BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau aktifitas (Herijulianti, Indriani, Artini, 2001).

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Secara operasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Referat Fisiologi Nifas

Lampiran 2

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk peregangan atau belajar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

PENGKAJIAN PNC. kelami

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

ROM (Range Of Motion)

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANG NIFAS RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

MOBILISASI DINI IBU POST PARTUM

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH STATIK KONTRAKSI TERHADAP KECEPATAN KEMBALINYA PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA (SC)

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour)(notoatmodjo, 2012). Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab what dan how, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan,mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Pengetahuan hanya bisa menjawab pertanyaan apa sesuatu itu(notoadmodjo, 2010). 1. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), mengatakan bahwa pengetahuan yang ada diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain: 1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: 6

7 a) Cara coba salah (trial and error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain. b) Cara kekuasaan atau otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. c) Pengalaman pribadi Dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. d) Melalui jalan pikiran Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian, yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research method) (Notoatmodjo, 2012).

8 2. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni antara lain: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termaksud dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comperhention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan yang menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi, rumus, metode, prinsip dalam situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam pemecahan masalah ketiga dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (Analysis) Analisi adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

9 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoadmojo (2010) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor antara lain: 1) Faktor Internal a) IQ (Intelegency Quotient) Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir abstrak. Untuk mengukur Intelegensi seseorang dapat diketahui melalui IQ (Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegensi rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah. b) Keyakinan (Agama) Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh dalam cara berfikir, bersikap, berkreasi, dan berperilaku individu.

10 2) Faktor Eksternal a) Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kea rah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribada, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. b) Motivasi Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengenyampingkan hal yang dianggap kurang bermanfaat. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan dirasakan suatu kebutuhan. c) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : meliputi lingkungan, sosial, ekonomi, kebudayaan dan informasi. d) Usia Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu : perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya bentuk lama, dan timbulnya bentuk baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

11 e) Minat Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 4. Sumber-sumber pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2012) semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain: 1) Empirisme Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman yang dimaksud adalah inderawi yang bersifat parsial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya. Menurut John Locke (1632-1704), bapak empiris britania mengemukakan teori tabula rasa maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. 2) Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Menurut Descartes seorang pelopor rasionalisme berusaha menemukan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi, kebenaran itu, menurutnya adalah dia tidak ragu bahwa ia ragu. Menurut Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun system rasionalisme atau dasar ilmu ukur dan dalil ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.

12 3) Intuisi Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. 5. Fungsi Pengetahuan Manusia belajar dari pengalamannya, dan beasumsi bahwa alam mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturannya. Ilmu merupakan salah satu hasil budaya manusia, dimana lebih mengutamakan kuantitas yang obyektif, dan mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan dengan keinginan pribadi. Sehingga dengan ilmu, manusia tidak akanmementingkan dirinya sendiri (Nursalam, 2009). B. Mobilisasi Dini 1. Pengertian Mobilisasi Dini Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Saleha, S. 2009). Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakuakan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Suryani, 2010). Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 6 jam (Suryani, 2010). 2. Tujuan Mobilisasi Dini Pasca Bedah Sectio Caesarea Tujuan mobilisasi dini yaitu membantu proses penyembuhan ibu yang telah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah sectio caesarea, mengurangi resiko terjadinya konstipasi, mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot otot di seluruh tubuh, mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, maupun berkemih (Carpenito, 2000).

13 3. Jenis Mobilisasi Dini Menurut Alimul (2009), jenis mobilisasi dini dibedakan berdasarkan kemampuan gerakan yang dilakukan oleh seseorang yaitu: a. Mobilisasi penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. b. Mobilisasi sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuh. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individuuntuk bergerak dengan batasanyang bersifat sementara, ini dapatdisebabkan oleh trauma pada sistem musculoskletal. 2) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individuuntuk bergerak dengan batasanyang sifatnya menetap. Haltersebut disebabkan oleh rusaknyasistem saraf, contoh terjadinya hemiplegia karena stroke. 4. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Dini Dalam mobilisasi dini terdapat tiga rentang gerak yaitu: a. Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. b. Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.

14 c. Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2009). 5. Manfaat Mobilisasi Dini Adapun manfaat mobilisasi dini adalah: a. Penderita lebih merasa sehat dan kuat. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit. Mobilisasi dini bisa memungkinkan ibu belajar merawat anaknya. Dengan mobilisasi dini memungkinkan ibu merawat anakya, misalnya mengganti pakaian dan menyusui bayinya sesuai posisi yang diinginkan. b. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dengan mobilisasi dini sirkulasi darah akan lancar sehingga resiko trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan (Suherni, 2009). 6. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini a. Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh. b. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka. c. Involusi uterus yang tidak baik, Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus (Suryani, 2010).

