BAB I A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda - beda. Kata media

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan satu di antara makhluk Allah SWT yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan. temuan penelitian. Masing-masing temuan penelittian akan dibahas

BAB I PENDAHULUAN.. Melalui Lembaga Pendidikan formal seperti di MIN Bulusari. menghasilkan produk pendidikan yang Beriman, bertakwa dan berguna bagi

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV DI MI MA ARIF NU 1 PAGERAJI CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

GITA MARDIAN KUSNANDANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK. Pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia masih belum

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki iman dan akhlak yang kuat. 1. oleh sebagai penanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai, kahdiaran tekhnologi informasi menjadi salah satu titik cerah yang diharapkan mampu memberi sumbangan positif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini, mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Laporan tahunan Human Development Index UNDP tahun 2004 menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 Negara. Adapun hasil survey tantang kualitas pendidikan di asia yang dilakukan oleh PERC (The Political And Ekonomic Risc Country), indonesi berada pada posisi 12 atau yang terendah peringkat ini, sepertinya tidak mengalami pergeseran jauh sekarang ini, mengingat problematika pendidikan ayang masih saja belum berubah.[1] Belajar merupakan suatu proses yang kompleks terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu bertanda seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.[2] Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Berkomunikasi merupakan kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya yang selalu ingin berhubungan diantara sesamanya dan sesungguhnya ini merupakan naluri manusia yang ingin hidup berkelompok. Dengan adanya naluri tersebut maka komunikasi dapat dikatakan merupakan bagian yang hakiki dari hidup manusia. Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru, guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.[3] Ketika teknologi belum berkembang sekarang ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas, siswa dapat belajar dimana dan kapan saja sesuai dengan minat dan gaya belajar. Sesorang desainer pembelajaran dituntut untuk dapat merangcang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.[4] Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.[5] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat tehnik yang sebenarnya dihasilkan bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, televisi, film, overhead projector, video, tape recorder, komputer, dan lain-lain. Alat-

alat in dalam metodologi pengajaran lazim disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual. dalam teknologi pendidikan alat-alat itu disebut hardware dan software.[6] Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling menonjol dalam rangka kemajuan itu. Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan yaitu menggunakan alat-alat media audio visual karena audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran, penerangan atau penyuluhan dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti. Guru biasanya dihadapkan dengan demikian banyaknya bahan audio visual, sehingga sering sulit bagi mereka untuk memilih hal-hal yang paling banyak dapat menolongnya dalam tugas-tugasnya. namun demikian sekali tujuan-tujuan belajar serta struktur bahannya telah ditentukan, guru lebih mudah memilih bahan-bahan audio visual yang dapat lebih membantu para siswa untuk mencapai tingkat penguasaan yang dibutuhkan.[7] Bisa dicontohkan Alat-alat audio Visual dan faedahnya kalau yang menggunakan telah mempunyai keterampilan yang lebih yang lebih dari memadai dalam penggunaanya, beberapa cara menggunakan alat-alat audio visual yaitu dengan adanya persiapan, pelaksanaan dan kegiatan lanjutan.[8] Kelengkapan fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Fasilitas belajar lebih lengkap, prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Penemuan ini mendukung beberapa pendapat yang mengatakan bahwa sarana dan fasilitas merupakan salah satu faktor mempengaruhi proses dan hasil belajar.[9] Menurut UUD Sistem Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 menjelaskan tentang sarana dan prasarana pendidkan yaitu: Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan siswa.[10] Alat pelajaran yang biasa juga disebut alat peraga ini dikenal dengan istilah media pendidikan. Guru harus memadang media pendidikan sebagai alat bantu utama untuk menunjang keberhasilan mengajar dan memperkembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan media pendidikan. Ditangan gurulah alat-alat itu bermakna bagi pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap keagamaam siswa. di samping itu guru mempunyai peran sebagai pengajar, mendidik, melatih dan mengevaluasi.[11] Dalam Pendidikan Agama Islam media pembelajaran bukanlah hal yang asing lagi, karena merupakan sarana untuk menyampaikan ajaran Allah. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam menanamkan ajaran agama dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan nabi sendiri dengan jalan memberi contoh keadaan yang baik dan selalu menunjukkan sifat-sifat terpuji. Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam kehadiran media memiliki arti yang cukup penting. Mengingat selama ini hasil dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam dinilai masih kurang. Karena para guru kurang memperhatikan komponen-komponen lain yang dapat membantu proses Pembelajaran, diantaranya metode mengajar yang

digunakan masih monoton, tanpa menggunakan media yang dapat memberikan gambaran lebih konkrit tentang materi yang disampaikan, sehingga seringkali tujuan dari pembelajaran belum bisa tercapai dengan maksimal. Dalam Pendidikan Agama Islam media pembelajaran bukanlah hal yang asing lagi, karena merupakan sarana untuk menyampaikan ajaran Allah. Sebagaimana yang dicontohkan nabi Muhammad SAW dalam menanamkan ajaran agama dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan nabi sendiri dengan jalan memberi contoh keadaan yang baik dan selalu menunjukkan sifat-sifat terpuji. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai Guru Agama Islam pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang Guru pendidikan agama Islam perlu memiliki Kompetensi merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil dan proses pembelajaran. Adapun bentuk kompetensi guru Guru pendidikan agama Islam diantaranya adalah dituntut untuk banyak berkreasi dan berinovasi dalam segala hal, termasuk di dalamnya adalah berkreasi dalam hal menentukan strategi, metode, media dan alat evaluasi dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan yang baik kepada anak didik untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru agama Islam memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar pendidikan agama Islam yang telah dirumuskan, baik tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun hasil ikutan yang didapat dalam proses belajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kecil kelompok kecil dalam proses belajar.[12] Dalam kegiatan belajar mengajar kita melihat adanya dua proses atau kegiatan yaitu proses/kegiatan belajar dan proses/kegiatan mengajar, kedua proses itu seolah-olah tak terpisahkan satu sama lain. Orang menganggap bahwa ada proses belajar tentu ada proses mengajar. Dan kalau kita mendengar istilah mengajar tentu kita akan tahu bahwa guru merupakan sumber belajar, tetapi guru bukan merupakan sumber satu-satunya sumber belajar, walau tugas peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting. Dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, tekhnologi dan perkembangan masyarakat serta budaya umumnya, berkembang pulalah tugas dan peranan guru, seiring dengan berkembangnya jumlah anak yang memerlukan pendidikan. Kita dapat melihat banyak sekali sumber belajar selain guru dan instruktur, karena terdapat berbagai macam media yang dapat membantu siswa dalam pengembangan belajarnya. Di sini akan dijelaskan mengenai media audio visual dalam proses belajar mengajar.[13] Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, baik itu pembelajaran agama maupun umum. Akan tetapi, kendala atau hambatan seringkali kita dengar bahwa dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia kurangnya kesediaan media pendidikan untuk Pendidikan Agama Islam, dalam hal ini media pembelajaran adalah salah satu cara untuk lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu yang telah ada guna untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan, yang memegang kunci dalam pembangkitan dan pengembangan daya kreativitas anak itu adalah guru. Seorang guru yang ingin membangkitkan kreativitas pada siswa, harus terlebih dahulu berupaya supaya ia

sendiri kreatif. Pada umumnya guru yang kreatif itu pernah didik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan yang mendukungnya. Kreativitas harus mengubah konsep lama, yang mengatakan bahwa pendidikan itu suatu sistem, dimana faktor-faktor yang telah terdahulu terkumpul, dipelihara dan disistimatisasikan. Oleh karena itu, seorang guru itu perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru dipersyaratkan mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang diharapkan. Karena secara operasionalnya gurulah yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru memang sangatlah kompleks, sehingga mereka dituntut untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan profesional dalam tugasnya dengan menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan/pembelajaran.[14] Dalam pembelajaran, siswa menggunakan asas pendidikan dan teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilkukan oleh pihak guru atau pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa.[15] Begitu juga dengan adanya Pendidikan Agama Islam, upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, dan saling menghormati.[16] Program pengajaran agama dapat dipandang sebagai usaha mengubah tingkah laku siswa dengan menggunakan bahan pengajaran agama. Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah siswa mempelajari pelajaran agama dan dinamakan hasil belajar siswa dalam bidang pengajaran agama. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Bagaimana bentuk tingkah laku yang diharapkan berubah itu dinyatakan dalam perumusan tujuan Intruksional. hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.[17] Semua hasil belajar pada dasarnya harus dapat dievaluasi. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil nilai siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.[18] Berdasarkan landasan penelitian inilah, peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang penggunaan media, sehingga pada waktu pembelajaran PAI, siswa lebih giat lagi untuk belajar dengan adanya media tersebut. Dari latar belakang di atas, kami dsapat melakukan kegiatan penelitian yang nantinya akan disusun menjadi skripsi dengan judul: Penggunaan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Rumusan Masalah. Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan-permasalahan yang muncul, antara lain: 1. Bagaimana Proses Pembuatan Media Audio Visual (Slide Show Animation) Oleh Guru PAI dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut? 2. Bagaimana Interaksi Siswa Setelah Guru PAI Menggunakan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri

1 Ngunut? 3. Apakah faktor pendukung dan penghambat penggunaan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses pembuatan media audio visual (Slide Show Animation) Oleh Guru PAI dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut 2. Untuk mengetahui Interaksi siswa setelah guru PAI menggunakan media audio visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut 3. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat penggunaan media audio visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Ngunut D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi terhadap: 1. Bagi peneliti. Memberikan tambahan khazanah pemikiran baru berkaitan dengan Penggunakan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam. Dapat digunakan sebagai bantuan untuk memaksimalkan Penggunakan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Lembaga Pendidikan (sekolah). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif mengenai penggunaan media audio visual (Slide Show Animation) Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Ngunut. 4. Pengembangan Khazanah Keilmuan. Dapat memberikan kontribusi terhadap pengelola pendidikan di sekolah/ madrasah sebagai komponen penting dalam dunia pendidikan. dapat memberikan informasi tentang Penggunakan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dilaksanakan dan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.

5. Bagi Pemerintah/ Dikbud. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Dikbud terkait Penggunakan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. E. Penegasan Istilah Agar terdapat persamaan persepsi terhadap maksud judul skripsi ini, yaitu Penggunaan Media Audio Visual (Slide Show Animation) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014, maka perlu kiranya peneliti memberikan penegasan istilah, sebagai berikut: a. Media pembelajaran, adalah segala sesuatu (benda, manusia bergerak dan tidak bergerak) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima (siswa) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) yang dapat dilihat dari hasil belajar di sekolah. b. Media Audio Visual, yaitu media atau alat bantu yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Dengan kata lain, media audio visual adalah Media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar yang berlangsung. c. Pendidikan Agama Islam, adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mengarahkan dan mengembangkan diri siswa agar memahami, meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. F. Sitematika Penulisan Skripsi Secara garis besar pembahasan dalam skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu, Bagian Awal, Bagian Inti, Bagian Akhir. Bagian Awal, terdiri dari: (a) halaman sampul, (b) halaman judul, (c) halaman persetujuan, (d) halaman pengesahan, (e) motto, (f) persembahan, (g) kata pengantar, (h) daftar isi, (i) daftar lampiran, dan (j) abstrak. Bagian Inti, terdiri dari: Bab Satu Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan hasil penelitian, (e) penegasan istilah (f) sistematika penyusunan skripsi. Bab Dua Kajian Pustaka, terdiri dari: (a) media pembelajaran, (b) Penggunaan Audio Vusual (c) Pembelajaran Pendidikan Islam Bab Tiga Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pola dan jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) sumber data, (e) prosedur pengumpulan data, (f) tekhnik analisa data, (g) pengecekan keabsahan temuan, dan (h) tahap-tahap penelitian. Bab Empat Laporan Hasil Penilitian, Terdiri dari (a) paparan data, (b) temuan penelitian (c) pembahasan Bab Lima Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran. Bagian Akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) surat pernyataan keaslian, (d) daftar riwayat hidup penulis.

------------------------------------ [1] Deni Darmawan, Tekhnologi Pembelajaran, 2011(Bandung: PT Remaja Rosda Karya), hal. 11 [2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT raja Grafindo Persada 2007), hal. 1 [3] Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 1 [4] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 197-198 [5] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran hal. 2 [6] Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 2 [7] Ivor K Davies, Pengelolaan Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hal. 150 [8] Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Alumni, 1985), hal. 141-143 [9] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 73 [10] Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 30 [11] Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Metodik Kurikulum Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1995). hal. 178 [12] Nurfitria, http://nurfitriyanielfima.wordpress.com, di akses tanggal 1 April 2014 [13] Setiasih, http://setiasih89.blogspot.com/2012/02/, di akses tanggal 1 April 2014 [14] Nurhinda Bakkidu. Sikap Guru terhadap Teknologi Pembelajaran Hubungannya dengan Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran. http://index.php/nurhinda bakkidu, diakses 01 Januari 2014. [15] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 61 [16]Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130 [17] Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Metodik., hal. 153 [18] Mimin Haryati, Model dan Tehnik Penilaian pada Tingkatan Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 13