SIFAT KIMIA DAN SINERESIS YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI FULL FAT DAN NON FAT DENGAN MENGGUNAKAN PATI SAGU SEBAGAI PENSTABIL

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT KIMIA DAN SINERESIS YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI FULL FAT DAN NON FAT DENGAN MENGGUNAKAN PATI SAGU SEBAGAI PENSTABIL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

PERBEDAAN SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI FULL FAT DAN LOW FAT DENGAN PENAMBAHAN

PENGARUH PENAMBAHAN Ca-LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : YOHANES ALIM

EFFECT OF ADDITION OF VARIOUS CONCENTRATIONS OF CULTURE AND INCUBATION PERIOD ON ph, ACIDITY LEVELS, VISCOSITY AND SYNERESIS SET YOGHURT ABSTRACT

PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA

ABSTRACT. Key words: Addition, Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, Alternative

KUALITAS SOYGHURT DENGAN VARIASI RASIO SUSU KEDELAI DENGAN SUSU RENDAH LEMAK

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

PDF processed with CutePDF evaluation edition

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2006, Hal Vol. 1, No. 1 ISSN :

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

PENGARUH PROPORSI KEDELAI DAN JAGUNG TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA PEYIMPANAN SUSU SAPI PASTEURISASI PADA SUHU RENDAH TERHADAP SIFAT FISIKO-KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK YOGURT SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SARI JAHE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGIS DAN SENSORIS YOGURT SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS SUSU TERHADAP KARAKTERISTIK SOYGHURT

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

OLEH: SUZANNA TANIAJI

KARAKTERISTIK YOGHURT SARI JAGUNG DENGAN PENAMBAHAN SUSU SKIM DAN KARAGENAN

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL PADA SAOS TOMAT KENTAL SKRIPSI

Pembuatan Yoghurt Kulit Semangka dengan Pemanis Stevia serta Uji Sifat Kimia dan Sifat Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

PENGARUH PERBANDINGAN BIJI NANGKA DAN AIR DAN KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) TERHADAP MUTU YOGHURT SARI BIJI NANGKA

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH BAHAN PENGEMAS DAN LAMA PENDINGINAN TERHADAP KEASAMAN DAN ANGKA REDUKTASE SUSU PASTEURISASI

PERBEDAAN SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI FULL FAT DAN LOW FAT DENGAN PENAMBAHAN

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY

PENGARUH PERBEDAAN PROPORSI SUSU SAPI UHT DAN EKSTRAK MURBEI HITAM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK YOGURT MURBEI HITAM SKRIPSI OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LAMA PERENDAMAN KEDELAI DAN JENIS ZAT PENGGUMPAL TERHADAP MUTU TAHU ISMED SUHAIDI

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Chemistry In Our Daily Life

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

Puji Agueng Sanjaya dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):47-53, April 2013

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN JAGUNG KUNING HIBRIDA DAN LAMA PENYIMPANAN DINGIN SUSU KEDELAI JAGUNG TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIKNYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DAN NILAI ph SOYGHURT

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

OVERRUN, WAKTU LELEH DAN KESUKAAAN ES KRIM YOGURT SUSU SAPI DENGAN PERSENTASE GULA YANG BERBEDA

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN DINGIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR DENGAN PENAMBAHAN BUBUR STRAWBERRY SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN LAMA PEMYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK SUSU FERMENTASI

PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor Dinas Petemakan Kotamadya Bogor

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS DENGAN PROPORSI MARGARIN DAN KACANG TUNGGAK KUKUS SKRIPSI OLEH : STEPHANNIE

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Transkripsi:

