BAB V KESIMPULAN. Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMEN SEBAGAI BAHAN BUKTI. Lampiran 1. KARTU TANDA ANGGOTA HANSIP/WANRA

GERAKAN PERLAWANAN PASUKAN GERILYA RAKYAT SARAWAK (PGRS) DI DESA SUNGKUNG, KECAMATAN SIDING, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT

BAB II LATAR BELAKANG (PGRS) yang menjadi latar belakang penyebab terjadinya peristiwa pasukan gerilya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi gerakan konfrontasi terhadap Malaysia. Kemunculan PGRS

GERAKAN PERLAWANAN PASUKAN GERILYA RAKYAT SARAWAK (PGRS) DI DESA SUNGKUNG, KECAMATAN SIDING,KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT ( ) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

SATYALANCANA PERISTIWA GERAKAN OPERASI MILITER VIII "DHARMA PHALA" Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 1968 Tanggal: 25 Juni 1968

1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KERJASAMA PERTAHANAN RI - MALAYSIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

Gerwani dan Tragedi 1965

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

I. PENDAHULUAN. dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan untuk

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

Mengetahui fakta sejarah, kemahiran pemikiran sejarah dan unsur patriotisme.

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

JABATAN PELAJARAN NEGERI JOHOR 1249/2

Negara Jangan Cuci Tangan

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG IMPOR SEMENTARA ATAU EKSPOR SEMENTARA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI POS LINTAS BATAS NEGARA

I. PENDAHULUAN. diaktualisasikan dalam bingkai formulasi kebijakan sosio-politis yang

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

TOKOH KYAI KASAN BURHAN DAN KYAI KASAN MUNANDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1964 TENTANG SATYALANCANA WIRA DHARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32)

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

Yang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

Oleh Juwono Sudarsono

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

MAJLIS PENGETUA SEKOLAH MALAYSIA (KEDAH)

Parti X. Menyokong idea pembentukan Persekutuan Melayu Mencadangkan pembentukan Melayu Raya

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tahun 1960-an mengalami pasang surut. Hal ini diawali ketika Tengku

1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website:

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

segera dikerahkan guna mengamankan situasi di daerah konflik. Mereka ditugaskan untuk mengamankan daerah konflik selama satu bulan.

MODUL EKSPLORASI 2011 FOKUS SPM TINGKATAN5

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

Survei Batas Negara, Butuh Lebih dari Sekedar Surveyor. Andriyana Lailissaum, ST Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

Kedua, bila dicermati tindak kekerasan itu tidak diseluruh Papua, tapi berkosentrasi di tiga distrik yaitu Jayapura, Abepura, dan Puncak Jaya.

Pengarahan Presiden RI pada Gelar Kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, 14 Jan 2010 Kamis, 14 Januari 2010

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2011

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk negara federasi Malaysia timur (Sarawak) yang didukung oleh Inggris. Hal itu yang membuat Indonesia dan negara-negara Asia tenggara lainnya (Brunai Darussalam, Filipina) menentang keras rencana pembentukan negara federasi Malaysia itu. Hal itu di karenakan adanya campur tangan pihak lain yaitu Inggris yang ditakuti nantinya Inggris akan memperluas imperialisme dan neokolonialismenya ke negara-negara Asia tenggara yang baru berkembang. Sedangkan di luar negara Indonesia, Filipina sebagai penentang utama federasi Malaysia kemudian mendukung gerakan anti Malaysia, yang berarti mendukung NNKU dan PGRS, dan PARAKU. Keadaan itu semakin memanas sehingga Presiden Sukarno menyatakan konfrontasi dengan negara Malaysia. Sehingga aparat keamanan Hansip (Pertahanan Sipil) pun dikerahkan untuk menjaga perbatasan antara Indonesia dan Malaysia salah satunya yang terdapat di desa Sungkung, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Aparat keamanan pun dengan sigap menanggapi perintah itu, tentara pun langsung terjun ke perbatasan antara Indonesia dan Malaysia yang ada di Kalimantan dari timur sampai ke ujung barat. Setelah begitu lama menanti yaitu selama dua tahun 1963-1965, ternyata tidak ada perang yang berarti dengan Malaysia, di perparah dengan keadaan dalam negeri Indonesia yang kacau dengan terjadinya peristiwa G 30S/PKI 1965 membuat keadaan 65

66 semakin kacau. Aparat keamanan Hansip yang menjaga perbatasan itu merasa tidak diperhatikan dan telah di sia-siakan oleh perintah Indonesia, sehingga pada tahun 1964 tentara yang menamakan dirinya tentara priwijaya datang ke desa Sungkung dan meminta tentara penjaga perbatasan semasa konfrontasi hansip sebelum berubah menjadi organisasi PGRS untuk segera meninggalkan perbatasan karena keadaan telah aman dan tidak ada perang dengan Malaysia, tentara hansip itu pun kecewa akhirnya membentuk PGRS guna melawan balik TNI. Para tentara penjaga perbatasan ini pun segera merekrut pengikutpengikutnya dari berbagai tempat ada yang dari negara tetangga Sarawak yaitu dari sabah, dan miri, untuk melakukan perlawanan balik kepada tentara nasional Indonesia. PGRS terbentuk bermula dari hal tersebutlah, jadi tidak sepenuhnya PGRS itu pemuda cina, akan tetapi ada banyak tentara PGRS yang merupakan tentara Indonesia asli karena yang melatih para tentara itu adalah RPKAD. Jadi kesimpulannya peristiwa PGRS di desa Sungkung sebenarnya tentara Indonesia melawan tentara Indonesia itu sendiri, walaupun menurut TNI paham yang dianut PGRS itu adalah komunis. PGRS lebih memilih lokasi desa Sungkung untuk di jadikan basis pembinaan militernya karena ada berbagai faktor yang menyebabkan PGRS memilih lokasi tersebut. Secara geografis desa Sungkung sangat dekat sekali dengan negara tetangga Malaysia sehingga mempermudah penyaluran logistik dan kebutuhan persenjataan dan lainnya. Secara sosial budaya warga masyarakat desa Sungkung masih sangat tradisional dan rasa kebersamaannya masih

67 sangat tinggi sehingga dengan mudah untuk diajak bekerja sama terutama dalam hal mengolah lahan PGRS untuk dijadikan kebun. Secara fisiografis lokasi desa Sungkung sangat sulit untuk di tempuh karena medannya berbukit-bukit dan sangat jauh dari keramaian kota, ketika itu kota kabupatennya adalah Kabupaten Sambas. Jalan cerita terjadinya peristiwa PGRS di desa Sungkung adalah bermula dari rasa kekecewaan dari Hansip (Pertahanan Sipil) yang di tugaskan oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga perbatasan ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1963. Para Hansip itu merasa telah dibohongi oleh pemerintah Indonesia, mereka sudah bersusah payah mempersiapkan segalanya untuk perang dengan Malaysia, akan tetapi hal itu tidak ada. Tentara yang menjaga perbatasan saat itu yang melatih meraka adalah RPKAD, maka dari itu ketika terjadi perang, TNI terutama tentara priwijaya sangat kesulitan menghadapi PGRS. Ketika keadaan perbatasan sudah dianggap aman oleh tentara priwijaya pada tahun 1964, para Hansip tersebut diperintahkan untuk segera meninggalkan lokasi perbatasan tersebut desa Sungkung, namun para Hansip tersebut memilih membangkang, sudah berkali-kali perintah itu dikirimkan ke komandan Hansip yang bernama Lim A. Lim yang ada di desa Sungkung, namun tidak digubris. Akhirnya tentara priwijaya pun datang ke desa Sungkung dan melakukan penangkapan terhadap dua orang anggota PGRS yaitu Boon Song, dan Zhee Nen, di tanggkap di kebunnya, dan di tembak mati di perjalanan

68 menuju perkampungan Sungkung komplek, alasannya dua orang anggota PGRS ini melakukan perlawanan. Hal itulah yang memunculkan pecahnya peristiwa PGRS di desa Sungkung. Dampak yang ditimbulkan peristiwa ini tentulah ada, secara mental bagi warga masyarakat desa Sungkung tentu merasa trauma dan ketakutan terutama yang menyaksikan peristiwa itu (saksi sejarah), yang dinamakan perang tentulah tidak ada yang menginginkannya, karena hanya merugikan semua pihak, ketakutan dimana-mana, beraktivitas juga tidak bisa maksimal. Sebut saja warga desa Sungkung ketika terjadi peristiwa PGRS hampir semua mengalami kekurangan bahan pangan padi karena warga tidak bisa membuat ladang, sehingga terjadi kelaparan dan gizi buruk. Secara sosial adanya prasangka terhadap warga desa Sungkung sebagai pengikut PGRS dari berbagai desa yang mengelilingi Sungkung komplek. Sehingga menyebabkan desa Sungkung menjadi terisolir dari berbagai aspek kehidupan. Secara ekonomi sebenarnya sejak PGRS datanglah masyarakat desa Sungkung sudah mengenal dengan sistem jual beli segala hasil ladang dengan PGRS. Terus terang saja perkembangan ekonomi masyarakat desa Sungkung terus meningkat. Hampir semua kepala keluarga pasti memiliki kebun sahang (merica), dan kakao (coklat), selain berladang warga masyarakat juga berkebun, dari hasil kebun tersebutlah masyarakat desa Sungkung dapat mencukupi kebutuhan, hasil kebun tersebut biasanya dijual di negara tetangga Malaysia yaitu di Tebedu, karena jarak tempuh yang lebih dekat, serta harga jual di negara tetangga lebih tinggi. Dibandingkan

69 masyarakat menjual hasil kebunnya ke kota Kabupaten maupun Kecamatan yang ada, selain jaraknya jauh serta tidak adanya fasilitas jalan mempermudah masyarakat menjual hasil kebunnya.