LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 08 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 08 TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 06 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 06 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 07 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 07 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 07 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 05 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 05 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 05 TAHUN 2009

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 03 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan. Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN RAJA DAN SANIRI NEGERI LENGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA Nomor : 08 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN OHOI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGGARA, Menimbang : a. bahwa Lembaga Kemasyarakatan pada tingkat Ratshap dan Ohoi merupakan salah satu wadah partisipasi masyarakat untuk turut serta berperan aktif dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Ohoi/Ohoi Rat perlu didukung dan dikembangkan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku; b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a diatas, dengan mengacu pada Pasal 211 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Ohoi.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat II dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645); 2. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3896); 3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Aru, Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4350); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

3 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4747); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan, Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4588); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 13. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 14 Tahun 2005 tentang Penetapan Kembali Negeri Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Wilayah Pemerintahan Provinsi Maluku (Lembaran Daerah Provinsi Maluku Tahun 2005 Nomor 14);

4 14. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 03 Tahun 2009 tentang Ratshap Dan Ohoi (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009 Nomor 03 Seri D). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA Dan BUPATI MALUKU TENGGARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN OHOI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Maluku Tenggara; 4. Camat adalah Kepala Pemerintahan Wilayah Kecamatan; 5. Ohoi/Ohoi Rat adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang bersifat geneologis dan teritorial yang memiliki batas wilayah, berfungsi mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak, asal-usul dan adat istiadat setempat, menyelenggarakan tugas pemerintahan, serta diakui dan dihormati dalam sistem

5 Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara; 6. Orong Kai adalah Kepala dari Ohoi/Ohoi Rat dan berfungsi untuk memimpin administrasi pemerintahan dilingkungannya dan sekaligus sebagai kepala persekutuan hukum adat dibawah Rat atau Raja, yang dipilih berdasarkan garis keturunan; 7. Pemerintahan Ohoi/Ohoi Rat adalah kegiatan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Ohoi/Ohoi dan Badan Saniri Ohoi Ohoi; 8. Kepala Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat adalah Orong Kai; 9. Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat adalah Kepala Pemerintahan Ohoi/Ohoi Rat dan Perangkat Ohoi/Ohoi Rat; 10. Perangkat Ohoi/Ohoi Rat adalah unsur staf, yang merupakan pembantu Kepala Pemerintahan dan terdiri dari Jur Tulis Ohoi/Ohoi Rat, Kepala Soa dan yang lainlain atau yang disebut dengan sebutan lain sesuai dengan kebutuhan, kondisi sosial dan adat istiadat masyarakat setempat; 11. Badan Saniri Ohoi/Ohoi Rat adalah lembaga yang melaksanakan fungsi adat, selain berfungsi sebagai lembaga legislasi dan lembaga pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Ohoi/Ohoi Rat, Anggaran Pendapatan dan Belanja dan Keputusan Kepala Pemerintahan Ohoi/Ohoi Rat; 12. Pemuka Masyarakat adalah para tokoh terkemuka dalam masyarakat yang terdiri dari pemuka adat, kepala marga/faam, tokoh agama, kalangan pendidik, cendikiawan, golongan profesi dan pimpinan lembaga-lembaga masyarakat yang ada di Ratshap dan Ohoi/Ohoi Rat; 13. Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat di Ohoi/Ohoi Rat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat dalam memberdayakan masyarakat.

6 BAB II NAMA DAN TUJUAN PEMBENTUKAN Pasal 2 Nama Kelembagaan Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat yang dibentuk di Ohoi/Ohoi Rat dapat disesuaikan dengan hak asal usul dan adat istiadat setempat dan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat diterima masyarakat. Pasal 3 Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat yang dibentuk di Ohoi/Ohoi Rat ditetapkan dengan Peraturan Ohoi/Ohoi Rat dengan tetap berpedoman pada adat istiadat dan hukum adat setempat serta ketentuan perundang undangan yang berlaku. Pasal 4 Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui : a. peningkatan pelayanan kepada masyarakat; b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan; c. pengembangan kemitraan; d. pemberdayaan masyarakat; e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 5 Lembaga Kemasyarakatan berkedudukan di Ohoi/Ohoi Rat.

7 Pasal 6 Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat mempunyai tugas membantu Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat yang meliputi : a. menyusun rencana pembangunan Ohoi/Ohoi Rat secara partisipatif atas dasar prakasa dan partisipasi masyarakat; b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan Ohoi/Ohoi Rat secara partisipatif; c. menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong/maren dan swadaya masyarakat Ohoi/Ohoi Rat; d. menumbuh kembangkan kondisi dinamis masyarakat Ohoi/Ohoi Rat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat mempunyai fungsi : a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat Ohoi/Ohoi Rat dalam pembangunan; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Ohoi/Ohoi Rat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat Ohoi/Ohoi Rat; d. penyusunan rencana pelaksanaan pelestarian dan pemberdayaan hasil hasil pembangunan secara partisipatif; e. menumbuh kembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong/maren masyarakat Ohoi/Ohoi Rat; f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan hak politik masyarakat Ohoi/Ohoi Rat.

8 BAB IV KEANGGOTAAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 8 Anggota Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat adalah mereka yang menyetujui azas, maksud dan tujuan dari Lembaga Kemasyarakatan dimaksud dan terdaftar. Pasal 9 (1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam memberdayakan masyarakat. (2) Susunan dan jumlah pengurus lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan. (3) Anggota Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat berhenti dan atau diberhentikan karena : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri; c. pindah tempat tinggal dan tidak lagi terdaftar sebagai penduduk Ohoi/Ohoi Rat yang bersangkutan; d. tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). BAB V WEWENANG DAN KEWAJIBAN Pasal 10 Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat berwenang mengajukan saran dan pendapat untuk dipertimbangkan dalam menentukan arah dan kebijakan program di bidang Pemerintahan, Pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Ohoi/Ohoi Rat.