SIFAT KIMIA DAN SINERESIS YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI FULL FAT DAN NON FAT DENGAN MENGGUNAKAN PATI SAGU SEBAGAI PENSTABIL Fadhila Asri Pratiwi Putri 1, Rusdin Rouf 2 dan Eni Purwani 2 1 Alumni Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS 2 Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani, Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta E-mail: fadhilaasripratiwiputri220590@gmail.com Abstract One of the problems in the manufacture of yoghurt made from full fat soy and non-fat is the consistency. To improve the consistency, addition of sago starch therefore applied. The objective of this study is to identify the chemical characteristic and syneresis of yogurt made from full fat soy flour and non-fat with the addition of stabilizer sago starch at various concentrations. The study design used was completely randomized factorial design with 3 treatments with the addition of 1% sago starch stabilizer; 1.5% and 2% of the weight of soy flour. Analysis of statistical data processing used one way ANOVA test and independent t-test. Based on the results of the study, no significant effect found of yoghurt made from non-fat soy flour and full fat sago starch in addition to the ph of yogurt 2% (p<0.05), with the highest ph of soy non-fat yogurt is the addition of sago starch 1,5% (4.25) and the lowest is the addition of sago starch at 1% (4.20). No significant effect of non-fat yogurt and full fat with the addition of sago starch at various concentrations of the stabilizer to the total acidity (p>0.05). No significant effect of non-fat yogurt and full fat with the addition of sago starch at various concentrations of stabilizer to syneresis (p>0.05).there is the influence of the addition of sago starch on ph of yogurt is made from full fat soy flour and non-fat Keywords: Yoghurt, Non Fat Soy,Stabilizers, ph, Acidity, Syneresis. PENDAHULUAN Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu dengan prinsip perlakuan ph dengan penambahan starter bakteri asam laktat. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi yoghurt pada umumnya adalah Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus yang akan memfermentasi susu menjadi susu asam. Derajat keasaman(ph) merupakan salah satu indikator yang penting dalam prinsip pengawetan bahan pangan, hal ini dikarenakan ph Sifat Kimia dan Sineresis Yoghurt yang Dibuat Dari... (Fadhila Asri Pratiwi Putri, dkk.) 145

berkaitan dengan pertumbuhan dan ketahanan hidup mikrobia. Saat ini telah banyak dikembangkan jenis yoghurt, tidak terbatas pada susu sapi sebagai bahan dasar, namun juga dari susu kedelai. Pengembangan produk yoghurt berbasis kedelai ini didasarkan pada peningkatan jumlah konsumen yang memilih bahan pangan yang memberikan efek terhadap kesehatan (Drake, et al, 2000). Yoghurt yang terbuat dari bahan dasar kedelai mempuyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Kelemahannya adalah kacang kedelai mengandung asam fitat tinggi sehingga dapat menghambat penyerapan seng dan zat besi serta bau langu. Pembuatan yoghurt kedelai yang berbahan dasar dari susu kedelai cair memiliki kelemahan, antara lain kurang praktis karena membutuhkan waktu proses yang lama jika dirangkaikan dengan proses pembuatan yoghurt, serta bahan dasarnya yang tidak tahan lama dikarenakan aktivitas air yang tinggi sehingga menjadi media pertumbuhan mikrobia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan pembuatan yoghurt berbahan dasar tepung kedelai. Rauf, et al (2011) telah melaporkan pembuatan yoghurt dengan bahan dasar tepung kedelai. Hasilnya menunjukkan viskositas dan stabilitas yang rendah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kapasitas penyerapan air dari tepung kedelai yang berdampak pada viskositas yoghurt. Kadar lemak yang tinggi dari tepung kedelai diduga menjadi penghambat penyerapan airolehtepung kedelai., yang selanjutnya akan berdampak pada proses gelatinisasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan penelitian pembuatan yoghurt berbahan dasar tepung kedelai tanpa lemak. Upaya peningkatan viskositas dan stabilitas yoghurt adalah dengan penambahan penstabil, seperti pati dan gelatin, yang berfungsi untuk meningkatkan viskositas, memperbaiki struktur gel, meningkatkan kemampuan daya ikat air serta mengurangi risiko terjadinya sineresis. Cole (2001) menyatakan bahwa penggunan pati sagu sebagai bahan penstabil yoghurt dikarenaka.n kandungan amilopektin yang tinggi sekitar 73%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia dan sineresis yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai full fat dan non fat dengan menggunakan pati sagu sebagai penstabil. METODE PENELITIAN Bahan utama yang digunakan adalah kedelai.starter yoghurt yang digunakan berupa Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricusyang diperoleh dari Laboratorium Biologi 146 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 145-152