15 7. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mobilisasi Dini a. Janganlah terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh terutama bila kondisi ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Apabila mobilisasinya terlambat juga dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh, aliran darah, serta terganggunya fungsi otot. b. Ibu post partum harus melakukan mobilisasi secara bertahap. c. Kondisi ibu post partum akan segera pulih dengan cepat bila melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat, dimana sistem sirkulasi dalam tubuh bisa berfungsi normal. d. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena akan membebani jantung. 8. Konsep Anestesi Umum Anestesi umum (general anestesi) atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel (Miharja, 2009). Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain (Joomla, 2008). Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan (Joomla, 2008).

16 9. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini Pada Pasien Dengan Anastesi Umum Adapun pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca sectio caesareaadalah: a. Pada hari pertama Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca sectio caesarea harus tirah baring dulu kemudian melakukan tarik nafas dalam. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah latihan pernapasan yang dilakukan sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar. Kemudian menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelanggan kaki, mengangkat tumit, menenangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah thrombosis dan trombo emboli. Berikut penjelasannya pada hari pertama latihan-latihan yang dapat dilakukan antara lain: 1) Latihan perut atau abdominal breathing exercise Sikap berbaring terlentang kedua tangan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai. Bentuk latihan pernapasan perut dengan cara : a) Letakkan tangan kiri di atas perut, b) Lakukan pernafasan diafragma, yaitu tarik nafas melalui hidung, tangan kiri naik ke atas mengikuti dinding perut yang menjadi naik. c) Kemudian hembuskan nafas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah 12-14 per menit. Lakukan gerakan pernafasan ini sebanyak 8 kali dengan interval 2 menit (Moctar,2000). 2) Latihan untuk bahu, siku dan jari-jari Latihan bahu, posisi tidur terlentang, pasien diminta menggerakkan bahunya secara aktif ke arah fleksi, ekstensi (mengangkat lengan ke depan dan ke belakang), abduksi-abduksi (mengangkat lengan ke samping badan), sircumduksi secara bergantian kanan dan kiri.

17 Latihan siku, posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk menekuk dan meluruskan sikunya secara bergantian kanan dan kiri. Latihan jari-jari, posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk menggerakkan jari-jari tangannya, genggam lemas, dan semua gerakan diatas diulang sampai 3x8 hitungan selama 1-2 jam 3) Posisi tubuh Pelaksanaannya: pasien diminta untuk berubah posisi dari terlentang ke posisi kanan dan kiri secara bergantian dalam waktu 15 menit kemudian ganti posisi. 4) Latihan kaki dan lutut Posisi pasien berbaring terlentang kedua tungkai lurus, kemudian pasien diminta menekuk dan meluruskan pergelangan kaki (dorsi fleksi dan plantar fleksi), gerakan memutar pergelangan kaki kedalam dan keluar (sirkumduksi), dilanjutkan dengan menekan lutut ke bawah secara bergantian kanan dan kiri. Semua gerakan diatas dilakukan sebanyak 3x8 hitungan. 5) Latihan untuk otot-otot tungkai Posisi pasien berbaring terlentang kedua tungkai lurus, lalu salah satu tungkai ditekuk dan diluruskan kembali secara bergantian kanan dan kiri, diulang sampai 3x8 hitungan. 6) Latihan penguatan otot dasar panggul Pada pasien pasca sectio caesarea tetap harus diberikan latihan penguatan otot dasar panggul meskipun proses pengeluaran janin tidak melalui pint panggul (pervaginam), karena selama kehamilan otot-otot dasar panggul terengan seiring dengan makin membesarnya janin dalam uterus.pelaksanaannya: posisi pasien terbaring terlentang kedua lengan disamping badan, dan kedua tungkai ditekuk.

