PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN BENTUK TES DAN MOTIVASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dapat

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

BAB III METODE PENELITIAN

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 1, 2016, Hal

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH BENTUK TES FORMATIF DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA ARAB

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

System Concepts) ABSTRACT

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT OPTIK PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI DAN MOTIVASI BELAJAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC)

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Transkripsi:

1 PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN BENTUK TES DAN MOTIVASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG Oleh : Arief Nurmansyah, Herpratiwi, Arnelis Djalil FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Bojonegoro No.1 Bandar Lampung Email : arief.nurmansyah88@gmail.com Hp 085669963229 Abstract : The Differences Of Student s Mathematics Learning Achievements Between Test Form And Motivation In Perintis 2 Junior High School In Bandar Lampung. The objectives of this research were to find out: 1) interaction between test form and motivation to student s mathematics learning achievements, 2) the differences of student s mathematics learning achievements by using multiple choice test and elaborative test, 3) the differences of student s mathematics learning achievements by using multiple choice test and elaborative test with strong motivation, and 4) the differences of student s mathematics learning achievements by using multiple choice test and elaborative test with weak motivation. This was a quasiexperimental research with 2 x 2 factorial design. The dependent variable was student s mathematics learning achievement. Treatment factors were 1) test form and 2) learning motivation. Population was Grade IX students of Perintis 2 Junior High School in Bandar Lampung distributed in classroom IXA, IXC with homogenous ability. These two classrooms were used as experiment classrooms. Data were collected using tests and student s learning motivation questionnaires. Data were analyzed using two paths anova analysis test and t-test. The conclusions were: 1) there was an interaction between average of student s mathematics learning achievement and student s learning motivation (0.001 < 0.05); 2) there was an improvement of mathematics achievements of students using multiple choice test and elaborative test (68.92 > 64.65); 3) there was no difference of student s mathematic learning achievement improvement between using multiple choice test and elaborative test with strong motivation (-0.209 < 2.017); and 4) there was a difference of student s mathematic learning achievement between using multiple choice test and elaborative test with weak motivation (14.196 > 2074). Keywords : test forms, motivation and learning achievement Abstrak : Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa Dengan Bentuk Tes Dan Motivasi Di Sekolah Menengah Pertama Perintis 2 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) interaksi antara bentuk tes dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar Matematika, (2) perbedaan prestasi matematika siswa yang mengunakan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian, (3) perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian pada siswa yang memiliki motivasi Kuat, (4) perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes

2 uraian pada siswa yang memiliki motivasi lemah. Metode penelitian ini ialah metode quasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Variabel terikat adalah prestasi belajar Matematika siswa. Faktor perlakuan adalah (1) bentuk tes, (2) Motivasi belajar. Populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP Perintis 2 Bandar lampung yang terdistribusi dalam kelas IXA, IXC dengan kemampuan kelas yang homogen. Dua kelas tersebut yang digunakan sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data penelitian berupa tes dan angket motivasi belajar siswa. Teknik Analisis data menggunakan Uji Anava Dua Jalur dan Uji t-test. Kesimpulan penelitian adalah (1) Terdapat interaksi rata-rata prestasi belajar matematika siswa antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa sebesar (0,001 < 0,05) (2) Ada perbedaan Peningkatan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan tes pilihan ganda dengan siswa yang menggunakan tes uraian sebesar (68,92 > 64,65) (3) Tidak Ada Perbedaan Peningkatan prestasi belajar matematika siswa yang diberikan tes pilihan ganda dengan siswa yang diberikan tes uraian dengan motivasi siswa yang kuat sebesar ( 0,209 < 2,017). (4) ada Perbedaan peningkatan prestasi belajar matematika siswa yang diberikan tes pilihan ganda dengan siswa yang diberikan tes uraian dengan motivasi belajar siswa yang lemah sebesar (14,196 > 2,074). Kata kunci: bentuk tes, motivasi dan prestasi belajar PENDAHULUAN Keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung pada berbagai unsur, antara lain program pendidikan, guru, siswa, sarana dan prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini merupakan suatu masalah yang salah satunya tentang penggunaan tes dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi belajar sesungguhnya merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi yang akurat tentang efektivitas pembelajaran. Data hasil evaluasi ini dapat memberikan informasi akurat jika diperoleh dari hasil pengukuran tepat dan cermat serta melalui alat evaluasi yang baik, (Hamalik Oemar, 2001:11) Mata pelajaran Matematika sangatlah penting untuk diberikan kepada semua siswa, mulai dari sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Salah satu tujuannya, menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Matematika adalah ilmu dasar yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan lain. Oleh karena itu, Matematika berperan penting dalam perkembangan