FKIP UMS.Bahan kimia yang digunakan yaitu NaOH dan hexane. Peralatan yang digunakan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu peralatan untuk pembuatan tepung kedelai, peralatan untuk pembuatan yoghurt dan peralatan untuk analisis. Alatyang digunakan pembuatan tepung, antara lain oven pengering, ayakan dan blender kering. Alatuntuk pembuatan yoghurt antara lain wadah plastik untuk kemasan yoghurt, pengaduk magnet dan oven inkubator. Alat untuk analisis yaitu ph meter, sentrifuge dan timbangan analitik. A. Pembuatan Tepung Kedelai Full Fat Kedelai disortasi kemudian direndam selama 5 jam, dilanjutkan dengan pengukusan selama 15 menit dan dilakukan pelepasan kulit dilanjut dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 70 0 C. Kedelai lepas kulit yang telah kering kemudian dibuat tepung yang lolos ayakan 60 mesh. B. Pembuatan Tepung Kedelai Non Fat Tepung kedelai tanpa lemak dibuat dari tepung kedelai full fat yang menggunakan ekstraksi pelarut. Tepung kedelai diekstraksi dengan suhu 90 0 C selama 4 jam menggunakan larutan Hexana (Soxhlet) dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 70 0 C selama 5 jam. C. Pembuatan Yoghurt Kedelai Prosedur pembuatan yoghurt yaitu 10 gram tepung kedelai didispersikan dalam aquades, kemudian ditambahkan glukosa sebanyak 10 gram dan bahan penstabil pati sagu1%; 1,5% dan 2% dari berat tepung kedelai, diadukhingga homogen menggunakan magnetic stirrer. Pasteurisasi dilakukan dalam air mendidih selama 20 menit dengan suhu 90 0 C. Setelah dingin ditambahkan starter Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus, masing-masing sebanyak 5 %. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. D. Analisis ph, Keasaman Total dan Sineresis Analisis ph yoghurt kedelai diuji menggunakan ph meter. Keasaman total menggunakan metode titrasi NaOH. Sineresis diukur menggunakan metode sentrifugasi, sampel ditimbang dan disentrifugasi (1500 rpm, 20 menit). Cairan dipisahkan dari gel, kemudian ditimbang. Rasio bobot cairan dari yoghurt dikalikan seratus merupakan persentase sineresis. E. Rancangan dan Analisis Statistik Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 3 perlakuan. Perlakuan yoghurt full fat dan non fat dengan penambahan penstabil pati sagu 1%; 1,5% dan 2% dari berat tepung kedelaiyang diuji ph, keasaman total Sifat Kimia dan Sineresis Yoghurt yang Dibuat Dari... (Fadhila Asri Pratiwi Putri, dkk.) 147

dan sineresis. Data dianalisis menggunakan uji anova satu arah untuk menguji antar konsentrasi penstabil dan Independent T-Test untuk menguji antar tepung kedelai full fat dan non fat, dengan taraf signifikan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Derajat Keasaman (ph) Hasil uji One Way Anova yang ditampilkan pada Tabel 1, menunjukkan tidak ada pengaruh yoghurt dari tepung kedelai non fat maupun full fat dengan penambahan pati sagu pada berbagai konsentrasi terhadap ph yoghurt. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai signifikansi p>0,05. Namun berbeda dengan hasil uji t-test, menunjukkan ada pengaruh secara signifikan dari yoghurt yang terbuat dari tepung kedelai non fat dan full fat pada penambahan pati sagu 2% terhadap ph yoghurt. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan (p<0,05). Yoghurt Tabel 1. ph Yoghurt yang Diuji Menggunakan One Way Anova dan T-test ph Pati sagu 1% Pati sagu 1,5% Pati sagu 2% Nilai uji Anova Non fat 4.20 4.25 4.22 0,50 Full fat 4.28 4.17 4.38 0,25 Uji-t 0,58 0,53 0,00 Atherton dan Newlander (1981) menyatakan bahwa penambahan penstabil pada setiap konsentrasi berpengaruh terhadap ph yoghurt yang dihasilkan. Rendahya tingkat penambahan penstabil berakibat menurunnya nilai ph, hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah ion H + yang dikarenakan oleh peningkatan jumlah total asam. Rauf. et al (2011) menyatakan bahwa peningkatan asam total yoghurt tidak selalu sesuai dengan besarnya peningkatan ph. Kondisi ini terjadi dikarenakan asam laktat yang dihasilkan dalam pembuatan yoghurt merupakan asam lemah, yang memberikan efek ph yang kecil. Sumardikan (2007), menyatakan bahwa penggunaan CMC 0,4% dan 0,5% menghasilkan ph yang tidak berbeda nyata. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penambahan CMC pada konsentrasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan aktifitas bakteri asam laktat untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat optimal sehingga asam yang dihasilkan tinggi dan nilai ph akan rendah, begitu juga sebaliknya. 148 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 145-152

