BAB I PENDAHULUAN. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB II LANDASAN TEORI. Kelas VIII A SMP 10 November Binangun Dengan Pendekatan Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

YUNICA ANGGRAENI A

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rifki Arif Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Oleh : CHYNTIA SRIWULANDARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa seperti representasi gambar, grafik, tabel, dan teks melalui pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN DI SD KELAS IV

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (H.G. Tarigan, 1986: 21). Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangan dengan memperhatikan apa yang harus ditulis (digambarkan). Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi tersebut, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai dapat menuliskannya dengan benar. Agar bermakna, proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf yang diajarkan. Pembelajaran menulis di SD dibagi menjadi dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjutan. Siswa sekolah dasar yang telah berada di kelas 3 sampai kelas 6 tentu saja dipandang sudah melewati masa menulis permulaan dan sudah menguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Sejalan dengan hal tersebut, maka diprediksikan tulisan anak pun sudah dapat memasuki tahap menulis lanjut. 1

2 Kroll dan Wells (dalam Resmini 2009: 182) menyebutkan bahwa pada usia 11-12 tahun seorang anak telah dapat mempertimbangkan seluruh aspek yang melingkupinya anak telah dapat mengaplikasikan konteks komunikatif dalam mengarang seperti bentuk, gaya, pembaca dan tujuan penulisan. Resmini, Churiyah, dan Sundori (2009:205) dalam bukunya Membaca dan Menulis di SD menjelaskan: Pengajaran menulis lanjut di sekolah dasar menekankan pada pelatihan atau penyusunan ejaan yang tepat dan benar... Anak dilatih menyampaikan pikiran dan perasaan serta pengalamannya secara tertulis berupa kalimatkalimat sederhana sesuai dengan pola atau kaidah yang telah dikenalnya. Latihan menulis dapat dimulai dari yang sangat sederhana ke yang sederhana, dari yang mudah ke yang sulit. Pada kelas lanjut, anak sudah mampu mengarang, menyusun pikirannya, menulis pengalamannya, atau menyatakan keinginannya, dan cita-citanya dalam bentuk kalimat atau wacana. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil menulis (tulisan) yang paling utama ialah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalam tulisannya. Selanjutnya Hugo Hartig (dalam Muchlisoh, 1922:255-256) mengemukakan beberapa tujuan menulis diantaranya : assigment purpose (tujuan penugasan), altruistik purpose (tujuan altruistik), tujuan persuatif, tujuan informasional atau tujuan penerangan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, tujuan pemecahan masalah. Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan

3 strategi pembelajaran yang efektif. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara tepat. Untuk itu guru harus memiliki pemahaman berkaitan dengan pendekatan pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis siswa dan perkembangan tulisan siswa (Resmini, Churiyah dan Sundory, 2009: 169). Adapun tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang tercantum dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada butir 1 dan 3 adalah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan; 2. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Sedangkan Standar kompetensi pada aspek keterampilan menulis yang harus dicapai siswa kelas IV semester kedua ini antara lain siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan (BNSP, 2006). Pengumuman ditulis agar pembaca atau siapa pun dapat mengetahui isi pemberitahuan. Khalayak ramai dapat menerima informasi melalui pengumuman. Kalimat yang terdapat dalam pengumuman umumnya berbentuk: kalimat perintah atau larangan, kalimat ajakan, kalimat permintaan, kalimat pengharapan.

4 Materi mengenai pengumuman ini sangat penting dikuasai siswa sebagai salah satu bentuk media komunikasi untuk mengungkapkan dan mendapatkan informasi. Setelah membaca sebuah teks pengumuman dan memahaminya, terkadang kita dituntut untuk dapat menyampaikan kembali informasi tersebut kepada orang lain atau khalayak ramai dengan bahasa sendiri tentunya dengan kalimat yang mudah dipahami oleh berbagai mitra bicara. Kenyataan di lapangan, banyak guru menganggap enteng terhadap materi ini, sehingga pengajaran dilakukan tidak maksimal. Guru hanya mengandalkan pada apa yang terdapat dalam buku sumber yang itu-itu saja sebagai referensinya. Guru beranggapan pengumuman bukanlah hal yang asing untuk para siswa. Di lingkungan sekolah, para peserta didik dapat melihat contoh pengumuman pada majalah dinding, papan pengumuman, atau surat edaran. Diakui memang bahwa ketika mengajarkan materi ini guru hanya melakukan persiapan seadanya, cukup memberikan contoh dalam buku yang ada kemudian siswa membuat pengumuman serupa. Guru merasa dengan mengetahui sistematika yang ada dalam sebuah pengumuman sudah cukup. Berdasarkan hasil evaluasi dan wawancara terhadap para siswa yang dilakukan oleh peneliti bersama rekan sejawat sebagai kolaborator, ditemukan adanya beberapa hal yang harus dibenahi. Kegiatan belajar mengajar menulis pengumuman masih sederhana dan masih menggunakan pendekatan yang konvensional. Guru beranggapan materi pengumuman adalah mudah sehingga guru tidak membuat persiapan dengan matang. Kedalaman materi pengumuman tidak dikuasai guru dengan baik sehingga ketika menerangkan tidak jelas,

