BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI ADSORPSI Cr(VI) PADA SILIKA GEL DARI ABU SEKAM PADI TERMODIFIKASI DIFENILKARBAZIDA (Si-DPZida)

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

2016 BIOSORPSI LOGAM KROMIUM HEKSAVALEN

Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat kehidupan tidak satupun makhluk hidup di kehidupan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

ADSORPSI Cr(III) PADA SILIKA GEL TERMODIFIKASI DIFENILKARBAZON SECARA SOL-GEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun memerlukan bahan pangan yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam yang potensial, didukung dengan keadaan

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung sangat pesat seiring

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah merubah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

ADSORPSI Pb(II) OLEH ASAM HUMAT TERIMOBILISASI PADA HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA CH 2 O H O

II. TINJAUAN PUSTAKA CH 2 O H O

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu industri yang terus berkembang pesat di Indonesia adalah industri

I. PENDAHULUAN. dan perubahan lingkungan tidak menghambat perkembangan industri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia memerlukan air, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADSORPSI ION Cr 3+ OLEH SERBUK GERGAJI KAYU ALBIZIA (Albizzia falcata): Studi Pengembangan Bahan Alternatif Penjerap Limbah Logam Berat

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

APLIKASI TEKNIK SONIKASI UNTUK PERBAIKAN PROSES PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI SEBAGAI BIOSORBEN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang industri saat ini cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri yang memproduksi berbagai jenis kebutuhan manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya. Seiring dengan pertambahan industri tersebut, maka semakin banyak pula hasil sampingan yang diproduksi sebagai limbah. Salah satu limbah tersebut adalah logam berat (Darmono, 2008). Kromium (Cr) adalah salah satu logam berat yang berasal dari limbah industri tekstil, kertas, elektroplating dan lainnya yang dapat merusak lingkungan tanah, udara dan perairan (Sharma dan Weng, 2007). Kromium pada sumber sumber perairan berada dalam bentuk Cr(III) dan Cr(VI). Kromium apabila masuk ke dalam tubuh manusia dan terakumulasi di dalam tubuh dapat menyebabkan kanker paru paru, kerusakan hati (liver), dan ginjal (Kaim and Schwederski, 1994). Jika kontak dengan kulit, logam ini dapat menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah (Khasani, 2001). Cr(VI) mudah larut dalam air dan membentuk anion oksida bervalensi dua yaitu anion kromat (CrO4 2- ) dan anion dikromat (Cr2O7 2- ) yang merupakan bahan pengoksidasi kuat. Cr(VI) mempunyai potensi karsinogenik, bersifat lebih toksik terhadap makhluk hidup termasuk manusia dibandingkan Cr(III). Cr(III) umumnya hanya toksik terhadap tumbuh-tumbuhan dalam konsentrasi tinggi, kurang toksik bahkan non toksik terhadap hewan, akan tetapi `1

2 apabila terpapar dalam jangka waktu yang sangat panjang dapat menyebabkan penyakit kulit dan kanker (Anderson, 1997). Menurut standar Departemen Kesehatan RI, No.416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal Cr yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,005mg/L. Menurut surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-02/MENKLH/I/1998 kadar maksimum Cr yang diperbolehkan dalam air limbah adalah 2mg/L. Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh logam kromium khususnya Cr(VI) bagi makhluk hidup dan lingkungan, maka keberadaan logam tersebut sebagai pencemar di lingkungan perlu diminimalkan bahkan dihilangkan. Usaha-usaha pengendalian limbah ion logam belakangan ini semakin berkembang, yang mengarah pada upaya-upaya pencarian metode-metode baru yang murah, efektif, dan efisien (Effendi, 2003). Beberapa metode kimia maupun biologis telah dicoba untuk menghilangkan logam berat yang terdapat di dalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran ion (ion exchange), dan pemisahan dengan membran. Metode adsorpsi lebih sering digunakan karena dalam metode ini pengerjaannya lebih sederhana, ekonomis, dan tidak memerlukan peralatan yang rumit (Endawati, 2008). Pada proses adsorpsi terjadi penyerapan molekulmolekul gas atau cairan pada permukaan sorben. Beberapa biosorben yang dapat digunakan dalam penanganan limbah kromium adalah serbuk gergaji, hasil sampingan pertanian, bakteri, mikroalga rumput laut dan sekam padi. Adsorben yang telah banyak dilaporkan untuk penanganan Cr dalam limbah cair yaitu, resin sintetik, karbon aktif, sorben dari bahan-bahan organik (biosorben) menggunakan