B. Keasaman Total Yoghurt dari tepung kedelai non fat dan full fat dengan penambahan penstabil pada berbagai konsentrasi ditampilkan pada Tabel 5 (uji anova), menunjukkan tidak ada pengaruh yoghurtnon fat dan full fat dengan penambahan pati sagu pada berbagai konsentrasi penstabil terhadap keasaman total yang dihasilkan. Hal yang sama diperlihatkan oleh yogurt pada uji t-test, yaitu tidak ada pengaruh keasaman total yang signifikan pada setiap konsentrasi penstabil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan masing-masing p>0,05. Hal ini sesuai dengan Sumardikan (2007) menunjukkan bahwa penstabil termasuk hidrofilik dapat menyerap air pada konsentrasi yang tinggi sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat dikarenakan kurangnya nutrisi. Yoghurt Tabel 2. Keasaman Total Yoghurt yang Diuji menggunakan One Way Anova dan T-test Keasaman Total (mg/ml) Pati Sagu 1% Pati Sagu 1,5% Pati Sagu 2% Nilai uji Anova Non fat 3.33 2.73 2.23 0,21 Full fat 2.90 2.07 1.97 0,45 Uji-t 0,67 0,29 0,52 Penstabil yang bersifat hidrofilik dapat menyerap air pada bahan pangan sehingga ketersedian air sebagai media pertumbuhan mikroorganisme berkurang. Aktifitas air menunjang proses pengedaran nutrisi yang mengakibatkan bakteri asam laktat kekurangan air, nutrisi dan energi untuk memfermentasi laktosa menjadiasam laktat (Spreer, 1998). Ditambahkan oleh Snyder dan Kwon (1987) menyatakan bahwa menurunnya pertumbuhan bakteri yoghurt yang dihasilkan masih memenuhi standart minimum bakteri. C. Sineresis Penggunaan pati sagu pada konsentrasi yang berbeda pada pembuatan yoghurt (Tabel 3), menunjukkan tidak ada pengaruh yoghurt non fat dan full fat dengan penambahan pati sagu pada berbagai konsentrasi penstabil terhadap sineresis yang dihasilkan. Hal yang sama diperlihatkan oleh yoghurt pada uji t-test, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan dari yoghurt yang terbuat dari tepung kedelai full fat dan non fat pada setiap penambahan penstabil pati sagu terhadap sineresis yoghurt. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan p>0,05. Sifat Kimia dan Sineresis Yoghurt yang Dibuat Dari... (Fadhila Asri Pratiwi Putri, dkk.) 149

Yoghurt Tabel 3. Sineresis Yoghurt yang Diuji Menggunakan One Way Anova dan T-test Sineresis Pati sagu 1% Pati sagu 1,5% Pati sagu 2% Nilai uji Anova Non fat 83.95 88.22 79.77 0,62 Full fat 81.95 86.58 74.95 0,39 Uji-t 0,86 0,75 0,56 Fennema (1996) menyatakan semakin tinggi konsentrasi penstabil pati sagu yang ditambahkan, maka sineresis semakin rendah. Bahan penstabil yang bersifat mengurangi sineresis serta sebagai bahan pengikat air dengan cara meningkatkan sifat hidrofilik protein. Ikatan hidrogen antara molekul air dan protein melemah dan pori-pori diantara molekul kasein melonggar, sehingga dapat dilalui oleh air bebas. Sineresis dapat dikurangi dengan cara penambahan penstabil yang digunakan untuk menyerap air. Sumardikan (2007) menyatakan semakin tinggi konsentrasi CMC 0,5% yang digunakan maka sineresis yoghurt akan semakin rendah dibandingkan yoghurt dengan penambahan CMC 0,4%. Bahan penstabil berfungsi untuk meningkatkan viskositas serta mengurangi risiko terhadap sineresis. Sineresis yoghurt mempunyai kemiringan (slope) negatif, artinya bahan semakin tinggi konsentrasi penstabil yang ditambahkan ke dalam yoghurt maka tingkat sineresis yang terjadi semakin rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sineresis yoghurt, antara lain adalah keasaman dan ph, serta daya ikat air. Gelatin mampu membentuk ikatan peptida dengan kasein dan mencegah terjadinya ikatan hidrogen antara kasein dan asam laktat pada suasana asam, dapat menyebabkan menurunnya daya ikat air dan meningkatnya sineresis (Tamime dan Robinson, 1999). Radi dan Amiri (2009) melaporkan bahwa sineresis yoghurt dipengaruhi oleh penambahan konsentrasi penstabil, ditimbulkan oleh kapasitas daya ikat air yang tinggi sehingga dapat menurunkan sineresis. Keogh dan O Kennedy (1998) menyatakan bahwa interaksi gelatin dan lemak dapat menurunkan sineresis yoghurt dikarenakan lemak dalam yoghurt berfungsi sebagai globula yang melapisi protein. Protein dan lemak efektif untuk meningkatkan komponen secara konsisten, dikarenakan lemak susu yoghurt homogen yang berfungsi sebagai globula protein berlapis lemak, sehingga dapat mengurangi sineresis. 150 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 145-152

