Determinant of Early Breastfeeding Initiation Program Execution by Midwives in Public Health Centers Magelang District

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

Relationship of Knowledge and Attitude among Midwives with the Implementation of Early Initiation of Breastfeeding in Badung Regency

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS MLATI II TAHUN 2017

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 8 / No. 1 / Januari 2013

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Ni Nyoman Sumiasih 1. 1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

PERSEPSI DUKUN BAYI TERHADAP KEMITRAAN DENGAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN Dl PEDESAAN (Studi di Provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Selatan)

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI FACTORS RELATED TO INITIATION OF BREAST-FEEDING EARLY

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN FAKTOR SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KETAHANAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU POST PARTUM DI BPM ISTIQOMAH, S. Keb.Bd SURABAYA

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Ketut Dara PuspaDewi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul

DINA WAHYU ROSYADI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : OSELAGURI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PERAN BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TESIS

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN. Ayundha Rizky F.

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Strata-1 Kedokteran Umum

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

DESKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR DETERMINAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DETERMINANTS FACTORS OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING IMPLEMENTATION

HUBUNGAN PEKERJAAN, PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. jam pertama kelahiran atau sering disebut dengan inisiasi menyusu dini. berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 2008).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Sugiarti dan Vera Talumepa

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. makanan yang terbaik bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi, karena selain

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016

HUBUNGAN PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 12 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Hubungan Antara Beberapa Faktor Dengan Kinerja Bidan Desa Dalam Pencapaian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwana Kabupaten Pati

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Transkripsi:

Determinant of Early Breastfeeding Initiation Program Execution by Midwives in Public Health Centers Magelang District Determinan Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan Desa Di Puskesmas Kabupaten Magelang Tulus Mundarti Sri Widatiningsih Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang Jl. Perintis Kemerdekaan Magelang E-mail: tulus Abstract The purpose of this study was to identify determinant factors related to the execution of early breast feeding initiation by midwives in the district of Magelang. The study was observational research with crosssectional approach. Respondents were 65 public health center midwives. Sampling method for choosing the public health centers was stratified random sampling, then midwives who had been certified for Normal Birth Care plus Early Breastfeeding Initiation were taken. Majority of the respondents had short working period. There was a relation between working period and the execution of early breasfeeding initiation with p = 0,046 and r = - 0,248. There was no relationship between age, knowledge, and motivation with execution of early breastfeeding initiation program. Key Word: inisiasi menyusui dini, bidan desa 1. Pendahuluan Inisiasi Menyusu Dini sangat berperan dalam menurunkan angka kematian bayi, angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2 0 0 7 ), d a r i b e b e r a p a p e n e l i t i a n menunjukkan sangatlah penting dilakukan I M D u n t u k m e m p e r t a h a n k a n kelangsungan hidup bayi :Bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif (Fika,Syafiq, 2003). ASI eksklusif sangat menguntungkan untuk bayi antara lain : penelitian di Dhaka, Bangladesh : ASI eksklusif mengurangi kematian bayi yang diakibatkan infeksi saluran pernafasan akut dan diare (Arifeen, S.et.all,2001). ASI eksklusif membantu mencegah 2 penyebab utama penyakit pada bayi yaitu diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Story, L. e t. a l l, 2 0 0 8 ). B e l u m s e m u a b i d a n mendapatkan pelatihan APN dengan tambahan IMD. Hasil wawancara terhadap 16 orang ibu yang bersalin pada 5 orang bidan diketahui bahwa tidak ada satu bidanpun yang melakukan IMD secara lengkap dan rinci. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian menggunakan cross sectional. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, masa kerja, pengetahuan dan motivasi bidan dengan pelaksanaan program Inisiasi Menyusus Dini di Kabupaten Magelang 2. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Subyek penelitian berjumlah 65 b i d a n y a n g b e k e r j a d i P u s k e s m a s Kabupaten Magelang, telah mendapat pelatihan APN dengan IMD. Menggunakan metode pengambilan sampel : Stratified Ramdom Sampling. Pengumpulan data dilakukan denan cara pengisian angket dan observasi. Pengisian angket dilakukan menggunakan kuesioner yang berisi : umur, masa kerja, pengetahuan dan motivasi. 194 Determinant of Early Breastfeeding Initiation Program