3 bahan-bahan organik mati, serta sorben dari bahan anorganik seperti zeolit, lempung dan silika gel (Yu, et al., 2003). Silika gel merupakan salah satu padatan anorganik yang mempunyai situs aktif gugus silanol (Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si) (Oscik, 1982). Adanya gugus -OH pada situs aktif permukaan silika gel yang mempunyai kemampuan polarisabilitas rendah atau bersifat basa keras (Hard), sehingga cenderung untuk berinteraksi dengan logam berat yang umumnya mempunyai kemampuan polarisabilitas yang tinggi atau asam lunak (Soft) secara teoritis relatif tidak begitu kuat. Oleh karena itu, modifikasi pada permukaan silika gel perlu dilakukan (Atkins, 1999). Modifikasi silika gel telah banyak dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari proses penyerapan (adsorpsi) logam berat sesuai dengan keperluannya. Purwaningsih (2007) telah berhasil mensintesis silika gel (SG) dan hibrida etilendiamino-silika (HDS) dan melakukan adsorpsi terhadap Cr(III) dan Cr(VI). Hasil penelitian ternyata terjadi peningkatan kapasitas adsorpsi untuk Cr(III) dan Cr(VI) pada HDS bila dibandingkan dengan SG. Trisnawati (2012) telah berhasil mensintesis silika gel dari abu sekam padi yang tanpa termodifikasi dan yang termodifikasi difenilkarbazon serta melakukan uji adsorpsinya terhadap Cr(III) dan Cr(VI). Kemampuan silika gel tanpa modifikasi dan silika gel termodifikasi difenilkarbazon dalam menghilangkan Cr(III) secara berturut-turut sebesar 1,94% dan 27,23%, sedangkan dalam menghilangkan Cr(VI) secara berturut-turut adalah 13,91% dan 24,49%. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kemampuan adsorpsi untuk Cr(III) dan Cr(VI) pada silika gel termodifikasi difenilkarbazon bila dibandingkan dengan silika gel tanpa modifikasi. Selain silika gel

4 termodifikasi difenilkarbazon juga telah dilakukan penelitian oleh Mandala (2012) terkait sintesis silika gel dari abu sekam padi yang tanpa termodifikasi dan yang termodifikasi difenilkarbazida serta melakukan uji adsorpsinya terhadap Cr(III) dan Cr(VI). Kemampuan adsorpsi silika gel tanpa modifikasi dan silika gel termodifikasi difenilkarbazida dalam menghilangkan Cr(III) secara berturut-turut sebesar 1,95% dan 25,78%, sedangkan dalam menghilangkan Cr(VI) secara berturut-turut adalah 13,92% dan 23,39%. Hasil penelitiannya ini juga menunjukkan peningkatan kemampuan adsorpsi untuk Cr(III) dan Cr(VI) pada silika gel termodifikasi difenilkarbazida bila dibandingkan dengan silika gel tanpa modifikasi. Kemampuan proses adsorpsi menurut Bernasconi (1995) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pengaruh konsentrasi, ph, waktu kontak dan luas permukaan. Dengan adanya latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik adsorben, kondisi optimum dan isoterm adsorpsi logam Cr(VI) dengan silika gel termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida, serta jenis adsorpsi yang terjadi antara logam Cr(VI) dengan silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: 1. Bagaimanakah karakteristik adsorben silika gel termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida?

5 2. Berapakah ph dan waktu kontak optimum adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida? 3. Mengikuti pola isoterm manakah adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida? 4. Adsorpsi jenis apakah yang terjadi antara logam Cr(VI) dengan silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui karakteristik adsorben silika gel termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 2. Mengetahui ph dan waktu kontak optimum adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 3. Menentukan pola isoterm adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 4. Mengetahui jenis adsorpsi yang terjadi antara logam Cr(VI) dengan silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memperoleh informasi mengenai karakteristik adsorben silika gel termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 2. Memperoleh informasi mengenai ph dan waktu kontak optimum adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida.

6 3. Mendapatkan informasi mengenai pola isoterm adsorpsi logam Cr(VI) pada silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida. 4. Memberikan informasi mengenai jenis adsorpsi yang terjadi antara logam Cr(VI) dengan silika gel dari abu sekam padi termodifikasi difenilkarbazon dan difenilkarbazida.