BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cina dan Arab. Sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna, sehingga. dalam masalah muamalah (hubungan antar makhluk) dibahas secara

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA DI DESA MERGOSARI KAB. TUBAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS DATA

dan suku Sunda dan 100% penduduknya beragama Islam, kebanyakan dari mereka bekerja mengolah tanah pertanian.

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Sejarah Pekon Way Suluh Kabupaten Pesisir Barat

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB I PENDAHULUAN. dan saling tolong menolong anatara individu satu dengan individu. lainnya, sebagai makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

BAB V PENUTUP. 1. Akad utang sapi untuk penanaman tembakau berdasarkan ketentuan kreditur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

KONSEP UTANG DAN MODAL DALAM ISLAM. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

perbuatan hukum (karena barang sudah digadaikan) 60 BAB III GADAI NGAPLEK DI DESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KEC.TOROH KAB. GROBOGAN

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

Masih Ada Hutang, Bagaimana Nasib Almarhum Ayah Kami?

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka. penelitidapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

Transkripsi:

54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Kondisi Objek Penelitian Desa Sidomulyo, sebagaimana penduduk Jember pada umumnya adalah mayoritas suku Madura dan sebagian suku Jawa, dan juga etnis Cina dan Arab. Sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Di wilayah ini, dijumpai pondok-pondok pesantren, masjid, musholla dan langgar-langgar yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam. Desa Sidomulyo merupakan salah satu produsen biji kopi di KabupatenJember. 55 Berdasarkan data profi l Desa Sidomulyo 56, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (88,01 %), mayoritas sebagai petani kopi Robusta. Pendapatan dari kopi mencapai 75 % dari total pemenuhan kebutuhan hidup petani. Kondisi ini menunjukkan 55 (BPS Jember, 2008) 56 (Bapemas, 2006)

55 bahwa penduduk Desa Sidomulyo menggantungkan kehidupan ekonominya pada potensi geografis dan sumberdaya alam yang dimiliki. Produksi kopi rakyat terutama untuk Kelompok Tani Sidomulyo 1 diusahakan di atas lahan dengan luas 309,87 hektar. Sebagian besar mutu biji kopi yang diusahakan adalah kopi asalan, yaitu biji kopi yang dihasilkan dengan metode dan sarana-sarana yang sangat sederhana, kadar air masih relatif tinggi dan masih tercampur dengan bahan lain dalam jumlah relatif banyak, sehingga kopi mereka masih dihargai rendah oleh pedagang pengumpul, karena harus melalui proses sortasi sebelum diekspor. 57 1. Visi dan Misi Desa Sidomulyo - Visi Terciptanya pelayanan aparatur pemerintahan yang kreatif, bersih dan berwibawa untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius, dan bermanfaat. - Misi Misi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan Visi secara operasional, meliputi : 1. Menyelenggarakan pemerintahan yang berkualitas 2. Memberdayakan pendidikan dan meningkatkan kesehatan masyarakat 3. Mengembangkan potensi desa secara optimal 57 Elida Novita Sari, analisis keberlanjutan kawasan usaha perkebunan kopi (kupk) Rakyat di desa sidomulyo kabupaten jember, (fakultas teknologi pertanian, universitas jember 2012)

56 4. Menekan angka kemiskinan dan pengangguran 5. Memperkuat sarana dan prasarana pembangunan 2. Kondisi Geografis Desa Sidomulyo merupakan desa ke-9 di wilayah kecamatan Silo, merupakan desa pecahan dari Desa Garahan mulai tahun 1990 dan menjadi desa definitif pada tahun 1994. Desa Sidomulyo terletak pada ketinggian 560 m dari permukaan laut. Sepintas kondisi wilayah Desa Sidomulyo merupakan daerah pegunungan, dan sebagian besar terdiri dari tanah kering. Topografi desa ini terdiri atas dataran seluas 2357 hektar, serta pebukitan dan pegunungan seluas 2636 hektar. Desa Sidomulyo merupakan sentra tanaman perkebunan kopi, apokat dan petai. Curah hujan di Desa Sidomulyo cukup tinggi setiap tahunnya, yaitu 2000 ml pertahun. - Dataran 2357 Ha - Perbukitan/ Pegunungan : 2636 3. Batas Wilayah Desa Sidomulyo merupakan daerah paling timur wilayah Kabupaten Jember yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi. Adapun batas Desa Sidomulyo adalah sebagai berikut : - Utara : Desa Sumberjati - Timur :Desa Curahleduk, Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi - Selatan : Desa Pace dan Desa Mulyorejo

