HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. NIDCD (2010) menyatakan bahwa kejadian gangguan pendengaran akibat bising

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN DRILLING PERTAMINA EP JAMBI

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN BERDASARKAN VARIASI KEBISINGAN PADA PEKERJA PEMBUAT KOMPONEN-KOMPONEN TEKSTIL DI CV.AKBAR JAYA KIARACONDONG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

PERSEPSIMASYARAKAT TERHADAP KEBISINGAN PENANGKARAN BURUNG WALET (Collacalia fuciphaga) DI KELURAHAN RIMBA SEKAMPUNG KOTA DUMAI, RIAU ABSTRAK

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING DI PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGAYAR

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan pasar bebas (World Trade Organization/WTO) dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam keadaan demikian, penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

DINASTI TUNGGAL DEWI J

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

PENGARUH PROSES PEMESINAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kali dana bantuan umum yang diberikan ke Negara berkembang. Jumlah santunan yang dibayarkan sebesar Rp triliun.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO Sri Indah Kusumaningrum 1 Sigid Sudaryanto, Sri Handayani 2 Abstrak : Pemukiman sehat merupakan suatu tempat tinggal secara permanen, yang berfungsi sebagai tempat bermukim, beristirahat, berekreasi dan berlindung dari pengaruh lingkungan. Salah satu pengaruh lingkungan adalah adanya kebisingan yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan komunikasi, gangguan tidur dan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan ganggaun stress di pemukiman sekitar rel kereta api Srago Gede. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah ibu rumah tangga di pemukiman disekitar rel kereta api Srago gede. Pengambilan smapel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan, % responden terpapar kebisingan yang masih memenuhi syarat, % responden terpapar kebisingan yang tidak memenuhi syarat. Dan 43% responden mengalami gangguan stress tinggi.. 27% responden mengalami gangguan stress rendah. Hasil uji chi square diperoleh nilai Pvalue = 0.034 (p<0.05) yang berarti ada hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan stress. Untuk mengurangi, masyarakat disarankan untuk memasang gorden di jendela dan menanm tanaman tembok. Kata Kunci : Kebisingan, gangguan stress 1 2 Sri Indah Kusumaningrum, mahasiswa Prodi D III Kesehata Lingkugan STIKES Muhammadiyah Klaten Sigid Sudaryanto, Sri handayani, Dosen Prodi D III Kesehata Lingkugan STIKES Muhammadiyah Klaten

Sri Indah Kusumaningrum dkk, Hubungan Antara Tingkat....... I. PENDAHULUAN Menurut Winslow dan APHA Depkes RI (1989) pemukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat tinggal secara permanen, berfungsi sebagai suatu tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan. Salah satu pengaruh lingkungan yang terjadi adalah kebisingan. Pengaruh utama kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indera-indera pendengaran yang menyebabkan ketulian, gangguan stress, gangguan komunikasi, gangguan tidur (suma mur, 1995) Menurut Wardhana (1995) kebisingan antara 61 80 db dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaranbila kontak terjadi dalam waktu lama. Selain itu kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti stress yang pada akhirnya dapat menurunkan kesehatan fisik. Srago Gede merupakan desa yang terletak di sekitar rel kereta api dengan jarak terdekat adalah 8 meter. Hasil pengukuran awal secara sampling menunjukkan bahwa kebisingan di pemukiman tersebut mencapai 67 db(a). Hal ini sudah melebihi ambang batas kebisingan di perumahan dan pemukiman yang ditetapkan oleh depkes yaitu 55 db(a) (Depkes RI, 1999). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan enelitian tentang hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan stress di pemukiman sekitar rel kereta api Srago Gede II. METODE PENELITIAN Jenis pnelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga dipermukiman sekitar rel kereta api Srago Gede sebaanyak 169 orang. Sampel penelitian sebanyak 30 orang yang diambil dengan teknik Purposive sampling dengan batasan umur 35 tahun. Pengumpulan data menggunakan Sound level meter untuk mengukur kebisingan sedangkan stress diukur berdasarkan tekanan darah dengan menggunakan alat tensimeter. Analis data dengan menggunakan uji statistik chi square dengan bantuan soft ware SPSS for Window versi 12.0 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pengukuran tingkat kebisingan di Srago Gede disajikan pada tabel 1 :

