samasekali belum memiliki Bussines Center akibat berbagai keterbatasan; tenaga, biaya/modal, sarana prasarana, dan kompetensi yang relevan (DPSMK, 2008). Berdasarkan hal tersebut juga sejalan dengan perkembangan bussines SMK di wilayah Kabupaten Madiun. Pelaksanaan kajian Business Center yang dilakukan Direktorat Pembinaan Sekolah dan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
3 Dasar dan Menengah pada SMK di Kabupaten Madiun belum membuahkan hasil yang maksimal karena Business Center yang seharusnya menjadi praktik pembelajaran kewirausahaan siswa belum mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan belum adanya manajemen yang baku dalam pengelolaanya sehingga pihak sekolah belum sepenuhnya paham tentang bagaimana model manajemen pengelolaannya. (http//:madiunkab.go.id/2015/pendidikan diakses pada tanggal 20 April 2015). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 1 Geger dan SMK Negeri 2 Jiwan dihadapkan pada kendala sebagai berikut : 1. Sebagian siswa yang tidak disiplin waktu. Dalam hal ini waktu yang diberikan dalam proses kegiatan yang dijalankan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Akibatnya kegiatan pada Business Center banyak yang terbengkelai. 2. Sebagian barang di gudang mengalami kerusakan. Proses penyimpanan barang belum dapat memenuhi standar penyimpanan barang, baik tempatnya maupun prosesnya belum sesuai dengan penyimpanan barang yang baik. 3. Budaya malu menjual. Para guru, siswa dan karyawan masih memiliki budaya malu dalam proses jual beli. Tingginya rasa malu menghambat proses penjualan barang barang yang ada dalam kegiatan tersebut. Terutama siswa masih memiliki rasa malu untuk menawarkan barang, selain itu siswa belum memiliki keterampilan dalam memasarkan produk. 4. Barang masih tersisa. Sisa barang untuk dijual cukup banyak karena proses penjualannya tidak berjalan optimal. Kondisi inilah yang menghambat kegiatan Business Center. Praktik kewirausahaan yang diterapkan sekedar teori, belum adanya alat ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan program Business Center. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti Business Center dalam memberikan bekal kewirausahaan pada siswa dan merumuskan dalam judul Pengembangan Model Manajemen Business Center
SMK Berbasis Komoditi dan Wilayah Untuk Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa Kelas XI Bisnis Manajemen Di Kabupaten Madiun. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat secara rinci dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk pengembangan prototype model manajemen Business Center SMK berbasis komoditi dan wilayah dalam upaya membentuk jiwa kewirausahaan siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen? 2. Bagaimanakah efektivitas pengembangan model manajemen bussines center SMK berbasis komoditi dan wilayah yang dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen? C. Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan prototype model manajemen Business Center SMK berbasis komoditi dan wilayah dalam upaya membentuk jiwa kewirausahaan siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen. 2. Mengetahui efektivitas pengembangan model manajemen Bussines Center SMK berbasis komoditi dan wilayah yang dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan pengelolaan Business Center pada SMK bidang keahlian bisnis manajemen. 1. Manfaat secara teoritis a. Dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan tentang model manajemen Bussines Center, khususnya bagaimana menciptakan model manajemen dan pengelolaan yang tepat bagi Business Center SMK. b. Dapat memberikan saran yang bermanfaat bagi pendidikan kejuruan khususnya SMK bidang keahlian bisnis manajemen, sehingga dapat menambah referensi ilmiah dan untuk pengadaan penelitian lebih lanjut.
5 2. Manfaat secara praktis a. Bagi Guru Sebagai sumbangan pemikiran dan acuan dalam memberikan pembelajaran kewirausahaan dan praktik kewirausahaan dengan cara mengembangkan Bussines Center yang berorientasi pada pembentukan jiwa kewirausahaan siswa. b. Bagi Siswa Dapat menambah pengetahuan sehingga mempunyai dorongan dan motivasi yang tinggi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. c. Bagi Kepala Sekolah Sebagai sumbangan pemikiran dalam mengambil kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan Business Center. d. Bagi Masyarakat Luas Peneliti berharap karya ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya mengenai Bussines Center dilihat dari aspek akademik, sosial dan juga berbasis IT yang lebih luas dan modern.