3 ilmu pengetahuan. Matematika menjadi dasar dalam pengembangan ilmu. Kemajuan teknologi tidak dapat dipisahkan dari peran Matematika. Perkembangan ilmu dan teknologi sebagai hasil dari kemampuan berpikir logis, kritis, dan analitis. Dengan adanya kemampuan tersebut, manusia memiliki dorongan ingin tahu dan memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya. Oleh karena itu, Matematika sangatlah berperan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Berdasarkan hasil pengamatan kelas IX SMP Perintis 2 Bandar Lampung, diketahui bahwa rendahnya motivasi belajar siswa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami materi pelajaran dan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Berdasarkan ratarata hasil ulangan Harian kelas IX semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 Terlihat bahwa prestasi belajar siswanya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang sekaligus sebagai guru Matematika di kelas tersebut untuk kompetensi kesebangunan mencatat data hasil belajar siswa dalam ulangan harian masih belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu dari 42 siswa hanya 15 siswa saja di kelas IXA dan 16 siswa dari 43 siswa di kelas IXC yang nilainya memenuhi ketuntasan minimal yaitu 70. Berdasarkan Hasil pengamatan langsung oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika siswa yang baik hanya 17 siswa dari jumlah 42 siswa (40,5%) di kelas IXA dan 16 siswa dari jumlah 43 siswa (44,18%) di kelas IXC. Hal ini dimungkinkan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal (diri siswa itu sendiri) dan faktor eksternal (luar diri siswa). Faktor internal tersebut diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor metode pembelajaran, fasilitas dan lingkungan. Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai: suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dari interaksi dengan lingkungannya. Lebih

4 lanjut Slameto menyatakan bahwa perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) perubahan terjadi secara sadar. 2) perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional. 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5) perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan jalan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain faktor yang bersumber dari: guru, siswa, kurikulum, kualitas proses pembelajaran, fasilitas belajar, lingkungan belajar, dan dukungan biaya penyelenggara pendidikan. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika. Penggunaan bentuk tes formatif yang sesuai dan tepat dalam pelajaran matematika merupakan bagian yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan pembelajarn maupun tujuan pendidikan secara keseluruhan. Guru dalam memilih penggunaan bentuk tes formatif yang tepat harus memperhatikan motivasi belajar siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mengetahui motivasi belajar siswa menjadi sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat lebih terarah dan dapat diketahui tingkat kemampuan siswa pada jenjang kelas sebelumnya. Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam Encyclopedia of Educational Evaluation, tes diartikan; any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities or aptitudes of an individual or group, (anderson, dalam Thoha 1990:43). Dilihat dari bentuknya, tes formatif dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) tes objektif dan (2) tes uraian. Ada beberapa jenis tes objektif, misalnya mengisi jawaban singkat, memasangkan benar salah, dan pilihan ganda. Butir pilihan ganda umumnya terdiri atas satu kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan dan beberapa pilihan jawaban yang disebut alternatif atau options. Tes objektif mempunyai beberapa keunggulan yang dapat digunakan dalam