5 monoton, dan membosankan. Contoh yang diberikan guru tidak bervariasi sehingga verbalisme masih dialami oleh banyak peserta didik. Melalui hasil tes awal menulis pengumuman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan KKM 65, diketahui perolehan nilai siswa yang berhasil mencapai KKM hanya 19,04%, sisanya sebanyak 80,96 % masih di bawah KKM. Rata-rata nilai siswa pada pretest ini masih rendah yaitu 42,79. Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa bervariasi, mulai dari sistematika, tipografi pengumuman tidak beraturan dan yang paling banyak adalah kesalahan pada struktur kalimat. Kalimat yang dibuat siswa tidak efektif bahkan cenderung ambigu sehingga informasi yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas. Skenario pembelajaran yang dipakai masih didominasi oleh guru. Guru mengajar tidak menciptakan situasi siswa belajar. Guru hanya menonjolkan pada hapalan tentang sistematika pengumuman, tidak diikuti dengan praktek yang mendalam, selain itu contoh yang diberikan kurang sesuai dengan kehidupan siswa. Media dan metode yang digunakan guru sangat minim, tidak bervariasi sehingga ketika membuat pengumuman, siswa hanya meniru contoh yang sudah ada. Penggunaan bahasa tidak efektif, termasuk penggunaan tanda baca dan ejaan pun belum dipahami siswa sepenuhnya. Mengingat betapa pentingnya kemampuan menulis ini termasuk keterampilan menulis pengumuman, maka pembelajaran menulis harus dibina sejak dini dengan sebaik-baiknya. Materi pengumuman bukan hanya tentang sistematika, pemahaman siswa tentang segala hal berkaitan dengan pengumuman perlu disampaikan tentu dengan pendekatan yang sesuai untuk tahap

6 perkembangan kejiwaan siswa kelas IV. Pentingnya penggunaan kalimat efektif harus ditanamkan sejak dini. Begitu pula dengan tipografi pada sebuah pengumuman perlu jadi bahan perhatian, mengingat bentuk pengumuman yang dibuat siswa pada hasil observasi awal, tidak diperhatikan siswa dalam arti masih belum beraturan. Guru harus berusaha melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Dengan mengambil pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang interaktif, diharapkan siswa terlibat secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, peneliti akan berupaya untuk menerapkan pendekatan kontekstual atau CTL (Contekstual teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas IV SDN 1 Wangunsari dalam menulis pengumuman. Alasan peneliti memilih pendekatan ini karena konsep pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Model pembelajaran kontekstual berupaya memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengelola, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih konkret atau yang terkait dengan kehidupan nyata melalui pelibatan aktivitas belajar mencoba, melakukan dan mengalami sendiri (learning by doing). Dengan pendekatan kontekstual peserta didik membangun pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman terdahulu dan pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap dipraktikannya. Peserta didik harus

7 mengkonstruksikan terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Begitu pula dalam mengajarkan materi menulis pengumuman. Siswa bukan hanya hapal pengertian pengumuman tetapi diharapkan siswa dapat membuat pengumuman dan menggunakan sebagai alat komunikasi tulis yang baik. Berdasarkan ilustrasi di atas, peneliti berpendapat penelitian ini penting dilakukan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat pengumuman dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Adapun judul penelitian ini adalah Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengumuman bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Wangunsari Bandung Barat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari? 3. Bagaimanakah hasil pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari?

8 1.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis yang ingin dibuktikan melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis pengumuman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. 1.3.2 Pendekatan kontekstual dapat dijadikan alternatif metode pengajaran yang efektif dalam pengajaran menulis pengumuman pada siswa sekolah dasar. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perencanaan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari. 2. Mengetahui pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari. 3. Mengetahui hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis pengumuman yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN I Wangunsari.

9 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penerapan pendekatan kontekstual membuat siswa mengkontruksi pengetahuan bukan menghapalnya, tetapi sedikit demi sedikit siswa membangun pemahamannya sehingga kemungkinan siswa lupa akan apa yang dipelajari lebih sedikit karena siswa mengalami dan menemukan pemahamannya sendiri tentang suatu pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa akan menyadari pentingnya mempelajari sesuatu bagi kehidupan di masa yang akan datang. 2. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan sebuah model bagi guru dalam pembelajaran menulis pengumuman dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman di bidang penelitian. Khususnya mengenai pembelajaran menulis pengumuman dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 4. Bagi Pengajaran Bahasa Indonesia Melalui penelitian ini dan penelitian yang serupa, pengajaran bahasa menjadi lebih kaya dengan berbagai model pembelajaran yang handal karena proses dan hasilnya telah teruji melalui sebuah penelitian.

10 Model-model pembelajaran yang menarik dapat menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang menyenangkan. 1.5 Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan istilah dalam penelitian ini, terlebih dahulu peneliti mengemukakan definisi operasional untuk istilah yang digunakan. 1. Penerapan pendekatan kontekstual yang dimaksud adalah guru menciptakan strategi pembelajaran yang membuat siswa mengonstruksikan sendiri pengetahuannya melalui penemuan (Inquiri), pemodelan (Modelling), tanya jawab (Question), masyarakat belajar (Community Learning), dan refleksi (Reflektion). Selain itu, guru akan menerapkan penelitian sebenarnya (authentic assesment) dalam pembelajaran. Siswa membuat pengumuman dalam situasi belajar yang menyenangkan, kerja sama, belajar dengan bergairah, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding kelas, dan lorong-lorong penuh dengan kreasi siswa, dan laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa. 2. Menulis merupakan kegiatan siswa mengungkapkan berbagai pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dengan bahasa yang singkat, jelas serta memperhatikan ejaan yang baik dan benar.

11 3. Pengumuman adalah cara menyampaikan pesan dengan tulisan (Warsidi, 2009: 84). 4. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Teks Pengumuman yaitu kegiatan menulis pengumuman dengan menerapkan komponen-komponen dan karakteristik pendekatan kontekstual. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Purwadi dalam Sadikin, 2002: 10).