BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Tarbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia telah meningkatkan jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi baik yang telah memiliki gelar diploma maupun sarjana. Dalam sebuah surat kabar Jakarta-Suara Pembaharuan (http://www.atmajaya.ac.id) diberitakan bahwa jumlah pengangguran tingkat sarjana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang. Setahun kemudian, yakni 2006 tercatat 409.890 lulusan sarjana tidak memiliki pekerjaan. Pada tahun 2007, jumlahnya sekitar 740.000, dan awal tahun 2009 bertambah mendekati angka satu juta atau lebih dari 900.000 sarjana yang menganggur. Pertumbuhan pengangguran ini memiliki tren kenaikan rata-rata sebesar 20% setiap tahunnya (Reni, 2012 : 1). Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Tingginya tingkat pengangguran menjadikan keadaan Indonesia semakin memburuk, hal ini akan bertambah buruk jika hal ini tidak segera diatasi. Menurut Badan Penelitian Nasional (Bappenas) pemuda yang menganggur di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 4,2 juta orang, oleh karena itu harus ada upaya serius untuk menanggulangi masalah ini. Lebih rincinya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada lima tahun terakhir dapat dilihat dari Tabel 1.1. sebagai berikut :

2 No. Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011 2012 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Tidak/belum pernah sekolah 103,206 90,471 157,586 190,370 82,411 2 Belum/tidak tamat SD 443,832 547,430 600,221 686,895 503,379 3 SD 2,099,968 1,531,671 1,402,858 1,120,090 1,449,508 4 SLTP 1,973,986 1,770,823 1,661,449 1,890,755 1,701,294 5 SLTA Umum 2,403,394 2,472,245 2,149,123 2,042,629 1,832,109 6 SLTA Kejuruan 1,409,128 1,407,226 1,195,192 1,032,317 1,041,265 7 Diploma I,II,III/Akademi 362,683 441,100 443,222 244,687 196,780 8 Universitas 598,318 701,651 710,128 492,343 438,210 Total 9,394,515 8,962,617 8,319,779 7,700,086 7,244,956 Sumber: www.bps.go.id Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa masih tingginya tingkat pengangguran dikalangan terdidik, bahkan lulusan universitas yang merupakan jenjang pendidikan tertinggi menyumbangkan 438,210 pengangguran pada tahun 2012. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit dan ini menandakan bahwa ternyata lulusan perguruan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki pekerjaan. Menurut Wijaya (2007:117) berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada. Pendapat yang dikemukakan oleh Syafie dalam Wiedy (2009:6) perekonomian dunia menawarkan tantangan dan kesempatan kerja, sehingga dibutuhkan para entrepreneur yang mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang dikawasan free trade yang akan dimulai tahun 2020 untuk wilayah Asia Pasifik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur merupakan salah satu alternative dalam mengurangi permasalahan pengangguran. Menurut Zulfadhli dalam TribunNews.com menyatakan bahwa: Tingkat kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki

3 sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa, maka Indonesia membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 0, 24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,5 juta wirausahawan. (http://id.berita.yahoo.com) Menurut Wijaya dalam Reni (2012:3) Salah satu faktor pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini oleh Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Zimmerer, et all (2008), menyatakan bahwa salah satu factor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu Negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Untuk menumbuhkan keinginan berwirausahaan di kalangan mahasiswa, peran pendidikan menjadi sangat penting, mahasiswa tidak bisa lepas dari aktivitas berpendidikan. Oleh sebab itu pendidikan menjadi salah satu faktor penggerak bagi tumbuhnya wirausaha muda. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah persepsi dan tingkah laku mahasiswa agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan kreativitas dan inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal. Pemahaman yang baik mengenai pengetahuan kewirausahaan dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Akan tetapi berdasarkan hasil survei tahun 2010 (http://id.berita.yahoo.com) dalam Reni (2012 : 3) sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen. Data ini menunujukkan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih sangat rendah. Lebih lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada

4 kelompok orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha (Interpreneurial intention). Seharusnya sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian negara dengan cara menciptakan lapangan kerja. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia sudah seharusnya mampu menciptakan lulusan sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang diharapkan mampu menciptakan pendidik serta para ekonom yang dapat meningkatkan perekonomian negara. Untuk memperkuat fakta tersebut, dilakukan prapenelitian mengeni intensi berwirausaha di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yaitu, di enam fakultas di antaranya, FIP, FPMIPA, FPBS, FPTK, FPOK dan FPEB. Dari pra penelitian tersebut diambil sampel dari masing-masing fakultas sebanyak 30 mahasiswa dari tiap masing-masing fakulats, hasilnya pada Tabel 1.2. sebagai berikut : Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner No. 1. 2. Pernyataan Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah. Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah. Sumber : Pra Penelitian FIP FPMIPA FPBS FPTK FPOK FPEB Skor (%) 9,8 % 11,7% 11% 9,9% 11% 12,8% 7,3% 8,9% 10,3% 11,5% 8,8% 8,4%