18 Pasien diminta untuk menggerakan atau mengkontraksikan otot-otot disekeliling lubang anus (gluteal) bersama-sama seperti menahan buang air kecil atau buang air besar, ditahan sampai hitungan kelima, lalu kendorkan, diulang sampai 8 kali hitungan. Tujuan dari latihan ini yaitu untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul kemudian latihan mengangkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan pelan-pelan, diulang 8 kali hitungan. 7) Latihan penguatan otot perut Pelaksanaanya: berbaring terlentang, gerakan mengangkat kepala dan mengkontraksikan otot-otot perut. Angkat kepala, dagu didekatkan ke dada tahan sejenak (3 hitungan), lalu dikendurkan dan diulangi sampai 8 hitungan. 8) Latihan duduk dengan posisi semi fowler. Posisi yang diberikan dengan bagian kepala lebih tinggi dari badan dan kaki dan diberikan dengan posisi setengah duduk. Bertujuan untuk memberi kenyamanan pada pasien dan kepentingan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. b. Hari kedua. Setelah 12-24 jam pasca operasi pasien berpindah posisi setiap 1-2 jam melakukan latihan kaki. Setelah 24 jam ibu dapat belajar duduk 5 menit melakukan Latihan gerakan bangun, duduk ditempat tidur dan belajar keseimbangan berdiri. Kemudian 24-48 jam pasca operasi sectio caesarea posisi terlentang dirubah menjadi setengah duduk yang selanjutnya secara berturut turut hari hari demi hari belajar duduk selama sehari diminta untuk bernapas dalam dalam.

19 c. Hari ke tiga Pasien belajar berjalan pada hari ke tiga yaitu setelah 48-72 jam pascaoperasi sectio caesarea mobilisasi dilakukan secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat dapat membantu penyembuhan pasien Apabila pasien dapat duduk ditempat tidur tanpa mengeluh pusing hari ketiga pasca operasi anjurkan untuk menjuntai kaki di samping tempat tidur, jika tanda-tanda vital normal dan pasien tidak mengeluh pusing bantu pasien untuk berdiri disamping tempat tidur dan bantu pasien untuk belajar berjalan perlahan dalam jarak pendek ± 2-3 meter. Latihan berdiri Untuk latihan berdiri dimulai dari urutan latihan duduk sampai pasien sudah duduk di tepi bed dengan kaki menggantung, dilanjutkan pasien menggeser pantat dan tubuhnya ke salah satu sisi tangannya untuk menampakkan salah satu kakinya di lantai, hal ini dilakukan dengan kedua tungkai tetap merapat. Setelah menapak lalu berdiri tegak dan tetap harus ditanyakan oleh terapis pada pasien adakah keluhan pusing dan mual. Jika tidak ada keluhan dapat dilanjutkan dengan latihan. d. Hari keempat Pasien dibantu untuk berjalan kekamar mandi dan jika luka operasi kering, pemenuhan nutrisi baik, hasil pemeriksaan penunjang baik, tidak ada komplikasi lainnya, perawat dapat memberitahukan kepada dokter agar pasien boleh dipulangkan. e. Hari kelima Belajar berjalan dan dapat melakukan kebutuhan sehari harinya tanpa tergantung kepada orang lain seperti mandi, BAB, BAK dan sebagainya (Perry & Poter, 2006). 10. Indikator Pemulihan Pasca Sectio CaesareaAnestesi Umum dengan Mobilisasi Dini Pada hari ketiga sampai kelima setelah operasi ibu diperbolehkan pulang ke rumah apabila tidak terjadi komplikasi. Perkembangan kesembuhan ibu

20 pascasectiocaesarea dapat dilihat dari hari kehari. Hari kedua setelah operasi ibu berusaha buang air kecil sendiri tanpa bantuan kateter, dan melakukannya di kamar mandi dengan dibantu suami atau keluarga. Hari ketiga umumnya ibu baru akan buang air besar, dimana saat awal setelah persalinan ibu mengalami sembelit. Pada hari keempat lokia pada ibu pasca sectio sesarea normalnya 2 x ganti doek/ hari, perubahan ini menunjukkan bahwa rahim berkontraksi yaitu mengalami proses untuk kembali ke kondisi dan ukuran yang normal. Pada hari kelima fundus uteri berada pada pertengahan pusat simfisis dan hari ketujuh setelah operasi luka bekas sayatan mengering (Kasdu, 2003). 11. Intervensi Keperawatan Selama periode pasca operatif, proses keperawatan diarahkan kepada mengembalikan kembali fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencengahan komplikasi, pengkajian yang cermat dan intervensi dapat membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya secara cepat, aman dan senyawa mungkin, upaya yang besar mengarahkan pada mengantisipasi dan mencengah masalah dalam periode pasca operatif, pengkajian yang cepat meencengah komplikasi yang memperlama perawatan dirumah sakit atau membahayakan pasien, memperhatikan asuhan keperawatan sama pentingnya dengan prosedur itu sendiri. Salah satu peran perawat pasca operatif adalah memberikan dukungan dan dorongan pada pasien pasca operasi untuk melakukan mobilisasi sesegera mungkin, dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin pada pasca operasi, banyak manfaat yang didapat oleh pasien seperti mencengah kekakuan dan otot sendi sehingga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran sirkulasi darah memperbaiki kelancaran metabolisme tubuh pasien, mempercepat organ-organ vital sehingga terjadinya mempercepat penyembuhan luka.

21 C. Pasca Sectio Caesarea 1. Pengertian Pasca Sectio Caesarea Pasca sectio caesarea adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perkukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). 2. Tujuan Asuhan Pasca Sectio Caesarea a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeksi masalah, mengobati atau merujuk billa terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. c. Memberikan pelayanan keluarga berencana. 3. Manfaat mobilisasi Dini pada Pasien Pasca Sectio Caesarea Anestesi Umum Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peritaltik usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat.

22 Mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya thrombosis dan tromboemboli dapat dihindari. Menurut (Gallagher, 2004) walaupun pada tahap awal pasca persalinan ibu tidak ingin bangkit dari tempat tidur, tetapi kembali bergerak sangat disarankan bagi para ibu pasca seksio sesarea. Operasi dan anastesi menyebabkan pneumonia sehingga sangat penting untuk mobilisasi. Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi paru-paru semangkin dalam nafas yang ditarik, semangkin meningkat sirkulasi darah. Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan menolong saluran pencernaan agar mulai bekerja lagi. Dalam 6-8 jam tenaga medis akan menolong ibu untuk melakukan mobilisasi seperti duduk ditempat tidur, duduk di bagian samping tempat tidur, dan mulai berjalan jarak pendek, Semangkin cepat ibu bisa bergerak kembali proses menyusui dan merawat anak juga semangkin mudah. 4. Tahapan Pasca Sectio Caesarea Adapun tahapan- tahapan (pasca sectio caesarea /Puerperium) adalah: a. Puerperium dini: Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan. b. Puerpenium Intermedial: Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. c. Remot puernium: Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinaan mempunyai komplikasi (Suherni, 2009). 5. Perawatan Pasca Sectio Caesarea Setelah dari ruang operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruang pemulihan ini berbagai pemeriksaan akan dilakukan, meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran, sirkulasi pernafasan, tekanan darah suhu tubuh, jumlah urin yang ditampung dikantong urine, jumlah darah dalam tubuh serta jumlah dan

23 bentuk cairan lokia. Ini untuk memastikan tidak ditemukan gumpalan darah yang abnormal atau perdarahan yang berlebihan. Kondisi rahim (uterus) dan leher rahim (serviks) juga akan diperiksa untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi normal. Selain itu dokter juga akan memantau keadaan emosional secara umum (Kasdu, 2003).Setelah melewati tahap kritis diruang pemulihan, biasanya pasien dipindahkan keruang rawat inap. Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya pada kesembuhan ibu akibat proses pembedahan (Kasdu, 2003). 6. Komplikasi Pasca Sectio Caesarea Operasi Caesar sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan karena keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko operasi Caesar lebih besar dari pada persalinan alami (Kasdu, 2003).Dibawah ini adalah resiko-resiko yang mungkin dialami oleh wanita yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada ibu maupun bayi. Tetapi perlu diingat resiko ini sifatnya individual yaitu tidak terjadi pada semua orang resiko- resiko tersebut yaitu : alergi pada obat tertentu, perdarahan, cedera pada organ lain, parut dalam rahim, demam dan dapat mempengaruhi produksi ASI (Kasdu, 2003). 7. Penanganan/Tindakan yang Baik untuk Ibu Pada Asuhan Pasca Sectio Caesarea a. Kebersihan Diri 1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. 2) Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu,dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil dan besar.

24 3) Sarankan ibu untuk menggaanti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau diseterika. 4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. 5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kapada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. b. Istirahat 1) Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan- kegiatan rumah tangga biasa perlahan- lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. 2) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal. 3) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, Memperlambat proses Involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. c. Latihan 1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot- otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. 2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti: a) Dengan tidur telentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada: Tahan satu sampai 5, Refleks dan ulangi 10 kali. b) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot- otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

25 c) Mulai dengan megerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke- 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakkan sebanyak 30 kali (Sarwono, 2002). D. Kerangka Konsep Berdasarkan studi pendahuluan dan latar belakang, maka kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independent Variabel Dependent Tingkat pengetahuan : Pasien pasca Sectio CaesareaAnestesi umum Mobilisasi dini: Pasien Pasca Sectio CaesareaAnatesi Umum E. Hipotesis Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan mobilisasi dini pada pasien Pasca Sectio CaesareaAnatesi Umum di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.