PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2164/HK.208/XI/DIKLAT-2010 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NAMA UPT BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN IJAZAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

2 Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2011 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

NO. Score Klasifikasi Keterangan B Memenuhi Ketentuan Dengan Catatan (Masih ada kekurangan peralatan yang harus dipenuhi)

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa untuk memperoleh tenaga Satuan Pengamanan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 18 TAHUN 2006 TENTANG PELATIHAN DAN KURIKULUM SATUAN PENGAMANAN

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.07/BPSDMP-2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

mohon usulan Saudara dapat kami terima paling lambat Jumat, 9 Februari 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MEMANGKU JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN AGAM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Sudirman Nomor 1 Telp. (0752) Fax. (0752) Lubuk Basung

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2018 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 107 / HUK / 2009 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No dan Geofisika; b. bahwa guna mempermudah pimpinan unit kerja dalam memberikan rekomendasi pemberian tugas belajar dan izin belajar kep

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Prosedur. Kartu Tanda Anggota.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.58/Menhut-II/2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT III NON DIPLOMA (CRASH PROGRAM/FAST TRACK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kuantitas pelaut Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan pelaut perwira tingkat III di pasar nasional dan internasional, perlu ditindaklanjuti dengan membuka kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengikuti diklat kepelautan; b. bahwa untuk melaksanakan amanah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43 Tahun 2008 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian Keahlian Pelaut, serta Sertifikasi Kepelautan, perlu diambil langkah-langkah untuk tetap menjaga kualitas lulusan pelaut Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan pedoman penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut DP-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) dengan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3929); 1

4. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KM.41 Tahun 2003, Nomor. 5/U/KB/2003, Nomor KEP.208 A/MEN/2003 tentang Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia; 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007, tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.64 Tahun 2009; 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Departemen Perhubungan; Memperhatikan : 1. Keputusan Dirjen Hubla Nomor DL.22/2/1-01 tentang Materi Ujian Keahlian Pelaut untuk Sertifikasi Ahli Nautika dan Ahli Tehnika Pelayaran Niaga; 2. Keputusan Dirjen Hubla Nomor PH. 33/I/5 /DJPL-10 tentang Sistem dan Prosedur Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi Kepelautan; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT III NON DIPLOMA (CRASH PROGRAM/FAST TRACK). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Diklat Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut DKP adalah diklat dalam berbagai jalur, jenis dan jenjang untuk meningkatkan keahlian guna mendapatkan sertifikat keahlian pelaut. 2. Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) adalah diklat pembentukan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi ANT-III/ATT-III. 3. Surat Tanda Tamat Pendidikan Kepelautan yang selanjutnya disebut STTPK adalah Surat Keterangan telah menyelesaikan Diklat, yang diterbitkan oleh Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dan diberikan kepada setiap peserta yang telah menyelesaikan diklat berdasarkan Peraturan ini. 2

4. Ujian Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut UKP adalah Ujian untuk memperoleh Sertifikat Keahlian Pelaut yang diselenggarakan oleh Dewan Penguji Keahlian Pelaut (DPKP). 5. Dewan Penguji Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut DPKP adalah penyelenggara ujian keahlian pelaut yang merupakan lembaga mandiri, dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. 6. Sertifikat Keahlian Pelaut adalah bukti pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan sebagai pelaut. 7. Ujian Pendidikan Pelaut yang selanjutnya disebut Ujian Diklat adalah ujian untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembelajaran yang diusulkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat. 8. Ujian Pelaksana Ujian Keahlian Pelaut yang selanjutnya disingkat PUKP adalah pelaksana ujian keahlian pelaut yang berada dibawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada DPKP. 9. Unit Pelaksanaan Teknis Badan Diklat Perhubungan yang selanjutnya disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat adalah lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan Diklat di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. 10. Praktik laut adalah bagian dari kegiatan pembelajaran pada Diklat Kepelautan berupa praktek berlayar untuk peserta pendidikan dan pelatihan kepelautan di kapal niaga dengan ukuran kapal, tenaga penggerak utama dan daerah pelayaran yang ditetapkan. 11. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. 12. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut. 13. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang pengembangan sumber daya manusia perhubungan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pedoman penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma disusun dengan maksud untuk memberi arah dan petunjuk kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dalam penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track). (2) Pedoman penyelenggaraan ini disusun dengan tujuan untuk: 3

a. mengatur pelaksanaan dan penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) sesuai dengan sistem standar mutu kepelautan; b. mengoptimalkan peran dan fungsi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaut kapal niaga; dan c. memberikan petunjuk pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track). BAB III PELAKSANAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT-III NON DIPLOMA (CRASH PROGRAM/FAST TRACK) Bagian Kesatu Umum Pasal 3 Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat. Pasal 4 (1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat yang melaksanakan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) wajib mendapatkan pengesahan (approval) oleh Direktur Jenderal setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Badan. (2) Kepala Badan memberikan kewenangan untuk menerbitkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Kepala Pusat atas nama Kepala Badan. Pasal 5 (1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dijadikan dasar pertimbangan untuk mendapatkan pengesahan (approval) program Diklat Kepelautan dari Direktur Jenderal. (2) Pengesahan (approval) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan hasil audit dan penilaian terhadap pembuktian obyektif bahwa sistem standar mutu telah terimplementasi secara efektif khususnya dilihat dari aspek competence education and training. 4

Bagian Kedua Prosedur dan Mekanisme Perizinan Paragraf 1 Rekomendasi Pasal 6 (1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat yang akan melaksanakan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma(Crash Program/Fast Track) wajib mengajukan proposal untuk mendapatkan rekomendasi dan diajukan kepada Kepala Pusat dengan tembusan kepada Kepala Badan dan Direktur Jenderal. (2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan mengacu pada sistem standar mutu kepelautan. (3) Kepala Pusat mengeluarkan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah berkas permohonan yang diajukan telah dilakukan evaluasi dan penilaian oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Pusat. (4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dipergunakan sebagai persyaratan pengajuan proposal untuk mendapatkan pengesahan (approval) dari Direktur Jenderal. Paragraf 2 Penetapan Rekomendasi Pasal 7 (1) Rekomendasi pelaksanaan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dievaluasi secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali oleh Kepala Pusat. (2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku paling lama 5 (lima) tahun. (3) Rekomendasi pelaksanaan dapat dicabut apabila pelaksanaan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. 5

Bagian Ketiga Persyaratan Peserta Pasal 8 Persyaratan peserta Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma(Crash Program/Fast Track): a. Jurusan Nautika: 1) Lulusan SMA/MA jurusan IPA / SMK Pelayaran, Diklat Teknologi Pelayaran Nusantara (DTPN-I), Diploma IV KALK, atau Sarjana; 2) Tinggi badan minimal 160 cm (pria) atau 155 cm (wanita); 3) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan lulus seleksi kesehatan; 4) Berkelakuan baik dibuktikan dengan SKCK dari kepolisian; 5) Usia maksimal 26 tahun pada saat mendaftar; dan 6) Lulus seleksi penerimaan peserta didik yaitu; administrasi, kesehatan, akademik, kesamaptaan, psikotest dan wawancara. b. Jurusan Tehnika: 1) Lulusan SMA/MA IPA /SMK Pelayaran atau MAK/SMK jurusan mesin, otomotif, elektronik dan listrik, Diklat Teknologi Pelayaran Nusantara (DTPN-I), atau Sarjana; 2) Tinggi badan minimal 160 cm (pria) atau 155 cm (wanita); 3) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan lulus seleksi kesehatan; 4) Berkelakuan baik dibuktikan dengan SKCK dari kepolisian; 5) Usia maksimum 26 tahun pada saat mendaftar; dan 6) Lulus seleksi penerimaan peserta didik yaitu; administrasi, kesehatan, akademik, kesamaptaan, psikotest, dan wawancara. Pasal 9 Kegiatan belajar mengajar diklat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh Kepala Badan dengan Peraturan tersendiri. Pasal 10 Proses pembelajaran dilaksanakan dalam sistem semester dengan pengaturan sebagai berikut: a. Semester I, II dan III merupakan kegiatan belajar mengajar di kampus; dan b. Semester IV dan V merupakan kegiatan praktik berlayar di atas kapal niaga yang memadai. 6