5 pembelajaran di sekolah. Pertama, tes objektif itu singkat dan siswa tidak perlu menulis banyak dalam menjawab. Kedua, materi dan tujuan pengajaran dapat terwakili dengan baik. Ketiga, tes objektif adalah reliabel. Keempat, tes objektif dapat digunakan pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak, dan dalam melakukan penyekoran dapat akurat, hanya menggunakan kunci jawaban yang dapat dilakukan oleh orang atau mesin. Berbeda dengan tes objektif, tes subjektif atau yang biasa disebut dengan tes uraian adalah salah satu bentuk tes yang dalam pemberian skor dipengaruhi oleh opini atau penilaian seseorang. Tes uraian menghendaki siswa merumuskan jawaban sendiri. Jadi siswa tidak memilih jawaban melainkan memberi jawaban dengan kata-katanya sendiri. Kebutuhan akan tes uraian adalah untuk mengembangkan secara penuh respon siswa. Keakuratan dan kualitas tanggapan (respon) harus dinilai (dipertimbangkan) oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang materi yang diujikan, biasanya orang yang menulis butir soal itu. Tes uraian digunakan untuk mengembangkan secara penuh kemampuan siswa dalam memberi tanggapan atas pertanyaan yang diberikan. Selain ingatan dan penerapan akan suatu konsep, ketajaman analisis dan interpretasi sangat diperlukan dalam menjawab tes uraian. Dengan tes uraian, guru dapat mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu konsep atau belum dan sejauh mana daya analisis yang dimiliki oleh siswa. Hal ini tampak jelas dari jawaban siswa yang tertulis dalam lembar jawaban. Setiap langkah dalam menjawab pertanyaan dapat menjadi indikator sejauh mana penguasaan siswa. Kedua bentuk tes tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masingmasing dan keduanya dapat diterapkan dalam mengevaluasi prestasi belajar Matematika. Di samping sebagai umpan balik dari kedua bentuk tes formatif tersebut akan diketahui seberapa besar efeknya terhadap prestasi belajar Matematika. Lebih jelasnya, akan dilihat apakah pola kebiasaan siswa dalam mengerjakan tes formatif bentuk tertentu berpengaruh terhadap prestasi belajar Matematikanya. Motivasi belajar berfungsi untuk mendorong siswa agar lebih bergairah dalam belajar sehingga tujuan belajar yang diinginkan dapat tercapai. Dengan begitu motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang

6 mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007:85) yang menyatakan: Motivasi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama yang didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya Selanjutnya B. Uno (2011: 23) mengemukakan hakikat motivasi belajar adalah Dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain eksperimen yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan prestasi belajar matematika siswa dengan bentuk tes dan motivasi di Sekolah Menengah Pertama Perintis 2 Bandar Lampung Responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok eksperimen. Kelompok pertama adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan menggunakan bentuk tes pilihan ganda, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan menggunakan bentuk tes uraian. Masing-masing kelompok eksperimen terdiri dari kelompok siswa yang memiliki Motivasi Kuat dan kelompok siswa dengan Motivasi lemah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode quasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Variabel terikat adalah prestasi belajar Matematika siswa. Faktor perlakuan adalah (1) bentuk tes, (2) Motivasi belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Perintis 2 Bandar lampung yang terdistribusi dalam kelas IX A, IX C dengan kemampuan kelas yang homogen. Dua kelas tersebut yang digunakan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara

7 acak (random sampling) dan diperoleh kelas IX A dan kelas IX C sebagai kelas Eksperimen menggunakan tes formatif bentuk uraian dan pilihan ganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 4.1 Interaksi Antara Bentuk Tes Dan Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini terdapat interaksi rata-rata Prestasi belajar siswa yang signifikan antara bentuk tes dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui bahwa nilai P-Value (Sig.) untuk variabel X1, X2, dan juga interaksi antara X1 dan X2 bernilai lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, baik bentuk tes, motivasi belajar siswa, dan interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi siswa. Oleh karena nilai Sig. < 0,05, yaitu 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya ada interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa pada siswa kelas IX SMP Perintis 2 Bandar Lampung 4.2 Perbedaan Prestasi Matematika Siswa Yang Mengunakan Bentuk Tes Pilihan Ganda Dan Bentuk Tes Uraian Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Rata-rata prestasi matematika siswa yang menggunakan tes pilihan ganda lebih Kuat daripada siswa yang menggunakan tes Uraian. Dari perhitungan nilai total rata-rata di atas, peningkatan Rata-rata Prestasi belajar Matematika kelompok siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda lebih besar dari kelompok siswa yang menggunakan bentuk tes uraian;, yaitu 69,23 > 64,35. Dengan demikian H 1 diterima berarti Peningkatan prestasi matematika siswa yang menggunakan tes pilihan ganda lebih Kuat daripada siswa yang menggunakan tes Uraian. 4.3 Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Bentuk Tes Pilihan Ganda Dan Bentuk Tes Uraian Pada Siswa Yang Memiliki Motivasi Kuat. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah adalah Rata-rata prestasi belajar Matematika siswa yang menggunakan bentuk tes Pilihan Ganda lebih kecil dari siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan Uraian,

8 pada siswa yang memiliki motivasi tinggi. Dari tabel hasil analisis diketahui bahwa nilai t hitung adalah 0,209 sedangkan pada daftar distribusi t untuk df = 43 untuk uji dua pihak dengan taraf signifikansi α 0,05 didapat nilai t tabel = 2,017 sehingga nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (-0,209 > 2,017). Berdasarkan hasil pengolahan diatas maka disimpulkan untuk menerima H 0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang diberikan tes Pilihan Ganda lebih kecil daripada siswa yang diberikan tes Uraian dengan motivasi siswa yang kuat. Artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang signifikan antara bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian yang memiliki motivasi kuat. prestasi belajar Matematika siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda lebih besar dari siswa yang menggunakan bentuk tes uraian, pada siswa yang memiliki motivasi rendah. Dari tabel hasil analisis diketahui bahwa nilai t hitung adalah 14,196 sedangkan pada daftar distribusi t untuk df = 41 untuk uji dua pihak dengan taraf signifikansi α 0,05 didapat nilai t tabel = 2,074 sehingga nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (14,196 > 2,020). Berdasarkan hasil pengolahan diatas maka disimpulkan untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa rata-rata prestasi belajar Matematika siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda lebih besar dari siswa yang menggunakan bentuk tes uraian, pada siswa yang memiliki motivasi lemah. 4.4 Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Bentuk Tes Pilihan Ganda Dan Bentuk Tes Uraian Pada Siswa Yang Memiliki Motivasi Lemah. Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah Rata-rata PEMBAHASAN 4.1 Interaksi Rata-Rata Peningkatan Yang Signifikan Antara Bentuk Tes Dengan Motivasi Belajar Siswa Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat adanya

9 interaksi antara bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian dengan motivasi belajar siswa, baik yang kuat maupun yang lemah terhadap rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh bentuk tes atau motivasi belajar siswa saja, tetapi juga ditentukan oleh interaksi keduanya. Pada Umumnya prestasi belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh satu faktor. faktor-faktor tersebut tidah hanya berdiri sendiri, bahkan faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar terkadang bergabung dalam satu kesatuan (berinteraksi), sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Seperti yang diketahui bahwa bentuk tes, motivasi belajar siswa dan aktivitas pembelajaran merupakan beberapa faktor penentu peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini berarti ada kaitan langsung antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa. Keterkaitan inilah yang memungkinkan adanya interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adanya interaksi dapat dilihat dengan adanya perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian didasarkan pada motivasi belajar siswa. hal ini menunjukkan adanya efek yang berbeda tiap tingkatan motivasi, seperti terlihat pada siswa yang memiliki motivasi lemah, siswa yang diberikan bentuk tes pilihan ganda memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan bentuk tes uraian. Sebaliknya pada siswa yang memiliki motivasi kuat, siswa yang diberikan bentuk tes uraian memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan bentuk tes pilihan ganda. 4.2 Peningkatan Prestasi Matematika Siswa Yang Menggunakan Tes Pilihan Ganda Lebih Tinggi Daripada Siswa Yang Menggunakan Tes Uraian. Pada bentuk tes uraian siswa dituntut memerlukan daya nalar dan daya pikir tinggi berdasarkan pemikiran logis, kritis, dan rasional. Siswa juga membutuhkan pengetahuan dan daya nalar dalam menuangkan pendapat, serta memberikan alasan dalam menjawab semua pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga pertanyaan dalam bentuk uraian merupakan wadah untuk menjawab soalsoal paling tepat karena siswa yang