5 Berdasarkan Tabel 1.2. di atas terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki keinginan atau niat paling tinggi untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah sebesar 12,8% yaitu, mahasiswa FPEB dan yang paling rendah 9,8% yaitu, mahasiswa FIP. Selanjutnya, dilihat dari pertanyaan kedua mahasiswa yang paling rendah memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah sebanyak 8,4% yaitu mahasiswa FPEB sedangkan mahasiswa yang paling banyak memiliki keinginan berwirausaha yaitu mahasiswa FPTK sebanyak 11,5%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah pada intensi berwirausaha, yang seharusnya mahasiswa FPEB memiliki intensi yang tinggi. Faktanya pada fakultas FPEB, kewirausahaan itu disusun lebih terstruktur dan mahasiswanya banyak diberikan beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan di antaranya, mata kuliah pengantar bisnis, mata kuliah manajemen, dan mata kliah kewirausahaan itu sendiri. Seharunsya fakultas FPEB bisa menjadi salah satu pelopor lahirnya wirausaha baru. Dibandingkan dengan fakultas FIP dari data di atas memiliki presentase lebih kecil dibandingkan dengan FPEB, yang memang pada fakultas FIP lebih menekankan mahasiswanya untuk bekerja di instansi pendidikan, sebagai guru maupun bukan sebagai guru. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah dalam intensi berwirausaha. Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa FPEB masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada mahasiswa disalah satu program studi yang ada di FEPB. Hasil prapenelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3. :

6 Tabel 1.3. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner No. Pertanyaan SS S KS TS STS Mahasiswa memiliki keinginan untuk 1. bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah. Mahasiswa memiliki keinginan untuk 2. menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah. Sumber : Prapenelitian (data diolah) 63,3 % 23,3% 13% - - 16,6% 20% - 53,3% 10% Berdasarkan Tabel 1.3. diketahui 63,3% mahasiswa sangat setuju merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta atau negeri, dari pada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha hanya 16,6% yang menjawab sangat setuju. Dari data pra penelitian tersebut terdapat masalah pada intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB. Rendahnya intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB tersebut dikarenakan, bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.sehubungan dengan pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of change, mahasiswa harus dapat menjadi wirausaha demi perubahan yang lebih baik bagi negaranya. Menurut Indarti (2008:3) rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat disayangkan, karena berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan. Salah satu faktor penting dalam menciptakan wirausaha adalah niat. Niat atau intensi merupakan kesungguhan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha. Semakin besar niat seseorang ingin berwirausaha maka akan semakin baik dalam memulai usahanya. Niat seseorang yang di imbangi dengan pengetahuan kewirausahaan dan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya akan berdampak

7 baik terhadap lahirnya wirausaha baru sehingga dapat menciptakan peluang atau lapangan kerja. Banyak faktor yang mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan wirausaha. Baik faktor yang terdapat pada diri pribadi/personal maupun faktor lingkungan. Icek Ajzen menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seseorang yaitu sikap, norma subjektif serta kontrol yang dimiliki. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave dalam Suryana (2006:63) menyatakan bahwa proses kewirausahaan dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi Penelitian empiris yang dilakukan oleh Wijaya (2008:102) menemukan bahwa sikap kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap intensi berwirausaha. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu cara mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia, terutama pengangguran yang berasal dari perguruan tinggi. Terlebih lagi dengan program kewirausahaan yang diberikan Dikti kepada mahasiswa untuk menggali kemampuan wirausaha yang mereka miliki sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri mahasiswa. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis ingin menilti mengenai faktor yang mempengaruhi keinginan atau intensi berwirausaha mahasiswa yang dibatasi pada sikap dan pengetahuan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTESI BERWIRAUSAHA (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha diatas, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan.

8 Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Bagaimana gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan? 2) Bagaimana pengaruh sikap kewiraushaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis? 3) Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan. 2) Untuk menegtahui pengaruh sikap kewiarausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. 3) Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Secara teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya kewirausahaan. 2) Secara praktis Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.