Observasi dilakukan dengan menggunakan checklist untuk memperoleh data pelaksanaan IMD. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat karena distribusi data tidak normal menggunakan Rank Spearman. 3. Hasil 1. Deskripsi Hasil Penelitian P a d a p e n g i s i a n a n g k e t : pengumpulan data dilakukan dengan pengisian angket berupa kuesioner dan observasi dengan check list, sebelumnya dilakukan pelatihan pada pelaksana penelitian agar mempunyai persepsi yang sama sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner tersebut berisi: umur, masa kerja, pengetahuan dan motivasi bidan, pada observasi yang bertindak sebagai pengamat adalah asisten bidan yang membantu bidan dalam menolong persalinan. Prosedur ini untuk mengetahui pelaksanaan IMD yang dicatat dalam check list, aspek-aspeknya : bayi diletakkan diperut ibu setelah lahir, mengeringkan seluruh tubuh bayi kecuali kedua tangannya, memotong tali p u s a t d a n m e n g i k a t n y a, t i d a k membersihkan vernic kaseosa, tidak membedong bayi dan meletakkan bayi diperut ibu selama 1 jam. 2. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: Ada h u b u n g a n u m u r, m a s a k e r j a, pengetahuan dan motivasi bidan dengan pelaksanaan oleh bidan. Analisis Univariat Karakteristik bidan Umur bidan : Responden yang berusia < 31 sebanyak 9 orang ( 13,8% ), responden yang berusia 31-43 sebanyak 50 orang (76,9%), responden yag berusia > 43 tahun sebanyak 6 orang (9,2%). Usia 31-43 tahun adalah jumlah yang terbanyak yaitu 76,9%. Masa Kerja Bidan: Responden yang mempunyai masa kerja tinggi 44 orang (67,7%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mempunyai masa kerja rendah sebanyak 21 orang ( 32,3 %). Pengetahuan Bidan: Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang IMD baik ada 51 orang (78,5%) sedangkan kurang ada 14 orang (21,5%). M o t i v a s i B i d a n T e r h a d a p Pelaksanaan Program IMD: Responden yang mempunyai motivasi baik ada 44 orang (67,7%) yang mempunyai motivasi kurang terhadap pelaksanaan program IMD ada orang 21 (32,3%). P e l a k s a n a a n P r o g r a m I M D : Sebagaian besar responden 63 orang (96,9%) dalam melaksanakan baik, namun masih ada 2 orang ( 3,1%) responden yang kurang dalam pelaksanaaan program IMD. Analisis Bivariat: Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi tidak normal, maka menggunakan uji statistik : Rank Spearman. Hubungan umur dengan pelaksanaan program IMD Responden yang berusia < 31 tahun dan yang mampu melaksanakan program IMD dengan baik mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan responden yang kurang mampu melaksanakan dengan baik (14,3% berbanding 0%) sedangkan untuk responden yang berumur 31-43 tahun yang kurang mampu dalam melaksanakan lebih tinggi (100%) dibanding responden yang mampu melaksanakan dengan baik (76,2%) dan responden yang berumur > 43 tahun yang mampu melaksanakan dengan baik persentasenya > tinggi (9,5%) dibandingkan yang kurang mampu melaksanakan (0%). Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaa I M D y a n g k u r a n g l e b i h b a n y a k dilaksanakan responden usia 31 43 tahun (100%). Tulus; Mundarti; Sri Widatiningsih 195