MOTORIK, VOL 2 NOMOR 4, AGUSTUS 2007 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebisngan Tingkat Kebisingan F % Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat jumlah 30 0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa % responden menerima paparan kebisingan yang masih memenuhi syarat dan % responden menerima paparan kebisingan yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan hasil pengukuran gangguan stress disajikan pada tabel 2 Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Gangguan Stress Gangguan stress F % Normal Rendah Tinggi 9 9 13 30 27 43 jumlah 30 0 Berdasarkan tabel di atas diketahui 42% responden mengalami gangguan stress tinggi dan 27% responden mangalami gangguan stress rendah. Tingkat stress berdasarkan tingkat kebisingan disajikan pada tabel 3 berikut : Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Gnagguan Stress Gangguan Stres Jumlah Tingkat Kebisingan Normal Rendah Tinggi F % F % F % F % Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat 6 3 20 6 2 20 7 3 22 Jumlah 9 30 8 27 13 43 30 0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, dari responden yang terpapar kebisingan yang tidak memenuhi syarat, 33% mengalami gangguan stres tinggi dan 7% beradadalam kondisi normal. Sedangkan responden yang terpapar kebisingan memenuhi syarat, % responden mengalami gangguan stres tinggi dan 20% responden berada alam kondisi normal.

Sri Indah Kusumaningrum dkk, Hubungan Antara Tingkat....... Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai Pvalue = 0,034 (p<0.05), hal ini berarti ada hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan stres di pemukiman sekitar rel kereta api Srago Gede. B. Pembahasan Semaakin tinggi intesitas kebisingan akan semakin besar dampaknya dalam menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan ini dapat berdampak physiologis (denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, gangguan tidur dan penyempitan pembuluh darah dan dampak psychologis seperti rasa khawatir, jengkel, takut (Soeripto, 1996). Hal ini didukung penelitian Wicaksono (2002) yang menyatakan bahwa tenaga kerja yang bekerja pada ruangan dengan intensitas kebisingan tinggi akan mengalami stres kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang berada dalam intensitas kebisingan lebih rendah. Ciri-ciri fisiologis dari reaksi stres, muncul dari orang yang terkena kebisingan dengan intensitas tinggi. Hal ini terjadi karena dalam ruangan bising orang yang bekerja akan lebih banyak mengerahkan tenaga untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. Dalam ruangan yang bising menyebabkan komunikasi tidak lancar, hubungan dengan teman terganggu. Ini menjadikan tenaga kerja lebih tertekan sehingga muncul stres. Sedangkan menurut Hardyana (1994) gangguan stres dapat disebabkan beberapa hal berikut : 1. Lingkhungan fisik Lingkungan fisik dapat menjadi sumber stres karena terlalu kotor, terlalu bising, udara panas, terlalu dingin mapupun terlalu lembab. 2. Rasa kurang memiliki pengendalian Rasa kurang memiliki pengendalian atas kerja terjadi bila orang merasa kurang memiliki kontrol, urutan irama dan hasil kerja 3. Hubungan antar manusia Kebisingan mengganggu hubungan antar manusia dalam menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain Di Srago Gede terdapat pemukinam yang sekitarnya ada rel kereta api dimana tingkat kebisingan mengakibatkan % responden terpapar kebisingan yang melebihi ambang batas yaitu >55dB(A) sehingga ha ini memungkinkan terjadinya gangguan stres pada masyarakat. Ini dapat dilihat bahwa 43% responden mengalami gangguan stres tinggi. Walaupun demikian 30% responden masih berada dalam kondisi stres normal. Hal ini memungkinkan disebabkan karena responden sudah lama tinggal dipemukiman tersebut yaitu 16 45 tahun sehingga secara fisiologis tubuh sudah beradaptasi. Untuk mengurangi kebisingan dapat dilakukan beberapa cara antara lain, penggunaan bahan penyera, menanam pohon, memasang gorden pada pintu dan jendela.

MOTORIK, VOL 2 NOMOR 4, AGUSTUS 2007 IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden yang menerima paparan kebisingan yang tidak memenuhi syarat yaitu > 55 db(a) sebanyak % 2. Responden yang mengalami gangguan stres tinggi sebanyak 43%, stres rendah 27% dan normal 30% 3. Hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue = 0,034 <0.05 yang berarti ada hubungan antara tingkat kebsisingan dengan gangguan stres di Srago Gede, Mojayan, Klaten b. Saran 1. Kepada masyarakat Agar memasang qorden di jendela dan pintu serta menanam tanaman tembok untuk mengurangi intensitas kebisingan 2. Kepada PT KAI Mengganti bantalan rel serta menambah kerikil di sekitar rel kereta api untuk mengurangi intensitas kebisingan DAFTAR PUSTAKA Hardyana, AM. 1994. Stres Tanpa Distres, Yogyakarta Depkes, RI. 1999. KepMenkes RI Nomor 829/menkes/VII/1999 tentang kebisingan di Perumahan dan Pemukiman. Jakarta Suma mur. 1995. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarat : PT Toko Gunung Agung Soeripto, 2000. Teknologi Pengendalian Intensitas Kebisingan. Majalah Hyperkes dan Keselamatan Kerja, XXXIII No 3 Wardhana, WA. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta