BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia/human Development Index. disamping faktor pendidikan dan pendapatan (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

ABSTRACT. Keywords: frozen shoulder, traction oscillations, ultrasound, application kontraplanar SWD, ROM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat. perlu melakukan sesuatu yang terlalu membebankan tubuh dan anggota

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak selektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan mudah. dalam beradaptasi terhadap lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

NASKAH PUBLIKASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN TRAKSI OSCILASI PADA PASIEN DENGAN FROZEN SHOULDER

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan komputer. Kebanyakan pengguna komputer tidak. yang berlebih pada otot-otot leher, pundak dan punggung atas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PERBEDAAN TERAPI MICRO WAVE DIATHERMY

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPIPADA KONDISI FROZEN SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat melakukan segala aktifitasnya dengan baik. Sendi bahu merupakan sendi yang sangat kompleks yang penting bagi aktivitas sehari-hari. Sendi bahu lebih mudah mengalami gangguan fungsi dibandingkan dengan sendi lainnya. Sendi bahu yang mana memiliki gerak yang cukup luas dan sebagian besar digunakan manusia dalam melakukan aktifitas dan memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. Gangguan gerak dan fungsi pada manusia akan berakibat terganggunya atau menurunnya kemampuan fungsional, sehingga dapat membatasi aktivitas fisik dan penderita tergantung pada bantuan orang lain. Banyak faktor atau penyebab yang dapat menimbulkan gangguan tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder. Frozen shoulder adalah penyakit kronis yang ditandai dengan adanya keterbatasan gerak pada saat gerakan aktif maupun pasif yang disertai nyeri pada sendi glenohumeral dengan penyebab yang tidak pasti/idiopatik dan mungkin penyebab lainnya yaitu imunologi, inflamasi, biokimia dan perubahan endokrin (Donatelli, 2004). 1

2 Diperkirakan 2% - 3% orang dewasa menderita frozen shoulder. Lebih banyak di derita oleh wanita diantara umur 40 sampai 60 tahun. (Donatelli, 2004) Pada penderita Frozen shoulder dilaporkan mempengaruhi 2% sampai 5% dari populasi umum, meningkat 10% sampai 38% pada pasien dengan diabetes dan penyakit tiroid (Kelley, 2009). Frozen shoulder dikelompokkan oleh tiga fase, yaitu Painful or Freezing Phase biasanya berlangsung antara 10-36 minggu, Stiffening or Frozen Phase berlangsung 4-12 bulan, dan Thawing Phase berlangsung 5-26 bulan (Donatelli, 2004). Pada frozen shoulder faktor yang menyebabkan penurunan disabilitas bahu yaitu adanya peningkatan refleks spasme pada otot-otot rotator cuff dan karena pengaruh dari gangguan microsirkulasi yang menyebabkan penurunan nutrisi pada otot dan kapsul ligament sehingga terjadi ishemik dan timbul nyeri lalu mengakibatkan respon autoimmobilisasi. Spasme yang terjadi menyebabkan immobilisasi pada bahu, sehingga berkurangnya cairan sinovial pada sendi yang disertai perubahan kekentalan cairan. Timbulnya nyeri kronis yang merupakan aktivasi yang terus menerus pada serabut saraf Aä dan C menyebabkan hiperaktivitas pada sistem saraf simpatis. Hiperaktivitas sistem saraf simpatis ini menyebabkan spasme pada pembuluh darah sehingga menimbulkan mikrosirkulasi pada sendi glenohumeral yang kemudian meningkatkan perlengketan pada kapsul ligamen yang pada akhirnya akan

3 memperparah keterbatasan lingkup gerak sendi glenohumeralnya, sehingga hal ini menjadi suatu mata rantai yang tak terputus. Pada kondisi frozen shoulder sendi glenohumeral ini fisioterapi dapat berperan untuk penurunan disabilitas bahu dan membantu proses penyembuhan untuk mencegah kekakuan lebih lanjut. Fisioterapi berperan penting untuk mengatasi permasalahan yang timbul, sesuai dengan peran fisioterapi menurut KEPMENKES NO 517 / MENKES / SK/ VI/ 2008 tentang standar pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi Fisioterapis secara khusus memandang tubuh dan kebutuhan potensi gerak merupakan pusat penentu diagnosis dan strategi intervensi dan konsisten dengan bentuk apapun dimana praktek fisioterapi dilakukan. Bentuk pelayanan Fisioterapi akan sangat bervariasi dalam hubungannya dimana fisioterapi bekerja berkenaan dengan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pada keadaan ini maka Fisioterapi sangat berperan bagi pasien yang mengalami gangguan fungsional. Penggunaan modalitas Fisioterapi pada kasus ini antara lain diberikan intervensi Short Wave Diatermy (SWD) dan penambahan Traksi Osilasi.

4 Pada penderita frozen shoulder pemberian Short wave Diathermy (SWD) yaitu modalitas terapi yang menghasilkan energi elektromagnetik dengan arus bolak-balik frekuensi tinggi. Frekuensi yang digunakan adalah 27,12 Mhz dengan panjang kedalaman gelombang 11 meter, pemberian intervensi berupa modifikasi dari aplikasi contra planar pada short wave diathermy dengan meletakkan elektroda pada bagian lokal (bagian depan sendi bahu) dan bagian segmen yang mempersyarafi otototot sendi bahu (pada segmen C5-C6) dimana dengan penetrasi paling dalam dan panas optimal terjadi perbaikan sirkulasi yang akan melenturkan kapsul sendi dan akan mempermudah dilakukannya traksi osilasi pada sendi bahu yang pada akhirnya berfungsi untuk penurunan nyeri, penurunan ketegangan otot dan peningkatan elastisitas kapsul sendi yang ditimbulkan oleh efek pemanasan local, yang akan meningkatkan sirkulasi jaringan pada sendi glenohumeral berupa vasodilatasi kapilar dan arteriole sehingga terjadi peningkatan suhu dan perbaikan sirkulasi jaringan dapat menurunkan aktivitas saraf sensorik (Delisa, 2005). Intervensi manual terapi terdiri atas manipulasi dan mobilisasi sendi. Teknik mobilisasi sendi yang dapat diaplikasikan bermacam-macam yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi sendi yang normal tanpa nyeri pada waktu melakukan aktifitas gerak sendi. Salah satu teknik mobilisasi sendi yang digunakan yaitu traksi osilasi. Pada penderita frozen shoulder saat diberikan traksi terjadi pelepasan abnormal crosslink pada sendi dan terjadi pengurangan viskositas cairan sendi glenohumeral. Gerakan aktif pada lingkup gerak sendi mempunyai efek antara lain untuk

5 memelihara elastisitas dan kontraksi otot, memberikan efek sensasi balik dari kontraksi otot, memberikan stimulus pada tulang dan sendi, meningkatkan sirkulasi darah, melepaskan perlekatan intraseluler kapsuloligamenter sendi glenohumeral (Irfan, 2013). Hal-hal di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul Pengaruh Penambahan Traksi Osilasi pada intervensi Short Wave Diathermy (SWD) Terhadap Penurunan Disabilitas Bahu Lebih Baik Pada Penderita Frozen Shoulder Sendi Glenohumeral. B. Identifikasi Masalah Frozen Shoulder terjadi pada jaringan disekitar sendi bahu, inflamasi menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan peningkatan viskositas cairan sinovial sendi glenohumeral, kapsul sendi glenohumeral menjadi mengecil, anterior kapsul menjadi kontraktur dan menebal, posterior kapsul menegang sehingga terjadi keterbatasan fungsi gerak pada sendi bahu terutama gerakan eksternal rotasi dan abduksi, dan terjadi keterbatasan gerak pasif, karena itu penderita frozen shoulder mengalami keterbatasan ROM, keterbatasan ROM tersebut menyebabkan timbulnya inaktivitas pada otot gelang bahu jika otot lama dalam keadaan inaktivitas kekuatan otot akan menurun sangat cepat (Bunken, 2012). Keluhan utama yang terjadi pada kasus frozen shoulder ini karena adanya rasa nyeri pada peningkatan refleks spasme pada otot-otot rotator cuff dan karena pengaruh dari gangguan microsirkulasi yang menyebabkan penurunan nutrisi pada otot dan capsul ligament sehingga