10 tertantang untuk berinteraksi dengan rumus-rumus matematika yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini siswa kesulitan dalam mengembangkan pengetahuannya dalam menguraikan jawabanya dalam bentuk uraian. Kondisi ini sudah tentu sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam hal prestasi belajar siswa. Dalam menjawab soal bentuk tes uraian, siswa diharapkan dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk menjelaskan dan memaparkan secara rinci dari apa yang ditanyakan. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mampu mengkonstruksi jawaban secara verbal dan tulis dengan menggunakan daya nalarnya untuk menjawab soal dengan baik. Bagi kelompok siswa yang terbiasa menerima bahan ajar yang sudah dianalisis guru, siswa kurang berpengalaman dalam menganalisis soal uraian. Hal ini memungkinkan hasil belajar Matematika yang diperolehpun kurang optimal. Kondisi yang berbeda pada bentuk tes pilihan ganda, pada bentuk tes ini hanya menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes opilihan ganda ini sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh. Sebagian besar guru merasakan bahwa tes objektif tipe pilihan ganda juga efektif dalam mengungkap materi pembelajaran dengan cakupan pengetahuan yang lebih kompleks, dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. 4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang Diberikan Tes Pilihan Ganda Lebih Kecil Atau Sama Dengan Daripada Siswa Yang Diberikan Tes Uraian Dengan Motivasi Siswa Yang Kuat Motivasi belajar berfungsi untuk mendorong siswa agar lebih bergairah dalam belajar sehingga tujuan belajar yang diinginkan dapat tercapai. Dengan begitu motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai pendapat Djaali (2012:110) yang

11 menyatakan: motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Perbedaan dalam intesitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditunjukkan dalam berbegai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Melalui motivasi belajar siswa dapat terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individi yang aktif mendorong memberikan arah dan menjaga perlaku setiap saat. Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang baik akan dimiliki oleh siswa, jika siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk mempelajari materi dalam matematika dan mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Berdasarkan uraian di atas siswa yang memiliki motivasi kuat diberikan bentuk tes pilihan ganda maupun bentuk tes uraian akan dapat menyelesaikannya dengan baik. Kerena kecenderungan siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan berani menghadapi tantangan secara mandiri. Sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. hal ini terbukti pada penelitian ini, siswa yang memiliki motivasi kuat dan diberikan bentuk tes pilihan ganda memiliki nilai rata-rata prestasi belajar lebih kecil atau sama dengan dibandingkan dengan siswa yang diberikan bentuk tes uraian. Artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang signifikan antara bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian yang memiliki motivasi kuat. 4.4 Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang Diberikan Tes Pilihan Ganda Lebih Besar Daripada Siswa Yang Diberikan Tes Uraian Dengan Motivasi Siswa Yang Lemah Motivasi belajar siswa lemah merupakan suatu hambatan bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar. Pada umumnya siswa yang memiliki motivasi lemah senderung memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun hingga saat ini masih terdapat siswa yang memiliki motivasi lemah. Untuk itu, perlu ada upaya khusus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi lemah. Salah satunya adalah memilih bentuk tes formatif yang tepat untuk siswa yang memiliki motivasi lemah. Terdapat dua bentuk tes formatif