Hubungan masa kerja dengan pelaksanaan Responden dengan masa kerja tinggi persentase pelaksanaan kurang (100%) lebih besar dibandingkan dengan pelaksanaan baik (66,7%) sedangkan masa kerja rendah p e l a k s a n a a n p r o g r a m I M D b a i k persentasenya lebih tinggi (33,3%) dibandingkan pelaksanaan kurang (0%). Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan Responden yang pengetahuan tentang IMD baik, yang kurang mampu melaksanakan persentase lebih tinggi (100%) dibanding dengan responden yang baik dalam melaksanakan p r o g r a m I M D ( 7 7, 8 % ), s e d a n g k a n responden yang pengetahuan tentang IMD kurang tetapi baik dalam melaksanakan lebih tinggi (22,2%) dibanding responden yang pengetahuannya kurang dan kurang pula dalam melaksanakan (0%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik tentang I M D t i d a k m e s t i d i i k u t i d e n g a n pelaksanaan yang baik pula. Hubungan motivasi dengan pelaksanaan Responden yang mempunyai motivasi baik terhadap pelaksanaan lebih tinggi dalam pelaksanaan program IMD yang baik dibandingkan yang kurang mampu melaksanakan IMD (68,3% berbanding 50%).Demikian pula untuk responden yang mempunyai motivasi tentang IMD kurang ternyata mempunyai persentase yang lebih besar juga dalam pelaksanaan yang kurang dibandingkan dengan responden yang mampu melaksanakan dengan baik (50% berbanding 31,7%). Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa motivasi sangat mendukung pelaksanaan agar dapat berjalan dengan baik. Tabel 1. Rekapitulasi Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. Variabel Signifika Keterangan Bebas n Umur 0,129 Tidak ada hubungan Masa kerja 0,046 Ada hubungan Pengetahuan 0,680 Tidak ada hubungan Motivasi 0,939 Tidak ada hubungan Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hanya variabel masa kerja yang mempunyai hubungan yang signifikansi yaitu p= 0,046 (p<0,05) terhadap pelaksanan. 4. Pembahasan Hasil uji hubungan antara umur responden dengan pelaksanaan menghasilkan p value = 0,129 ( p > 0,05) hubungan antara variabel umur dengan variabel pelaksanaan. Hal ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Daryati (2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur bidan dengan pelaksanaan IMD. Hubungan antara masa kerja dengan pelaksanaan menunjukkan p= 0,046 (p<0,05), r= -0,248 maka ada hubungan antara masa kerja dengan pelaksanaan dengan kekuatan hubungan negarif karena r negatif, arah kekuatan hubungan negatif berarti semakin rendah (sedikit ) masa kerja, semakin baik pelaksanaan, hal ini kurang sesuai dengan pendapat Robbin (2003) dan Muchlas (1999) bahwa terdapat hubungan positif antara senioritas dengan produktifitas kerja (makin tinggi masa kerja makin baik produktifitas kerja) hal ini dimungkinkan karena para bidan dengan masa kerja rendah (<16 tahun) lebih bersemangat dalam melaksanakan dibandingkan dengan bidan yang masa kerjanya tinggi. Hasil uji hubungan antara variabel pengetahuan dengan pelaksanaan program IMD menghasilkan p value = 0,680 ( p > 0,05) hubungan antara variabel pengetahuan 196 Determinant of Early Breastfeeding Initiation Program