9 Pasal 11 Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat berkewajiban untuk : a. membantu Orong Kai beserta perangkatnya dalam melaksanakan program di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Ohoi/Ohoi Rat; b. mengkoordinir dan mendorong masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. BAB VI HUBUNGAN DAN TATA KERJA Pasal 12 Dalam melaksanakan wewenang dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal 10 dan pasal 11 diatas, Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat harus membina kerjasama dengan pemerintah Ohoi/Ohoi Rat untuk : a. menggerakan dan menumbuh kembangkan motivasi swadaya masyarakat disegala sektor dan bidang usaha; b. melakukan usaha bersama mengembangkan potensi Ohoi/Ohoi Rat guna peningkatan sumber pendapatan Ohoi/Ohoi Rat; c. melakukan kerjasama dalam rangka peningkatan kader pembangunan di Ohoi/Ohoi Rat; d. mengusahakan percepatan teknologi tepat guna di Ohoi/Ohoi Rat dalam rangka alih teknologi dan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang usaha yang ditekuni. Pasal 13 (1) Lembaga Kemasyarakatan melalui Orong Kai menyampaikan rencana biaya kepada Badan Saniri Ohoi/Ohoi Rat untuk diputuskan.

10 (2) Tata Kerja Lembaga Kemasyarakatan akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Ohoi/Ohoi Rat. BAB VII SUMBER DANA Pasal 14 Sumber dana untuk membiayai kegiatan Lembaga Kemasyarakatan Ohoi/Ohoi Rat diperoleh dari : a. swadaya masyarakat; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Ohoi/Ohoi Rat sesuai kemampuan; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; d. bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; e. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat masyarakat. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

11 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Disahkan di Langgur pada tanggal September 2009 BUPATI MALUKU TENGGARA, ANDERIAS RENTANUBUN Diundangkan di Langgur pada tanggal September 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA, PETRUS BERUATWARIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2009 NOMOR 08

12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN OHOI I. Penjelasan Umum Bahwa dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, serta Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 14 Tahun 2005 tentang Penetapan Kembali Negeri sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku, maka sebagai salah satu elemen penting dari pelaksanaan otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintah Ohoi/Ohoi Rat atas prakarsa, kreativitas serta peran aktif masyarakat dalam mengembangkan dan memajukan daerahnya. Guna menjawab hal dimaksud, maka dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Ohoi/Ohoi Rat yang merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum adat, maka oleh Undang Undang diberikan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu bentuk yang dapat mendukung urusan dimaksud adalah dapat dibentuknya lembaga kemasyarakatan untuk mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui oleh sistem Pemerintahan Nasional. Pengakuan ini memang berimplikasi serta mengandung makna, bahwa

13 pelaksanaan otonomi asli Ohoi di Kabupaten Maluku Tenggara tetap berada dalam kendali pemerintah, teristimewa pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Untuk memberikan arah pada penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Ohoi/Ohoi Rat pada Kabupaten Maluku Tenggara, maka penataan, pembinaan dan pengayoman kepada masyarakat perlu dilakukan dengan dan melalui fasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten sepanjang hal hal yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah kabupaten. Dengan demikian diharapkan terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban secara timbal balik antara Ohoi/Ohoi Rat dengan Pemerintah Kabupaten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing masing. Untuk melaksanakan fungsi, wewenang dan kewajiban penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat senantiasa berpedoman pada Peraturan Perundang undangan yang berlaku. Dukungan dan peran serta masyarakat melalui Lembaga Kemasyarakatan ini diharapkan dapat menjadi mitra Pemerintah Ohoi/Ohoi Rat dalam memberdayaakan masyarakat melalui masukan dan sumbang pikiran yang terumus pada kebijakan program di Ohoi/Ohoi Rat. Yang dimaksudkan dengan Lembaga Kemasyarakatan dalam ketentuan ini misalnya Rukun Tetangga, Rukun Warga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau dengan nama lain. Berpedoman pada Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Ohoi ini dimaksudkan agar dalam penyelengaraan fungsi umum pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat, diperlukan dukungan untuk membantu mengarahkan dan meningkatkan prakarsa serta partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan dan menumbuhkan kondisi yang

14 dinamis disertai kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan memantapkan ketahanan masyarakat. Berdasarkan pemikiran itulah, maka untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di Ohoi/Ohoi Rat, maka dengan berpedoman pada pasal 216 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan pasal 89 s/d. pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu ditetapkan Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Ohoi melalui Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. II. Penjelasan Pasal Demi Pasal. Pasal 1 : cukup jelas Pasal 2 : cukup jelas Pasal 3 : cukup jelas Pasal 4 : cukup jelas Pasal 5 : cukup jelas Pasal 6 : cukup jelas Pasal 7 : cukup jelas Pasal 8 : cukup jelas Pasal 9 : ayat (1) Yang dimaksud dengan mempunyai kemauan adalah minat dan sikap seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sukarela. Yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan, bisa berupa pikiran, tenaga/waktu, atau sarana dan material lainnya.

15 Yang dimaksud dengan kepedulian adalah sikap atau perilaku seseorang terhadap hal hal yang bersifat khusus, pribadi dan strategis dengan ciri keterkaitan, keinginan dan aksi untuk melakukan sesuatu kegiatan. Ayat (2) dan ayat (3) : cukup jelas Pasal 10 : cukup jelas Pasal 11 : cukup jelas Pasal 12 : cukup jelas Pasal 13 : cukup jelas Pasal 14 : cukup jelas Pasal 15 : cukup jelas Pasal 16 : cukup jelas