Pasal 11 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur di dalam peraturan akademik dan peraturan pembinaan mental dan moral di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat pelaksana berdasar pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV UJIAN DAN SERTIFIKASI Bagian Kesatu Jenis Ujian Pasal 12 (1) Ujian Diklat Keahlian pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) terdiri atas : a. ujian diklat tiap 1 (satu) semester mencakup: 1) Ujian Tengah Semester; dan 2) Ujian Akhir Semester. b. ujian keahlian pelaut mencakup: 1) Ujian Pra-Prala; dan 2) Ujian Pasca Prala. (2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya diatur sesuai sistem dan prosedur penyelenggaraan ujian keahlian pelaut yang berlaku. (3) Ujian keahlian pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diselenggarakan oleh PUKP. Pasal 13 (1) Ujian diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembelajaran. (2) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat harus bertanggungjawab dalam penempatan peserta didik untuk praktik berlayar. 7

Bagian Kedua Jenis Sertifikat Pasal 14 (1) STTPK diberikan kepada Peserta yang telah lulus ujian yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Diklat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) STTPK ditandatangani oleh pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dan dilaporkan kepada Kepala Pusat. (3) Pedoman tentang penerbitan bentuk, format, dan pencetakan STTPK ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Pusat dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan tentang Penerbitan Ijazah dan Sertifikat Kompetensi pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Transportasi. Pasal 15 (1) Ujian keahlian pelaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dilaksanakan untuk mendapatkan sertifikat keahlian pelaut yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. (2) Prosedur, mekanisme, dan persyaratan untuk pelaksanaan Ujian Keahlian Pelaut disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 16 (1) Kepala Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan diklat secara berkala dan berkesinambungan. (2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Kepala Badan. Pasal 17 (1) Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat wajib membuat laporan awal, akhir semester, dan akhir diklat kepada Kepala Pusat. 8

(2) Penyampaian laporan pelaksanaan diklat diatur sebagai berikut a. Laporan awal: 1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dimulai program diklat; 2) Isi pelaporan mencakup: a) Identitas peserta; b) Surat Keterangan Dokter (tentang kesehatan mata dan telinga); c) Daftar pengajar; dan d) Kalender akademik. b. Laporan akhir semester: 1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah akhir semester berjalan; 2) Isi pelaporan mencakup: a) Daftar kehadiran peserta; b) Daftar kehadiran pengajar; c) Mutasi peserta (bila ada); d) Hasil evaluasi belajar; dan e) Realisasi pencapaian kurikulum. c. Laporan akhir Diklat: 1) Disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah wisuda; 2) Isi pelaporan mencakup: a) Rekapitulasi kehadiran peserta; b) Rekapitulasi kehadiran pengajar; c) Hasil evaluasi keberhasilan peserta; d) Realisasi pencapaian kurikulum; e) Hasil evaluasi belajar; f) Surat keterangan lulus praktik berlayar/prala;dan g) Lampiran copy STTPK. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 18 (1) Pembiayaan penyelenggaraan Diklat Keahlian pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) dibebankan pada APBN atau masyarakat. (2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola berdasarkan mekanisme dan prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9

BAB VII PENUTUP Pasal 19 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. NO. PROSES NAMA TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ditetapkan di J A K A R T A pada tanggal 16 November 2010 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN ttd CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19560912 198503 1 002 Tembusan Surat Keputusan ini di sampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Perhubungan; 2. Menteri Keuangan; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; 5. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan; 6. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan; 7. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Laut; 8. Para Administrator Pelabuhan; 9. Ketua STIP, Kepala BP3IP, Para Direktur PIP, dan Para Kepala BP2IP; 10. Ketua DPKP; 11. Sekretariat KNPMKI. NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Peny. Konsep Endang Puji Lestari Kasubag Hukum Kerjasama Setdan Pengembangan SDM Phb. 2. Dikoreksi Sutardjo PH.Kabag Umum Setdan Pengembangan SDM Phb. 3. Dikoreksi Marihot S. Kabag Program Puspeng SDM Phb Laut 4. Disetujui Marihot S. PH.Kapuspeng SDM Perhubungan Laut 5. Disetujui Wawan Darwan PH.Sekretaris Badan Pengembangan SDM Phb. 10