dengan variabel pelaksanaan. Hal ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Daryati (2008) bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan dalam pelaksanaan IMD, jugakurang sesuai dengan hasil penelitian Luciano B. Santiago (2003) dan Cindy Lee Dennis (2002) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan IMD adalah pengetahuan. Hasil penelitian pada variabel pengetahuan menunjukkan bahwa ada 52,3% responden yang menjawab tidak benar pada pernyataan persamaan dari kalimat : kulit ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi,tahap bayi pada 1-2 jam pertama lahir (46,2%), fungsi hormon prolaktin (29,2%). Satu hal perlu menjadi perhatian Dinkes pada pengetahuan bidan mengenai fungsi hormon prolaktin bukan hanya untuk meningkatkan produksi ASI saja tetapi juga membantu ibu mengatasi stress, memberi efek relaksasi dan menunda ovulasi (Roesli Utami,2008, Hadijono S, 2007), sedangkan pada jawaban pertanyaan tentang persamaan kalimat dan tahap-tahap bayi baru lahir hal ini tidak terlalu fatal karena kekurangtahuan bidan dalam kosa kata saja dan ini dapat dipelajari dengan cara memperbanyak bacaan yang memuat kata-kata berbahasa asing terutama mengenai IMD. Hasil uji hubungan antara variabel motivasi dengan pelaksaaan menghasilkan p value = 0,939 ( p < 0,05) hubungan antara variabel motivasi dengan variabel pelaksanaan. Hal ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Luciano B. Santiago ( 2003) dan Cindy Lee Dennis (2002) bahwa motivasi berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Kurang sesuai juga dengan hasil penelitian Listyowati R (2008) bahwa motivasi merupakan hasil interaksi individu dan situasi yang dipengaruhi oleh faktor instrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan berprestasi yang berasal dari dalam d i r i s e s e o r a n g, s e d a n g k a n f a k t o r ekstrinsiknya yaitu : kebijakan, administrasi, kualitas pengendalian, kondisi kerja, status pekerjaan, kehidupan pribadi dan penggajian. Secara statistik dari penelitian Tulus; Mundarti; Sri Widatiningsih menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi dengan pelaksanaan tetapi secara deskriptif menunjukkan kecenderungan bahwa motivasi mendukung pelaksanaan yang baik dengan data-data sebagai berikut: responden yang mempunyai motivasi baik mempunyai persentase yang lebih besar dalam pelaksanaan yang baik dibandingkan yang kurang mampu melaksanakan. Menurut Siagian (2004): motivasi adalah dorongan dalam diri yang tercermin dalam perilaku. Timbul dorongan disebabkan oleh adanya insentif (rangsangan ) atau stimulus yang harus diraih untuk memenuhi kebutuhannya. Penghargaan dan pengakuan penting diberikan kepada petugas pelaksana program karena penghargaan memuaskan dan memberikan rasa suka cita. Orang berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan menjauhi hukum. Sistem penghargaan yang disusun dengan tepat akan mengkondisikan /memotivasi orang untuk menjadi lebih baik,sebagai individu maupun aggota kelompok. (wiryana, 2007). Di Kabupaten Magelang selama ini belum ada penghargaan yang diberikan pada pelaksanaan jadi tidak ada perbedaan perlakuan kepada bidan yang tidak melaksanakan IMD ataupun yang sudah melaksanakan IMD hal ini perlu mendapat perhatian dari Dinkes untuk rencana kedepan dapat merancang sistem penghargaan dengan tepat sehingga dapat emotivasi bidan dalam pelaksanaan. 5. Simpulan dan Saran Simpulan Jumlah bidan yang melaksanakan dengan baik ada 63 orang ( 96,9%), yang melaksanakan kurang baik ada 2 responden (3,1%). Hal-hal yang mendorong bidan melaksanakan IMD: bidan merasa semakin berguna bagi masyarakat, tanggungjawab sebagai bidan terhadap pasien, ingin m e l a k s a n a k a n k e m a m p u a n d a l a m pelaksanaan IMD, keberhasilan dalam melaksanakan IMD membuat perasaan puas 197

dan hal-hal yang mendorong bidan tidak melaksanakan IMD: kurang dukungan yang kuat dari atasan. Saran Dinas Kesehatan memberi reward pada bidan yang melakukan IMD dan sanksi pada yang tidak melakukan IMD. 6. Ucapan Terimakasih U c a p a n b a n y a k t e r i m a k a s i h disampaikan atas kesempatan yang diberikan untuk mendapatkan Dana Risbinakes DIPA Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 7. Daftar Pustaka Arifeen, S, et all.2001. Exclusive Breastfeeding Reduces Acute Respiratory Infection and Diarrhea Deaths Among Infants in Dhaka Slums. Pediatrics is The Official Journal of The Amerika Academy of Pediatrics. Fika, Syafiq. 2003. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Jakarta. Journal Kedokteran Trisakti. Giugliani, ERJ. 2004. Common Problems d u r i n g L a c t a t i o n a n d T h e i r Management. Journal Pediatrics. Hadijono, S. 2007. Inisiasi Menyusu Dini (Early Breastfeeding Initiation). Jakarta. JNPK-KR. Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi.Edisi Indonesia. Jakarta. Gramedia. Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta. Pustaka Bunda. Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta. Story, L.et. al., 1999. Breastfeeding Helps Prevent Two Major Infant Illnesses. The Internet Journal of Allied Health Sciences and Practice. Vaidya, K. et al. 2005. Effect of Early Mohter Baby Close Contact Over The Durating of Exclusive Breastfeeding, Nepal Medical College Wiryana, B.R.2007. Mencapai Manajemen Berkualitas : Organisasi Kinerja Program.. Yogyakarta. Andi Offset 198 Determinant of Early Breastfeeding Initiation Program