6 terjadi ishemik dan timbul nyeri lalu mengakibatkan respon autoimmobilisasi (Hand, 2007). Penurunan Disabilitas bahu pada penderita frozen shoulder diukur dengan menggunakan SPADI (Shoulder Pain and Disability Index). Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) adalah suatu kuesioner untuk individu yang terdiri dari dua dimensi, yaitu untuk rasa nyeri dan untuk kegiatan fungsional. Dimensi nyeri terdiri dari lima pertanyaan mengenai beratnya nyeri seseorang dan aktivitas fungsional yang dinilai dengan delapan pertanyaan yang dirancang untuk mengukur tingkat kesulitan yang dimiliki seseorang dengan berbagai aktivitas sehari-hari yang digunakan ekstremitas atas. SPADI membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit untuk satu orang pasien dan merupakan ukuran khusus hanya untuk daerah bahu. Gangguan fungsi pada aktifitas sehari-hari menurut Shoulder Pain and Disability Index (SPADI ) yaitu menggosok punggung saat mandi, menganggakat tanggan saat memakai baju kaos, memakai kemeja dengan kancing didepan, memakai celana, meletakkan suatu benda di atas rak yang tinggi, mengangkat beban berat dan lain sebagainya. Pemeriksaan fungsi gerak dasar terdiri dari tes cepat dan tes gerak pasif. Tes cepat dilakukan dengan gerak abduksi elevasi secara aktif, yang ditandai dengan adanya keterbatasan gerak scapulohumeral sehingga gerak akan dikompensasi oleh gerak scapulothoracal yang biasa disebut reverse scapulohumeral rhythm. Kompensasi tersebut menyebabkan overstretch karena peningkatan lingkup gerak sendi skapulothoracik, hal tersebut juga membuat sendi acromioclavicular menjadi hipermobil. Tes gerak pasif,

7 dilakukan dengan gerak glenohumeralis rotasi eksternal, abduksi dan rotasi internal. Hasil yang diperoleh ditandai dengan terbatasnya capsular pattern dimana rotasi eksternal lebih terbatas dari abduksi dan abduksi akan lebih terbatas dari pada rotasi internal. Penegakkan Diagnosa pada Frozen Shoulder dipastikan dengan kuisioner SPADI, tes eksternal rotasi bahu terbatas, tes pasif pada capsular pattern positif dan pemeriksan fungsi gerak dimana tes khusus atau tes spesifik yaitu Joint Play Movement (JPM), palpasi dan contact relax stretched test. Pada joint play movement test, gerak traksi dan translasi pada akhir lingkup gerak sendi dirasakan nyeri dan terbatas firm end feel. Pada palpasi ditandai dengan adanya spasme otot otot bahu, dan contract rileks stretched test yang terbatas serta nyeri sedikit berkurang pasca kontraksi. Pada kondisi Frozen Shoulder intervensi yang dapat dilakukan diantaranya adalah pemberian Short Wave Diathermy (SWD) yang dimana Short Wave Diathermy berpengaruh terhadap penurunan disabiltas bahu yang menyebabkan penurunan ketegangan otot dan peningkatan elastisitas kapsul sendi yang ditimbulkan oleh efek pemanasan local dan traksi osilasi dapat meregang atau mengulur kapsul ligament tanpa nyeri melalui pelepasan abnormal cross link antara serabut-serabut kolagen sehingga terjadi perbaikan lingkup gerak sendi sampai mencapai tahap fungsional dari sendi sehingga diperoleh peningkatan lingkup gerak sendi (Delisa, 2005).

8 C. Perumusan Masalah 1. Apakah intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dapat menurunkan disabilitas bahu pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral? 2. Apakah intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dan Traksi Osilasi dapat menurunkan disabilitas bahu pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral? 3. Apakah penambahan Traksi Osilasi pada intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dapat menurunkan disabilitas bahu lebih baik pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penambahan traksi osilasi pada intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dapat lebih baik dalam menurunkan disabilitas bahu pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral. 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dalam menurunkan disabilitas bahu pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral? b) Untuk mengetahui intervensi Short Wave Diathermy (SWD) dan traksi osilasi dalam menurunkan disabilitas pada penderita Frozen Shoulder sendi glenohumeral? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

9 Menambah pengetahuan peneliti tentang Frozen Shoulder dan penatalaksanaan fisioterapinya. 2. Bagi profesi fisioterapi Menambah pengetahuan ilmiah fisioterapi tentang modalitas fisioterapi untuk kasus Frozen Shoulder. 3. Bagi Institusi pelayanan Meningkatkan kualitas pelayanan fisioterapi. 4. Bagi Masyarakat dan Penderita Mendapatkan tindakan terapi yang efektif sesuai problem yang dialami dan telah didukung dengan bukti ilmiah.