57 - Barat : Desa Garahan 4. Data Wilayah Administrasi Desa Sidomulyo Kabupaten Kecamatan Desa : Jember : Silo : Sidomulyo Jumlah RT : 78 Jumlah RW : 26 Jumlah Dusun : 6 Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 11.525 Jiwa : 3.307 KK Desa Sidomulyo dibagi menjadi 7 dusun, 6 dusun definitif dan 1 dusun persiapan. - Dusun Curah Manis terdiri dari 18 Rt dan 6 Rw - Dusun Krajan terdiri dari 18 Rt dan 5 Rw - Dusun Curah Damar terdiri dari 12 Rt dan 4 Rw - Dusun Gunung Gumitir terdiri dari 12 Rt dan 4 Rw - Dusun Tanah Manis terdiri dari 6 Rt dan 2 Rw - Dusun Garahan Kidul terdiri dari 8 Rt dan 3 Rw - Dusun Persiapan Sidodadi Terdiri dari 4 Rt dan 2 Rw B. Paparan dan Analisis Data Penelitian ini terdapat beberapa golongan narasumber. Pembagian golongan tersebut didasarkan pada perannya, yaitu pihak yang berpiutang, pihak yang mempunyai utang,dan beberapa tokoh agama setempat,

58 golongan tersebut merupakan pihak yang terlibat langsung dalam transaksi utang piutang panenan kopi, tentunya tradisi ini tidak lepas dari keadaan masyarkat yang mendorong untuk melakukan hal itu. Salah satu kekuatan ekonomi yang didominasi hanya sebagian besar yang kaya yaitu bisa menupang kepada yang miskin untuk melakukan utang piutang. Salah satu faktor kultural yaitu perbedaan keyakinan masyarakat setempat yang masih hidup berdampingan, Islam, Hindu dan Kristen. sehingga tidak dipungkiri praktek yang menjadi kebiasaan ini dijadikan landasan sebuah kebiasaan. Tentunya dalam praktek ini mendorong untuk mengikuti para leluhurnya yang menjadi kebiasaan sejak lama. praktek utang panenan kopi yang terjadi di desa Sidomulyo kecamatan Silo kabupaten Jember. 1. Praktek Utang Panenan Kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Praktek utang panenan kopi yang terjadi di kalangan masyarakat Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember merupakan transaksi lama yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan utang piutang. Utang piutang dengan pembayaran panenan kopi terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kondisi sosial masyarakat yang mayoritas petani kopi menjadi pendapatan utama, sehingga ketika masyarakat melakukan utang piutang, panenan kopi tersebut menjadi jaminan pengembalian utang yang dilakukan dengan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

59 Kesepakatan itu tentunya tidak lepas dari kepercayaan kedua belah pihak yang saling mengikatkan dirinya untuk saling percaya dalam melakukan transaksi, tidak lepas dari itu kebiasaan ini menjadi prioritas dalam transaksi utang piutang panenan kopi yang terjadi di desa Sidomulyo kecamatan Silo Kabupaten Jember. Praktek utang panenan kopi yang terjadi di desa Sidomulyo kecamatan Silo kabupaten Jember adalah praktek utang piutang yang dilakukan dengan pembayaran kopi panenan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang memberikan pinjaman (piutang), pembayaran dengan kopi tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. ketika mereka melakukan praktek utang piutang. Pembayaran dengan kopi basah tersebut disesuaikan dengan jumlah utang yang dipinjam dan ditambah oleh potongan harga yang diberikan oleh pihak yang berutang sebesar kesepakatan dengan pihak yang berpiutang. Besaran potongan atau stand harga tersebut tergantung kesepakatan awal yang dibuat oleh kedua belah pihak, praktek seperti ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat di sana yang nantinya. Mempunyai kebiasaan yang dianggap tidak bertentangan dengan hukum. Pernyataan mengenai transaksi panenan kopi di desa Sidomulyo juga disampaikan oleh beberapa pihak pelaku utang piutang panenan kopi di desa tersebut. Di sini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa narasumber sekaligus sebagai pihak yang terlibat langsung dalam transaksi

60 utang panenan kopi tersebut. Di anataranya ada yang berprofesi sebagai petani, dan tokoh agama. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rohim sebagai pihak pemberi utang dan Samsul sebagai pihak pengutang. Menurut Rohim beliau pernah memberikan pinjaman uang kepada Samsul sebesar Rp. 4000.000, Peminjaman tersebut masih berlangsung sampai sekarang (2014), karena Samsul belum panen. Pemberian pinjaman dengan pengembalian kopi tersebut merupakan kebiasaan dan berlangsung sudah lama. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rohim dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Utang panenan kopi di sini memang menjadi kebiasaan yang dilakukan masyarakat, ka rena mayoritas masyarakat memang berprofesi sebagai petani kopi jadi kalau mau meminjam uang mereka memberikan kopinya sebagai pengganti utang, pembayaran dengan kopi tersebut disertai dengan selisih harga pasaran. 58 Hal ini dibenarkan oleh Samsul bahwa benar beliau meminjam uang kepada Rohim sebesar Rp. 4000.000 dan nanti akan dikembalikan dengan panen kopi miliknya. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Iya saya meminjam uang kepada Rp. 4000.000 kepada Bapak Rohim, uang Bapak Rohim nanti saya ganti dengan kopi basah ketika waktu panen tiba, dan saya berikan potongan sebesar Rp. 500 setiap kilonya. 59 Pembayaran utang dengan panenan kopi diberikan dengan ikhlas tanpa ada paksaan antara kedua belah pihak. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rohim dalam kutipan wawancara sebagai berikut; 58 Rohim, Wawancara, (16 Desember 2014) 59 Syamsul, Wawancara, (16 Desember 2014)

61 Saya memberikan pinjaman ikhlas, kalau saya punya ya saya kasih, kalau gak ada ya gak saya kasih. Dan saya tidak meminta potongan tersebut, tetapi karena sudah kebiasaan jadi secara otomatis mereka kalau mau meminjam uang menawarkan potongan harga. 60 Pernyataan ini dibenarkan oleh Samsul bahwa beliau ikhlas memberikan potongan harga kopi tersebut, hal ini sebagaimana disampaikan dalam kutipan wawancara berikut: Bapak Rohim tidak meminta potongan harga, tetapi saya sendiri yang menawarkan, disini kan emang kebiasaannya begitu, kalau nanti tidak dikasih potongan takut saya gak dikasih pinjaman. 61 Pernyataan yang lain mengenai utang panenan kopi juga disampaikan oleh Soleh dan Rohman, dimana kedua pihak ini juga terlibat dalam transaksi utang panenan kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Soleh merupakan pihak pemberi utang kepada Rohman, menurut keterangan yang disampaikan oleh Soleh beliau meminjamkan uangnya kepada Rohman sebesar Rp. 3000.000. Beliau sudah terbiasa meminjamkan uangnya kepada masyarakat karena secara ekonomi beliau memang cukup mampu bila dibandingkan dengan masyarakat yang lain di daerah tersebut. Menurutnya orang-orang didaerahnya kalau butuh uang pinjaman pasti selalu minta bantuannya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh beliau dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Transaksi panenan kopi itu, orang berutang lalu dikembalikan dengan kopi kalau yang pinjam itu punya kopi dan sudah panen, kalau yang pinjam tidak punya kopi ya dikembalikan dengan uang juga. Tapi memang rata-rata orang sini punya kopi semua. Saya sering diminta tolong orang-orang sini untuk memberikan 60 Rohim, Wawancara, (16 Desember 2014) 61 Syamsul, Wawancara, (16 Desember 2014)

62 pinjaman, dan saya tidak keberatan untuk Bapak Rohman sebesar Rp. 3000.000 dan juga orang lain-lain disini. Disini transaksi pinjam meminjam dengan pengembalian panenan kopi ini menjadi kebiasaan masyarakat dalam melakukan akad utang, jadi kalau mereka pinjam mereka mengembalikannya dengan kopi dan memberikan selisih harga kopi tersebut dengan harga pasar, selisih harga tersebut diberikan sebagai tanda terimakasih. 62 Mengutip dari pernyataan para pihak bahwa yang menjadi dasar kebiasaan transaksi ini adalah kepercayaan para pihak untuk melaksanakan kewajibannya, yaitu pemberi utang dan yang berpiutang saling membutuhan. Kepercayaan tersebut saling memberi jaminan dalam menjaga transaksi yang di bangun sudah lama. Dan Pernyataan selanjutnya yaitu dibenarkan oleh Rohman, bahwa beliau melakukan akad utang panenan kopi dengan H. Soleh, beliau meminjam uang kepada H. Soleh sebesar Rp. 3000.000, beliau memberikan selisih harga penjualan kopi sebesar Rp. 1000 karena waktu itu sangat membutuhkan sekali terhadap uang tersebut, sehingga beliau memberikan potongan harga yang lumayan besar jika dibandingkan dengan orang-orang lain yang biasanya memberikan potongan hanya Rp. 300-700 Rupiah saja. menurutnya bukan hanya dia saja yang melakukan transaksi pembayaran utang dengan panenan kopi semacam ini, masyarakat yang lain disini juga rata-sata melakukan seperti ini. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh beliau dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Waktu karena ada kebutuhan yang sangat mendesak, jadi saya pinjam uang kepada H. Soleh Rp. 3000.000, saya memberikan selisih harga psaran kopi itu sebesar Rp. 1000. Transaksi kayak 62 H. Sholeh, Wawancara, (16 Desember 2014)

63 gini sudah biasa disini mas, rata-rata orang sini kalau pinjam uang pengembaliannya ya dengan kopi dan pemberian selisih harga kayak yang saya lakukan itu. 63 Tidak lepas bahwa kedua belah pihak saling membutuhkan walaupun diwaktu yang sama hal tersebut sudah menjadi kebiasan tidak dipungkiri walaupun ada selisih harga dalam pengembaliaannya maka yang berpiutang tetap melakukan, tiada lain kebiasaan itu sudah menjadi hukum kepercayaan antara kedua belah pihak. Berdasarkan pernyataan-pernyatan beberapa pihak diatas dapat disimpulkan bahwa praktik utang panenan kopi ini adalah praktek utang piutang yang dilakukan dengan pembayaran kopi panenan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang memberikan pinjaman (piutang), pembayaran dengan kopi tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat ketika mereka melakukan praktek utang piutang. Pembayaran dengan kopi basah tersebut disesuaikan dengan jumlah utang yang dipinjam dan ditambah oleh potongan harga yang diberikan oleh pihak yang berutang sebesar kesepakatan dengan pihak yang berpiutang. Sebagai contoh A (Samsul) adalah pihak pemilik utang dan B (Rohim) adalah pihak yang memberikan piutang, A memerlukan uang dan meminjam uang ke B, katakan A meminjam uang sebesar Rp. 4.000.000 maka ketika jatuh tempo pengembalian, maka membayar utangnya dengan kopi panenannya dengan potongan harga, seandainya harga kopi perkilo 5.000 maka dia memberikan kopinya kepada B dengan harga 4.500. 63 Rohman, Wawancara, (16 Desenber 2014)

64 potongan tersebut merupakan bentuk rasa terimakasih kepada B karena telah mau memberikan pinjaman kepada A. kesepakatan seperti di atas dijadikan landasan mereka dalam melakukan transaksi walaupun pada intinya kesepakatan itu tidak ada pihak yang dirugikan, karena alasan hanya sekedar memberikan rasa terima kasih kepada pihak yang memberi piutang. Dilihat dari kepentingan para pihak tentunya semua yang telah menjadi akad kesepakatan harus saling di tepati. Untuk menjaga rasa percaya kedua belah pihak. 2. Pandangan tokoh Agama terhadap praktek utang Panenan Kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa Praktek utang panenan kopi yang terjadi di kalangan masyarakat desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember merupakan transaksi lama yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan utang piutang. Utang piutang dengan pembayaran panenan kopi terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kondisi sosial masyarakat yang mayoritas menjadi petani kopi, sehingga ketika masyarakat melakukan utang piutang, panenan kopi tersebut menjadi jaminan pengembalian utang yang dilakukan dengan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Selama ini praktek utang piutang panenan kopi yang terjadi di kalangan masyarakat Desa Sidomulyo adalah dengan menentukan stand harga jual kopi yang berlaku di pasar dengan harga yang akan diberikan

65 kepada pihak yang berpiutang. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh Agama desa Sidomulyo kyai Misbahus Surur selaku tokoh agama desa sidomulyo yang sekaligus sebagai petani kopi, ketika peneliti menanyatakan tentang bagaimana terjadinya praktek utang panen kopi tersebut dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Berkenanan utang piutang didesa sidomulyo, disini karna mayoritas sebagai petani kopi ketika meminjam sejumlah uang 5.000,000,00 maka dia mengembalikan uang tersebut dengan kopi sejumlah utang yang dipinjamnya dengan kesepakatan diawal perjanjian, jadi orang yang meminjang uang akan mengembalikan utang diwaktu panenan yang akan datang dengan selisih haraga 500,00 semisal haraga kopi perkilonya, 3500,00 maka menjadi 3000,00 jadi dia memberi selisih harga perkilonya dengan niatan sebagai terimakasi karna sudah rela meminjamkan uang kepadanya. Seandainya uang itu digunakan untuk hal lain mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih besar dan atau sebaliknya, jadi karena kita sudah rela memberikan pinjaman maka dia juga rela memberikan potongan harga sebagai ucapan terima kasih. 64 Menurut kyai Misbahus Surur, transaksi utang panenan kopi semacam ini sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat, dan hukumnya halal karena sudah didasari keihlasan dari pihak yang berutang untuk membayar utangnya dengan kopi panenannya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh kyai Misbahus Surur dalam kutipan wawancara sebagai berikut: Hukum dari transaksi utang panenan kopi yang dilakukan oleh masyarakat desa Sidomulyo hukumnya adalah boleh, karena pemberiannya ikhlas dan tidak ada paksaan, jadi mereka memberikan selisih harga itu secara sukarela. Dan transaksi ini sudah berlangsung lama dan mayoritas masyarakat melakukan transaksi semacam ini. 65 64 Misbahus Surur, Wawancara, (15 Desember 2014) 65 Misbahus Surur, (15 Desember 2014)

66 Selain Kyai Misbahus Surur sebagai tokoh masyarakat, terdapat pula tokoh agama lain yakni Ust. Abdus Salam yang sekaligus mengajar dilembaga miftahul huda. Ia juga termasuk salah satu pihak yang terlibat langsung dalam transaksi utang piutang tersebut. Di mana ketika ada masyarakat setempat yang berkeinginan untuk mencari pinjaman modal ataupun sejenisnya, maka ia dapat melakukan transaksi pinjaman langsung kepada Ust. Abdus Salam. Di sini ia berpendapat mengenai transaksi panenan kopi yang terjadi di desa Sidomulyo sebagai berikut: Berkenaan utang piutang, itu sudah menjadi adat kebiasaan yang dilakukan masyarakat disini, kalo seumpama orang meminjam uang kepada saya,orang tersebut mengembalikan utang tersebut dengan kopi basah, biasanya memberi selisi harga kopi perkilonya, kadang 200 samapai 500 mereka mengganti utang dengan kopi basah karna sudah menajadi kebiasaan orang sini, jadi utang piutang memakai selisih harga itu sudah sama-sama ikhlasnya jadi tidak masalah. 66 Kemudian mengenai hukum dari transaksi semacam ini menurut Ust Abdus Salam hukumnya boleh, dan tidak haram karena tambahan atau hasil yang diberikan bukan berbentuk uang tetapi berbentuk barang yaitu kopi, sehingga hukumnya boleh. Namun jika penambahan itu berupa uang maka 1% pun tetap menjadi riba, dan transaksi semacam ini sudah menjadi kebiasaan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam kutipan wawancara dengan kyai Abdus Salam sebagai berikut: Transaksi panenan kopi ini tidak masalah, apa yang mau dibahas tentang utang piutangnya, disini kan berupa barang bukan uang, kalo uang meski sepersenpun sudah termasuk riba, ini kan semacam transaksi jual beli kalo harga pasarannya seharga 5000 66 Abd Salam, Wawancara, (15 Desember 2014)

67 perkilonya kamu mau jual berapapun kan terserah sipenjual, mau dijual berapapun asal sama-sama iklas penjual sama pembelinya. 67 Wawancara juga peneliti lakukan terhadap salah satu tokoh agama setempat yakni H. Nur Kholik, yang merupakan pendatang dan memiliki keluarga di desa Sidomulyo tempat penelitian ini. Ia juga memberikan pendapat yang tidak jauh berbeda dengan kedua tokoh agama di atas, bahwa praktek utang panenan kopi di Desa Sidomulyo adalah merupakan suatu kebiasaan yang telah terjadi di tengah masyarakat, sehingga praktek ini sudah menjadi ciri khas dari masyarakat desa Sidomulyo. Sebagaimana yang dikatakan dalam kutipan wawancara dengannya, sebagai berikut: Itu adalah kebiasaannya orang disini, praktek utang panenan kopi ini sudah menjadi ciri khas dari masyarakat sidomulyo, yakni utang panenan kopi. 68 Kemudian mengenai hukum dari praktek utang panenan kopi ini Ust Nur Kholik mengatakan bahwa sulit untuk mengatakan apakah transaksi ini haram atau tidak, perlu adanya pengkajian yang mendalam untuk mengetahui kebenaran dari hukum praktek panenan kopi yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan masyarakat. Namun baginya dalam menentukan hukum dari praktek utang panenan kopi yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan masyarakat beliau lebih cenderung membolehkan karena transaksi tersebut dinilai sebagai transaksi tolong menolong. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut: 67 Abd Salam, Wawancara, (15 Desember 2014) 68 Nur Kholik, Wawancara (15 Desember 2014)

68 Sulit untuk mengatakan apakah transaksi ini haram atau tidak, perlu adanya pengkajian yang mendalam untuk mengetahui kebenaran dari hukum praktek panenan kopi yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan masyarakat. Namun saya lebih cenderung membolehkan terhadap transaksi ini, karena bagi saya transaksi ini bernilai tolong menolong. 69 Dari beberapa pernyataan yang disampaikan oleh beberapa tokoh Agama Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember tersebut, dapat diketahui bahwa praktek utang dengan pembayaran panen kopi merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat setempat, transaksi itu sudah berlangsung lama dan menjadi pilihan yang terbaik untuk bisa memperoleh pinjaman dari orang lain di desa tersebut. Dari sekian banyak pernyataan para tokoh masyarakat di atas dapat dilihat bahwa pendapat mereka semua sama, memperbolehkan transaksi utang panenan yang terjadi di kalangan masyarakat desa Sidomulyo Jember. Sedangkan hukum dari transaksi utang panenan kopi ini menurut para tokoh agama di desa tersebut adalah boleh, dengan alasan yakni transaksi praktek utang panenan kopi tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak serta masing-masing pihak saling mengikhlaskan, dan praktek tersebut bernilai tolong menolong. Adapun menurut mereka, transaksi dengan cara pengembalian hutang dengan kopi yang disepakati diawal transaksi termasuk jual beli yang diperbolehkan dalam islam. Namun, jika dilihat dalam ketentuan fikih yang ada, maka transaksi tersebut termasuk jenis transaksi jual beli yang dilarang dalam hukum Islam. Sebagaimana yang terdapat dalam 69 Nur Kholik, Wawancara (15 Desember 2014)

69 buku Fikih Muamalah karangan Prof Dr. H. Abd Rahman Ghazaly, ia menyebutkan bahwa; sesuatu yang bersifat spekulasi atau samar-samar haram untuk diperjual belikan, karena dapat merugikan salah satu pihak, baik penjual, maupun pembeli. Yang dimaksud dengan samar-samar adalah tidak jelas, baik berangnya, harganya, kadarnya, masa pembayarannya, maupun ketidakjelasan lainnya. 70 Sedangkan dalam literatur lain 71 dijelaskan bahwa, transaksi ini termasuk transaksi yang tidak diperbolehkan. Sebagaimana dalam bukunya Pof Dr H. Rahmat Syafi i, diterangkan bahwa jual beli yang termasuk dalam kategori jual beli munjiz yaitu jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat atau ditangguhkan pada waktu yang akan datang. Jual beli ini dipandang fasid menurut ulama Hanafiyah, dan batal menurut jumhur ulama. Dari penjelasan di atas, baik sebagaimana menurut jumhur ulama dan ulama mazhab, maka transaksi tersebut yang terjadi di desa Sidomulyo adalah haram hukumnya. Karena jika dikaikan dengan beberapa pandangan menurut ulama di atas, maka transaksi yang terjadi di desa Sidomulyo terdapat unsur ketidakjelasan barang yang dibeli, dalam artian para pihak hanya menduga-duga hasil yang akan diperoleh. Begitu halnya dengan masa transaksi, yaitu adanya waktu transaksi yang ditangguhkan. 70 Abd Rahman Ghazaly, Fikih Muamalah, hal. 82 71 Rahmat Syafi i, Fikih Muamalah, 97

70 Selain dilihat dari segi hukum trasaksi jual beli, trasaksi utang panenan kopi ini juga bertentangan dengan hukum muamalah dan termasuk dari transaksi yang mengandung riba. Sebagaimana yang terdapat dalam buku fikih muamalah karangan Prof Abd Rahman, bahwa transaksi di atas termasuk ke dalam transaksi yang mengandung riba. Pada dasarnya dalam trnsaksi utang piutang, jika tambahan dalam membayar utang oleh yang berhutang ketika membayar dan tanpa ada syarat sebelumnya maka hal itu sah-sah saja dan dibolehkan (mubah). Karena hal itu dianggap perbuatan yang baik (ihsan). Sebagaimana Rasulullah pernah melakukannya, di mana beliau pernah berutang kepada seseorang seekor hewan, kemudian beliau bayar dengan hewan yang lebih tua umurnya daripada hewan yang beliau utangi itu, kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik dalam membayar utangnya (HR. Bukhari Muslim). 72 Untuk membedakan mana tambahan yang termasuk riba atau tindakan terpuji. Para fuqaha menjelaskan, tambahan pembayaran utang yang termasuk riba jika hal itu disyaratkan pada waktu akad. Artinya seseorang mau memberikan utang dengan syarat dan tambahan dalam pengembaliannya. Ini adalah tindakan yang tercela, karena ada kedzoliman dan pemerasan. Dari pemaparan di atas maka, dapat diambil kesimpulan bahwa, jika transaksi utang panenan kopi yang terjadi di 72 Abd Rahman Ghazaly, Fikih Muamalah, hal. 219

71 desa Sidomulyo termasuk kedalam kategori riba Fadhl. Karena dalam prakteknya, transaksi utang penenan kopi tersebut juga terdapat syarat pada akad di awal transaksi.