KESIMPULAN 1. Ada pengaruh pati sagu terhadap ph yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai fullfat dan non fat. Derajat keasaman (ph) tertinggi ditunjukkan yoghurt yang terbuat dari tepung kedelai full fat dengan penambahan pati sagu 2% yakni 4,38. Derajat keasaman (ph) terendah ditunjukkan yoghurt full fat dengan penambahan pati sagu 1,5% yakni 4,17. 2. Tidak ada pengaruh pati sagu terhadap keasaman total yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai fullfat dan non fat. Keasaman total tertinggi ditunjukkan pada yoghurt non fat dengan penambahan pati sagu 1% yakni 3,33 mg/ml. Keasaman total terendah ditunjukkan pada yoghurt full fat dengan penambahan pati sagu 2% yakni 1,97 mg/ml. 3. Tidak ada pengaruh pati sagu terhadap sineresis yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai fullfat dan non fat. Sineresis tertinggi ditunjukkan pada yoghurt non fat dengan penambahan pati sagu 1,5% yakni 88,22%. Sineresis terendah ditunjukkan pada yoghurt full fat dengan penambahan pati sagu 2% yakni 74,95%. DAFTAR PUSTAKA Atherton, H.V and Newlander, J. A. 1981. Chemistry and Dairy Testing. Fourth Edition. Avi Publising Company. Connecticut. Cole, G.B. 2001. Gelatine : It s Properties And It s Application In Dairy Product. Presented at The Dairy Symposium. Gordon Bay. South Africa. Drake, M., Cheng, X., Tamarapu, S., and Leenanon, B. 2000. Soy Protein Fortification Affect Sensory, Chemical and Microbiological Properties of Dairy Yogurt. Journal of Food Science, 65 (7):1244-1247 Fennema, O.R. 1996. Principles of Food Science Part 1. Food Chemistry Incorporation. New York. Keogh, M.K. and O Kennedy, B.T. 1998. Rheology of Stirred Yoghurt as Affected by Added Milk Fat, Protein and Hydrocolloids. Journal of Food Science, 63 (1): 108-112 Radi, M.N. and Amiri, S. 2009. Physicochemical, Textural and Sensory Properties of Low Fat Yogurt Produced by Using Modified Wheat Starch as Fat Replacer. Journal of Applied Sciences, 9 (11): 2194-2197 Sifat Kimia dan Sineresis Yoghurt yang Dibuat Dari... (Fadhila Asri Pratiwi Putri, dkk.) 151

Rauf, R., Widowati, D., dan Widodo, A. 2011. Sifat Fisik dan Kimia Yoghurt yang Dibuat dari Tepung Kedelai. Seminar Nasional Membangun Daya Saing Produk Pangan Berbasis Bahan Baku Lokal. Surakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UNISRI. Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai. Laboratorium Kimia Pangan Faperta. Universitas Widyagama. Malang. Snyder, H. E. and Kwon, T. W. 1987. Soybean Utilization An. Avi Book Published by Van Nostrand Reinhold Company: New York. Spreer, E. 1998. Milk and Dairy Product Technology. Marcell Dekker Inc. New York. Sumardikan. 2007. Penggunaan Carboxymethylcellulose (CMC) terhadap ph, Keasaman, Viskositas, Sineresis dan Mutu Organoleptik. Teknologi peternakan: Malang. Tamime, A. Y. and Robinson, R. K. 1999. Yoghurt Science and Technology. 2nd ed. Woodhead Publishing. Ltd Cambridge. England. 152 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 145-152