12 yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian. Kedua bentuk tes ini secara umum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi lemah. Namun siswa yang memiliki motivasi lemah dan diberikan bentuk tes pilihan ganda lebih besar dibandingkan dengan siswa yang diberikan tes uraian. Hal ini selaras dengan langkah-langkah dalam menyelesaikan tes pilihan ganda, ditempuh langkah-langkah seperti berikut: mengidentifkasi apa yang diketahui dalam soal, apa yang ditanyakan dalam soal, dan selanjutnya siswa memikirkan rumus apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Setelah siswa mengetahui jenis rumus yang digunakan, siswa dapat langsung menerapkan rumus tersebut, tanpa langkah yang lebih rinci, yang terpenting adalah bagaimana cara untuk memperoleh jawaban akhir. Sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemikirannya untuk meperoleh jawaban yang benar. Dan dapat menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Sebaliknya dalam menyelesaikan soal bentuk tes uraian, siswa dituntut dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk menjelaskan dan memaparkan secara rinci dari apa yang ditanyakan. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mampu mengkonstruksi jawaban secara verbal dan tulis dengan menggunakan daya nalarnya untuk menjawab soal dengan baik. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar lemah akan sulit sehingga kurang berpengalaman dalam menganalisis soal uraian. Hal ini memungkinkan prestasi belajar Matematika yang diperolehpun kurang optimal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada interaksi rata-rata prestasi belajar matematika siswa antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa pada peserta didik kelas IX SMP Perintis 2 Bandar Lampung. Hal ini dapat dilihat dari uji interaksi dengan analisis varian dua arah yang bernilai lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, baik bentuk tes, motivasi belajar siswa dan interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar siswa

13 berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2. Ada perbedaan prestasi belajar matematika kelompok siswa yang menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan kelompok siswa yang menggunakan bentuk tes uraian. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan bentuk tes pilihan ganda lebih besar daripada prestasi belajar matematika siswa yang diberikan bentuk tes uraian. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang diberikan tes pilihan ganda sebesar 69,23 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberikan tes uraian yaitu sebesar 64,35 3. Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi kuat yang diberikan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian. Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi kuat yang diberikan bentuk tes pilihan ganda lebih kecil atau sama dengan prestasi belajar matematika siswa yang diberikan tes uraian. Nilai ratarata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi kuat dan diberikan bentuk tes pilihan ganda sebesar 79,81 lebih kecil atau sama dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi kuat dan diberikan tes uraian sebesar 80,00. 4. Ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi lemah yang diberikan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk tes uraian. Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi lemah yang diberikan bentuk tes pilihan ganda lebih besar daripada prestasi belajar matematika siswa yang diberikan tes uraian. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi lemah dan diberikan bentuk tes pilihan ganda sebesar 57,60 lebih besar dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi kuat dan diberikan tes uraian sebesar 47,00. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka berkenan dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran seperti berikut: 1. Interaksi bentuk tes dan motivasi ternyata berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa. untuk itu, harus menguasai prinsip-prinsip bentuk tes dan motivasi siswa. hal ini

14 dapat dilakukan dengan cara mempelajari prinsip-prinsip pelaksanaan bentuk tes melalui stusi literatur, dan pelatihan. Selanjutnya dapat menyusun instrumen motivasi, sehingga dapat mengidentifikasi motivasi belajar siswa. 2. Kepada guru matematika agar dalam menentukan bentuk tes hendaknya memperhatikan motivasi belajar siswa terlebih dahulu sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 3. Bentuk tes pilihan ganda lebih sesuai untuk siswa yang memiliki motivasi lemah. Untuk itu guru harus mampu mengidentifikasi siswa yang memiliki motivasi lemah. 4. Bentuk tes uraian lebih sesuai dengan siswa yang memiliki motivasi kuat. Untuk itu guru harus mampu mengidentifikasi siswa yang memiliki motivasi kuat. 5. Memperhatikan siswa dengan motivasi belajar lemah dengan memberikan bimbingan secara intensif dalam proses pembelajaran. Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara: Jakarta. Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali.pers: Jakarta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Thoha, Chabib. 1990. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. DAFTAR PUSTAKA B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya, PT Bumi Aksara: Jakarta.